Anda di halaman 1dari 62

PENERAPAN SAK ETAP BAGI BPR

Hello!
MADE YUVI ADRIANA NUGRAHA NI KOMANG SRI CRISTI OKTA DEWI

1707531112 1707531149

KADEK ASRI DAMAYANI


1707531134

IDA AYU SINTA MAHADEWI NI MADE AYU CANDRA DEWI


1707531151 1707531157
3

SUB BAHASAN

01 Pengertian BPR 02 SAK-ETAP

03 Perbedaan SFAS-SAK 04 Laporan


secara umum Keuangan BPR

Pedoman
05 Kinerja Perbankan 06 Akuntansi BPR
Apa itu
Bank Perkreditan
Rakyat?

Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan


Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan. Bank Perkreditan
Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkn prinsip syariah yang dalam kegiatannnya
tidak memberikan jasa dalam dalam lalu lintas pembayaran.
5

Wewenang untuk mengawasi


Otoritas untuk memberikan
1 3 Yaitu wewenang untuk
izin (hak untuk lisensi)
mengawasi bank melalui
Yaitu wewenang untuk
menentukan prosedur perizinan Pengaturan pengawasan langsung dan
supervisi tidak langsung
dan pendirian bank. dan
Pengawasan
Otoritas untuk mengatur Wewenang untuk
Bank Rakyat menjatuhkan sanksi untuk
(hak untuk mengatur)
Yaitu wewenang untuk 2 4 menjatuhkan
menentukan ketentuan Yaitu otoritas untuk
mengenai aspek kegiatan menjatuhkan sanksi sesuai
usaha dan perbankan. dengan ketentuan hukum
kepada bank
Kegiatan Bisnis Bank Perkreditan
6

Rakyat
Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat
menurut Kasmir (2003) meliputi :

Mengumpulkan dana dari publik dalam bentuk deposito berjangka

Memberikan Kredit

Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah

Menempatkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia


7

Kegiatan Bisnis Bank Perkreditan Rakyat


Kegiatan bisnis yang tidak dapat dilakukan Bank Perkreditan
Rakyat menurut Kasmir (2003) meliputi:
Menerima setoran dalam bentuk setoran giro dan berpartisipasi dalam lalu
lintas pembayaran
Melakukan kegiatan bisnis dalam mata uang asing kecuali sebagai pedagang
valuta asing (dengan izin dari Bank Indonesia)

Melakukan partisipasi ekuitas

Melakukan bisnis asuransi

Melakukan bisnis di luar aktivitas bisnis yang disebutkan sebelumnya


2. SAK ETAP
Standar Akuntansi
� SAK ETAP adalah standar
akuntansi keuangan yang
digunakan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik
 SAK-ETAP disusun dengan


Keuangan adalah pedoman mengadopsi IFRS for SME dengan
dasar untuk persiapan dan modifikasi sesuai kondisi di Indonesia
penyajian laporan dan dibuat lebih ringkas.
keuangan untuk  SAK ETAP masih memerlukan
perusahaan dan unit professional judgement namun tidak
ekonomi lainnya yang sebanyak untuk PSAK – IFRS.
 Dalam beberapa hal tidak ada
sangat penting sehingga perubahan signifikan dibandingkan
laporan keuangan lebih dengan PSAK lama: contoh PSAK 16
bermanfaat, dapat (1994). Namun ada beberapa hal
dimengerti, sebanding, dan yang dimodifikasi dari IFRS/IAS.
tidak menyesatkan.
9

MENGAPA PERLU SAK – ETAP?


