Anda di halaman 1dari 26

DEMENTIA PSIKOTIK

LATAR BELAKANG

Menurut World Health Menurut WHO, penduduk


organization (WHO), lansia dibagi atas; usia
demensia adalah sindroma pertengahan (middle age) :
klinis yang meliputi hilangnya 45-69 tahun, usia lanjut
fungsi intelektual dan memori (elderly) : 60-74 tahun, tua
yang sedemikian berat (old) : 75-90 tahun, dan usia
sehingga menyebabkan sangat tua (very old) : lebih
disfungsi hidup sehari-hari. dari 90 tahun.
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI DEMENSIA
Demensia adalah suatu sindrom akibat
penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat kronik-
progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal
yang multiple, termasuk didalamnya: daya ingat, daya
pikir, orientasi, daya tangkap, berhitung, kemampuan
belajar, berbahasa dan daya nilai.
EPIDEMIOLOGI

Data dari BAPPENAS 2013, angka harapan hidup di


Indonesia (laki-laki dan perempuan) naik dari 70,1 tahun
pada periode 2010-2015 menjadi 72,2 tahun pada
periode 2030-2035. Jumlah penduduk berusia 65 tahun
ke atas akan meningkat dari 5,0 % menjadi 10,8 % pada
tahun 2035.
KRITERIA DIAGNOSIS

1 Gambaran dasar gangguan


fungsi kognitif multipel

2 Hendaya/ gangguan memori / daya ingat & paling sedikit 1 (satu) dari
berikut ini :
 Aphasia, apraxia, agnosia, atau
 Gangguan dalam fungsi eksekutif (kemampuan untuk berpikir
abstrak dan merencanakan, memulai, mengurutkan, memonitor,
dan menghentikan perilaku yang kompleks).
3 Defisit kognitif harus cukup berat sehingga menyebabkan
hendaya dalam fungsi pekerjaan dan sosial.

4 Dan harus menunjukkan penurunan dari taraf fungsi sebelumnya.


BPSD (Behavioral & Psychological Symptoms of Dementia)

DEFINISI
Menurut Asosiasi Psychogeriatri Internasional, BPSD
adalah gejala gangguan persepsi, proses pikir, suasana
perasaan dan perilaku yang sering terjadi pada pasien
demensia.
Faktor-Faktor yang Berperan dalam BPSD

1. Proses neurodegeneratif secara progresif dari sel sel otak khususnya di


daerah sistem limbik dan neokortek.
2. Kondisi medik tertentu seperti nyeri kronis, dispepsia, konstipasi,
disuria, sering membuat pasien demensia gelisah dan menjadi agresif
karena ketidakmampuan mengutarakan keluhannya.
3. Faktor Psikososial & Lingkungan Hendaya fungsi kognitif pada
pasien Demensia disertai defisit sensorimotor akibat proses menua,
menumbuhkan rasa tidak aman, kekuatiran berlebih terhadap
kehidupan sehari hari.
Tanda dan Gejala

1. Gejala Perilaku pada Demensia

 Disinhibisi
 Agitasi
 Wandering
 Reaksi Ledakan Amarah / Katastrofik
Tanda dan Gejala

