Anda di halaman 1dari 31

Referat

VERUKA VULGARIS

Oleh:
Ng ChorYao
Pembimbing:
dr. Rompu Roger Aruan, Sp.KK

BAGIAN/DEPARTEMEN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRIDA WACANA
RSUD KOJA 2019
LAPORAN KASUS

Identitas Penderita
Nama : Maria Magdalena
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Alamat : Jakarta
Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 18 November 1948
• Keluhan Utama :
Timbul benjolan pada telapak kaki

• Perjalananan Penyakit:
Pasien datang ke Poliklinik RSUD koja dengan keluhan benjolan pada
telapak kaki sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan dikatakan terdapat
pada telapak kaki bagian tengah. Pada awalnya timbul benjolan
dengan ukuran sebesar kepala jarum pada telapak kaki pasien.
Benjolan semakin membesar berukuran sebesar biji jagung dan
permukaannya menjadi kasar. Seminggu kemudian, benjolan tersebut
kemudian diikuti dengan tumbuhnya benjolan pada bagian bawah
telapak kaki. Kedua benjolan tersebut dikatakan sedikit nyeri dan
tidak gatal. Pasien mengatakan belum pernah berobat sebelumnya.
Pasien menyangkal timbulnya bintil-bintil di kulit sekitar alat kelamin.
Keluhan benjolan tersebut tidak disertai demam, batuk lama,
penurunan berat badan yang signifikan dalam 3 bulan terakhir.
• Riwayat Pengobatan :
Penderita belum pernah melakukan pengobatan ke Puskesmas atau
dokter spesialis kulit.
• Riwayat Penyakit Terdahulu :
Penderita belum pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
• Riwayat Penyakit dalam keluarga :
Di keluarga tidak ada yang mengalami kelainan yang sama dengan
penderita.
• Riwayat atopi :
Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
• Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Baik
Berat badan : 55 kg
Tinggi badan : 160 cm

• Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemia -/-, ikt-/-
THT : dalam batas normal
Thorax : Cor : S1S2 normal, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-),bising usus normal, hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas : dalam batas normal
• Status Dermatologi
Lokasi : Plantaris sinistra
Effloresensi : papul, soliter, bentuk bulat, ukuran 0,3 cm, keras,
permukaan kasar dengan kulit disekitarnya normal. Penyebaran secara
diskret, batas tegas, Ukuran lenticular .
• Diagnosis Kerja
Veruka vulgaris
• Diagnosis Banding
Moluskum kontagiosum
Karsinoma sel skuamosa
• Penatalaksanaan
Bedah listrik (kauterisasi)
• Prognosis
Pada pasien tersebut, meskipun veruka vulgaris yang dideritanya
tidak mengakibatkan kematian, namun penyakit ini akan berjalan kronik
dan bersifat residif. Belum ada cara yang efektif dan memberi
penyembuhan yang sempurna. Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
• Anamnesis : benjolan pada Telapak kaki kiri sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya
sebesar kepala jarum kemudian membesar seukuran biji jagung dan
permukaannya menjadi kasar. Seminggu kemudian, tumbuh benjolan pada bagian
bawah telapak kaki dengan permukaan yang kasar. Sedikit nyeri dan tidak gatal.
Belum pernah berobat
• Status dermatologi :
• Lokasi : Plantaris sinistra
Effloresensi : papul, soliter, bentuk bulat, ukuran 0,3 cm, keras, permukaan kasar dengan kulit
disekitarnya normal. Penyebaran secara diskret, batas tegas, Ukuran lenticular .
• Diagnosis Kerja : Veruka Vulgaris
PEMBAHASAN
• Penyakit yang mempunyai gejala menyerupai veruka vulgaris : Moluskum kontagiosum dan
Karsinoma sel skuamosa. Pada moluskum kontagiosum terlihat lesi solid dan tersebar berupa
papul berdiameter 1-2 mm. Pada bagian tengahnya terdapat daerah umbilikasi disebut dele
berisi badan moluskum. Karsinoma sel skuamosa memiliki ciri adanya vegetasi yang seperti
kembang kol, mudah berdarah, dan berbau.
• Penatalaksanaan : Belum ada cara yang efektif dan memberi penyembuhan yang sempurna.
Elektrokauterisasi  memiliki efektivitas yang tinggi dalam menghancurkan jaringan yang
terinfeksi HPV, serta kontraindikasi untuk pasien dengan cardiac pacemakers
• Asam Salisilat sebagai obat topikal-membantu untuk mengurangi ketebalan veruka
• Faktor pedisposisi dan pencetus, seperti iritasi dan trauma mekanik harus dihindari untuk
mencegah kekambuhan penyakit ini.
KESIMPULAN

• Veruka vulgaris  hiperplasi epidermis E/HPV tipe tertentu; kronik residif; lesi:
papul, soliter, bentuk bulat, keras, permukaan kasar dengan kulit disekitarnya
normal.
• Penatalaksanaan ~ lokasi tubuh yang terkena, usia pasien, status imun pasien,
derajat ketidaknyamanan baik secara fisik maupun emosional, terapi sebelumnya
 First line : elektrokauterisasi.
• Prognosis baik meskipun tidak menimbulkan kematian tetapi penyakit ini berjalan
kronik-residif.
SARAN

• Diberikan pengertian tentang patogenesis penyakitnya, faktor-faktor yang


memperberat, dan diberi penjelasan bahwa penyakit ini menular melalui
kontak kulit ke kulit  Untuk menjaga dan menghindari semua faktor yang
dapat memperberat penyakit.
• Dalam menegakkan diagnosa veruka vulgaris, selain dengan
memperhatikan gejala klinisnya dapat didukung dengan pemeriksaan
histopatologi.
Tinjauan Pustaka
Veruka Veruka vulgaris adalah proliferasi jinak dari kulit dan
mukosa yang disebabkan infeksi human papillomavirus
vulgaris (HPV) tipe tertentu.

Angka kejadian veruka vulgaris di Australia 16%, United


Kingdom 4-5%, Indonesia (Manado) 1,05%. Perempuan
(51,16%) kelompok umur 5-14 tahun 30,22%.

Tujuan pengobatan veruka adalah pencegahan


penularan infeksi HPV, destruksi sel epidermis yang
terinfeksi, dan mencegah kekambuhan.
SKDI : 4A
Definisi

• Veruka vulgaris adalah proliferasi jinak epidermis kulit dan mukosa yang
disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) tipe 1, 2, 4, 27, 57, dan 63,
dengan tipe tersering yaitu tipe 2 dan 4.
Epidemiologi

Australia 16%
Eropa 7-10% United
Kingdom
Amerika 1%
4-5%

Mayoritas pasien
Indonesia dengan verruca
(Manado) 1,05%. vulgaris: usia anak
Perempuan sampai dewasa
(51,16%) awal insidensi 10%
kelompok umur terutama usia 5 -
5-14 tahun 20 tahun dan 15%
terjadi setelah usia
30,22%.
35 tahun.
Etiopatogenesis
Partikel HPV
Infeksi HPV Inokulasi
berikatan Virus masuk
1,2,4,27,29,57 virus pada
dengan heparan ke sel basal
dan 63 defek epitel
sulfat

HPV (virus
DNA) Sel epitel Aktifnya Genom virus
Supresi p53
mengalami protein E1, menjadi
dan
proliferasi E2, E4, E6, plasmid
gangguan
diikuti dengan E7, L1 dan ekstra
siklus sel
replikasi virus L2 kromosom

Sel yang terinfeksi


bermigrasi ke atas
Veruka
membentuk lapisan
terdiferensiasi
Gambaran Klinis
Bentuk veruka papul verukosa, sewarna kulit bisa kehitaman besarnya lentikular atau jika
berkonfluensi berbentuk plakat.
Predileksi veruka vulgaris: ekstremitas bagian ekstensor, tempat yang sering terjadi trauma seperti
tangan, jari, lutut, dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut dan hidung.

Veruka vulgaris atau common wart; (a) digiti manus, (b) hand. Nodul berbentuk dome-shape pada Myrmecia
Bentuk filiformis biasanya berlokasi di wajah dan daerah veruka plantaris
berambut.
Mosaic Wart Veruka pada nail bitter dengan periungual warts

Periungual Warts
Gambaran Histologi

Gambaran histopatologis epidermis pada veruka vulgaris akan


didapatkan hyperkeratosis, parakeratosis, poikilomatosis, dan
akantosis. Rete ridges yang memanjang tanda dari pusat infeksi
veruka.
Diagnosa banding
LOKASI LESI SOLITER LESI MULTIPEL
Telapak Pikirkan: Pikirkan:
tangan dan  Verruca vulgaris  Arsenical keratosis
telapak kaki  Callus, corn  Verruca vulgaris
 Epidermal inclusion cyst  Palmoplantar keratoderma
 Pyogenic granuloma  Psoriasis, reactive arthtritis
 Milkers nodeles (palms)  Pits in basal cell nevus
syndrome

Singkirkan: Singkirkan:
 Amelanotic acrolentiginous  Secondary syphilis
melanoma
 Carcinoma cuniculatum

Punggung Perhatikan: Perhatikan:


tangan dan  Verruca vulgaris  Verruca vulgaris
punggung  Periungual warts  Verrucae planae
kaki  Actinic keratosis  Actinic keratosis
 Acrokeratosis verruciformis
Singkirkan:  Epidermyolitic
 Squamous cell carcinoma hyperkeratosis
 Keratoacanthoma  Stucco keratosis
 Tuberculosis verrucosa cutis
 Fish tank granuloma
TERAPI

Umum
• Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit pasien timbul akibat penyakit
infeksi menular yang dapat timbul berulang dan bukan penyakit keturunan,
dan tidak dicetuskan oleh makanan tertentu.
Khusus
• Sebagian veruka dapat mengalami involusi spontan dalam 1 atau 2 tahun.
Pengobatan nonbedah (topikal dan sistemik) dan bedah.
Pengobatan Topikal
Formalin(virucidal)
Glutaraldehida(vi Basahi atau Topikal 5-fluorourasil,
Asam Salisilat: rucidal) : kompres lesi Sediaan: 5% 5-FU dan
Asam salisilat 12- glutaraldehid dengan 2-3% asam salisilat 10%,
26% dengan 10% dalam etanol formalin dalam air 50% membersihkan
tambahan asam berair atau (formalin sekitar veruka vulgaris, Terapi
laktat, dalam formulasi gel. 37% formaldehid dibandingkan dengan Photodynamic
collodion  efek Glutaraldehida dalam air) Formalin asam salisilat 4% efek merusak
keratolitik dan 20% dalam ini virucidal tetapi Formulasi baru dari 5- pada sel.
desmolitik larutan air juga mengering dan FU dalam bentuk
membantu untuk menghasilkan mengeraskan kulit injeksi intralesi dapat
mengurangi 72% angka sehingga membuat pengeluran
ketebalan veruka kesembuhan menyebabkan senyawa veruka
pengelupasan kulit. secara cepat.
Pengobatan Sistemik
• Retinoid
Retinoid oral digunakan untuk mengobati veruka karena kemampuanya dalam
proses pengurangan keratin dan akselerasi klirens veruka. Dosis 1
mg/kgBB/hari selama kurang dari 3 bulan.
• Antiviral
Cidofovir, sebuah analog purin (cytosin), masuk ke proses replikasi DNA
sehingga dapat merusak sel. Cidofovir dapat digunakan secara sistemik (5
mg/kg/satu kali dalam seminggu) atau secara topikal dengan 1% gel atau krim
atau injeksi intralesi (2.5 mg/ml).
Tindakan Bedah

• Intralesional Bleomycin (Blenoxane)


• Krioterapi
• Kauter/Bedah listrik
• Laser
• Koagulator inframerah
• Bedah Eksisi
KOMPLIKASI

• Pada veruka vulgaris, tidak terdapat literatur atau penelitian yang menunjukan
komplikasi
• Masalah yang timbul pada veruka vulgaris adalah masalah kosmetik, baik sebelum
maupun setelah dilakukan terapi, dimana risiko jaringan parut paska bedah tinggi.
• Veruka jenis vulgaris tidak menyebabkan keganasan sehingga tidak memiliki
komplikasi yang berarti, kecuali pada segi kosmetik. Kisaran 23% terjadi regresi
spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3 bulan dan 65% -78% dalam 2
tahun.
Prognosis

• Kisaran 23% terjadi regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu
3 bulan dan 65% -78% dalam 2 tahun. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh
status kekebalan tubuh. Common wart memiliki insiden untuk menjadi suatu
keganasan, banyak studi yang menunjukkan DNA HPV terdapat pada
karsinoma sel basal dan psoriasis dalam kadar rendah.
KESIMPULAN

• Veruka vulgaris (kutil atau common wart) merupakan proliferasi jinak intraepidermal yang
disebabkan oleh human papillomavirus (HPV) tipe 2 dan 4. Daerah predileksi adalah di
tangan, jari-jari tangan dan kaki/ telapak kaki, tapi dapat pula tumbuh dimana saja pada
epidermis dan mukosa. Efloresensinya mula-mula papula kecil seukuran kepala jarum,
warna kulit seperti biasa, jernih.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan
histopatologi digunakan untuk mengkonfirmasi diagnosis tersebut. Penatalaksanaan
veruka vulgaris terdiri dari penatalaksanaan bedah (topikal dan sistemik) dan nonbedah.
• Veruka jenis vulgaris tidak menyebabkan keganasan sehingga tidak memiliki komplikasi
yang berarti, kecuali pada segi kosmetik. Kisaran 23% terjadi regresi spontan dalam waktu
2 bulan, 30% dalam waktu 3 bulan dan 65% -78% dalam 2 tahun.
•TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai