Anda di halaman 1dari 51

Di Sampaikan Oleh :

Ns. Sri Supami, S.kep, S.Pd, M.Kes


ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA PADA ANAK DAN REMAJA

I. Masalah Kesehatan Jiwa Anak Dan Remaja Di


Indonesia
 Bahar, dkk (2006): prevalensi
gangguankeswa di Indonesia menurut
hasilstudi adalah 18,5 % (dari 1000
penduduk terdapat sedikitnya 185 penduduk
dengan gangguan keswa atau tiap rumah
tangga terdapat seorang anggota keluarga
yang menderita gangguan jiwa).
 Masalah keswa anak dan remaja
perlu menjadi fokus utama tiap
upaya peningkatan SDM karena
anak merupakan generasi yang
perlu disiapkan sebagai kekuatan
bangsa Indonesia.
 Menurut proporsi penduduk, 40 % dari
total populasi terdiri dari anak dan remaja
berusia 0 – 16 th, 13 % dari jumlah
populasi adalah balita. Ternyata 7 – 14 %
dari populasi anak dan remaja mengalami
gangguan keswa antara lain tunagrahita,
gangguan perilaku, kesulitan belajar,
hiperaktif. Sebanyak 13,5 % balita
merupakan kelompok usia berisiko tinggi
mengalami gangguan perkembangan dan
11,7 % anak pra sekolah berisiko tinggi
mengalami gangguan perilaku.
 Prevalensi gangguan keswa pada anak dan

remaja cenderung akan meningkat sejalan

dengan permasalahan kehidupan dan

kemasyarakatan yang makin kompleks

 Perlu pelayanan keswa yang memadai agar

memungkinkan anak dan remaja mendapat

kesempatan tumbuh kembang semaksimal

mungkin
 Keperawatan sebagai bagian integral dari

sistem kesehatan di Indonesia turut

menentukan dalam menanggulangi masalah

kesehatan jiwa anak dan remaja

 Perawat memberikan pelayanan dan asuhan

keperawatan kepada anak dan remaja dalam

tiap tatanan pelayanan pada masyarakat


II. Pengertian dan Prinsip Tumbuh Kembang
1. Tumbuh kembang terjadi secara teratur dan
berurutan
2. Tumbuh kembang dipengaruhi oleh lingkungan
sosial ekonomi
3. Kecepatan tumbuh kembang spesifik
4. Tumbuh kembang terjadi dengan arah sefalokaudal
dan roksimodistal
5. Tumbuh kembang makin dapat dibedakan
6. Tumbuh kembang makin terintegrasi dan
berkesinambungan
III. Tahap Tumbuh Kembang
1. Neonatus (lahir – 4 minggu)
2. Bayi (1 – 12 bulan)
3. Toddler (1 – 3 tahun)
4. Anak prasekolah (3 – 5 tahun)
5. Usia sekolah (5 – 12 tahun)
6. Masa remaja (12 – 18 tahun)
IV. Keperawatan Jiwa Anak Secara Umum
1. Landasan Teoritis Perkembangan Jiwa
Anak
a. Teori perkembangan psikologis
c. Teori perkembangan kognitif
d. Teori perkembangan bahasa
e. Teori perkembangan moral
f. Teori psikologi ego
Sembilan ketrampilan kompetensi ego yang perlu
dimiliki oleh semua anak untuk menjadi dewasa yang
kompeten menurut Strayhorn (1989 dalam Achir Yani
2009) :
a. Menjalin Hubungan Dekat Yang Penuh Rasa
Percaya
Untuk mengetahui ketrampilan anak, kita perlu
menanyakan pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah anak senang berteman / bergaul ?
2. Apakah anak sering mengganggu teman ?
3. Apakah anak tidak tahu apa yang harus
dikatakan ketika berkenalan dengan seseorang ?
b. Mengatasi perpisahan dan pengambilan
keputusan yang mandiri
Pertanyaan berikut dapat digunakan untuk
mengevaluasi ketrampilan anak :
1. Apakah anak tampak murung atau cemas
ketika tidak bersama ibunya ?
2. Apakah anak tampak menyukainya ?
3. Jika murung, apakah ada yang dapat
dilakukan oleh anak untuk mengatasi
perasaannya ?
c. Membuat keputusan dan mengatasi
konflik interpersonal secara bersama.
Pertanyaan yang dapat diajukan antara lain :
1. Ketika anak mempunyai masalah, apakah
ia dapat memikirkan beberapa cara
penyelesaiannya ?
2. Apakah anak menjadi marah jika tdk
mendapatkan keinginannya ?
3. Apakah orang lain mudah dibuat marah
oleh anak tersebut ?
d. Mengatasi frustasi dan kejadian yang tidak
menyenangkan
Pertanyaan yang dapat diajukan :
1.Apakah anak akan merasa tidak enak jika ia
menyinggung perasaan orang lain ?
2.Apakah anak akan marah jika ada orang yang
tidak menyetujui keinginannya ?
3.Apakah anak akan berhenti bermain jika ia kalah ?
e. Menyatakan perasaan senang dan merasa
senang
Jika ingin mengetahui ketrampilan anak terkait
dengan kemampuan menyatakan perasaan
senang, mk diperlukan informasi mengenai :
1. Apakah anak merasa cemas tentang
keadaan yang akan datang ?
2. Apakah anak tidak suka jika seseorang
mengatakan hal baik tentang dirinya ?
3. Apakah anak merasa senang jika berhasil
melakukan sesuatu ?
F. Mengatasi penundaan kepuasan
Pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk
mengetahui ketrampilan anak :
1. Apakah anak meyakini bahwa setiap
peraturan mempunyai alasan yang dapat
diterimanya ?
2. Apakah sulit bagi anak untuk jujur dan
menganggap bahwa berbohong merupakan
satu - satunya cara yang harusdilakukannya?
g. Bersantai dan bermain

Pertanyaan yang dapat diajukan antara lain :


1. Apakah ada sesuatu yang sangat suka
dilakukan anak ?
2. Bisakah anak dengan mudah menyukai
suatu kegiatan ?
3. Apakah anak senang duduk-duduk dengan
santai memikirkan sesuatu?
h. Proses kognitif melalui kata – kata, simbol
dan citra
Untuk mengetahui ketrampilan kognitif anak
perlu ditanyakan :
1. Apakah anak mengalami kesulitan untuk
menguraikan perasaannya pada orang
lain ?
2. Apakah anak merasa seolah-olah ia tidak
pernah tahu apa yang akan terjadi ?
3. Apakah anak dapat mengidentifikasi
kelebihan yang dimilikinya ?
i. Membina perasaan adaptif tentang arah dan
tujuan yang diinginkan
Pertanyaan untuk menggali ketrampilan anak ini
antara lain :
1. Apakah anak merasa bahwa hidup mereka kelak
akan lebih baik ?
2. Apakah anak tdk tahu apa yg hrs mereka lakukan
jika telah dws ?
3. Apakah anak merasa bersekolah merupakan hal
yang penting dan menganggap sekolah sebagai
sesuatu yang memang harus dilakukan ?
2. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
1. Data demografi
2. Fisik
3. Status mental
4. Riwayat personal dan keluarga

