Anda di halaman 1dari 71

Siti Setiati

Academic Profiles:
 Medical Doctor – FMUI, 1986
 Internist – FMUI, 1996
 Post Graduate Education in Geriatric Medicine – Dept. of
Geriatric & Rehab Medicine Royal Adelaide Hosp., Australia,
1997
 Consultant (Subspesialist) in Geriatric Medicine – FMUI, 2000
 Master of Clinical Epidemiology – Universitas Indonesia, 2003
 Doctor of Philosophy (PhD) – Universitas Indonesia, 2006
 Professor in Medicine - Universitas Indonesia, 2013
Current Position:
 President – Indonesian College of Internal Medicine
 President – Indonesian Geriatrics Society
 Senior staff in Geriatric Medicine Department – Internal
Medicine Department, FMUI
 Vice Chair – The Indonesian Journal of Internal Medicine
 Chairman of Clinical Epidemiology and EBM Unit, FMUI-RSCM
Community-Based Geriatric
Health Care
SITI SETIATI
PUSKESMAS BASED GERIATRIC SERVICE
AND
COMMUNITY BASED GERIATRIC SERVICE

Dr. Nurharlinah, S.Kp. M.Kep. Sp. Kom


Peraturan Perundang-undangan yang mengatur tentang Lansia

1.Undang-undang RI No. 6 Tahun 1974 Tentang


Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan
Lansia
2.Undang-undang No.13 Tahun 1998 Tentang
Kesejahteraan Lanjut Usila
3.Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2004
Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Lanjut Usila
4.Keputusan Presiden No.52 Tahun 2004
Tentang Komisi Nasional Lanjut Usila
5.Keputusan Presiden No. 93/M tahun 2005
Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut
Usila
DEFINISI OPERASIONAL :
Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan Geriatric adalah :
Puskemas yang
1. Memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas -- > Petugas terlatih atau memahami
pelayanan kesehatan lansia dan geriatri
2. Memberikan prioritas pelayanan kepada lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman
dan mudah diakses
3. Melakukan pelayanan secara pro-aktif --- > minimal 50% desa mempunyai Posyandu
Lansia
4. Melakukan koordinasi dengan lintas program dengan pendekatan siklus hidup
DEFINISI OPERASIONAL :
Puskesmas yang menyelenggarakan Strata I (Pratama) Strata II (Madya) Strata III (Paripurna)
pelayanan Geriatric :

1. Memberikan pelayanan yang baik dan


berkualitas -- > Petugas terlatih atau
memahami pelayanan kesehatan lansia dan
geriatri
v v v

2. Memberikan prioritas pelayanan kepada - Sudah memberikan prioritas mulai dari - Sudah memberikan prioritas mulai - Sudah punya sarana tersendiri, loket,
loket, poli, lab dan apotik, tetapi belum dari loket, poli, lab dan apotik, dan poli, apotik dan lab.
lanjut usia dan penyediaan sarana yang aman sudah punya poli terpisah
punya poli terpisah. Atau one stop service dengan poli
dan mudah diakses
- Mulai memperhatikan keamanan Lansia - Sarana mulai memperhatikan tersendiri.
keamanan Lansia
- Sarana lain sudah memenuhi sesuai
standar keamanan bagi lansia

3. Melakukan pelayanan secara pro-aktif --- > v v v


minimal 50% desa mempunyai Posyandu Lansia

4. Melakukan koordinasi dengan lintas program v v v


dengan pendekatan siklus hidup
ANALISIS SWOT
• Komitmen global dan nasional • Adanya Per UU tentang Kewenangan Desa
• Penetapan HLUN 29 Mei – pemberdayaan masy
• Adanya payung hukum penyelenggaraan • Kewajiban perusahaan menyediakan CSR
yankes lansia • Adanya Komnas Lansia yang dibentuk
• Tersedianya sarana yankes di seluruh berdasar Kepres
Indonesia
KEKUATAN PELUANG

• Belum semua Pusk dan RS • Belum semua Komda berfungsi optimal


punya tenaga terlatih • Komitmen Pemda yg masih kurang
KELEMAHAN TANTANGAN
• Belum semua Pusk dan RS dibeberapa daerah
punya sarana prasarana • Bertambahkan jumlah lansia akibat
yankes Geriatric meningkatnya UHH
• Belum semua pusk dan RS • Kebutuhan yankes untuk peny degeneratif
menyelenggarakan yankes – biaya tinggi
Geriatric
Ciri-ciri puskesmas Geriatric:

1.Memberikan pelayanan yg baik,


berkualitas & sopan
- Karena Usila kemampuan fisiknya sangat
terbatas & gerakan lamban
- Kesabaran dlm menghadapi Usila
- Kemauan & kemampuan utk memberikan
penjelasan scr tuntas
- Melayani Usila sesuai prosedur yg berlaku
- Menghargai Usila dgn memberikan
pelayanan yg sopan santun disesuaikan
kondisi setempat
2.Memberikan kemudahan dlm pelayanan
kpd Usila
- Untuk menghindari antrian yg berdesakan
perlu didahulukan krn kondisi fisik Usila
- Kemudahan : Loket pendaftaran
tersendiri, ruang konseling tersendiri
(terpisah), mendahulukan pelayanan
disesuaikan kondisi setempat
3.Memberikan keringanan / bebas biaya
pelayanan kesehatan bagi Usila Gakin
- Lansia yg sudah pensiun/tidak bekerja
- Berikan keringanan/bebas biaya pelayanan
-
4. Memberikan dukungan / bimbingan pd Usila dlm memelihara &
meningkatkan kesehatannya agar tetap sehat & mandiri
- Lakukan penyuluhan kesehatan, gizi
- Anjurkan tetap beraktifitas sesuai kemampuan
- Anjurkan melaksanakan aktifitas scr bersama dgn kelompoknya
:Pengajian,kesenian, rekreasi,dll dgn harapan merasakan kebersamaan
& saling berbagi
5. Melakukan pelayanan kesehatan scr
proaktif utk dpt menjangkau sebanyak
mungkin sasaran Usila di wilayahnya
- kunjungan rumah
- Pelayanan kesehatan di Pusling
6. Melakukan kerjasama lintas program &
lintas sektoral dengan azas kemitraan
dalam rangka
untuk pembinaan & meningkatkan kualitas
hidup Usila
- Kesehatan mental & sosial (Dinsos, Kemenag)
- Peningkatan peran keluarga & masyarakat (PKK, Dinsos)
- Koordinasi & menggalang kerjasama dgn dinas terkait (Tim
Pokjatap)
Jasa layanan yang bisa diberikan :
1. Pelayanan kesehatan One stop service di ruang tersendiri
2. Konseling lansia
3. Posyandu lansia
4. Pembinaan melalui karang werda
5. Pembinaan melalui forum karang werda kecamatan
6. Pelayanan melalui panti wreda
7. Kunjungan rumah membuat event tertentu seperti talk show,
8. lomba senam lansia, jalan sehat
9. Pendaftaran pemeriksaan klinis pemeriksaan laboratorium bila perlu
10. Konseling pemberian 0bat, bila tidak ada ruang khusus maka lansia
dilayani di poli umum tetapi pelayanan di dahulukan
11. Kemudahan akses
12. Ada alur pelayanan lansia yang jelas dan mudah
13. Mendahulukan lansia dari pasien umum
14. Trap atau tangga tidak terlalu curam
15. Disediakan jamban / WC duduk sehingga lansia tidak perlu jongkok
16. Pegangan rambat pada tangga dan WC hingga lansia tidak perlu
jongkok
Pelayanan one stop service adalah pelayanan kepada lansia mulai dari
pendaftaran sampai mendapat obat dilaksanakan satu paket di satu
ruang. Dengan begitu lansia tidak perlu berpindah tempat dan antri lagi
untuk pelayanan lainnya dalam puskesmas.
1. Pendaftaran
2. Pemeriksaan klinis
3. pemeriksaan laboratorium bila perlu
4. Konseling
5. Pemberian obat.
Bila tidak ada ruang khusus maka lansia
dilayani di poli umum tetapi pelayanannya
didahulukan.
Managemen Puskesmas Geriatric :
A. PERENCANAAN
Tahap-tahapannya yaitu
- Kesepakatan antara staf Puskesmas tentan pembinaan kegiatan Usila :
Penanggung jawab, Koordinator,dan pelaksana Kpelayanan kesehatan lansia
- Pengumpulan data dasar

- Pendekatan & kerjasama lintas sektoral


B.PELAKSANAAN
- Prosedur yg diberikan adalah kemudahan
& kenyamanan para Usila :
- Loket khusus
- Ruang pelayanan khusus & semua fasilitas untuk
memudahkan pelayanan Usila (kursi khusus,koridor
dengan pegangan dan jalan yang tidak terlalu licin
/terjal, toilet dengan pegangan, dll)
Kegiatan pelayanan :
1. Penyuluhan PHBS
- Gizi usila
1. Kegiatan Preventif
- Deteksi dini
- Pemantauan kesehatan lansia
3. Kegiatan Kuratif
- Pengobatan ringan
- Pengobatan lanjut/perawatan bagi lansia di
puskesmas dan pustu
4. Kegiatan Rehabilitatif
- Medis
- Psikososial
- Edukatif
MONITORING
Monitoring melalui :
Pengamatan Langsung : Lihat apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dgn
rencana, apakah berhasil, apakah ada hambatan/masalah, bagaimana
kinerja petugas/kader

EVALUASI
- Memanfaatkan data hasil pencatatan dan pelaporan
berkala, yang meliputi aspek masukan, proses dan
luaran.
- Pengamatan langsung terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan untuk
mengtetahui kemajuan dan hambatan yang ada.
- Studi atau penelitian khusus, untuk mengetahui dampak dari pembinaan
kesehatan usia lanjut yang sudah dilaksanakan
Usia Harapan Hidup (tahun)
TAHUN
Profil Usia 1970
Laki-laki
54.7 (52.6-56.8)
Perempuan
57.6 (55.5-59.7)

Lanjut di 1980
1990
60.2 (59.1-61.2)
63.5 (62.7-64.3)
62.9 (61.6-64.1)
66.5 (65.7-67.2)
Indonesia 2000 66.3 (65.6-67.2) 69.5 (68.7-70.3)
2010 67.7 (66.0-69.2) 71.8 (70.3-73.3)
Wang H, et al. Lancet. 2012;380:2071-94.

Negara dengan Usia Harapan Hidup TERTINGGI di Dunia (WHO 2012)


DATA WHO: LAKI-LAKI PEREMPUAN
• Usia harapan hidup di #1 Iceland = 81,2 tahun #1 Jepang = 87 tahun
Indonesia (seluruh gender) #2 Switzerland = 80,7 tahun #2 Spanyol = 85,1 tahun
tahun 2012 = 71 tahun #3 Australia = 80,5 tahun #3 Switzerland = 85,1 tahun
• Perkiraan UHH Indonesia #4 Israel = 80,2 tahun #4 Singapore = 85,1 tahun
tahun 2015 = 72,45 tahun #5 Singapore = 80,2 tahun #5 Italia = 85 tahun

Life expectancy ranking in 2012. WHO Statistics, 2014


Pasien Geriatri
SEARO/WHO:
Individu berusia ≥60 tahun DAN
Memiliki ≥2 masalah kesehatan, atau dengan disabilitas.

Permenkes No. 79 tahun 2014:


PASIEN GERIATRI adalah pasien Lanjut Usia dengan multi penyakit
dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial,
ekonomi dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara
terpadu dengan pendekatan Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin.
Karakteristik Pasien Geriatri
1. Multipatologi
2. Mengalami penurunan cadangan fisiologis
3. Manifestasi klinis atipikal dan tidak spesifik
4. Terjadi perubahan status fungsional
5. Terjadi perubahan status nutrisi
1. Multipatologi
• Pasien memiliki ≥2 penyakit; mayoritas adalah penyakit
kronis degeneratif
• Kebanyakan penyakit yang didapat (acquired), tidak
disebabkan oleh proses menua. Namun, proses menua
dapat memperburuk kondisi penyakit
• Menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang besar
• Konsekuensi logis: polifarmasi dan efek adversi obat
menjadi lebih sering
Kane R. Essentials of clinical geriatris; 2013.
Gosney M, et al. Oxford desk reference geriatric medicine; 2012.
2. Penurunan Cadangan Fisiologis
• Masalah ‘ringan’ dengan mudah dapat menyebabkan
disabilitas
• Progresivitas penyakit lebih cepat, contoh
keterlambatan beberapa jam saja pada kasus sepsis
dapat bersifat fatal
• Proses penyembuhan dan pemulihan lebih lambat

Kane R. Essentials of clinical geriatris; 2013.


Gosney M, et al. Oxford desk reference geriatric medicine; 2012.
3. Manifestasi Atipikal dan Tidak Spesifik
PENYAKIT TAMPILAN ATIPIKAL
Penyakit Infeksi • Tidak ada demam
• Sepsis tanpa leukositosis atau demam
• Jatuh, penurunan nafsu makan, perubahan status fungsional
"Silent" acute • Tidak ada gejala
abdomen • Hanya merasa tidak nyaman ringan dan konstipasi
"Silent" • Nyeri punggung dapat terjadi akibat metastasis keganasan
malignancy payudara
• Massa intraabdomen yang tanpa gejala
"Silent" • Tidak ada nyeri dada
myocardial • Berupa gejala fatigue, mual, dan penurunan status fungsional
infarction • Keluhan sesak lebih sering dibandingkan nyeri dada

Pathy's principles & practice of geriatric medicine; 2012.


4. Perubahan Status Fungsional
Kemampuan fungsional harus menjadi fokus utama dalam evaluasi pasien geriatri 
untuk menentukan dampak penyakit terhadap kehidupan pasien usia lanjut

Contoh:
Pada pasien dengan hemiparesis, lokasi, dan luasnya
lesi mungkin penting dalam tata laksana, namun aspek
fungsional seperti apakah pasien mampu bergerak dan
berjalan juga tidak kalah pentingnya karena mempengaruhi
manajemen selanjutnya: apakah pasien dapat beristirahat
di rumah atau sebaiknya ke nursing home.

Gosney M, et al. Oxford desk reference geriatric medicine; 2012.


PELAYANAN
KESEHATAN GERIATRI

• Mencakup kebutuhan khusus usila yang berbeda


Layanan yang menerima pasien usia dengan dewasa muda
lanjut TIDAK OTOMATIS menjadi • Pendekatan holistik-komprrehensif
layanan kesehatan geriatri (BIOPSIKOSOSIAL)
• Pelayanan berkesinambungan (RS-Komunitas)
Continuum of care
• Rumah
• Puskesmas Instalasi
• Posyandu lansia Gawat Darurat Ruang Rawat
• PUSAKA
• Nursing home Akut Geriatri
Klinik Rawat
• dll.
Jalan
Perencanaan Pulang

Klinik Siang

Ruang Rawat
…….. Pulang
Kronis Geriatri
(discharge)

Community-based Hospital-based
Elderly Health Care Elderly Health Care
Pelayanan Kesehatan Geriatri di
Komunitas
• Merupakan bagian dari continuum care setelah pasien
geriatri dirawat di PUSKESMAS
• Keterlibatan komunitas menjadi penting karena:
1. Kebutuhan perawatan jangka panjang (long-term care)
2. Mencegah kejadian akut atau re-hospitalisasi
3. Bagian dari upaya pencegahan dan rehabilitasi
4. Adanya kebutuhan khusus pasien dengan ketergantungan
(penurunan status fungsional)

Wolinsky FD, et al. J Gerontol A Biol Sci Med Sci. 2010 Apr;65(4):421-8.
COMMUNITY-GERIATRIC CARE
KELEBIHAN KEKURANGAN

• Perawatan dekat dengan • "Ageism" -- penanganan


rumah individu berbeda-beda
• Mengurangi risiko • Penilaian dan diagnosis
hospitalisasi sering tidak adekuat
• Dukungan keluarga • Inefisiensi waktu
terhadap kontinuitas kunjungan staf
perawat lebih baik
• Mudah diintegrasikan
dengan layanan kesehatan
lain
• Lebih hemat karena
mengurangi biaya rawat
inap
Bowman C, et al. Oxford desk reference geriatric medicine; 2012.
KOMUNITAS
PUSKESMAS
SASARAN: SASARAN:
• Manajemen masalah akut • Manajemen faktor risiko
eksaserbasi
• Diagnostik atau intervensi • Penilaian & manajemen risiko jatuh
khusus
• Pemberdayaan fungsional dan
• Skrining atau check-up rutin sosial
• Persiapan kehidupan di • Rehabilitasi di komunitas
rumah/komunitas • Pendekatan cost-effective
RISIKO: RISIKO:
• Risiko infeksi nosokomial • Terlantar bila tidak ada caregiver
• Iatrogenesis termasuk polifarmasi • Dampak kemiskinan (impecunity)
Bowker LK, et al. Organizing geriatric services.
Oxford handbook of geriatric medicine; 2012.
Sistem Layanan Kesehatan di Indonesia Saat Ini Belum Menjawab
Permasalahan & Kebutuhan Usia Lanjut yang KompIeks…..

USIA LANJUT DENGAN MASALAH KESEHATAN

RS/KLINIK
DIRAWAT OLEH PUSKESMAS
KELUARGA
PANTI WERDHA
POSYANDU
• Model utama di Indonesia • Jumlah dan kapasitas • Sebatas penanganan
• “3 generation in 1 roof” terbatas masalah akut / biologis
• Minim kompetensi • Belum terintegrasi dengan • “Langganan” hospitalisasi
• Kebutuhan tidak terpenuhi layanan kesehatan • Pemberdayaan fungsional
• Beban sosioekonomi • Utamanya aspek (?)
sosioekonomi
 HOME-CARE
• Pelayanan diagnostik, terapeutik, maupun dukungan sosial yang
diberikan kepada pasien di rumah mereka.
• Lingkup home-care meliputi:
SKILLED HOME CARE MEDICAL HOUSE CALLS PERSONAL CARE
• Perawatan (nursing) • Kunjungan rumah (layanan • Mandi
• Pemberian obat primer) • Berpakaian
• Terapi fisik • Podiatri • Memberi makan
• Terapi okupasi • Dokter gigi • Toileting
• Terapi wicara • Optometri
• Hospital at home
• home hospice

Hayashi J, et al. Home care. In: Primary care geriatrics; 2014.


Buhr GT, et al. Long-term care. In: Primary care geriatrics; 2014.
Pasien yang membutuhkan, atau akan mendapat
manfaat dengan home-care, antara lain:
1) Pasien dengan masalah medis atau fungsional yang diperkirakan
membaik dalam periode pendek (1-2 bulan) dan mengalami
kesulitan medis untuk meninggalkan rumah.

Contoh:
• kebutuhan perawatan luka (bedah minor, stasis vena, dekubitus),
• terapi okupasi dan fisik pascafraktur panggul,
• terapi wicara pascastroke, atau
• pemantauan tekanan darah dan fungsi renal untuk penyesuaian dosis
obat,
• membantu aktivitas harian (mandi, berpakaian)
Hayashi J, et al. Home care. In: Primary care geriatrics; 2014.
Buhr GT, et al. Long-term care. In: Primary care geriatrics; 2014.
Pasien yang membutuhkan, atau akan mendapat
manfaat dengan home-care, antara lain:

2) Pasien dengan kondisi medis yang refrakter dengan perawatan


di RS atau Klinik Rawat Jalan.
Home-care dapat membantu untuk PENILAIAN &
MANAJEMEN faktor risiko atau perilaku yang diduga
mempengaruhi perjalanan penyakit atau hasil pengobatan.
3) Usia lanjut renta yang secara medis sebenarnya tidak
memerlukan home-care, namun terkendala akses ke RS/Klinik
karena gangguan fungsional.

Hayashi J, et al. Home care. In: Primary care geriatrics; 2014.


Buhr GT, et al. Long-term care. In: Primary care geriatrics; 2014.
 NURSING HOME
• Nursing-home = tidak perlu dirawat di RS, namun tidak dapat
dirawat di rumah
• Ditangani oleh perawat terlatih (atau tersertifikasi) 24 jam/hari
• Melibatkan staf medis/paramedis lainnya:
• Ciri khas nursing-home ialah adanya penilaian (assessment) dan
rencana perawatan yang melibat staf multi-disiplin.
• Penilaian mencakup aspek biologis, psikososial, fungsional,
mental, dan perilaku individu.

Kane RL. Essentials of clinical geriatris; 2013.


NURSING HOME
• Masalah kesehatan utama yang memerlukan nursing-home:
o Penyakit kronis degeneratif: kardiovaskular, sendi degeneratif, dll.
o Keganasan
o Neuropsikiatrik: demensia, BPSD, dll.
o Disabilitas fungsional yang memerlukan rehabilitasi,
o Masalah geriatri: delirium, inkontinensia, gangguan berjalan,
insomnia, dekubitus
o Nyeri kronis
o Perawatan paliatif

Kane RL. Essentials of clinical geriatris; 2013.


TUJUAN NURSING-HOME
1. Menyediakan lingkungan yang aman dan suportif untuk
penyakit kronis dan individu dependen
2. Menyediakan lingkungan yang nyaman untuk pasien terminal
3. Mengembalikan dan menjaga fungsi independensi semaksimal
mungkin
4. Menjaga otonomi pasien beserta keluarga
5. Mencegah progresivitas penyakit lebih lanjut, bila memungkinkan
6. Mengidentifikasi, mencegah, dan mengatasi sedini mungkin
eksaserbasi akut, masalah iatrogenik

Kane RL. Essentials of clinical geriatris; 2013.


Kebutuhan perawatan jangka panjang
semakin bertambah!
1) Angka disabilitas semakin tinggi  RISKESDAS 2013: ±25%
individu usila memiliki disabilitas (keterbatasan fungsional).
2) Peningkatan prevalensi demensia  (1) ketergantungan, (2)
perubahan perilaku dan psikologis
3) Terutama di negara maju: usila cenderung tinggal sendiri, atau
memiliki jumlah anak yang lebih sedikit (akibat penurunan angka
fertilitas)
4) Inkompetensi caregiver dalam merawat usila

Carrera PM, et al. Maturitas. 2014:78:151-2.


Akishita M, et al. JAMDA. 2013;14:479-84.
PERSENTASE DISTRIBUSI COMMUNITY LONG-TERM CARE BESERTA
JUMLAH INDIVIDU YANG DILAYANI (AMERIKA SERIKAT, 2011-2012)

CDC/NCHS 2013 Jumlah individu yang dilayani dalam 1 hari


Jenis Pelayanan Geriatri di Indonesia
Persyaratan MINIMAL

TINGKAT SEDERHANA TINGKAT LENGKAP TINGKAT SEMPURNA TINGKAT PARIPURNA


• Rawat jalan • Rawat jalan, • Rawat jalan, • Rawat jalan,
• Kunjungan rumah • Rawat inap akut, • Rawat inap akut, • Klinik Asuhan Siang,
(home care). • Kunjungan rumah • Kunjungan rumah • Rawat inap akut,
(home care). (home care), • Rawat inap kronik,
• Klinik Asuhan Siang. • Rawat inap
• Psikogeriatri,
• Penitipan Pasien Geriatri
(respite care),
• Kunjungan rumah (home
care), dan
• Hospice.

PERMENKES NO. 79 TAHUN 2014


Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di RS
TIM TERPADU GERIATRI
(dalam pelayanan geriatri paripurna)
Paling sedikit terdiri atas:
a) Dokter spesialis penyakit dalam konsultan g) Apoteker;
Geriatri; h) Tenaga gizi;
b) Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi; i) Fisioterapis;
c) Dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater; j) Okupasi terapis;
d) Dokter spesialis lainnya sesuai dengan jenis k) Terapis wicara;
penyakit Pasien Geriatri; l) Perekam medis;
e) Dokter; m) Psikolog; dan
n) Pekerja sosial;
f) Perawat yang telah mengikuti pelatihan
keperawatan gerontik atau pelatihan o) Psikolog.
keterampilan inteligensia;

PERMENKES NO. 79 TAHUN 2014


Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di RS
Alur Pelayanan di PUSKESMAS dengan
Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana

RS dengan pelayanan geriatri sederhana boleh melakukan perawatan inap namun karena
belum terdapat ruang rawat khusus yakni ruang rawat akut geriatri maka dapat dirawat di
PERMENKES NO. ruang rawat biasa.
79 TAHUN 2014
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di RS
Alur Pelayanan di PUSKESMAS dengan
Pelayanan Geriatri Tingkat Lengkap

PERMENKES NO. 79 TAHUN 2014


Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di RS
Alur Pelayanan di PUSKESMAS dengan
Pelayanan Geriatri Tingkat Sempurna

PERMENKES NO. 79 TAHUN 2014


Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di RS
Alur Pelayanan di
PUSKESMAS dengan
Pelayanan Geriatri
Tingkat Paripurna

PERMENKES NO. 79 TAHUN 2014


Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri di RS
Terima
Kasih

“Elderly people belong at home and


want to be cared at home”
Model Perawatan MANDIRI
4
Pasien Usia Self-Care

SELF-CARE TRANSITION
Lanjut 3
Informal Care

2
Home Care

1
Institutional
Care

Rodrigues RA, et al. Rev Lat Am Enfermagem.


DEPENDEN
2013 Jan-Feb;21 Spec No:216-24.
PUSKESMAS SANTUN LANSIA
• Pelaksanaan Pelayanan diruang santun lansia
antara lain : Pendaftaraan lansia , (kartu berobat dan resep lansia dibedakan dengan pasien
umum) warnanya Pink atau kuning agar lansia mempunyai tanda pelayanan, pemeriksaan dan
pengobatan pada lansia yang dilakukan oleh dokter atau perawat.
kartu dan resep berobat lansia berwarna
kuning atau pink
Pelayanan Pengobatan lansia
di-Puskesmas Indralaya
Tempat duduk prioritas lansia
menunggu pengobatan dan pengambilan obat dipuskesmas
Indralaya
APOTEK LANSIA
Terpadu diruang lansia
Refleksi kaki bagi lansia
Wc lansia dan handle tangan bagi lansia
Senam lansia dipuskesmas Indaralaya
2.PELAYANAN GERIANTRI DIKOMUNITAS

•Kegiatan pelayanan dan pengobatan diposyandu lansia


• Penyuluhan diposyandu lansia
• kunjungan home visit lansia
• Senam lansia prolanis
• Rekreasi kelompok lansia
• Lembaga lansia Indonesia kabupaten Ogan Ilir
Pengobatan dan pelayanan lansia
Penyuluhan diposyandu lansia
Kunjungan home visit
Pelayanan kelompok lansia
Rekreasi wisata lansia
Lembaga Lansia Indonesia kab.Ogan Ilir
Rekreasi kelompok lansia
Rekreasi lansia
Rekreasi lansia senam prolanis
Pelayanan kelompok lansia
LANSIA SEHAT DAN AKTIF
Lomba senam lansia Tingkat kabupaten
Ogan ilir
ILUSTRASI KASUS
• Ny. K, 81 tahun, dengan hipertensi, diabetes melitus, gagal jantung kongestif, dan
osteoartritis, tinggal bersama Anak, Menantu, dan satu orang cucu berusia 12 tahun.
• Anak Ny. K berkonsultasi dengan dokter karena Ibunya tidak mau lagi minum obat sejak
2 bulan terakhir dan tidak mau diajak ke dokter. Ny K menyanggal penyakitnya, dan
cenderung berdiam diri di rumah setelah 1 kali hampir jatuh 8 bulan lalu ketika di kamar
mandi.
• Obat yang dikonsumsi: aspirin, metformin, kaptopril, furosemid, dan parasetamol.
• Pemeriksaan fisis: tekanan darah 160/100 tanpa perubahan postural, terdapat edema
tungkai +/+ pitting. Auskultasi paru dalam batas normal.
• Kecepatan berjalan lambat dengan kondisi tidak stabil ketika berbalik badan.
• Ny K tidak dapat bangun dari bangku tanpa penyangga tangan.
• Pemeriksaan kognitif: gangguan memori jangka pendek ringan, fungsi eksekutif baik.
• LAB: kreatinin serum 1,3 mg/dL, kalium 4,2 mg/dL, HbA1c 10,2%. Fungsi tiroid normal.
ILUSTRASI KASUS
PERTANYAAN:
1) Bagaimana saran Anda?
2) Metode perawatan apakah yang tepat bagi Ny K?

Anda mungkin juga menyukai