Lapsus Internaku
Lapsus Internaku
Hipertensi heart
disease+ decomp cordis+
aritmia
Identitas
No. RM : S1503064084
Nama : Tn. K
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Mojokerto
Satus Perkawinan : Menikah
Suku : Jawa
Tanggal Pemeriksaan : 15-03-2015
Anamnesa
Riwayat Kebiasaan :
Makan tidak terkontrol (+),
Merokok (+) sehari 1-2 pack isi 16,
Alkohol (-).
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status
gizi kesan cukup.
Tanda Vital
Tensi : 170/100 mmHg
Nadi : 107 - 110 x / menit, irreguler
Pernafasan : 26 x /menit, reguler
Suhu : 36,6 oC
Thoraks :
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak.
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 6, 2 cm lateral midclavikular
line sinistra.
Perkusi :
Batas kanan -> ICS 6, 2cm lateral parasternal line dextra.
Batas kiri -> ICS 6, 2 cm lateral midclavikular line sinistra.
Auskultasi : S1 S2 tunggal, irreguler, Mur-Mur (+) mitral, Gallop (-).
Pemeriksaan Fisik
Thoraks :
Pulmo
Inspeksi : Bentuk dada simetris, gerak nafas simetris,
jejas (-).
Palpasi : Gerak nafas simetris, fremitus raba normal.
Perkusi : Sonor / sonor
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler, Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-).
Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas :
Akral hangat (+/+), Oedema (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax
Foto thorax posisi AP.
Jantung : kesan cardiomegali
Paru : tak tampak kelainan,
sudut costofrenikus tampak
tajam kanan dan kiri.
Tulang dan soft tissue : tak
tampak kelainan.
Kesimpulan : Cardiomegali
Pemeriksaan Penunjang
ECG
Gelombang P diikuti QRS
kompleks dengan RR interval 14
kotak kecil. ( HR = ±107 x/menit) .
Ditemukan RBBB.
Assesment
Thoraks :
Cor
Auskultasi : S1 S2 tunggal,
irreguler, M (+) mitral, G (-).
Pulmo
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Abdomen : Soepel, BU (+)
normal, Meteorismus (-).
Ekstremitas : Akral hangat (+/+),
Oedema (-/-).
Pemeriksaan Penunjang
Natrium: 135,8
Kalium: 3,74
Clorida: 106,6
Pemeriksaan Penunjang
Thoraks :
Cor
Auskultasi : S1 S2 tunggal,
irreguler, M (+) mitral, G (-).
Pulmo
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Abdomen : Soepel, BU (+)
normal, Meteorismus (-).
Ekstremitas : Akral hangat (+/+),
Oedema (-/-).
Follow Up ( 19-03-2015 )
S O A P
- Pasien sudah Kes : CS HHD + DCFC 2+ - Diovan 160 mg
tidak sesak lagi TD : 150/100 Aritmia (PAC) 1x1
Nadi : 90 x/menit - KRS
RR : 20 x/menit
Temp : 36,6 °C
Thoraks :
Cor
Auskultasi : S1 S2 tunggal,
irreguler, M (+) mitral, G (-).
Pulmo
Auskultasi : Vesikuler/Vesikuler,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-).
Abdomen : Soepel, BU (+)
normal, Meteorismus (-).
Ekstremitas : Akral hangat (+/+),
Oedema (-/-).
Pemeriksaan Penunjang
Etiologi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal
jantung :
Meningkatnya beban awal
Impaired Myocardial
Performance CO HR BP
BP
Sirkulasi
Sistem
Fluid Retention insuffisiensi
Simpatis
Vasoconstriksi
perifer
Target Otak
RAA Organ (Neuro Endokrin)
system Ginjal
(GFR)
Tanda dan Gejala
Berdasarkan Progresivitas Kelainan Struktural dari Jantung
dan Perkembangan Status Fungsional – ACC/AHA 2005
• EKG
• X Photo Thorax
• Echo cardiography
• Catheterisasi jantung
• Laboratorium :
▫ BNP
▫ Elektrolit
▫ Fungsi Renal
▫ Fungsi Hepar
Dopamin
Dobutamin
Digoksin
ARITMIA
Definisi
Kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari impuls,
atau gangguan konduksi yang menyebabkan perubahan
dalam urutan normal aktivasi atrium sampai ventrikel
Palpitasi
Rasa tidak enak di dada
Angina
Lemas
Sesak
Pingsan
Kejang
Etiologi Aritmia
I. Tujuan :
1. Konversi aritmia irama sinus (tujuan utama)
2. Tujuan alternatif : mengendalikan frekwensi ventrikular yang
optimal (60-100 x / menit)
3. Terapi penyakit dasarnya
II. Indikasi :
Aritmia yang simptomatik
Aritmia dengan gangguan hemodinamik
Macam-macam terapi aritmia
1. Psikoterapi
2. Vagal manoeuvres
3. Obat anti aritmia
4. Direct current ( DC ) counter shock
5. Radiofrequency catheter ablation
6. Automatic implantable defibrilator
7. Pace maker temporer / permanent
Obat antiaritmia,
klasifikasi Vaughan-Williams
Klas III : Gol obat yang memperpanjang potensial aksi & repolarisasi :
Amiodaron, sotalol, bretilium dll