Anda di halaman 1dari 6

Desain kantong lumpur

Pengertian kantong lumpur adalah sebagian dari bangunan pelengkap yang mempunyai
fungsi untuk mengendapkan lumpur yang masuk ke saluran. Katong lumpur ditempatkan
dibelakang pintu intake kemudian hasil pembilasan lumpur dibuang melalui saluran buang.

Langkah-langkah perencanaan :

1 Menentukan ukuran partikel rencana yang akan terangkut ke jaringan irigasi.


Dari soal sudah diketahui diameter partikel sedimen = 0.00009 m

2 Menentukan volume kantong lumpur.


Asumsi bahwa air yang dielakkan mengandung 0,5 % sedimen yang harus diendapkan
dalam kantong lumpur u = 0,0005 x Qn . T
Bila pembilasan dilakukan 2 minggu sekali. Sedang debit pengembalian rencana =
2.52 m3/dt maka volume kantong lumpur :

v = 0.0005 x 2.52 x 2 x 7 x 24 x 3600


3 3
= 1524.096 m ambil saja 1600 m
Dari grafik antara kecepatan w dengan diameter butir partikel (d), kecepatan endap
bisa diketahui :

- diameter partikel (d) = 0.00009 m = 0.09 mm


- partikel berupa pasir kasar
Fb = C x ( a x b ) 1/2
a,b,c = tiga sumbu butir yang saling tegak lurus.
a,b,c
= besar b = sedang c = kecil
- unsur pasir kasar Fb = (faktor bentuk) = 0.7
- berdasarkan data tersebut maka dari grafik 3.5 Petunjuk Teknis, hal. 64 didapat kecepatan
endap partikel.
W = 5 mm/dtk = 0.005 m/dtk
maka :
2
LB = Qn = 2.52 = 504.000 m
W 0.005
karena L/B > 8, maka L/B = 8 , L = 8 B

LxB = 504.000
8BxB = 504.000
2
B = 63.000
B = 7.937 = 8 m

L = 8B
= 8x 8
= 64 m
3 Penentuan Sn

Kecepatan aliran yang tidak menimbulkan adanya endapan tetapi vegetasi air tidak bisa tumbuh,
besarnya biasanya diambil Vn = 0.4 m/dtk

Luas penampang basah (An) :

2
An = Qn = 2.52 = 6.300 m
Vn 0.4

Dengan harga B = 8m maka kedalaman air hn adalah :

hn = An = 6.300 = 0.788 m
B 8

4 Kemiringan talud direncanakan 1 : 1, maka lebar dasar saluran (b) dapat dihitung :

bn1 = B - 2 ( hn / 2 )
= 8 - 2 ( 0.788 / 2 )
= 8 - 0.788
= 7.213 m
= 7m

bn2 = B + 2 ( hn / 2 )
= 8 - 2 ( 0.788 / 2 )
= 8 - 0.788
= 8.788 m
= 9m
Penampang melintang kantong lumpur pada saat penuh :

bn2 = 9 m

hn = 0.788 m

hs = 0.288 m

bn1 = 7 m

Keliling basah :

1/2
Pn = b + 2 h ( 2 )
1/2
= 7 + ( 2 x 0.788 x ( 2 ) )
= 7 + 2.227
= 9.227 m

Jari-jari hidrolis:

Rn = An = 6.300 = 0.683 m
Pn 9.227

Sehingga :

Vn = k x R 2/3 x Sn 1/2

2
Sn = Vn
( )
Ks x R 2/3
2
= 0.4
( 2/3
)
45 x 0.683
2
= ( 0.0115 )
= 0.000131
Harga Ks dapat diambil 45. (Standar Perencanaan Irigasi, hal 65).
Penentuan Ss (pada saat pengambilan, kantong lumpur dalam keadaan kosong kecepatan aliran
pada saat pembilasan (Vs) direncanakan sebesar 1,5 m/dtk). Maka debit untuk pembilasan :

Qs = 1.2 Qn
= 1.2 x 2.52
= 3.024 m3/dtk

Penampang basah pada saat pembilasan :

2
As = Qs = 3.024 = 2.016 m
Vs 1.5

Lebar dasar (bn1) = 7m

As = bn1 x hs
hs = As = 2.016 = 0.288 m
bn1 7

Jari-jari hidrolis :

Rs = As = 2.016
Ps 7 + ( 2 x 0.288 )
= 0.266 m

1/2
Untuk pembilasan koefisien kekasaran Ks diambil 40 m /dtk maka besarnya
kemiringan saluran pada saat pembilasan :

Vs = k x R 2/3 x Ss 1/2

2
Ss = Vs
( )
Ks x R 2/3
2
= 1.5
( 2/3
)
40 x 0.266
2
= ( 0.0906 )
= 0.008216
Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus dijaga agar
tetap subkritis atau Fr < 1.

Fr = V
√( g h )
= 1.5
√ ( 9.8 x 0.288 )
= 1.5
1.68
= 0.893 < 1 (memenuhi) ok!

Panjang Sand Trap :

Volume Sand Trap yang diperlukan :

3
V = 1600 m
V = ( hs x b x L ) + 1/2 ( L x Ss - L x Sn ) x b x L
1600 = ( 0.288 x 7 x L ) + 1/2 ( 0.008216 L - 0.000131 L ) x 7 x L
2 2
1600 = 2.016 L + 0.029 L - 0.0005 L
2
1600 = 2.016 L + 0.028 L
1600 = 1600
L = 204.831 m

Anda mungkin juga menyukai