▫ PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah kecil


mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
▫ PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50 dan
PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun implementasinya
tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi).
▫ PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan
banyak professional judgement.
▫ PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat
▫ PSAK – IFRS sangat dinamis dan sering berubah
▫ SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP)
10

Prinsip Pengakuan
Prinsip Pengakuan SAK
SAK
Manfaat SAK
Manfaat SAK ETAP
ETAP
ETAP
ETAP
▫ Aset diakui jika manfaat ekonomi ▫ Diharapkan dengan SAK ETAP,
masa depan kemungkinan akan perusahaan kecil dan menengah
mengalir ke entitas dan nilainya dapat akan dapat menyiapkan laporan
diukur dengan andal. keuangan mereka sendiri.
▫ Kewajiban diakui jika besar ▫ Lebih sederhana daripada PSAK-
kemungkinan entitas harus IFRS sehingga lebih mudah untuk
mentransfer sumber daya di masa diterapkan
depan karena peristiwa masa lalu dan ▫ Tetap memberikan informasi yang
nilainya dapat diukur dengan andal. dapat diandalkan dalam
▫ Pengakuan pendapatan dan beban menyajikan laporan keuangan.
sebagai akibat langsung dari
pengakuan aset dan liabilitas.
11

ISI SAK-ETAP
BAB ISI BAB ISI
1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud
2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewa
3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi
4 Neraca 19 Ekuitas
5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan
6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman
7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset
8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja
9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan 24 Pajak Penghasilan
Akuntansi dan Koreksi Kesalahan
10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam
11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas 27 Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan
Anak
13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa
14 Propoerti Investasi 29 Ketentuan Transisi
15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif
Daftar Istilah
Ruang lingkup
12

SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh


Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP),
yaitu entitas yang:


 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan;
dan BPR diklasifikan sebagai
bank, mengapa bisa
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
menggunakan SAK ETAP?
umum bagi pengguna eksternal
Surat Edaran No.11 / 37 / DKBU
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan: mengenai penentuan
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, penggunaan Standar Akuntansi
atau sedang dalam proses pengajuan Entitas Keuangan Tanpa
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau Akuntabilitas Publik untuk BPR
regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di
pasar modal; atau
 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai
fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau
pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan
bank investasi.
13
Perbedaan Pokok
Perbedaan Pokok SAK
SAK
ETAP dengan
ETAP dengan SAK
SAK IFRS
IFRS
▫ PSAK ETAP tidak menggatur pajak
tangguhan,
▫ PSAK ETAP hanya menggunkan
metoda tidak langusng untuk
laporan arus kas,
▫ PSAK ETAP menggunakan model
biaya untuk investasi asosiasi dan
menggunakan metoda ekuitas untuk
anak perusahaan,
▫ PSAK ETAP tidak secara penuh
menggunakan PSAK 50/55,
▫ PSAK ETAP hanya menggunakan
model biaya untuk asset tetap,
asset tidak berwujud, dan property
investasi, dan tidak boleh
menggunakan model revaluasi.
Perbedaan dalam
presentasi dan
perlakuan akuntansi
sebelum dan sesudah
implementasi
15

Sebelum
Elemen penerapan SAK Setelah


ETAP (PSAK 31)
Uang tunai rupiah Yang mencakup Rupiah dan mata
/ mata uang asing mata uang rupiah uang asing yang
dan valuta asing ditarik dari
yang ditarik dari peredaran tidak
peredaran dan berlaku sebagai
yang masih alat pembayaran
dalam masa yang sah
tenggang untuk sehingga mereka
pertukaran direklasifikasi ke
aset lain
16

Sebelum
Elemen penerapan SAK Setelah


ETAP (PSAK 31)
Aset / uang Aset / uang Uang tunai
tunai dalam tunai dalam dalam
mata uang mata uang perubahan
asing asing mata uang
asing dalam
nama akun
17

Sebelum
Elemen penerapan SAK Setelah


ETAP (PSAK 31)
Sertifikat bank Klasifikasi SBI : Klasifikasi SBI :
indonesia (SBI)
1. Dimiliki hingga 1. Dimiliki hingga
jatuh tempo jatuh tempo
2. Diperdagangk 2. Tersedia untuk
an (trading) dijual
3. Tersedia untuk 3. Sbi bukan
dijual untuk
perdagangan
18

Sebelum
Elemen penerapan SAK Setelah


ETAP (PSAK 31)
Pendapatan Pendapatan Bunga yang
bunga yang akan bunga yang akan diterima disajikan
diterima diterima dicatat dalam pos
dalam terpisah karena
pendapatan lain- digunakan untuk
lain menggambarkan
tagihan bunga
yang merupakan
kegiatan utama
bank kredit
pedesaan
19

Sebelum penerapan
Elemen SAK ETAP (PSAK Setelah
31)
Kredit
diberikan


• Kredit awal =
kredit pokok
• Kredit awal =
kredit pokok,
ketentuan +
Berdasarkan biaya transaksi
prinsip •
materialitas dan Biaya transaksi
manfaat, biaya dan biaya
provisi dan garis lurus
transaksi dapat diamortisasi
diamortisasi
secara garis lurus
20

Sebelum
Elemen penerapan SAK Setelah


ETAP (PSAK 31)
Tabungan Beban bunga Beban bunga yang
diakui sesuai diakui termasuk biaya
dengan transaksi dapat dikaitkan
perhitungan secara langsung. Biaya
tingkat bunga transaksi yang dapat
(kontraktual) diatribusikan secara
langsung adalah biaya
deposito berjangka
tertentu. Ini sesuai
dengan prinsip biaya
historis
21

Sebelum
Elemen penerapan SAK Setelah
ETAP (PSAK 31)
Pinjaman
diterima “
• Pinjaman yang • Pinjaman diterima
diterima diakui
dengan nilai
diakui pada nilai
pokok ditambah
nominal biaya transaksi yang
• dapat diatribusikan
Biaya transaksi •
diakui sebagai Biaya transaksi yang
beban internal dapat diatribusikan
periode berjalan dengan diamortisasi
dalam garis lurus
dan diakui sebagai
beban bunga
22

Sebelum
Elemen penerapan SAK Setelah
ETAP (PSAK 31)
Kewajiba
n imbalan
kerja

Tidak ada yang
mengatur tentang
kewajiban imbalan
Mencatat tanggung
jawab atas imbalan kerja
menurut hukum
kerja hukum berlaku dan
disajikan sebagai posisi
terpisah
untuk mengklarifikasi
rekaman (dalam praktik
sebelumnya dicatat
dalam kewajiban lain)
23

Sebelum penerapan
Elemen Setelah
SAK ETAP (PSAK 31)

Beban
bunga

Beban bunga diakui Beban bunga
sebagai beban pada termasuk dalam
periode berjalan biaya amortisasi
dan biaya
tabungan yang
dapat langsung
diatribusikan
24

Sebelum penerapan
Elemen Setelah
SAK ETAP (PSAK 31)

modal kembali saham



Sumbangan Modal diperoleh Sumbangan dari
pemilik bank desa
doantion termasuk dalam bentuk
perbedaan antara nilai data atau aset
tercatat pada harga jual lain termasuk
jika saham tersebut pengembangan
dijual saham pemilik
25
LAPORAN KEUANGAN BPR
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi
keuangan perusahaan saat ini atau dalam periode tertentu.
Laporan keuangan bank membahas kondisi keuangan bank
secara keseluruhan. Dari laporan keuangan itu, akan terbaca
bagaimana kondisi aktual bank, termasuk kelemahan dan
kekuatannya.
Ketentuan Umum dalam Laporan Keuangan BPR

• Tujuan laporan keuangan • Tanggung jawab atas laporan keuangan


• Komponen laporan keuangan • Mata Uang Pelaporan
• Bahasa laporan keuangan • Kebijakan Akuntansi
Tujuan laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi


tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas,
dan informasi lain yang berguna bagi pengguna laporan untuk
membuat keputusan ekonomi dan menunjukkan tanggung
jawab manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Keterbatasan Laporan Keuangan
27

Menurut Kasmir (2008) Laporan keuangan yang


disusun memiliki batasan tertentu, yaitu:

1. Historis, yang menunjukkan transaksi dan peristiwa masa lalu


2. Umum, baik dari sifat informasi maupun manfaatnya bagi
pengguna. Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak-
pihak tertentu tidak dapat dipenuhi secara langsung hanya dari
laporan keuangan.
3. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan perkiraan
Keterbatasan Laporan Keuangan
28

Menurut Kasmir (2008) Laporan keuangan yang


disusun memiliki batasan tertentu, yaitu:
4. Gunakan pertimbangan materialitas
5. Lebih menekankan pada presentasi transaksi dan acara sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukum
6. Adanya berbagai metode akuntansi alternatif yang digunakan
menyebabkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomi
dan tingkat kinerja di antara BPR.
KINERJA
PERBANKAN
Menurut Kasmir (2003) kinerja Pada dasarnya kinerja dinilai
keuangan suatu bank adalah suatu dengan pendekatan kuantitatif
pencapaian yang dicapai dalam melalui penilaian faktor modal,
periode tertentu yang kualitas aset produktif,
mencerminkan kesehatan suatu manajemen, probabilitas,
bank. likuiditas, dan sensitivitas
Untuk mengetahui kondisi keuangan terhadap risiko pasar. Kesehatan
suatu bank dapat dilihat dari laporan atau kondisi keuangan bank
keuangan yang disajikan oleh bank adalah untuk kepentingan
secara berkala. semua pihak yang terkait,
Kinerja bank adalah ukuran pemilik, manajer (manajemen)
keberhasilan reaksi bank serta bank, pengguna layanan bank,
pedoman untuk apa yang perlu Bank Indonesia sebagai otoritas
ditingkatkan dan bagaimana cara pengawas bank dan pihak lain.
30

Mengenai analisis kinerja Perhitungan Kinerja


keuangan bank berisi Keuangan
beberapa tujuan, yaitu: Pengukuran menggunakan rasio
▫ Untuk mengetahui keberhasilan mengenai kinerja keuangan BPR.
manajemen keuangan bank, Dalam hal ini, dapat menggunakan
terutama kondisi likuiditas, rasio pengukuran kinerja keuangan
kecukupan modal dan probabilitas sesuai dengan Standar Bank
yang dicapai pada tahun berjalan Indonesia (No. 6/23 / DPNP) yang
dan tahun sebelumnya diproksi dengan rasio modal
(modal), rasio kualitas aset
▫ Untuk menentukan kemampuan
produktif (Aset), rasio profitabilitas
bank untuk memanfaatkan semua
(laba), Manajemen dan rasio
aset yang dimiliki dalam
likuiditas (likuiditas) atau CAMEL.
menghasilkan laba secara efisien.
Dari rasio-rasio ini, akan diketahui
tingkat kesehatan suatu bank.
Peringkat Tingkat 31

Kesehatan Bank
Peringkat
Komposit Predikat Penjelasan

Sangat Mencerminkan bahwa mampu mengatasi dampak negatif dari kondisi ekonomi
1
Sehat dan industri keuangan
Mencerminkan bahwa bank mampu mengatasi dampak negatif dari kondisi
2 Sehat ekonomi dan industri keuangan tetapi bank masih memiliki kelemahan kecil
yang dapat segera diatasi dengan tindakan rutin.
Mencerminkan bahwa bank memiliki beberapa kelemahan yang dapat
Cukup
3 menyebabkan peringkat kompositnya memburuk jika bank tidak segera
Sehat
mengambil tindakan korektif
Mencerminkan bahwa bank peka terhadap pengaruh negatif kondisi ekonomi
dan industri keuangan atau bank memiliki kelemahan keuangan yang serius
Kurang
4 atau kombinasi kondisi yang tidak memuaskan jika tidak ada tindakan korektif
Sehat
yang efektif yang berpotensi mengalami kesulitan yang membahayakan
kelangsungan bisnisnya.
Mencerminkan bahwa bank sangat peka terhadap dampak negatif dari kondisi
Tidak
5 ekonomi dan industri keuangan dan sedang mengalami kesulitan yang
Sehat
membahayakan kelangsungan bisnis mereka.
Pedoman Akuntansi
BPR
• Kebijakan Bank Indonesia yang mengijinkan BPR untuk menerapkan SAK
ETAP
• Pedoman Akuntansi BPR merupakan penjabaran lebih lanjut prinsip dan
substansi pengaturan dalam SAK ETAP untuk membantu BPR dalam
menyusun laporan keuangan.
• Penyusunan PA-BPR ini bertujuan :
o untuk memberikan acuan minimum yang harus dipenuhi oleh BPR dalam
menyusun laporan keuangannya.
o untuk menciptakan keseragaman sehingga dapat meningkatkan daya banding
laporan keuangan di antara BPR.
• Proses penyusunan Pedoman Akuntansi BPR yang melibatkan stakeholder
dan melalui due process procedure), termasuk public hearing dan limited
hearing.
33

Tujuan PA BPR

Untuk membantu pengguna dalam menyusun


laporan keuangan agar sesuai dengan tujuan
laporan keuangan, yaitu:
 Pengambilan keputusan ekonomi semua pihak
 Menilai prospek arus kas
 Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
 Menciptakan keseragaman sehingga
meningkatkan daya banding laporan keuangan
BPR.
 Menjadi acuan minimum yang harus dipenuhi
oleh BPR dalam menyusun laporan keuangan.
34

Acuan Penyusunan BAB I

▫ Ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.


▫ Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP).
▫ Standar Akuntansi Keuangan (SAK non - ETAP).
▫ Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan
BPR.
▫ Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum.

Dalam hal standar akuntansi keuangan memberikan


pilihan atas perlakuan akuntansi, maka BPR wajib
mengikuti pilihan sesuai ketentuan Bank Indonesia.
35

Ketentuan Lain
▫ Jurnal, akun dan contoh yang digunakan dalam hanya
merupakan ilustrasi dan tidak bersifat mengikat.
▫ BPR dapat mengembangkan metode sesuai sistem
masing-masing sepanjang memberikan hasil akhir yang
tidak berbeda.
▫ Transaksi BPR yang dicantumkan diprioritaskan pada
transaksi yang umum terjadi pada BPR.
▫ Pedoman ini secara periodik akan dievaluasi dan
disesuaikan dengan perkembangan bisnis dan produk
BPR, ketentuan standar akuntansi keuangan, ketentuan
Bank Indonesia, dan ketentuan lain yang terkait dengan
BPR.
36

Penyesuaian Pos Laporan Keuangan BAB II

Ketentuan Umum
 mengakui semua aset dan kewajiban
dipersyaratkan Pedoman
 tidak mengakui pos-pos apabila Pedoman
tidak mengijinkan
 mereklasifikasikan pos-pos;
 menerapkan Pedoman ini dalam pengukuran;
dampak penyesuaian diakui pada saldo laba
awal 2010.
37

Penyesuaian 1
38
Penyesuaian 2
39
Penyesuaian 3
40
Penyesuaian 4
Penyesuaian 5
Penyesuaian 6
Penyesuaian 7
Laporan Keuangan BAB III

1. Tujuan laporan keuangan  memberikan informasi tentang posisi


keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya
yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya.
2. Komponen laporan keuangan  Laporan keuangan yang lengkap
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
3. Bahasa laporan keuangan  bahasa Indonesia.
4. Tanggung jawab  Direksi BPR
5. Mata uang pelaporan  mata uang rupiah.
6. Transaksi menggunakan mata uang selain dari rupiah  dijabarkan
dalam mata uang rupiah dengan kurs laporan yang ditetapkan BI
Kebijakan Akuntansi BAB III

1. Kebijakan tersebut harus mencerminkan prinsip kehati–hatian dan


mencakup semua hal yang material sesuai SAK ETAP
2. Dalam hal SAK ETAP belum mengatur maka manajemen harus
menetapkan kebijakan yang:
 relevan terhadap kebutuhan pengguna laporan dalam pengambilan
keputusan;
 dapat diandalkan, dengan pengertian:
a. mencerminkan kejujuran penyajian kinerja dan posisi keuangan BPR
b. menggambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau
transaksi dan tidak semata-mata bentuk hukumnya;
c. netral, yaitu bebas dari keberpihakan;
d. mencerminkan kehati-hatian; dan
e. mencakup semua hal yang material.
BAB III
Kebijakan Akuntansi

Dalam menetapkan kebijakan akuntansi tersebut, maka harus


mempertimbangkan:
1. Persyaratan dan panduan dalam SAK ETAP yang berhubungan
dengan hal yang serupa dan terkait.
2. Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran aset,
kewajiban, pendapatan, dan beban dalam prinsip pervasif (yang
mempunyai dampak manfaat luas bagi pihak-pihak yang
berkepentingan) dari SAK ETAP.
3. Persyaratan dan panduan dalam SAK non-ETAP yang berhubungan
dengan hal yang serupa dan terkait.
BAB III
Penyajian Laporan Keuangan

Harus menyajikan secara wajar sesuai ketentuan yang berlaku


Aset disajikan berdasarkan likuiditas, kewajiban urutan jatuh tempo
Saldo transaksi hubungan istimewa diungkapkan terpisah
Laporan laba rugi dengan multiple step mulai dari kegiatan utama
Catatan laporan keuangan disajikan secara sistematis dengan
urutan sesuai dengan penyajian LK
Tidak dipergunakan menggunakan kata “sebagian besar” harus
dengan nominal atau prosentase
BAB IV
Akuntansi Aset
Pos-pos aset umum BPR :
a. Kas
b. Kas dalam valuta asing;
c. Sertifikat Bank Indonesia;
d. Pendapatan bunga yang akan diterima;
e. Penempatan pada bank lain
f. Penyisihan kerugian
g. Kredit yang diberikan
h. Penyisihan kerugian.
i. Agunan yang diambil alih
j. Aset tetap dan inventaris
k. Akumulasi penyusutan;
l. Aset tidak berwujud;
m. Aset lain-lain.
BAB V
Akuntansi Aset
1. Kewajiban Segera dinyatakan sebesar nilai bukunya.
2. Kewajiban Segera adalah kewajiban yang telah jatuh tempo dan atau yang
segera dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar.
3. Kewajiban Segera adalah segala kewajiban yang harus segera
dibayarkan, selambatnya dalam kurun 1 (satu) bulan ke depan harus
diselesaikan
4. Penyajian : disajikan jumlah yang harus diselesaikan
5. Pengungkapan : rincian
6. Yang tergolong kepada Kewajiban Segera di BPR berupa:
- Titipan pajak - Titipan DPLK
- Titipan Jamsostek - Titipan Askes
- Titipan Dana pihak ketiga - Titipan Realisasi kredit
dsb
Ekuitas
BAB VI

1. Secara umum definisi ekuitas BPR adalah merupakan sumber dana intern
BPR yang tidak dibebani bunga.
2. Ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi semua
kewajiban.
3. Komponen Ekuitas di BPR terdiri dari:
- Modal
- Dana Setoran Modal - ekuitas
- Laba/Rugi yang belum direalisasi
- Surplus revaluasi aset tetap
- Saldo Laba
Ekuitas
BAB VI

3. Komponen Modal BPR terdiri dari:


- Modal Dasar
Merupakan seluruh nilai nominal saham sesuai anggaran dasar
- Modal disetor
Merupakan modal yang efektif telah diterima BPR. Pada koperasi ini biasanya
dalam bentuk: simpanan pokok; simpanan wajib; dan modal penyertaan
- Tambahan Modal Disetor (Agio Saham)
Selisih lebih setoran modal yang diterima BPR sebagai harga saham yang
melebihi nilai nominalnya
- Modal Sumbangan
Berupa sumbangan dari pemilik, berbentuk aset atau dana lainnya,
termasuk pengembalian saham pemilik
Ekuitas
BAB VI

4. Komponen Dana Setoran Modal – Ekuitas (DSM-Ekuitas). Merupakan


dana yang sudah disetor riil investor ke rekening BPR di bank umum dan
diblokir utk tujuan penambahan setoran modal dan telah memenuhi
ketentuan permodalan, namun belum didukung kelengkapan
persyaraatan, seperti RUPS dan pengesahan akta anggaran dasar.
5. Komponen Laba/Rugi Yang Belum Direalisasi selisih nilai wajar surat
berharga (SBI) AFS pada tanggal neraca dengan nilai tercatat.
6. Komponen Surplus Revaluasi Aset Tetap  selisih antara nilai aset tetap
tercatat dengan hasil revaluasinya.
7. Komponen Saldo Laba  Saldo Laba ditahan; Cadangan Tujuan;
Cadangan Umum; Cadangan yang belum ditentukan tujuannya.
BAB
LAPORAN LABA RUGI BPR VII

1. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menunjukan semua penghasilan


dan beban BPR dalam suatu periode.

2. Pos-Pos Laporan Lab Rugi BPR adalah:


- Pendapatan Operasional
- Beban Operasional
- Pendapatan Non Operasional
- Beban Non Operasional
- Beban Pajak Penghasilan
BAB
LAPORAN LABA RUGI BPR VII

3. Pendapatan Operasional adalah semua pendapatan yang berasal


dari kegiatan utama BPR, terdiri dari:

Pendapatan Bunga, meliputi pendapatan bunga dan provisi atas:


pemberian kredit; penempatan pada bank lain; dan sertifikat Bank
Indonesia.

Pendapatan Operasional Lainnya, meliputi pendapatan: payment


point, jasa pengiriman uang, adm tabungan, penalty pencairan
deposito, keuntungan penjualan valas dan SBI, penerimaan PH,
pemulihan PPAP.
BAB
LAPORAN LABA RUGI BPR VII

4. Beban Operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan utama BPR,
terdiri dari: yang meliputi beban bunga dan beban atas penghimpunan dana
lainnya; beban PPAP; beban pemasaran; beban R&D; beban adm dan umum.

5. Pendapatan Non Operasional merupakan semua pendapatan yang bukan


merupakan kegiatan utama BPR, seperti: selisih SKVA; keuntungan penjualan
aset tetap; penjualan AYDA.

6. Beban Non Operasional merupakan semua beban yang bukan merupakan


kegiatan utama BPR, seperti: selisih SKVA; kehilangan ataupun kerugian
penjualan aset tetap.
BAB
Laporan Arus Kas VIII

a. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan


penerimaan dan pengeluaran kas BPR selama periode tertentu yang
dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Aktivitas operasi (operating) adalah aktivitas penghasil utama
pendapatan BPR (principal revenue-producing activities) dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan.

c. Aktivitas investasi (investing) adalah perolehan dan pelepasan aset


jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
BAB
Laporan Arus Kas VIII

d. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang


mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal
dan pinjaman BPR.
e. Kas adalah saldo kas dan rekening giro di Bank Umum.

f. Setara kas adalah penempatan dana dalam jangka waktu paling


lama 3 (tiga) bulan dan sangat likuid yang dimiliki untuk
memenuhi komitmen kas jangka pendek.
BAB IX
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan
ekuitas BPR yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto
atau kekayaan BPR selama periode pelaporan.

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan:


a) laba atau rugi untuk periode pelaporan;
b) pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
c) untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai Bab 9: Kebijakan Akuntansi,
Estimasi, dan Kesalahan;
BAB IX
Laporan Perubahan Ekuitas

d) untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah


tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah
perubahan yang berasal dari:
1) laba atau rugi;
2) pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
3) jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas,
yang menunjukkan secara terpisah modal saham, dan dividen
serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas.
Catatan atas Laporan BAB X

Keuangan
1. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari
laporan keuangan BPR.
2. Catatan atas laporan keuangan memuat:
- penjelasan mengenai gambaran umum BPR
- ikhtisar kebijakan akuntansi
- penjelasan pos-pos laporan keuangan
- informasi penting lainnya
3. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan
urutan:
- dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang diterapkan.
- Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan
- Pengungkapan lain termasuk kontinjensi, komitmen dan pengungkapan
lain
61

Sesi Diskusi
62

Anda mungkin juga menyukai