b. Perencanaan
1. Tujuan asuhan keperawatan disusun
dengan kebutuhan anak seperti:modifikasi
penyesuaian sekolah anak, dan
perubahan lingkungan anak
2. Untuk anak yang dirawat di unit
kesehatan jiwa, tujuan umumnya adalah
sbb :
a. Memenuhi kebutuhan emosi anak dan
kebutuhan untuk dihargai
b. Mengurangi ketegangan pada anak dan
kebutuhan untuk berperilaku defensif
c. Membantu anak menjalin hubungan positif
dengan orang lain
d. Membantu mengembangkan identitas diri
anak
e. Memberikan anak kesempatan untuk menjalani
kembali tahapan perkembangan terdahulu yang
belum terselesaikan secara tuntas
f. Membantu berkomunikasi secara efektif
g. Mencegah anak untuk menyakiti dirinya sendiri
maupun orang lain
h. Membantu anak memelihara kesehatan fisiknya
I. Meningkatkan ujicoba realitas yang tetap
c. Implementasi
Berbagai bentuk terapi pada anak dan keluarga dapat
diterapkan, tdd dari :
1). Terapi bermain
Terapi ini mrpk media yang tepat bagi anak untuk
mengekspresikan konflik yang belum terselesaikan,
selain juga berfungsi untuk :
a). Menguasai dan mengasimilasi kembali
pengalaman lalu yang tidak dapat
dikendalikan sebelumnya.
b). Berkomunikasi dgn kebutuhan yang tidak
disadari
c). Berkomunikasi dgn orang lain
d). Menggali & mencoba belajar bagaimana
berhubungan dgn diri sendiri, dunia luar & orang lain.
e). Mencocokkan tuntutan & dorongan dari dlm diri dgn
realitas.

2). Terapi keluarga

3). Terapi kelompok


Terapi ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan
uji realitas, mengendalikan implus (dorongan internal),
meningkatkan harga diri, memfasilitasi pertumbuhan,
kematangan & keterampilan sosial anak

4). Psikofarmakologi
5). Terapi individu
Hubungan antara anak dengan therapist memberikan
kesempatan pada anak untuk mendapatkan
pengalaman mengenai hubungan positif dengan
orang dewasa dengan penuh kasih sayang & uji
realitas.

6). Pendidikan pada orang tua

7). Terapi lingkungan


Konsep terapi lingkungan dilandaskan pada kejadian
dalam kehidupan sehari-hari yg dialami anak.
Lingkungan yang aman & kegiatan yang teratur &
terprogram, memungkinkan anak untuk mencapai
tugas terapeutik dari rencana penyembuhan dengan
berfokus pada modifikasi perilaku.
d. Evaluasi
Aspek yang perlu dievaluasi adalah :
1. Keefektifan intervensi penanggulangan perilaku.
2. Kemampuan untuk berhubungan dengan teman
sebaya, orang dewasa dan orangtua secara
wajar.
3. Kemampuan untuk melakukan asuhan mandiri
4. Kemampuan untuk menggunakan kegiatan
program sebagai reaksi dan proses belajar
5. Respons terhadap peraturan dan rutinitas
6. Status mental secara menyeluruh
7. Koordinasi dan rencana pemulangan
V. Keperawatan Jiwa Pada Anak Teraniaya
- Penganiayaan terhadap anak berupa
penganiayaan fisik, verbal & emosional
- Chambell dan Humphrey (1984 dalam Achir Yani
2009) mendefinisikan anak teraniaya sebagai
berikut :
“ .. Setiap tindakan yang mencelakakan atau
dapat mengganggu kesehatan & kesejahteraan
anak yang dilakukan oleh orang yang seharusnya
bertanggung jawab terhadap kesehatan &
kesejahteraan anak tersebut. “
- Perawat berperan penting dalam
mengidentifikasi & menemukan kasus teraniaya
& terlantar
1. Landasan Teoritis Tindak Kekerasan pada Anak
 Kerangka kerja keperawatan tentang anak teraniaya
& terlantar merupakan fenomena multifaktor yang
melibatkan orang tua, keluarga, budaya, anak dan
stress dalam rentang mulai dari perilaku normal
& penuh kasih sayang sampai tindak penganiayaan
& penelantaran (Milor, 1981dalam Achiryani 2005)

 Korban penganiayaan biasanya mempunyai


karakteristik yang sama. Korban biasanya sangat
tergantung dan tidak berdaya
 Tindak kekerasan umumnya diteruskan dari generasi
sebelumnya ke generasi berikutnya.
Schneider, Pollock, dan Helfer (1972 dalam Achir Yani,
2009 ) melaporkan bahwa orangtua penganiaya pada
masa kecilnya pernah mengalami hukuman fisik yang
berat, mengalami ansietas yang lebih tinggi dalam
mengatasi permasalahan anak mereka, dan lebih peka
terhadap kritik dan isolasi sosial begitu pula mempunyai
harapan yang tinggi terhadap anak mereka.

 Biasanya anak memepersiapkan dirinya sebagai anak


yang nakal dan menimbulkan kesulitan.hal ini
mungkin disebabkan oleh sikap negatif orang tua
terhadap anaknya atau karena pengetahuan tentang
perkembangan anak yang sangat terbatas.
2. Proses Keperawatan
A. Pengkajian
- Wawancara terpisah yang dilakukan pada saat
pengkajian memerlukan ketenangan dan privacy.
- Perawat perlu tegas dengan nada suara
terkendali dan tidak bersikap mengancam.
- Kerjasama yang baik dengan orang tua akan
menguntungkan proses pemulihan anak.
- Perawat perlu mengantisipasi sikap orang tua
yang bermusuhan dan menyadari bagaimanapun
juga anak akan tetap mencintai dan tergantung
pada orang tuanya, walaupun ia telah dianiaya.
- Menurut Beck, Rawlins & Williams (1984 dalam
Achir Yani, 2009),pengkajian meliputi dimensi
fisik, emosional, intelektual, sosial, dan spiritual.
- Tujuan berikutnya yaitu mengakhiri trauma
akibat penganiayaan orang tua.
- Perawat perlu hati-hati ketika menentukan
tujuan yang ingin dicapai.
Dalam menentukan kriteria keberhasilan
diperlukan kecermatan.
B. Diagnosa keperawatan yang biasa diterapkan
pada anak teraniaya dan terlantar antara lain :
1. Perubahan rasa nyaman berkaitan dengan luka
sundutan rokok
2. Potensi terhadap cedera karena di usir
3. Gangguan konsep diri berkaitan dengan
penganiayaan
4. Perubahan keadaan gizi karena penelantaran
5. Penyelesaian masalah yang tidak efektif karena
tingkat stress yang tinggi
C. Perencanaan
Tujuan jangka panjang adalah membina lingkungan
yang aman bagi anak. Tujuan berikutnya yaitu
mengakhiri trauma akibat panganiayaan orang tua.
Dalam menentukan kriteria keberhasilan, diperlukan
kecermatan
D. Implementasi
- Peran utama perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan dan melindungi anak, tanpa
mengesampingkan keluarga. Empati dan
kematangan jiwa perawat sangat diperlukan dalam
memberikan asuhan keperawatan, komunikasi harus
tetap terbuka bagi anak, keluarga dan tenaga
kesehatan lainya.
- Implementasi meliputi tindakan terhadap
dimensi fisik, emosional, sosial, spiritual.

E. Evaluasi
- Indikator keberhasilan disusun dengan
menggunakan istilah yang dapat diukur.
VI. Keperawatan Jiwa pada Anak Tunagrahita
 Angka anak dengan Tunagrahita dilaporkan cukup tinggi di
Indonesia, disamping hanya terdapat 162 institusi & fasilitas
pendidikan luar biasa bagi penyandang Tunagrahita
 Sebagian besar fasilitas terdapat di kota besar
 Keterbatasan finansial, kekhawatiran akan masa depan,
stigma, & masalah lain turut menambah kompleks masalah
yang dihadapi penyandang Tunagrahita & keluarganya
(Achir Yani, 2009)
 Peran Perawat sangat diperlukan dalam usaha penanganan
masalah anak Tunagrahita & keluarganya terutama melalui
kegiatan preventif termasuk promosi kesehatan & juga
asuhan keperawatan langsung terhadap anak Tunagrahita
1. Pengertian Tunagrahita

American Association of Mental Deficiency (AAMD)


mendefinisikan Tunagrahita sbb: “Keterbelakangan
mental dengan signifikan secara rata-rata, fungsi
intelektual umumnya terjadi bersamaan dengan defisit
dalam perilaku adaptif dan diwujudkan selama periode
perkembangan, periode perkembangan hingga usia
18 tahun.” (Mott, James, & Sperhac, 1990 dalam Achir
Yani, 2009)
Tunagrahita dibagi atas 4 kategori berdasarkan
IQ anak (lihat tabel)
Tabel Tingkat Keparahan Tunagrahita

Tingkat Keparahan Skor Test IQ


Ringan 50-55 sampai 70
Sedang 35-40 sampai 50-55
Berat 20-25 sampai 35-40
Sangat Berat Dibawah 20-25
2. Etiologi Tunagrahita
Tabel Etiologi Tunagrahita
Prenatal Perinatal Postnatal
Abnormalitas Asfiksia Perdarahan
kromosom Hipoksia Intraventrikular
Hidrosefalus kongenital Iskemia Kernikterus
Gangguan endokrin Infeksi Malnutrisi
Radiasi dosis tinggi Prematur Meningitis
Malnutrisi Kejang neonatal
Infeksi maternal Kebutuhan emosional
Gangguan metabolisme yang terabaikan
Neural tube deffects
Hiperbilirubinemia
berat
3. Peran Perawat dalam Upaya Pencegahan
Tunagrahita
a. Prevensi Primer
Contoh :
1) Program imunisasi & program anak sehat
2) Mengurangi kemungkinan bagi bumil berisiko tinggi
(anemia, DM, dll)

b. Prevensi sekunder
1) Mengkaji risiko, kebut & masalah pada anak &
keluarga merupakan proses yang berlangsung
terus menerus selama masa perkembangan
anak.
2) Tujuan pengkajian : Untuk mengidentifikasi gangguan
perkembangan yang mungkin telah terjadi & tanda-
tanda pada anak yang berisiko terjadi gangguan
perkembangan
c. Promosi kesehatan
1) Memberikan pend kesehatan pada orang tua & anak
2) 4 Hal utama yang harus diperhatikan saat pend
kesehatan pada anak tunagrahita ringan :
a) Menggunakan stimulus ringan
b) Memberikan pengarahan yang nyata agar anak
dapat mengikuti
c) Memberikan kesempatan untuk mengambil
keputusan
d) Mengajarkan anak untuk memilih alternatif ketika
mengambil keputusan
4. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
1) Riwayat kesehatan
2) Riwayat penyakit
3) Riwayat perkembangan personal & sosial
4) Perkembangan kognitif
5) Keterampilan berbahasa
6) Perkembangan motorik & sensorik
7) Lingkungan tempat tinggal & belajar
b.Perencanaan
1) Perencanaan bersifat individual
2) Rencana keperawatan harus berdasarkan
informasi sebagai berikut :
#Latar belakang informasi
# Kebutuhan anak
# Tujuan anak – keperawatan
# Batu loncatan
# Rujukan keperawatan
c. Implementasi
1) Lingkungan terstruktur
2) Anak perlu dipisahkan dari lingkungan yang
perlu banyak stimulus / gangguan
3) Instruksi yang sederhana & bertahap
4) Sentuhan, kontak mata, pujian
5) Beri kesempatan untuk mempraktekkan tugas /
keterampilan

d. Evaluasi
Membandingkan data dasar tentang tingkat
perkembangan & keadaan kesehatan anak
dengan tujuan keperawatan yang dicapai.
5. Dukungan terhadap keluarga
a. Tujuan intervensi keperawatan : membantu anggota
keluarga untuk menjalani proses berduka
sehingga mereka dapat menerima & beradaptasi
dengan kondisi anak.
b.Perawat harus memberi dukungan & penuh
pengertian, memberi kesempatan pada orang
tua untuk bertanya, peka terhadap kebut emosional
orang tua & memberikan dukungan yang tepat
kepada mereka.
VII. Keperawaan Jiwa pada Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke masa dewasa
Batasan remaja :
- Usia remaja antara 12 – 18 tahun (Haber at
al, 1987 dalam Acher Yani, 2009)
- Usia remaja antara 12 – 20 tahun (Wilson &
Kneils, 1988 dalam Achir Yani 2009)

1. Landasan teoritis keperawatan jiwa pada


remaja
a. Teori perkembangan
b. Teori interaksi humanistik
1. Perawat perlu mengintegrasikan prinsip-prinsip
interaksi humanistik dalam pengkajian dan asuhan
keperawatan untuk mengembangkan hubungan rasa
percaya dengan remaja
2. Perawat perlu memperhatikan dampak tahapan
perkembangan, faktor sosial budaya, pengaruh
keluarga dan konflik psikodinamika yg dimanifestasikan
melalui perilaku remaja
Contoh pertanyaan :
1. Apa arti perilaku / masalah ini bagi remaja ?
2. Bagaimana perubahan ini mempengaruhi remaja
dan hub dengan oranglain ?
3. Apa tujuan yang dimiliki remaja dalam waktu dekat
dan yang akan datang ?
2. Proses keperawatan
a. Pengkajian
1. Pengumpulan data meliputi observasi dan
interpretasi pola perilaku, mencangkup
informasi, antara lain :
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. Keadaan biofisik
c. Keadaan emosi
d. Pola penyelesaian masalah
e. Pola interaksi
2. Dalam berkomunikasi dengan remaja, perawat
harus mengerti bahwa :
a. Perasaan dan konflik cenderung diekspresikan
melalui perilaku kasar daripada secara verbal
b. Remaja mempunyai bahasa mereka sendiri
c. Kata-kata kotor sering diucapkan oleh remaja,
terutama remaja yang sangat terganggu
d. Banyak data yang diperoleh hanya dengan
mengamati perilaku remaja, cara berpakaian,
dan lingkungannya
b. Perencanaan dan Implementasi
1. Masalah utama yang biasa dialami remaja berkaitan
dengan : perilaku seksual, keinginan untuk bunuh diri,
keinginan untuk lari dari rumah, perilaku anti sosial,
perilaku mengancam, keterlibatan narkoba, masalah
diit, takut sekolah, hopochondriasis.
2. Langkah pertama dalam merencanakan asuhan
keperawatan : mengidentifikasi respon maladaptif
dan menentukan msalah berdasarkan perilaku
remaja
3. Menentukan tujuan jangka pendek berdasarkan
respon maladaptif dengan memperhatikan
kekuatan yang dimiliki remaja, dan juga tujuan
jangka panjang
Implementasi kegiatan perawat meliputi :
1. Pendidikan pada remaja dan orang tua
2. Terapi keluarga
3. Terapi kelompok
4. Terapi individu

c. Evaluasi
1. Proses penyembuhan biasanya berjalan l
ambat, namun perawat tetap perlu mengawasi
kemajuan yang dialami remaja, membantu remaja
untuk melihat perbaikan yang telah dicapai
2. Kriteria keberhasilan dapat dipakai untuk mengukur
efektifitas intervensi keperawatan
VIII. Kesimpulan
1. Asuhan keperawatan jiwa pada anak dan remaja
memerlukan kepekaan dan keterampilan
2. Perawat perlu memahami setiap tumbuh kembang
anak dan remaja, tingkat keterampilan
kompetensi anak, pengetahuan tentang dampak
konflik yang tidak terselesaikan pada tahapan
sebelumnya
3. Proses keperawatan dilakukan secara sistematis
dan meyeluruh dengan melibatkan anak remaja,
orang tua, dan orang lain yang berkepentingan
4. Proses keperawatan dapat diterapkan pada tiap
tatanan pelayanan kesehatan, baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai