Anda di halaman 1dari 51

Laporan Kasus

Hipertensi heart
disease+ decomp cordis+
aritmia
Identitas

 No. RM : S1503064084
 Nama : Tn. K
 Umur : 70 tahun
 Jenis Kelamin : Laki - laki
 Alamat : Mojokerto
 Satus Perkawinan : Menikah
 Suku : Jawa
 Tanggal Pemeriksaan : 15-03-2015
Anamnesa

 Keluhan Utama : Sesak nafas


 Riwayat Penyakit sekarang : Keluhan dirasa sudah
sejak ± 5 bulan yang lalu dan semakin memberat akhir
- akhir ini. Sesak timbul saat pasien berjalan jauh dan
melakukan kegiatan yg berat – berat, tapi sesak mulai
berkurang saat pasien beristirahat. Biasanya pasien
tidur dengan 2 bantal, kadang terbangun pada malam
hari saat terasa sesak. Pusing (-), batuk (-), pilek (-),
demam(-), mual(-), muntah(-),BAB/BAK(+) dbn,
makan/minum (+) dbn.
Anamnesa

Penyakit Penyakit Terdahulu :


Hipertensi (+) tertinggi pernah 180/?
mmHg dan tdk terkontrol, Diabetes
Melitus (-), Alergi obat (-), Asthma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat Hipertensi (-), DM (-).
Anamnesa

Riwayat Kebiasaan :
Makan tidak terkontrol (+),
Merokok (+) sehari 1-2 pack isi 16,
Alkohol (-).
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
 Tampak lemah, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status
gizi kesan cukup.

Tanda Vital
 Tensi : 170/100 mmHg
 Nadi : 107 - 110 x / menit, irreguler
 Pernafasan : 26 x /menit, reguler
 Suhu : 36,6 oC

 Kepala dan leher :


Bentuk Bulat, A/I/C/D = -/-/-/- , pembesaran KGB (-),
peningkatan JVP(-).
Pemeriksaan Fisik

 Thoraks :
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak.
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 6, 2 cm lateral midclavikular
line sinistra.
Perkusi :
Batas kanan -> ICS 6, 2cm lateral parasternal line dextra.
Batas kiri -> ICS 6, 2 cm lateral midclavikular line sinistra.
Auskultasi : S1 S2 tunggal, irreguler, Mur-Mur (+) mitral, Gallop (-).
Pemeriksaan Fisik

 Thoraks :
Pulmo
Inspeksi : Bentuk dada simetris, gerak nafas simetris,
jejas (-).
Palpasi : Gerak nafas simetris, fremitus raba normal.
Perkusi : Sonor / sonor
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-).
Pemeriksaan Fisik

 Abdomen : Inspeksi : Datar, jejas (-).


Auskultasi : Bising usus (+) dbn.
Palpasi : Soepel, hepar/lien/ginjal
ttb, nyeri tekan (-).
Perkusi : Meteorismus (-).

 Ekstremitas :
Akral hangat (+/+), Oedema (-/-)
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan laboratorium 15 – 03 – 2015


• DL : WBC / Hb / Hct / PLT : 5,8 / 11,0 / 33,1 / 140.000

• Troponin : Negatif (-)


Pemeriksaan Penunjang

 Foto Thorax
Foto thorax posisi AP.
Jantung : kesan cardiomegali
Paru : tak tampak kelainan,
sudut costofrenikus tampak
tajam kanan dan kiri.
Tulang dan soft tissue : tak
tampak kelainan.
Kesimpulan : Cardiomegali
Pemeriksaan Penunjang

 ECG
Gelombang P diikuti QRS
kompleks dengan RR interval 14
kotak kecil. ( HR = ±107 x/menit) .
Ditemukan RBBB.
Assesment

Hipertensi Heart Disease + Decomp Cordis


Functional Class 2 + RBBB
Planning

Planning diagnosa: Planning terapi:


 RFT  Infus PZ life line
 LFT  Injeksi Furosemide 2x1
 ECG Basal amp
 Diovan 80 mg 1x1
 Concor 2,5 mg 1x1
 DC
Follow Up ( 16-03-2015 )
S O A P
- Pasien Kes : CS HHD + DCFC 2+ - Inf. PZ life line
mengeluh  TD : 130/90 RBBB - Diovan 80 mg
sedikit pusing  Nadi : 86 x/menit 1x1
 RR : 18 x/menit - Concor 2,5 mg
 Temp : 36,4 °C 1x1
- Sesak sudah - ECG Basal
berkurang K/L : A/I/C/D = -/-/-/-

Thoraks :
Cor
Auskultasi : S1 S2 tunggal,
irreguler, M (+) mitral, G (-).
Pulmo
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Abdomen : Soepel, BU (+)
normal, Meteorismus (-).
Ekstremitas : Akral hangat (+/+),
Oedema (-/-).
Pemeriksaan Penunjang

 Total bilirubin: 2,45


 UA: 6,1
 Creatinine: 1,31
 Urea: 51
 SGOT: 37
 Cholesterol: 140
Pemeriksaan Penunjang

ECG Basal (16/03/2015):


Gelombang P diikuti
QRS kompleks dengan
RR interval 17 kotak
kecil. ( HR = ± 88
x/menit) . Ditemukan
RBBB.
Follow Up ( 17-03-2015 )
S O A P
- Pasien Kes : CS HHD + DCFC 2+ - Inf. PZ life line
mengeluh  TD : 140/90 RBBB - Diovan 80 mg
pusing (+)  Nadi : 96 x/menit 1x1
 RR : 18 x/menit - Concor 2,5 mg
berkurang
 Temp : 36 °C 1x1
- Serum
- Sesak sudah K/L : A/I/C/D = -/-/-/- Elektrolit
berkurang - USG Abdomen
Thoraks :
Cor
Auskultasi : S1 S2 tunggal,
irreguler, M (+) mitral, G (-).
Pulmo
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Abdomen : Soepel, BU (+)
normal, Meteorismus (-).
Ekstremitas : Akral hangat (+/+),
Oedema (-/-).
Pemeriksaan Penunjang

 Natrium: 135,8
 Kalium: 3,74
 Clorida: 106,6
Pemeriksaan Penunjang

ECG Basal (17/03/2015):


Gelombang P diikuti QRS
kompleks dengan RR
interval 16 kotak kecil. ( HR
= ± 93 x/menit) . Ditemukan
RBBB.
Follow Up ( 18-03-2015 )
S O A P
- Pasien sudah Kes : CS HHD + DCFC 2+ - Inf. PZ life line
tidak pusing  TD : 120/90 RBBB - Diovan 80 mg
lagi  Nadi : 88 x/menit 1x1
 RR : 18 x/menit - Concor 2,5 mg
 Temp : 36 °C 1x1
- Sesak sudah - ECG Basal
berkurang K/L : A/I/C/D = -/-/-/-

Thoraks :
Cor
Auskultasi : S1 S2 tunggal,
irreguler, M (+) mitral, G (-).
Pulmo
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Abdomen : Soepel, BU (+)
normal, Meteorismus (-).
Ekstremitas : Akral hangat (+/+),
Oedema (-/-).
Follow Up ( 19-03-2015 )
S O A P
- Pasien sudah Kes : CS HHD + DCFC 2+ - Diovan 160 mg
tidak sesak lagi  TD : 150/100 Aritmia (PAC) 1x1
 Nadi : 90 x/menit - KRS
 RR : 20 x/menit
 Temp : 36,6 °C

K/L : A/I/C/D = -/-/-/-

Thoraks :
Cor
Auskultasi : S1 S2 tunggal,
irreguler, M (+) mitral, G (-).
Pulmo
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Abdomen : Soepel, BU (+)
normal, Meteorismus (-).
Ekstremitas : Akral hangat (+/+),
Oedema (-/-).
Pemeriksaan Penunjang

ECG Basal (19/03/2015):


Gelombang P diikuti QRS
kompleks dengan RR
interval 17-15 kotak kecil. (
HR = ± 88-100 x/menit) .
Ditemukan RBBB dan
gambaran Aritmia PAC.
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik yang lebih


besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan
tekanan darah diastolik yang lebih besar atau sama
dengan 90 mmHg

(Prof.DR.Djoko Soematri,dr.Sp.JP(k)-FIHA 2008)


HIPERTENSI
HIPERTENSI
HIPERTENSI
HIPERTENSI
HEART FAILURE

Ketidakmampuan jantung untuk memompakan


darah keseluruh jaringan tubuh secara adekuat
akibat adanya gangguan struktural dan fungsional
jantung.
HEART FAILURE

Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal
jantung :
 Meningkatnya beban awal

 Meningkatnya beban akhir

 Menurunnya kontraktilitas miokardium


PJK, Hipertensi, PATHOFISIOLOGY
CHD,Cardio myopathy,
DM, GGK,dll
Beban Jantung

Impaired Myocardial
Performance CO HR BP

BP
Sirkulasi
Sistem
Fluid Retention insuffisiensi
Simpatis

Vasoconstriksi
perifer
Target Otak
RAA Organ (Neuro Endokrin)
system Ginjal
(GFR)
Tanda dan Gejala
Berdasarkan Progresivitas Kelainan Struktural dari Jantung
dan Perkembangan Status Fungsional – ACC/AHA 2005

Stage ada faktor resiko ( DM, hipertensi, PJK )


A namun belum ada kelainan struktural dr
jantung ( kardiomegali )
Stage ada faktor resiko ( DM, hipertensi, PJK ),
B sdh terdapat kelainan struktural (
kardiomegali, LVH ) dg atau tanpa
gangguan fungsional, namun bersifat
asimtomatik
Stage sedang dalam dekompensasi dan atau
C pernah HF, yg didasari oleh kelainan
struktural dr jantung
Stage benar2 masuk ke dlm refractory HF, dan
D perlu advance treatment strategies
Pemeriksaan Penunjang

• EKG
• X Photo Thorax
• Echo cardiography
• Catheterisasi jantung
• Laboratorium :
▫ BNP

▫ Elektrolit

▫ Fungsi Renal

▫ Fungsi Hepar

▫ Gula darah, dll


Menaikkan
Menurunkan After
Kontraksi
Load
(Inotropik)

 Dopamin
 Dobutamin
 Digoksin
ARITMIA

Definisi
 Kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari impuls,
atau gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan
dalam urutan normal aktivasi atrium sampai ventrikel

 Dapat diketahui dari gambaran EKG


Gejala aritmia

 Palpitasi
 Rasa tidak enak di dada
 Angina
 Lemas
 Sesak
 Pingsan
 Kejang
Etiologi Aritmia

1. Gangguan sirkulasi koroner :


 Iskemi miokard
 Infark miokard
2. Peradangan jantung :
 Demam rematik
 Miokarditis
3. Gangguan / kerusakan struktur jantung
 Gagal jantung
 Kardiomiopati
Etiologi Aritmia

4. Gangguan keseimbangan elektrolit & asam-basa


 Hiper / hipokalemi
 Asidosis / alkalosis
5. Gangguan endokrin : hipertiroid
6. Intoksikasi obat : digoxin, obat antiaritmia dll
7. Gangguan susunan saraf otonom / pusat
Klasifikasi Aritmia

 Gangguan Pembentukan Impuls


 Gangguan Sistem Konduksi
Kegawatan Aritmia

Derajat kegawatan aritmia tergantung :


1. Jenis aritmia yang gawat :
 Taki-aritmia > 160 x / m
 Bradi-aritmia < 40 x / m
2. Kelainan dasar jantung
 Keadaan miokard yang jelek  memperburuk prognosa aritmia, mis : IMA,
miokarditis, kardiomiopati
3. Adanya kelainan di luar jantung :
 Gangguan elektrolit
 Gangguan asam basa
 Infeksi berat
Gangguan Hemodinamik

 Merupakan manifestasi kegawatan aritmia


 Secara klinis berupa :
1. TD menurun  syok kardiogenik
2. Curah jantung (CO) menurun  gagal jantung  edema paru akut
3. Curah jantung (-)  henti jantung
4. Sindroma Adams-stokes, yi : curah jantung ↓ cepat & sementara 
pingsan
Tatalaksana Aritmia

I. Tujuan :
1. Konversi aritmia  irama sinus (tujuan utama)
2. Tujuan alternatif : mengendalikan frekwensi ventrikular yang
optimal (60-100 x / menit)
3. Terapi penyakit dasarnya

II. Indikasi :
 Aritmia yang simptomatik
 Aritmia dengan gangguan hemodinamik
Macam-macam terapi aritmia

1. Psikoterapi
2. Vagal manoeuvres
3. Obat anti aritmia
4. Direct current ( DC ) counter shock
5. Radiofrequency catheter ablation
6. Automatic implantable defibrilator
7. Pace maker temporer / permanent
Obat antiaritmia,
klasifikasi Vaughan-Williams

 Klas I : Gol penyekat Na


 Ia : Quinidin, procainamid, disopyramid
 Ib : Lidocain, mexiletin, phenytoin
 Ic : Propafenon, flecainamid

 Klas II : Gol penyekat beta


 Propranolol, bisoprolol dll

 Klas III : Gol obat yang memperpanjang potensial aksi & repolarisasi :
 Amiodaron, sotalol, bretilium dll

 Klas IV : Gol kalsium antagonis :


 Verapamil, diltiazem

Anda mungkin juga menyukai