Anda di halaman 1dari 35

SEJARAH

• 1694 – Dr. James Younge ekstraksi vakum I x  gagal.


• 1794 – Saemann alat vakum yang dapat mencengkam kepala tanpa
menimbulkan cedera pada bayi dan ibu (kuningan dan dilapisi karet yang
dilengkapi dengan ventilator).
• 1829 – Neill Arnott  penggunaan traksi pneumatik pengganti forseps besi.
• 1840 – James Young Simpson (pencipta forseps)  orang pertama yang
berhasil melakukan ekstraksi vakum (Gbr. 1).
• 1890 – McCahey mematenkan dua alat vakum  mirip dengan vakum
modern.
• 1954 – Malmstorm  kap metal (ekstraktor vakum) dari kap baja bentuk
jamur, tepi yang halus dan diameter 60 mm. Kap vakum yang lebih kecil (kala
I).
• 1967 – Earn : morbiditas ibu dan kematian perinatal lebih sedikit pada
ekstraksi vakum (Malmstorm), namun trauma pada kulit kepala lebih besar

1
PRINSIP EKSTRAKSI VAKUM
• Indikasi melakukan tindakan (+)
• Informed consent (+)
• Pembukaan lengkap dan kepala janin sudah cakap.
• Presentasi kepala harus diketahui. POD
• Alat vakum harus dicoba dulu pada tangan penolong.
• Kap vakum harus ditempatkan pada tengah-tengah titik fleksi kepala janin.
• Tekanan vakum dinaikkan (100 mmHg/0,1), dipastikan tidak ada yang
terjepit kap.
• Waktu pelaksanaan dihitung mulai saat kap dipasang sampai persalinan
selesai.
• Tekanan dalam vakum dinaikkan menjadi (600 mmHg/ 0,6), traksi saat
kontraksi berlangsung dan ibu mengejan.
• Traksi harus searah sumbu panggul dan tegak lurus kap.

2
PRINSIP EKSTRAKSI VAKUM
• Torsi tidak boleh dilakukan penarik untuk menimbulkan efek
rotasi kepala janin.
• Bila 3 kali terlepas  stop.
• Bila ada trauma pada kulit kepala setelah kap terlepas  stop.
• Bila batas waktu habis  stop.
• Bila tidak ada penurunan kepala walaupun pemasangan dan
traksi sudah tepat (tanpa menunggu 3 kali terlepas atau waktu
20 menit habis)  stop.
• Setelah persalinan selesai kulit kepala harus diperiksa apakah
ada laserasi dan posisi kaput.
• Perawat harus diberitahu bahwa persalinan berlangsung dengan
ekstraksi vakum.
• Laporan tindakan harus dibuat.

3
SYARAT
– presentasi vertex , janin aterm, TBJ >2500 g
– kepala sudah masuk pintu atas panggul
– panggul ibu adekuat dengan penilaian klinis
– analgesia yg sesuai
– serviks dilatasi sempurna dan ketuban pecah
– kandung kencing ibu kosong
– operator yg berpengalaman
– rencana pendukung bila prosedur tidak berhasil
INDIKASI
• indikasi absolut
– indikasi anak :
• gawat janin
• tali pusat menumbung anak hidup
– indikasi ibu :
• ruptura uteri iminens
• edema vulva/ porsio
• infeksi intra partum untuk memperingan kala II pada
penyakit sistemik
• Kelelahan ibu
– indikasi obstetrik
• indikasi waktu : partus lama, indikasi pinard
• deep transverse arrest

5
INDIKASI

• indikasi elektif
– indikasi khusus bagi ekstraksi vakum bila
dilakukan tindakan ekstraksi forseps, versi
ekstraksi maupun SC  memperberat keadaan.
Misalnya ibu yang kelelahan, bekas SC, operasi lain
pada dinding uterus, penyakit paru kronis dan
hepatitis.

6
KONTRAINDIKASI ABSOLUT
• Kontraindikasi Ibu:
– ruptura uteri
– sefalopelvikdisproporsi
– penyakit sistemik dimana ibu secara mutlak tidak boleh
mengejan
• Kontra indikasi Janin :
– kelainan letak (sungsang, muka, dahi)
– prematuritas (UK < 36 minggu)
– kecurigaan atau ada defek koagulasi pada janin
– kepala janin masih tinggi

7
KONTRAINDIKASI RELATIF
• Pembukaan belum lengkap dan atau kepala masih
tinggi
• Kelainan kongenital
• Anak mati

8
Bagian-bagian vakum

• Kap bentuk jamur. Diameter 30,40,50,60 mm. Dinding belakang


mangkuk terdapat tonjolan (tanda letak denominator), tabung
suction tempat memasang selang. Lingkaran kap sisi kepala
diameter lebih kecil.
Vacuum gauge

Pump

Vacuum
tubing

Handle
Standard cup

Gbr. 2. Ekstraktor vakum dengan kap lunak standar.

9
Bagian-bagian vakum

Gbr. 3. Ekstraktor vakum dari Malmstorm.

10
Bagian-bagian vakum
• Pompa vakum.
• Selang vakum  pipa karet menghubungkan kap dengan
botol penghisap.
• Pegangan  logam palang dengan lubang di dalamnya yang
dilalui oleh rantai penarik, dilengkapi suatu pen menahan
rantai tetap tegang dan lebih pendek dari selang, pen dapat
disekrup pada pegangan.
• Botol penghisap  membuat tekanan negatif.
• Manometer  mengukur tekanan negatif, mempunyai 2 skala
yaitu atm/cm2 dan kg/cm2.
• Katup pada satu pipa penutup botol yang menghubungkan
mangkuk dan botol  melepaskan tekanan negatif.

11
MACAM KAP
• Kap rigid Malmstorm  rantai di dalam pipa penghisap yang terletak pada
pusat kap. Arah tarikan tegak lurus kap sehingga tidak terhambat oleh
tonjolan tempat selang penghisap.
• Kap rigid Bird (Gbr. 4)  pipa penghisap agak ke lateral terpisah dengan
rantai penarik yang tetap pada pusat kap.

Gbr. 4. Kap vakum dari Bird. Kap vakum standar yang digunakan.

12
MACAM KAP
• Kap plastik rigid dirancang untuk kepala janin defleksi atau posisi posterior
(Gbr.5) yang memerlukan tarikan curam.

Gbr. 5. Kap vakum Mityvac “M”.


• Kap lunak  kap silastik bentuk konus, modifikasi Kobayashi, kap
polietilen sekali pakai, kombinasi polietilen-silastik.

13
MACAM EKSTRAKTOR VAKUM YANG LAIN

• Vakum pompa listrik


Keuntungan :
– menghemat tenaga
– tekanan lebih mudah diatur  mengurangi lesi kepala anak
– cepat mencapai tekanan yang diinginkan
– operator dapat langsung memakai tanpa kehilangan prinsip asepsis
karena adanya tombol yang dapat diinjak
– kebocoran dapat dikompensasi dengan elektromotor sehingga tekanan
dapat dipertahankan.
• Vakum Pompa Neward
– Memakai plastik untuk menampung kotoran yang terisap dan pompa
tangan yang lebih ringan untuk mencapai tekanan negatif.

14
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM

• PEMILIHAN KAP
– Prinsipnya adalah kap terbesar yang sesuai dengan
pembukaan serviks, makin besar kap, makin kuat daya
tariknya.
– Disesuaikan dengan vagina, turunnya kepala.
– Pembukaan harus > diameter kap, supaya tidak menjepit
porsio.
– Vagina sempit pada primipara dan dinding vagina yang
lembut pada multipara yang gemuk atau grande multipara,
kepala yang belum turun benar  dipilih kap yang lebih kecil
dari pembukaan serviks.
– Kap nomor 5 adalah yang paling sering dipakai.

15
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM

• PEMBUATAN TEKANAN NEGATIF


– Tekanan per satuan luas permukaan seminimal mungkin
tetapi efektif  memakai kap ukuran terbesar.
– Tekanan negatif yang efektif dan tidak membahayakan bayi

-0,6 dan -0,8 kg/cm2, < -0,6  kap mudah lepas, > -0,8 
membahayakan anak.
– Luas permukaan kap dengan rumus π.r2  daya lekat total
kap thd kepala pada tekanan tertentu, misalnya dengan
tekanan -0,7 kg/cm2, maka daya lekat pada :
• kap no 4 = 8,8 kg
• kap no 5 = 13,75 kg
• kap no 6 = 19,8 kg

16
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM

• LAMA EKSTRAKSI
– Lama ekstraksi vakum tidak > 20 menit, maksimum
42 menit.
– Ekstraksi terlalu lama dapat membahayakan bagi
janin.
– Menurut Malmstorm sebaiknya ekstraksi tidak lebih
dari 1 jam, tetapi hanya 30 menit.

17
Pemasangan di atas sutura sagitalis
menyentuh ubun-ubun kecil
18
POROS JALAN LAHIR

19
Pemasangan/Ekstraksi Vakum
Salah Benar
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM

• ARAH DAN CARA TARIKAN


– Arah tarikan harus tegak lurus dengan letak kap dan
sesuai dengan sumbu panggul.
– Arah tarikan sesuai dengan penurunan kepala,
• kepala masih tinggi (belum mencapai HIII)  ke dorsal
sehingga selang menghimpit anus.
• kepala pada HIII  membentuk sudut kurang 30° dengan
bidang datar, selang menekan perineum.
• HIII-IV  datar
• HIV (dasar panggul)  ke atas dan tangan menahan
perineum.
21
PRINSIP KERJA EKSTRAKSI VAKUM

– Rozkowski  perlu arah tarikan yang oblik ke arah yang


berlawanan dengan letak UUK supaya kepala tetap fleksi dan
terjadi rotasi.
– Hochuli dan Stockli (1961)  tangan kiri melakukan perasat
pegangan tiga jari (Drei-fingergriff).

• KEKUATAN TARIKAN
– Penolong harus selalu dapat merasakan berapa kekuatan
yang dipergunakan, juga tergantung besarnya kap, makin
lebar makin besar pula kekuatannya. Umumnya kekuatan
yang digunakan hanya berasal dari otot lengan.

22
PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM
• Pemakaian ekstraktor vakum  2 tahap, yaitu:
– pembuatan kaput suksedaneum agar kap dapat
mencengkam erat kepala anak
– Ekstraksi/penarikan
• Prosedur ekstraksi vakum sebagai berikut :
– Ibu tidur litotomi di meja ginekologi.
– Tindakan asepsis dan antisepsis, VU dikosongkan.
– VT untuk menentukan letak denominator.
– Pemasangan kap:
• Pada pembukaan lengkap dipilih kap no. 5.
• Kap dimasukkan dengan posisi miring dan dipasang pada
bagian terendah kepala janin, menjauhi UUB + 2-3 cm di
depan UUK. Tonjolan sesuai dengan letak denominator

23
PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM

– Bila pada pemasangan kap ibu mengeluh nyeri, dapat diberi anestesi
infiltrasi atau Pudendal Nerve Block.

Gbr. 6. Cara pemasangan kap.

24
PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM

– Penghisapan  mulai dari -0,2 kg/cm2 dengan


interval 2 menit, sampai -0,6 sampai -0,8 kg/cm2
 terbentuk kaput suksedaneum artifisialis.
– Sebelum traksi  VT ulang apakah ada bagian-
bagian janin yang terjepit.
– Bersamaan his, ibu mengejan, dan kap ditarik
searah sumbu jalan lahir.

25
PROSEDUR EKSTRAKSI VAKUM

– Kepala janin dilahirkan  menarik kap ke arah


atas sehingga kepala janin mengalami defleksi
dengan sub oksiput sebagai hipomoklion, saat
kepala defleksi, tangan kiri menahan perineum.
– Setelah kepala lahir kap dilepas dengan
meniadakan tekanan negatif.
– Bila diperlukan episiotomi maka dilakukan
sebelum pemasangan kap atau saat kap membuka
vulva

26
KRITERIA EKSTRAKSI VAKUM GAGAL

• Sewaktu dilakukan traksi kap terlepas sebanyak 3 kali. Kap


lepas sewaktu traksi mungkin disebabkan oleh.
– Tenaga vakum terlalu rendah.
– KK melekat antara kulit kepala dan kap sehingga kap tidak
dapat mencengkam dengan baik.
– Jalan lahir (vagina, serviks) ada yang terjepit ke dalam kap.
– Kedua tangan penolong tidak bekerja sama dengan baik.
– Traksi terlalu kuat.
– Cacat pada alat, misalnya kebocoran pada selang karet
atau kap vakum.
• Dalam waktu 30 menit melakukan traksi bayi belum lahir.

27
KOMPLIKASI

• TERHADAP IBU
– Robekan jalan lahir:
– Laserasi vagina
– Robekan serviks
– Ruptura uteri :
• Adanya manipulasi pada kepala yang belum cakap dan
pembukaan belum lengkap, CPD ringan terutama pada
grande multipara, tarikan yang lama tanpa kemajuan dan
manipulasi pada distokia bahu.
• Bahaya ruptura uteri  saat partus macet dengan dinding
SBR yang tipis dan bibir anterior dan posterior serviks
tebal dan edem yang relatif lebih tipis pada jam 3 dan jam
9.

28
KOMPLIKASI

• Dapat diminimalkan dengan melakukan teknik


yang baik.
– Perdarahan akibat ruptura uteri atau laserasi serviks
dan vagina.
– Fistula vesikovaginalis terutama pada partus lama,
pembukaan belum lengkap dan adanya bagian yang
terjepit sehingga timbul iskemia dan nekrosis
jaringan, dan fistula pada hari ketiga pasca
persalinan.

29
KOMPLIKASI
• TERHADAP BAYI
– Ekskoriasi kulit kepala
– Kaput suksedaneum artifisial
– Sefal hematom
– Subgaleal hematom.
– Nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan alopesia.
– Perdarahan retina yang berasal dari vena.
– Perdarahan serebral dan intrakranial.
– Fraktur tulang kepala
– Asfiksia neonatorum dengan hipoksia, hiperkapnea dan berakhir
dengan asidosis  depresi susunan saraf pusat. Merupakan penyebab
utama kematian bayi baru lahir.
– Sindroma kesulitan bernapasIritasi serebral
– Infeksi
– Serebral palsi

30
PERBANDINGAN EKSTRAKSI VAKUM DAN EKSTRAKSI FORSEPS

• Keunggulan Ekstraksi Vakum


– Pemasangan mudah (mengurangi bahaya trauma
dan infeksi)
– Tidak diperlukan narkosis umum
– Kap tidak menambah besar ukuran kepala yang
harus melalui jalan lahir
– Dapat digunakan pada kepala yang masih tinggi dan
pembukaan serviks belum lengkap
– Trauma pada kepala janin lebih ringan
– Lahirnya kepala lebih fisiologis, seperti partus
spontan

31
PERBANDINGAN EKSTRAKSI VAKUM DAN EKSTRAKSI
FORSEPS

• Kerugian Ekstraksi Vakum


– Persalinan janin memerlukan waktu yang
lebih lama
– Tenaga traksi tidak sekuat pada forseps
– Pemeliharaan lebih sukar karena bagian-
bagiannya banyak terbuat dari karet dan
harus selalu kedap udara

32
33
34
35

Anda mungkin juga menyukai