Anda di halaman 1dari 20

PENDEKATAN

KESEJAHTERAAN B. Wisnu Widjaja

DALAM Deputi Bidang Sistem


Dan Strategi

PENGURANGAN BNPB

RISIKO BENCANA
ANCAMAN DAN PELUANG
1. Bencana selalu kompleks, sistemik, manajemen risiko bencana urusan Bersama, gerakan utk merubah budaya. Mencari
solusi dimulai dari penurunan masalah.
2. 95 % bencana di Indonesia akibat bahaya (hazards) Hidrometeorologi
 Banjir, longsor, kekeringan, erosi dan sedimentasi berlebihan,

3. Penyebab bencana hidrometeorologi adalah kerusakan lingkungan


 Penggundulan hutan
 Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai (penanaman sayur dan tanaman pangan yang tidak ramah lingkungan/tanaman semusim), laha terbuka
yang tidak termanfaatkan
 Pencemaran akibat limbah domistik, limbah industry, limbah rumah sakit

4. Indonesia pernah jaya dari hasil perkebunan diantaranya rempah, teh dan kopi dan tanaman endemic lainnya yang
bernilai ekonomi tinggi (produk minyak atsiri, tanaman obat dll)
 Saat ini belum termanfaatkan secara optimal karena kemampuan pengelolaannya kurang baik
 Banyak lahan kosong, kurang minat tanam, harga, Kualitas dan kuantitas produk tidak stabil

5. kolaborasi (pentahelix), Teknologi/otomatisasi/inter connectivity/accessibility dan pembangunan bigdata sebagai


dasar pengelolaan perbaikan lingkungan untuk kurangi bencana melalui perbaikan ekosistem yang bernilai ekonomis
tinggi (tahap awal: kopi)
VOC-PERUSAHAAN PALING KAYA - REMPAH
 Vereenigde Oost-Indische Compagnie
atau VOC adalah perusahaan multinasional
pertama di dunia. Ia bahkan menjadi
perusahaan bernilai paling besar
sepanjang sejarah. Sebagian pundi-pundi
kekayaannya dikeruk dari Indonesia.
 Dilansir dari laman DutchReview.com pada
Rabu (24/1/2018),
aset VOC diperkirakan sebesar US$ 7,9
triliun atau sama dengan gabungan nilai 20
perusahaan papan atas di era modern,
termasuk Google dan Apple.
 Namun, umurnya hanya bertahan sekitar
200 tahun saja. VOC yang lahir pada Peta Kota Batavia, cikal bakal kota Jakarta (Wikipedia)
1602 tamat pada 1799. Hancur karena
KORUPSI
KONSUMSI KOPI INDONESIA
 Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian Kementerian Pertanian konsumsi
kopi nasional pada 2016 mencapai sekitar
250.000 ton dan tumbuh 10,54% menjadi
276.000 ton.
 Konsumsi kopi Indonesia 2016-2021 diprediksi
tumbuh rata-rata 8,22%/th. Pada 2021, pasokan
kopi diprediksi mencapai 795.000 ton dgn
konsumsi 370.000 ton, sehingga tjd surplus
425.000 ton
 Proyeksi jumlah middle income di Indonesia pada
2021 adalah 45 juta penduduk. Kemudian tahun
depannya lagi akan naik dua kali lipat menjadi
85 juta penduduk yg artinya banyak masyarakat
yg mengalami peningkatan daya beli
 Minum Kopi menjadi gaya hidup
SAYUR, KOPI, WISATA, BENCANA
GAYA HIDUP KEKINIAN
WISATA-AGRIKULTUR-JASA
SEJAHTERA MENANGKAL BENCANA
KAPASITAS
Kepemilikan assets/modal memberikan pilihan yang lebih luas dan peluang
mata pencaharian saat kondisi darurat sehingga mempercepat pemulihan
pasca bencana
 Orang miskin terpinggirkan dan hidup terpapar ancaman bencana, tidak banyak
pilihan
Asset tersebut dapat berupa :
 manusia (skill, pengetahuan, kesehatan yang baik, kemampuan sebagai buruh),
 fisik (ternak, transport, peralatan, rumah, air dan sanitasi),
 natural (kepemilikan lahan, hutan, laut, sumberdaya liar),
 financial,
 social,
 politik
FRAMEWORK PRB BERBASIS KESEJAHTERAAN

