Anda di halaman 1dari 30

KUALITAS LINGKUNGAN

PADA AIR - SAMPLING


Pertemuan 3
SAMPLING
• Sampling merupakan proses untuk mengambil
contoh dari suatu bahan analisis dari lingkungan
yang secara representatif mampu mewakili hasil
dari lingkungan secara keseluruhan
• Dalam sampling terdiri dari beberapa proses yaitu :
1. Penentuan Titik Sampling;
2. Metode Pengambilan Sampel;
3. Penanganan Sampel;
4. Analisis Sampel;
5. Pengecekan Hasil Analisis.
TUJUAN PENGAMBILAN SAMPEL
1. Mengumpulkan data rona awal lingkungan
(exploratory)
2. Memantau lingkungan (monitoring)
a. Menentukan status kualitas lingkungan
b. Mengelola sumber daya alam
c. Menentukan kebijakan pengelolaan lingkungan
d. Menghadapi masalah lingkungan global
3. Menegakkan hukum lingkungan
4. Melakukan penelitian lingkungan
Pada hakekatnya, pemantauan kualitas air pada
perairan umum memiliki tujuan sbb:

1. Mengetahui nilai kualitas air dalam bentuk


parameter fisika, kimia dan biologi
2. Membandingkan nilai kualitas air tersebut dengan
baku mutu sesuai dengan peruntukkannya
3. Menilai kelayakan suatu sumber daya air untuk
kepentingan tertentu
KRITERIA SAMPEL
 Memiliki sifat yang sama dengan badan air/udara
 Tidak mengalami perubahan hingga dilakukan
penelitian
 Tidak terkontaminasi oleh materi lain diluar badan
air, atau untuk tujuan pengawetan sampel.
 Memiliki volume yang cukup untuk keperluan
analisis
 Memiliki identitas yang jelas sehingga tidak
menimbulkan kesalahan.
JENIS SAMPLING
 Sampel Sesaat (Grab Sampel)
 Sampel Sesaat tersusun
(Integrated Sampel)
 Sampel Campuran (Composite
Sampel)
Sampel Sesaat (Grab Sampel)

Adalah sampel yang diambil secara langsung dari


badan air yang sedang dipantau.
Sampel ini hanya menggambarkan karakteristik air
pada saat pengambilan sampel.
Sampel Sesaat Tersusun (Integrated
Sampel)

 Adalah sampel gabungan yang diambil secara


terpisah dari beberapa tempat, dengan volume
yang sama
Sampel Campuran (Composite Sampel)

 Adalah sampel campuran dari beberapa waktu


pengamatan
 Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan
secara manual atau secara otomatis dengan
menggunakan peralatan yang dapat mengambil
air pada waktu tertentu sekaligus dapat
mengukur debit air
 Pengambilan sampel secara otomatis dapat
dilakukan jika ingin mengetahui gambaran
tentang karakteristik kualitas air secara terus
menerus.
BENTUK GANGGUAN SAMPEL
Volume
Analisa Sampel Cara Pengawetan Waktu Pengawetan
Max
Alkalinity 200 Didinginkan 1 – 14 hari
BOD 1000 Didinginkan 6 Jam – 14 Hari

CARA PENGAWETAN SAMPEL


CO2 10 Dianalisa segera 0
COD 100 Ditambah H2SO4 sampai pH < 2 7 – 28 hari
DHL 500 Didinginkan 28 hari
Fosfat (PO4) 100 Penyaringan segera dan dibekukan 2 hari

Kekeruhan Disimpan tempat gelap 1 – 2 hari


Kesadahan Ca 2+ 100 Ditambah HNO3 sampai pH<2 6 bulan
Klor Cl2 Dianalisa segera 0,5 – 2 jam
Nitrogen Amonia (NH3) 500 Dianalisa segera atau Ditambah 2 hari
H2SO4 sampai pH < 2
Nitrat 100 Ditambah H2SO4 sampai pH < 2 2 hari
atau didinginkan
Nitrit 200 Dianalisa segera atau didinginkan 0 – 2 hari
sampai –20C
Oksigen 300 Elektroda khusus 0,5 – 1 jam
Cara Winkler 8 jam
pH 100 Dianalisis segera 2 Jam
Warna 500 Didinginkan 2 hari
Tersuspensi 200 Didinginkan 7-14 hari
PERLAKUAN TERHADAP ALAT PENGAMBIL
SAMPEL
• Botol/dirigen dalam keadaan rapat tidak bocor
• Tidak tercemar bahan kimia tertentu, sehingga
ditetapkan botol/dirigen khusus pengembil sampel
• Botol dicuci menggunakan air sampel sebelum diisi
sampel
• Botol diisi dengan sampel penuh, tidak ada udara
dalam botol
• Segera dilakukan pemeriksaan atau disimpan dengan
umur tertentu
• Satu pengambilan sampel sebaiknya digunakan untuk
satu kali penggunaan.
Identitas Sampel
Botol Sampel diberikan Identitas :
a) Lokasi Sampel
b) Jam/Waktu/Hari/Tanggal Pengambilan
c) Deskripsi Ringkas Sampel
d) Petugas Sampling
Membuka Botol Steril
Menutup Botol Steril
Pengambilan Sampel Air Pada
Keran Air
Pengambilan Sampel Air Sumur
Gali
1.
2.

3.
Lanjutan!
Titik Lokasi Pengambilan Sampel
Pada Badan Air Sungai
Lanjutan...

1. Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu lokasi


yang belum tercemar.
2. Daerah pemanfaatan air sungai, yaitu di mana air
sungai dimanfaatkan untuk bahan baku air minum,
untuk rekreasi, industri, perikanan, pertanian, dll
3. Daerah yang potensial terkontaminasi, yaitu lokasi
mengalami perubahan kualitas air
4. Daerah pertemuan dua sungai atau lokasi masuknya
anak sungai. Lokasi dipilih apabila terdapat aktivitas
thd penurunan kualitas air sungai
5. Daerah hilir atau muara sungai. Tujuannya untuk
mengetahui kualitas air sungai secara keseluruhan.
TURBIDITY METER
THERMO-ANEMOMETER
DISSOLVED OXYGEN

DO METER adalat alat untuk


mengukur kadar oksigen
dalam air
SPEKTROFOTOMETER
pH METER
UJI BAKTERIOLOGIS E.COLI DAN COLIFORM
BAKU MUTU KUALITAS AIR

 PERMENKES NO 416 TAHUN 1990 TENTANG


PERSYARATAN KUALITAS AIR BERSIH
 KEPMENKES NO 907 TAHUN 2002 TENTANG
PENGAWASAN AIR MINUM
 PERMENKES NO 492 TAHUN 2010 TENTANG
PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM
 PERMENKES 736 TAHUN 2010 TENTANG TATALAKSANA
PENGAWASAN KUALITAS AIR MINUM, MEMBUAT
KEPMENKES 907/2002 TIDAK BERLAKU LAGI
 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR
DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
KUALITAS
AIR SUNGAI
BAKU MUTU
LINGKUNGAN

PARAMETER

HASIL UJI
BAKU MUTU KUALITAS AIR SUNGAI

Hanya pada
peruntukkan
Kelas II

Anda mungkin juga menyukai