2. Gejala Psikologis pada Demensia

A. Gejala Mood
 Depresi
 Apati
 Kecemasan
Tanda dan Gejala

2. Gejala Psikologis pada Demensia


B. Gejala Psikotik
 Waham
 Manifestasi psikosis mencakup gejala
positif (waham, halusinasi, gangguan
komunikasi, aktivitas motorik yang
abnormal) dan gejala negatif
 Halusinasi
 Misidentifikasi
 Intervensi Perilaku (Behavioral)
 Mengenali gejala gejala psikologik dan perilaku yang akan
menjadi target terapi.
 Mengenali situasi dan kondisi khusus yang dapat
mencetuskan respons perilaku tertentu.
 Mengevaluasi secara berkala perubahan respons perilaku
terhadap situasi tertentu. Membantu keluarga/care giver untuk
mengatasi tekanan psikososial yang mereka alami dalam
merawat pasien BPSD.
 Sikap tenang, bujukan ramah dan sentuhan lembut penuh
kesabaran merupakan cara yang efektif dalam mengatasi
pasien yang agresif.
 Sikap mengancam, konfrontatif, adu argumen, sebaiknya
dihindarkan, karena akan menimbulkan perasaan tidak aman
dan membuat pasien bertambah agresif 9.
 Aktifitas fisik seperti jalan pagi atau senam rutin bermanfaat
mengurangi perilaku agresif 9.
 Perilaku wandering dapat terjadi oleh berbagai alasan, seperti;
kebosanan, kesendirian, atau bahkan karena efek samping
obat, misalnya, akatisia.
 Terapi aktifitas seperti jalan jalan sore, olah raga ringan,
mengurangi kecenderungan wandering9
 Memberikan ruang yang cukup untuk pasien bergerak
diseputar ruangan dengan diberikan pengaman dan pintu yang
terkunci.
 Memberikan tanda pengenal yang dilekatkan pada pakaian
pasien sehingga apabila tersesat dapat dikenali.
 Beberapa terapi lain yang dianggap efektif untuk mengatasi
perilaku agitasi, wandering, dan disinhibisi adalah; aroma
terapi, terapi musik, terapi pemijatan, reminescene groups
therapy, light exposure therapy, dll.
A Farmakologi

 Terapi farmakologi biasanya diterapkan pada BPSD sedang sampai


berat, dan diberikan bersama sama dengan intervensi perilaku
ataupun pendekatan psikososial lainnya
 Terapi farmakologi pada umumnya mendasarkan pada alasan target
gejala yang menjadi sasaran kerja obat, yaitu: Antipsikotik,
Antidepresan, Antiansietas, mood stabilizer, hipnotik sedative
 Obat anti demensia yaitu obat obat anticholinesterase inhibitor juga
bermanfaat untuk mengendalikan BPSD
 Kombinasi anticholinesterase dengan obat antipsikotik secara
efektif mengatasi gejala gejala psikotik dan perilaku disruptif
Obat-obat yang Diberikan pada Demensia

 Anticholinesterase Inhibitor
 Target gejala: Gangguan fungsi kognitif (memori,
orientasi, fungsi eksekutif), BPSD (apatis, depresi,
disinhibisi, ansietas)
 Donepezil : selective Ache Inhibitor
 Galantamin : selective Ache Inhibitor
 Rivastigmin: dual action Ache & Buche Inhibitor
 NMDA Receptor Antagonism : Memantine
 Antioksidan & Vitamin
 Asam folat
 Vitamin E
 Psikofarmaka sesuai target gejala
 Antipsikotik, antidepresan, antianxietas
BAB III
LAPORAN KASUS

1. Identitas Pasien

• Tanggal : 14-11-2019
• Nama Pasien : Ny. S
• Umur : 48 th
• No RM : 196346
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama :
b. Riwayat penyakit Sekarang :
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat psikiatri :
• Riwayat Penyakit medis :
• Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan psikotropika :
3. Status Mental
a. Deskripsi umum
• Penampilan :
• Perilaku dan aktivitas motorik :
• Sikap :

b. Mood dan Afek


• Mood :
• Afek :
• Keserasian :

c. Pembicaraan
• Bicara :
• Volume :
• Artikulasi :
4. Gangguan persepsi
• Depersonalisasi :
• Derealisasi :
• Ilusi :
• Halusinasi :

5. Pikiran
• Isi pikiran :
• Proses pikiran :

6. Sensorik dan kognitif


• Kesadaran :
• Orientaasi tempat :
• Orientasi waktu :
• Orientasi orang :
7. Daya ingat
• Jangka panjang :
• Jangka sedang :
• Jangka pendek :

8. Daya nilai dan tilikan


• Daya nilai sosial :
• Daya nilai realita :
• Tilikan :
9. Diagnosis Multiaxal
• Axis I :
• Axis II :
• Axis III :
• Axis IV :
• Axis V :
10. Penatalaksaan

11. Prognosis
KESIMPULAN

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai