Anda di halaman 1dari 45

SINTESIS SURFAKTAN DIETANOLAMIDA DAN SURFAKTAN

NATRIUM METIL ESTER SULFONAT (Na-MES)

Tim Surfaktan Kimia FMIPA UGM

Dosen Pembimbing
Prof. Dr.rer.nat. Karna Wijaya, M.Eng.

1
LATAR BELAKANG

2
TUJUAN PENELITIAN

1. Mempelajari pembuatan surfaktan Natrium Metil Ester Sulfonat (Na-MES)


dan menentukan rasio mol reaktan terbaik dalam reaksi sulfonasi pembuatan
Na-MES.
2. Menentukan waktu sulfonasi optimum untuk pembuatan Na-MES.
3. Mensintesis surfaktan dietanolamida terkatalisis K2CO3/zeolit dan
CaO/zeolit.
4. Melakukan uji karakterisasi surfaktan dietanolamida dengan variasi rasio
katalis K2CO3/zeolit dan CaO/zeolit dan natrium metil ester sulfonat dari
minyak goreng bekas.

3
MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini memiliki manfaat meliputi memberikan alternatif pembuatan


surfaktan berbahan baku murah, bersifat terbarukan, dan ramah lingkungan.
Manfaat lain yang diharapkan yaitu meningkatkan nilai guna minyak goreng bekas
sekaligus mengurangi limbah minyak goreng bekas.

4
METODE PENELITIAN
Pembuatan metil ester

Gliserol
300 mL minyak
goreng bekas
Campuran metil
Refluks selama 120 ester dan gliserol Dipisahkan dalam
75 mL metanol menit pada T = 60 °C corong pisah
dan katalis KOH Metil ester
1% wt
Ditambahkan HCl 1 M
dan dicuci hingga pH
netral dengan akuades

Metil ester

Analisis dengan FTIR dan GC-MS


5
SURFAKTAN

SURFAKTAN NATRIUM SURFAKTAN


METIL ESTER SULFONAT DIETANOLAMIDA (DEA)
(Na-MES)

DEA terkatalisis DEA terkatalisis


K2CO3/zeolit CaO/zeolit

6
Metil Ester dengan rasio reaktan
divariasikan
NaHSO3 CaO 1% PROSEDUR KERJA
Campuran diaduk selama 30
menit pada suhu 90 ˚C

Campuran diaduk, direfluks 90-100 oC


dengan variasi waktu 1, 2, 3,dan 4 jam.

DIAGRAM ALIR
Hasilnya dimasukkan corong pisah 24
jam. Lapisan atas diambil. PROSES SULFONASI

Pemurnian : campuran direaksikan


dengan metanol 40%(v/v) pada suhu 55
oC selama 90 menit

Penguapan metanol dan air dengan


dipanaskan suhu 80-100 oC selama 30
menit

Penetralan menggunakan NaOH 40%


pada suhu 55 oC selama 30 menit.
7
SURFAKTAN

SURFAKTAN NATRIUM SURFAKTAN


METIL ESTER SULFONAT DIETANOLAMIDA (DEA)
(Na-MES)

DEA terkatalisis DEA terkatalisis


K2CO3/zeolit CaO/zeolit

8
Preparasi zeolit

Diayak dengan ukuran Disaring dan dikeringkan


150 mesh. pada suhu 105 °C
Zeolit alam Larutan zeolit Padatan zeolit
Direndam dalam 100 mL
akuades selama 24 jam

Aktivasi zeolit
Disaring dan dicuci
Dimasukkan dalam 500 dengan akuades hingga
mL H2SO4 1 M Larutan zeolit pH netral
Padatan zeolit Zeolit teraktivasi
Diaduk selama 3 jam dalam H2SO4 Dikeringkan pada suhu
100 °C

9
Pembuatan katalis K2CO3/zeolit

Dimasukkan dalam Larutan sisa


2,5 g zeolit
oven t = 24 jam, T= filtrasi
Larutan 60 °C
Refluks selama 120 K2CO3/zeolit Disaring dengan
5, 10, 15 g K2CO3 menit pada T = 60 °C kertas Whatmann Filtrat
dalam 30 mL no. 42 K2CO3/zeolit
akuades

Dimasukkan dalam oven t = 24 jam,


T = 110 °C.
Furnace pada t = 4 jam, T = 450 °C

Katalis
K2CO3/zeolit

Analisis dengan FTIR dan XRD


10
Pembuatan surfaktan dietanolamida

Padatan katalis
50 g metil ester Dimasukkan 0,5 g K2CO3/zeolit
katalis K2CO3/zeolit Sentrifugasi selama 20 menit
Dietanolamida dan dengan kecepatan 1100 rpm
2:1, 4:1, dan 6:1
padatan katalis
K2CO3/zeolit
36,75 g Refluks t = 4 jam, T
dietanolamina = 120-130 °C Dietanolamida

Dilarutkan dalam metanol, Dievaporasi dengan


kloroform, dan akuades evaporator Buchi
volume total 120 mL

Dietanolamida
murni

Analisis dengan FTIR


11
SURFAKTAN

SURFAKTAN NATRIUM SURFAKTAN


METIL ESTER SULFONAT DIETANOLAMIDA (DEA)
(Na-MES)

DEA terkatalisis DEA terkatalisis


K2CO3/zeolit CaO/zeolit

12
Metode Penelitian
a. Impregnasi Basah CaO kedalam zeolit

5 g Zeolit alam Dioven pada suhu 130 oC


teraktivasi (ZAA) Direfluks selama 3 selama 3 jam lalu dikalsinasi
jam pada suhu 90 oC selama 3 jam pada suhu 500 0C Padatan
Campuran
CaO/ZAA
larutan Ca(OH)2
20 mL larutan Ca(OH)2 dan zeolit alam
teraktivasi Dianalisis FT-IR
dengan variasi konsentrasi
3;5;7%

13
Metode Penelitian
3.2. Pembuatan surfaktan netral dietanolamida

Direfluks selama 5 jam


pada suhu 150 0C Dimurnikan dengan
50 g Metil ester
dengan penambahan Kloroform:metanol
katalis basa* (1:1) lalu dievaporasi
dietanolamida Dietanolamida murni

Dianalisis dengan FT-IR


36.75 g Dietanolamina

Katalis Basa :
CaO/ZAA dengan konsentrasi
CaO 3; 5; 7 % (b/b)

14
PRODUK SURFAKTAN
Surfaktan Na-MES Surfaktan Dietanolamida
• Padatan berwarna kuning • Cairan kental berwarna
kuning kecoklatan

15
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. SURFAKTAN NATRIUM METIL ESTER SULFONAT


2. SURFAKTAN DIETANOLAMIDA TERKATALISIS K2CO3/ZEOLIT
3. SURFAKTAN DIETANOLAMIDA TERKATALISIS CAO/ZEOLIT

16
-CH2-

Hasil Transesterifikasi

Tabel Hasil karakterisasi FTIR metil ester


Bilangan Gelombang (cm-1) Keterangan
2924-2854 Vibrasi rentangan Csp3-H
1743 Gugus karbonil –C=O
1442 Gugus metilen (-CH2-)
1365 Gugus metil (–CH3)
Csp3 - H
C-O ester 1172 Ikatan C-O ester
-C=O

Gambar Spektra FTIR hasil transesterifikasi minyak goreng bekas

17
GC-MS
Metil Ester

Waktu
Jenis Metil Persen Area
Puncak Retensi
Ester (%)
(menit)
1 Metil Kaprilat 15,817 2,25
2 Metil Kaprat 22,067 4,76
3 Metil Laurat 27,617 52,12
4 Metil Miristat 32,308 20,68
5 Metil Palmitat 36,675 10,35
6 Metil Oleat 40,008 6,75
7 Metil Stearat 40,553 3,09
18
Tabel Hasil analisis GC-MS metil ester
No. Waktu retensi Senyawa Kadar (%)
Puncak (menit)
1 31,268 Metil Miristat 1,04
2 35,167 Metil Palmitoleat 0,25
3 35,696 Metil Palmitat 36,54
4 39,009 Metil Linoleat 9,91
5 39,228 Metil Oleat 46,76
6 39,588 Metil Stearat 5,18
7 43,240 Metil Arakhidat 0,31

Gambar Kromatogram metil ester hasil transesterifikasi

19
SURFAKTAN

SURFAKTAN NATRIUM SURFAKTAN


METIL ESTER SULFONAT DIETANOLAMIDA (DEA)
(Na-MES)

DEA terkatalisis DEA terkatalisis


K2CO3/zeolit CaO/zeolit

20
3464,15 cm-1 1558,48 cm-1 648,08 cm-1

Perbandingan spektra
b
FTIR (a) ME, (b) MES, (c)
disalt Na-MES

21
Nilai HLB (Hydrophilic Lipophilic Balance)

perhitungan HLB diperoleh


nilai HLB sebesar 14,58,
artinya emulsi yang terbentuk
merupakan emulsi oil in
water(o/w).

Sumber : Tahir, 2012


) 22
PENGARUH RASIO MOL REAKTAN
PADA KESTABILAN EMULSI

90.9%
86.8%
83.0%

75.0%
%Kestabilan Emulsi

50.0%

25.0%

0.0%

1:1 1:1,5 1:2 rasio mol

23
94.30% 92.60%
90.90%
85.70%

PENGARUH WAKTU
75.00%
%Kestabilan emulsi

SULFONASI PADA
KESTABILAN EMULSI
50.00%

25.00%

0.00%
S-1 S-2 S-3 S-4 kode waktu

24
90.9%

PENURUNAN
86.8%
83.0%

TEGANGAN penurunan tegangan


PERMUKAAN permukaan (dyne/cm)

PADA VARIASI persen kestabilan emulasi

RASIO MOL 27.56 25.63


REAKTAN
24.23

1:1 1:1,5 1:2 rasio mol

25
PENURUNAN TEGANGAN PERMUKAAN
PADA VARIASI WAKTU SULFONASI
94.3% 92.6%
90.9%
85.7%

penurunan tegangan
permukaan (dyne/cm)

33.87 persen kestabilan emulsi


27.56 27.97
25.11

S-1 S-2 S-3 S-4 kode waktu

26
SURFAKTAN

SURFAKTAN NATRIUM SURFAKTAN


METIL ESTER SULFONAT DIETANOLAMIDA (DEA)
(Na-MES)

DEA terkatalisis DEA terkatalisis


K2CO3/zeolit CaO/zeolit

27
Produk Katalis K2CO3/zeolit

A B C

Gambar katalis K2CO3/zeolit: a) rasio 2:1; b) rasio 4:1; c) rasio 6:1

28
4. Pembuatan katalis K2CO3/zeolit

Tabel Hasil karakterisasi FTIR K2CO3/zeolit


Bilangan Gelombang (cm-1) Keterangan

3209-3186 Gugus hidroksil O-H dari molekul air


1450 Vibrasi C-O dari CO32-

Vibrasi C-O 1018 Vibrasi internal gugus gugus tetrahedral


TO4. T=Si atau Al.
dari CO32- Gugus Si-O-K
702 Si-O-K atau Al-O-K
atau Al-O-K

Gambar Spektra FTIR K2CO3/zeolit

29
Tabel Hasil karakterisasi XRD K2CO3/zeolit
Katalis K2CO3/zeolit 2θ (derajat)
Rasio
2:1 23,13° dan 30,85°
4:1 31,48°; 31,98°; dan 32,23°
6:1 31,61°, 40,00°, dan 52,97°

30
5. Sintesis surfaktan netral dietanolamida

Tabel Hasil karakterisasi FTIR surfaktan dietanolamida


Bilangan Gelombang (cm-1) Keterangan
3371 -OH alkohol
2958-2854 Csp3-H
1620 -C=O amida
1465 -CH2-
-C=O amida 1365 -CH3
1064 -C-N-
-C-N-

Gambar Spektra FTIR surfaktan dietanolamida

31
6. Karakterisasi surfaktan
Pengujian kestabilan busa

40.0
8.0 8.0
35.0

Volume busa (cm3)


Volume busa (cm3)
Volume busa (cm3)

6.0 6.0 30.0


25.0
4.0 30 g/L 4.0 30 g/L 20.0 30 g/L
15.0
20 g/L 20 g/L 20 g/L
2.0 2.0 10.0
10 g/L 10 g/L 5.0 10 g/L
0.0 0.0 0.0
0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40 50 60
Waktu pengamatan (menit) Waktu pengamatan (menit) Waktu pengamatan (menit)

Grafik kestabilan busa rasio 2:1 Grafik kestabilan busa rasio 4:1 Grafik kestabilan busa rasio 6:1

Konsentrasi surfaktan sebanding dengan jumlah volume busa yang dihasilkan.


Pertambahan waktu menyebabkan jumlah volume busa berkurang namun
pengurangan tidak terlalu signifikan.

32
Pengukuran indeks emulsi dan
kestabilan emulsi

70 70
70
Indeks emulsi (%)

60 65 65

Indeks emulsi (%)

Indeks emulsi (%)


50 60 60
40
10 g/L 55 10 g/L
30 55 10 g/L
20 15 g/L 50 15 g/L 50 15 g/L
10 20 g/L 45 20 g/L 20 g/L
0 45
1 2 3 4 40
40
Waktu pengamatan (hari) 1 2 3 4
1 2 3 4
Waktu pengamatan (hari)
Waktu pengamatan (hari)

Grafik kestabilan emulsi rasio 2:1 Grafik kestabilan emulsi rasio 4:1 Grafik kestabilan emulsi rasio 6:1

Konsentrasi surfaktan sebanding dengan nilai indeks emulsi. Semakin tinggi


konsentrasi surfaktan maka nilai indeks emulsi juga semakin tinggi. Pertambahan
waktu menyebabkan nilai indeks emulsi berkurang namun pengurangan tidak terlalu
signifikan.
33
Penentuan tegangan muka
secara fisika

Tegangan Permukaan surfaktan + air


Konsentrasi dengan Variasi Konsentrasi Katalis Tegangan Permukaan air
(g/L) (dyne/cm) (dyne/cm)

2:1 4:1 6:1


0,5 53,048 49,860 46,093
1,0 51,812 47,825 45,608 50,279
1,5 50,107 47,006 41,816

34
SURFAKTAN

SURFAKTAN NATRIUM SURFAKTAN


METIL ESTER SULFONAT DIETANOLAMIDA (DEA)
(Na-MES)

DEA terkatalisis DEA terkatalisis


K2CO3/zeolit CaO/zeolit

35
Hasil dan Pembahasan
Spektra IR katalis CaO/ZAA
Gugus Internal
Molekul CO32-
1064.71 cm-1

36
Hasil dan Pembahasan
b. Pembuatan Surfaktan Dietanolamida
Spektra IR Surfaktan Dietanolamida

CaO/ZAA 7% Bilangan gelombang ( cm-1) Gugus Fungsi


2924 dan 2855 Csp3-H
1620 -C=O amida
1057 -C-N-
1465 -CH2
1365 -CH3
CaO/ZAA 5% 3379 dan 3402 -OH alkohol

CaO/ZAA 3%

1620 cm-1

37
Hasil dan Pembahasan
4. Karakterisasi Surfaktan Dietanolamida
a. Uji stabilitas emulsi

68
Indeks emulsi: 67%
67
indeks emulsi (%)

66

65

64 air-surfaktan-pertalite
CaO/ZAA 3, 5, 7%
63

62
0 1 2 3 4 5
waktu pengamatan (hari)

38
Hasil dan Pembahasan
b. Pengukuran kestabilan busa
Grafik kestabilan volume busa dietanolamida dalam air (katalis CaO/ZAA 3%) Grafik kestabilan volume busa dietanolamida dalam air (katalis CaO/ZAA 5%)
4 12

3.5 10

volume busa (cm3)


volume busa (cm3)

3
8 30 g/L
2.5 30 g/L
2 20 g/L 6
1.5 4 20 g/L
1
2 10 g/L
0.5
10 g/L
0 0
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
waktu pengamatan (menit) waktu pengamatan (menit)
Grafik kestabilan volume busa dietanolamida dalam air (katalis CaO/ZAA 7%)
12
10 30 g/L semakin tinggi konsentrasi senyawa
volume busa (cm3)

8
dietanolamida, baik dari hasil sintesis
20 g/L dengan katalis CaO/ZAA 3 %; 5 %
6
dan 7 % maka volume busa yang
10 g/L
4 dihasilkan semakin tinggi dan selama
2 berjalannya waktu volume busa
0
semakin menurun.
0 10 20 30 40 50 60 70
39
waktu pengamatan (menit)
Hasil dan Pembahasan
c. Pengukuran tegangan muka surfaktan
Hasil pengukuran tegangan muka surfaktan dietanolamida dalam air
Katalis Konsentrasi Tegangan permukaan senyawa dalam
(g/L) air (dyne/cm)
CaO/ZAA 3% 0,5 58,95
1 45,83
1,5 44,02
CaO/ZAA 5% 0,5 64,98
1 51,06
1,5 39,31
CaO/ZAA 7% 0,5 58,66
1 46,74
1,5 38,09

Semakin tinggi konsentrasi surfaktan, tegangan permukaan larutan


semakin kecil atau penurunan tegangan permukaan semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan surfaktan dalam menurunkan tegangan
muka semakin besar dengan bertambahnya konsentrasi.

40
Hasil dan Pembahasan
d. Penentuan nilai Konsentrasi Kritis Misel (KKM)

Grafik pengukuran DHL larutan surfaktan


35.00
CaO/ZAA 7%
33.00 CaO/ZAA 5%
Konsentrasi kritis misel CaO/ZAA 3%
terbentuk pada kosentrasi 1,5 31.00

g/L dari larutan surfaktan dari DHL (µm)


29.00
hasil sintesis menggunakan
katalis CaO teremban zeolit 27.00
dengan konsentrasi 3, 5, 7% .
25.00

23.00
1.00 1.10 1.20 1.30 1.40 1.50 1.60 1.70 1.80
Konsentrasi (g/L)

41
Hasil dan Pembahasan
e. Penentuan nilai HLB

Pengukuran HLB surfaktan dilakukan dengan metode Griffin berdasarkan aturan


Bancroft yaitu untuk perhitungan HLB surfaktan nonionik dari bahan baku metil ester asam
lemak.

HLB = 7 + ∑H + ∑L
dengan, ∑H = Jumlah nilai gugus hidrofilik dalam suatu
molekul surfaktan
∑L = Jumlah nilai gugus hidrofobik dalam suatu
molekul surfaktan
Dari hasil perhitungan HLB diperoleh nilai HLB dari surfaktan dietanolamida
sebesar 10,59 sehingga surfaktan ini dapat dimanfaatkan sebagai larutan pembersih tembus
cahaya dan pelarut.

42
KESIMPULAN
• Berdasarkan variasi rasio mol reaktan metil ester : NaHSO3 serta waktu
sulfonasi, diperoleh surfaktan Na-MES optimum pada rasio mol 1:1,5 dan
waktu sulfonasi 3 jam.
• Karakteristik Na-MES terbaik pada rasio mol 1:1,5 dan waktu sulfonasi 3 jam
mampu menurunkan tegangan permukaan sebesar 33,87 dyne/cm dan memiliki
kestabilan emulsi 90,9%.
• Sintesis surfaktan netral dietanolamida dengan katalis K2CO3/zeolit variasi
rasio 2:1, 4:1, dan 6:1 berupa cairan kental berwarna coklat cerah dengan
rendemen berturut-turut yaitu 85,84; 92,09; dan 89,49%.

43
• Katalis K2CO3/zeolit mampu memberikan pengaruh dalam penurunan tegangan
muka dimana hasil terbaik diperoleh pada variasi katalis 6:1.
• Rendemen surfaktan untuk variasi konsentrasi CaO yang diembankan 3, 5 dan 7%
sebesar 64,47; 92,91; dan 87,05%.
• Surfaktan dietanolamida hasil sintesis mampu menurunkan tegangan muka,
memiliki nilai KKM sebesar 1,5 g/L, indeks emulsi 67% dan nilai HLB sebesar
10,59 sehingga surfaktan ini dapat dimanfaatkan sebagai larutan pembersih tembus
cahaya dan pelarut

44
Terima Kasih

45

Anda mungkin juga menyukai