Perbaikan
lingkungan Lapangan Kurangi Pengurangan
(dng tanaman kerja kemiskinan Risiko Bencana
yg bernilai
ekonomi)

Sustainability: menjaga system rantai pasokan, berkolaborasi dalam platform yang handal
LAPANGAN KERJA
Kesempatan terbuka
untuk penciptaan
lapangan kerja
 Eg. Petani kopi, pengolah biji
kopi, pencampur kopi, peracik
kopi, wisata, training
Generate income untuk
kesejahteraan serta
perbaikan lingkungan
STRATEGI
1. B to B : libatkan stakeholders dari hulu ke hilir (supply chain)
2. Pembinaan dan pemberdayaan petani, pengamanan rantai pasokan via jejaring PRB (eg. Via
program desa Tangguh, fasilitator sbg agent nya)
3. Pembangunan platform/digital management untuk kolaborasi
4. Show case (Museum Kopi Nusantara - Indonesia) sbg
 Tempat bertemunya para penggiat PRB
 Tempat diskusi tentang (bisa dikembangkan untuk komoditas unggulan lainnya: rempah,
minyak atsiri)
 Show room
 Training center
 MICE ("Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition“)
5. Kebijakan Daerah atau Nasional untuk mewajibkan penggunaan/penyediaan
kopi/komoditas pada waktu tertentu (eg. Temanggung, )
KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN
Koordinasi dan penggalangan kolaborasi berbagai pihak dari hulu
ke hilir untuk menyatukan visi
 Kementan, Dirjen Perkebunan
 BUMN (Logistik/BGR, Bank, Inhutani/Perhutani, PTPN)
 Perbankan
 Exportir dan pengusaha
 Para penggiat PRB yang melakukan pendekatan PRB melalui mata
pencaharian/kesejahteraan
 Para pelaku bisnis perkopian dan minyak atsiri serta komuditas lainnya
 Unit D4/RR yang telah menjalankan program pendampingan di daerah pasca bencana
Pameran
SWOT – CONTOH UNTUK KOMODITAS KOPI
HELPFUL HARMFUL
STRENGTH WEAKNESS
• Luas lahan dan geografis • Kuantitas dan kualitas tidak stabil
INTERNAL ORIGIN

• Varian kopi endemic • Pengetahuan petani rendah


• Kebutuhan dalam negeri meningkat • Permodalan lemah
• Gaya hidup milenial • Rantai distribusi terlalu Panjang, dikuasai tengkulak
• Jumlah kelas menengah nasional • Minim teknologi
• Isu PRB untuk mencegah bencana • Penggunaan bahan kimia/non organik
• Dukungan pemerintah • Marketing dan branding
• Infrastruktur
• regulasi
OPPORTUNITY THREAT
EXTERNAL ORIGIN

• Kebutuhan luar negeri meningkat • Banjir kopi dari beberapa negara Vietnam, Brasil,
• Gaya hidup global Kolombia
• Jumlah kelas menengah dunia meningkat • Branding dan marketing dengan teknologi
• Harga mahal • Service
• Banyak disukai
MT. SINABUNG RECOVERY SUPPORT PROGRAMME
P R O GRAM D U K UNGA N P E M ULIHA N E RU PSI GN. S INA BUNG
TINDAK LANJUT
UNTUK MENDUKUNG RPJMN 2020-2024 : INDONESIA MENJADI UPPER-MIDDLE INCOME 2024

1. Perkuatan kolaborasi dan menyatukan visi/Promosi gagasan


2. Inventarisasi sumberdaya perkopian (pelaku dan kapasitasnya), dari hulu ke
hilir,perkuatan jejaring, penyamaan visi
3. Pembuatan rencana induk kolaborasi, rencana bisnis dan pembagian tugas
4. Pembentukan wadah untuk pembelajaran Bersama (fisik dan non fisik) untuk
memperkuat kolaborasi
5. Pembangunan platform : untuk pusat informasi, komunikasi, koordinasi untuk
kolaborasi dan kooperasi
6. Pilot project dengan pemanfaatan yang sudah ada
 Peningkatan kapasitas fasilitator/penyuluh
 Penyelarasan dan Kolaborasi program eg. Desa Tangguh dengan Kementan, KL lainya, NGO
• Think big, start small, act now!
• Bukan project tetapi
Gerakan Sosial Entrepreneurship untuk PRB

KOLABORASI-AKSESIBILITAS-BIG DATA
THANK YOU
b.wisnu.w@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai