Kecamatan For Uts!!!

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 41

MK.

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR III


KANTOR KECAMATAN
CILANDAK

NAMA KELOMPOK: FASILITATOR;


RIFQI ACHMAD FAUZAN 14120007 Ir. HADIYONO, MT
Ir. IMA RACHIMA N, M.Ars
Ir. MUFLIHUL IMAM, MT

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

VISI & MISI KECAMATAN CILANDAK FAKTA


VISI • Kantor Kecamatan Cilandak memiliki pelayanan yang
Terwujudnya Kecamatan Cilandak yang Berorientasi lambat dan tidak optimal
Pelayanan Publik, Lingkungan yang Tertib dan Dihuni • Belum tersedia fasilitas khusus penyandang disabilitas
Masyarakat yang Berbudaya pada kantor kecamatan cilandak

MISI SOLUSI
•Meningkatkan Sarana Prasarana
•Menyediakan dan Memelihara Kebutuhan Fasilitas • Gubernur DKI Jakarta mengusulkan Sistem Pelayanan
Kantor Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk setiap kecamatan di
DKI Jakarta
• Perluhnya Revitalisasi terhadap bangunan kantor
ISSUE
kecamatan Cilandak guna meningkatkan pelayanan
• Belum terpadunya sistem pelayanan yang terdapat untuk masyarakat umum dan pelayanan khusus bagi
pada kantor kecamatan. penyandang disabilitas
• Tidak tersedianya fasilitas khusus untuk penyandang
disabilitas (baik desain pada bangunan maupun sistem
pelayanan yang diberikan)
T  Menunjang tata pemerintahan
yang baik untuk meningkatkan
U Orientasi terhadap pelayanan
J publik
U  Meningkatkan pelayanan
administratif daerah di
A kecamatan Cilandak
N  Mendukung program pemerintah
dalam memberikan sistem
Pelayanan Terpadu Satu Pintu S  Pegawai kantor Kecamatan
Cilandak
(PTSP) A  Masyarakat (umum dan
S penyandang disabilitas) di
kecamatan Cilandak
A  Mengoptimalkan fasilitas
R pelayanan masyarakat sampai
A tahun 2037

N
IDENTIFIKASI MASALAH

PERENCANAAN
No. Faktor Pe re ncanaan Tapak Bangunan Ruang
Perlunya Siste m Sirkulasi/Akse sibilitas yang mudah agar dapat menunjang semua
1 √ √ √
kalangan publik (baik general dan penyandang disabilitas)
Perlunya Siste m Ke nyamanan Thermal, Pengudaraan dan Pencahayaan yang baik agar
2 - √ √
dapat menunjang pelayanan Publik yang Terpadu.
3 Perlunya Siste m Ke amanan yang memberikan rasa aman dalam Pelayanan Publik √ √ √
Perlunya Siste m Ke se lamatan yang dapat digunakan saat terjadi bencana (Gempa,
4 √ √ √
Tsunami, Kebakaran, dll)
Perlunya Siste m Pe nzoningan yang jelas agar memudahkan dalam pelaksanaan pelayanan
5 √ √ √
publik
Perlunya Siste m Pe ngadaan Sanitasi Air Be rsih yang dapat menunjang kebutuhan
6 √ √ √
pelayanan publik
Perlunya Siste m Pe ngolahan Utilitas Air Kotor & Tinja yang baik agar tidak
7 √ √ √
mengganggu pelayanan publik
Perlunya Siste m Pe rparkiran yang dapat menampung seluruh kendaraan (baik kendaraan
8 √ - -
dinas pemerintahan (Kecamatan) dan publik)
9 Perlunya Siste m Me kanikal yang baik agar dapat menunjang pelayanan publik √ √ √
10 Perlunya Siste m Ele ktrikal yang baik agar dapat menunjang pelayanan publik √ √ √
Perlunya Siste m Pe nghijauan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan publik
11 √ √ -
(masyarakat)
Perlunya Ruang Te rbuka (Public Space) yang menunjang kebutuhan pelayanan publik dan
12 √ - -
dapat dirasakan oleh semua kalangan publik
Perlunya Siste m Pe nge lolaan/Manaje me n yang baik agar dapat menunjang pelayanan
13 √ √ √
publik dalam jangka waktu yang lama
PERANCANGAN
No. Faktor Pe rancangan Tapak Bangunan Ruang
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Sirkulasi/Akse sibilitas yang dapat
1 digunakan oleh semua kalangan publik (baik pegawai, masyakat umum kecamatan cilandak √ √ √
dan penyandang disabilitas).
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ke nyamanan Thermal, Pengudaraan dan
2 Pencahayaan yang dapat menunjang kenyamanan pegawai dan masyarakat kecamatan - √ √
cilandak yang datang baik menggunakan mode aktif maupun pasif.
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ke amanan dalam memberikan rasa aman
3 untuk pegawai dan masyarakat kecamatan cilandak baik menggunakan mode keamanan aktif √ √ √
maupun pasif
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ke se lamatan yang harus disediakan saat
4 √ √ √
terjadi bencana baik menggunakan mode keselamatan aktif maupun pasif
5 Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Pe nzoningan yang jelas dan tertata rapih √ √ √
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Sanitasi Air Be rsih yang disediakan yang
6 dapat menunjang kebutuhan pengguna kantor (pegawai maupun masyarakat kecamatan √ √ √
cilandak)
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Air Kotor & Tinja yang baik agar tidak
7 √ √ √
mengganggu pengguna kantor (pegawai dan masyarakat umum kecamatan cilandak)
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Pe rparkiran yang dapat menampung seluruh
8 √ - -
kendaraan dinas kantor kecamatan, pegawai kantor dan masyarakat kecamatan cilandak.
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Me kanikal yang dapat menunjang kegiatan
9 √ √ √
pegawai dan masyarakat di kantor kecamatan
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ele ktrikal yang dapat menunjang kegiatan
10 √ √ √
pegawai dan masyarakat di kantor kecamatan
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Pe nghijauan yang dapat dirasakan oleh
11 √ √ -
pegawai dan masyarakat kecamatan cilandak
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ruang Te rbuka (Public Space) yang dapat
12 √ - -
digunakan oleh pegawai dan masyarakat kecamatan cilandak
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Manaje me n Bangunan yang baik agar dapat
13 √ √ √
menunjang fasilitas pelayanan masyarakat sampai tahun 2037
PENDEKATAN MASALAH
BATASAN MASALAH
 Perencanaan (Zoning)  Perancangan (Desain)
Dalam perencanaan dan perancangan Kantor 1. Tapak 1. Tapak
Kecamatan di Cilandak dibatasi oleh waktu. Maka, • Menyusun dan menentukan entrance • Pengolahan elemen entrance (pasif)
dari banyaknya faktor perencanaan dan perancangan kendaraan, pejalan kaki dan penyandang pada tapak
pada identifikasi masalah perlu prioritas masalah disabilitas • Pengolahan elemen jalan (pasif) pada
utama/prioritas untuk diangkat, untuk itu masalah • Menyusun dan menentukan dimesi dan alur tapak
utama yang diangkat yaitu Sistem Sirkulasi / sirkulasi kendaraan, pejalan kaki dan • Pengolahan titik simpul/pertemuan
Aksesibilitas yang sesuai untuk diterapkan pada penyandang disabilitas pada tapak (aktif) pada tapak
revitalisasi bangunan kantor kecamatan. • Memperhatikan dan menyusun titik simpul / • Pengolahan Drop area dan Parkir (pasif)
pertemuan / cross circulation pada tapak pada tapak
• Menyusun dan menentukan drop area untuk 2. Bangunan
PERUMUSAN MASALAH penyandang disabilitas dan parkir untuk • Pengolahan elemen pintu/gate
kendaraan (Aktif/Pasif) pada Bangunan
 Perencanaan: 2. Bangunan • Pengolahan elemen perpindahan orang
Sistem sirkulasi yang bagaimanakah yang tepat • Memperhatikan dan menentukan dimensi (Aktif/Pasif) pada Bangunan
untuk diterapkan pada perencanaan Kantor dan peletakan pintu utama dan samping 3. Ruang
Kecamatan Cilandak agar fasilitas pelayanan untuk masyarakat umum, pegawai dan • Pengolahan elemen ruang (pasif) pada
publik, pelayananan administratif daerah, dan penyandang disabilitas pada bangunan fungsi ruang
pelayanan terpadu satu pintu ? • Memperhatikan dan menentukan dimensi • Pengolahan karakter ruang (pasif) pada
dan peletakan tangga, ramp, escalator atau ruang
 Perancangan: lift pada bangunan • Pengolahan elemen sirkulasi ruang
Penataan dan Pengolahan Sirkulasi/Aksesibilitas 3. Ruang (pasif) pada ruang
yang bagaimanakah pada perancangan Kantor • Mengelompokan program ruang sesuai
Kecamatan yang dapat menunjang fasilitas fungsi pada ruang
pegawai kantor, masyarakat (umum dan penyadang • Memperhatikan perilaku/kegiatan/aktivitas
disabilitas) dan berjangka panjang sampai tahun pelaku didalam ruang
2037? • Menetukan dimensi sirkulasi di dalam ruang

TEMA “EASY IN INTEGRATED SERVICE”


Tapak Bangunan Ruang
Perencanaan Menentukan:
Berdasarkan
Data
Perancangan
BAB II
TINJAUAN
TINJAUAN PERATURAN Tinjauan Umum
Pergub no.26 tahun 2006 Tentang pedoman standarisasi kantor dan rumah dinas
Jabatan Camat dan Lurah
Penataan Ruang Luas lahan &
bangunan luas lahan Min. 2.500m2
dipergunakan untuk :
• Bangunan
Terdiri dari ruang kerja, ruang • Parkir
penunjang kerja, ruang • Taman
pelayanan masyarakat, ruang • Tempat upacara
fasilitas bersama.
Harus bernuansa tradisonal
KECAMATAN betawi yang diselaraskan
dengan kota jakarta sebagai
Ruang pelayanan masyarakat kota metropolitan
penempatannya dilantai dasar
dgn sistem pelayanan terpadu.
Apabila lahan tidak memadai / Ketinggian bangunan
kurang dari yg ditetapkan, maksimal 4 lantai
maka pembangunan
memperhatikan kebutuhan
ruang termasuk penambahan
basement sebagai sarana
parkir
TINJAUAN FUNGSI KANTOR KECAMATAN

Fungsi Tapak Fungsi Bangunan Fungsi Ruang


ARAH DATANG

F. PELAYANAN ARAH DATANG


F.PARKIR
F. MANAJEMEN
F. BANGUNAN SEMI PUBLIK
PUBLIK
F. SERVIS
F. RTH
F. PELENGKAPAN SERVICE PRIVATE
F. KEAMANAN
F. PENUNJANG
Air
Closet/urinoir – septictank – saluran kota
Kotor

Sistem Air wastafel/kitchen zink – greese trap(pengelola limbah –


Plumbing Bekas saluran kota

PDAM– clean water tank – distribusi tiap lantai


Air
Bersih Deep wall – raw water tank(di treatmenet) – clean
water tank – distribusi ke tiap lantai

Variasi intensitas cahaya matahari

Alami Distribusi dari terangnya cahaya matahari

Sistem Pemantulan cahaya


Pencahayaan
Memungkinkan pengguna melihat secara detail, berjalan dengan
Buatan mudah dan aman, tidak menimbulkan pertamahan suhu,
intensitas merata dan tidak berkedip, meningkatkan visual.

( sumber : umarcivilengineering.blogspot.co.id )
SISTEM PENGUDARAAN PADA BANGUNAN

VENTILASI ATAP ( ATAS )

VENTILASI TERBUKA

VOID

PERATURAN MENTERI NO. 45 TAHUN 2007 ( sumber : www.tabloididaman.com )

PENGHAWAAN DAN PENGKONDISIAN UDARA

1) Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai sistem penghawaan/ventilasi alami dan buatan yang
cukup untuk menjamin sirkulasi udara yang segar di dalam ruang dan bangunan;

2) Dalam hal tidak dimungkinkan menggunakan sistem penghawaan atau ventilasi alami, dapat menggunakan
sistem penghawaan buatan dan/atau pengkondisian udara dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
konservasi energi;

3) Pemilihan jenis alat pengkondisian udara harus sesuai dengan fungsi bangunan, dan perletakan instalasinya
tidak mengganggu wujud bangunan;
Tinjauan Khusus

Pengertian Sirkulasi dan Aksesibilitas

Sirkulasi bangunan adalah benang (alur gerak) yang mengikat ruang-ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruang-
ruang dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan. Sirkulasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu pencapaian
bangunan, jaalan masuk ke dalam bangunan, konfigurasi jalan, hubungan antara jalan dengan ruang dan bentuk ruang
sirkulasi.

Sedangkan aksesibilitas (UU No. 4 th 1997) adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang cacat guna
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Adapun maksud dari penyediaan
aksesibilitas yang menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang penyandang cacat dapat sepenuhnya
hidup bermasyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat dan dilakukan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Di dalam perencanaan aksesibilitas sendiri telah diatur berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 30 PRTM 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan yaitu:
1. Setiap kegiatan pembangunan bangunan 2. Setiap kegiatan pembangunan tapak
gedung harus memperhatikan semua bangunan lingkungan di luar gedung
pedoman teknis fasilitas dan harus memperhatikan pedoman teknis
aksesibilitas pada: fasilitas dan aksesibilitas pada:
a. Ukuran dasar/ruang lantai bebas a. Ukuran dasar/ruang lantai bebas
b. Pintu b. Jalur Pedestrian
c. Ramp c. Jalur Pemandu
d. Tangga d. Area Parkir
e. Lift e. Ramp
f. Lift Tangga (Stairway lift f. Rambu dan marka
g. Toilet
h. Pancuran
i. Wasftafel
j. Telepon
k. Perabot
l. Perlengkapan dan peralatan control
m. Rambu dan marka
Tinjauan Tatanan Ruang dan Sirkulasi

Pengertian sirkulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia modern adalah pergerakan, sedangkan menurut Francis
D.K Ching (1996, hal 186) mengatakan bahwa alur sirkulasi dapat diartikan sebagai “tali” yang mengikat ruang-ruang
suatu bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan.

a. Tatanan Ruang Luar


Pola tatanan ruang luar (lihat gambar 1 halaman 1) dibagi
menjadi 4 pola yaitu : Sistem grid merupakan pola yang
sangat cepat dan mudah diterapkan serta merupakan
pola yang baik untuk menghubungkan jaringan yang
kompleks pada skala besar atau kecil. Sistem radial
merupakan jaringan yang berkesan keluar dari pusatnya.
Sistem linear, pola yang tidak rumit dan dapat
memberikan kemudahan bagi pejalan kaki dan juga
penyandang cacat. Sistem organik, pergerakan dengan
kualitas abstrak bagi pencapaian menuju suatu objek
ataupun ruang harus mempertimbangkan serta dikontrol
dengan benar.
b. Tatanan Ruang Dalam
Menurut Francis DK Ching (1996, hal 184) mengatakan bahwa pada prinsipnya, tatanan ruang dalam pada
bangunan terbagi menjadi dua cara, yaitu : (lihat gambar 2 halaman 4)

Single loaded koridor adalah koridor yang terletak pada bagian


yang menghadap pada satu alur ruangan. Pada bagian yang satu
biasanya menghadap langsung kepada bukaan jendela atau
ruang luar. Sedangkan Double loaded koridor adalah bagian
koridor yang terletak diapit oleh ruangan pada kedua bagian
koridor. Sehingga aksesnya lebih luas bagi ruangan.
Tinjauan Sirkulasi Ruang Luar
Menurut Peter Coleman (2006) istilah, pedestrian adalah salah satu elemen dari rancangan kota yang berupa jalan
/ jalur untuk pejalan kaki yang berada di kedua sisi maupun di salah satu sisi jalan raya dan juga kawasan.

1 . Sistem platform
Pedestrian dengan konsep platform dimana ruang
gerak pejalan kaki menjadi penghubung antar
bangunan satu dengan lainnya secara menerus baik
horizontal maupun vertikal.

2 . Sistem walk away


Merupakan pengembangan dari pedestrian, dimana
model ini mampu membawa pergerakan pejalan kaki
secara menerus menuju macam-macam bangunan
besar dalam areal yang aktif di pusat kota.

3. Sistem pedestrianized street


Dalam sistem ini, ruang gerak pejalan kaki berada
pada jalur jalan kendaraan, dicapai dengan
mengurangi ruang jalan pada satu sisi atau dua sisi
jalur jalan dan mengurangi ruang bangunan di
sepanjang tepi jalur jalan.
Tinjauan Sirkulasi Ruang Dalam

Ruang dalam adalah suatu ruang yang terjadi di dalam bangunan yang terbentuknya diakibatkan oleh bentuk
bangunan itu sendiri. Alat sirkulasi vertikal adalah salah satu faktor yang berpengaruh dalam sirkulasi ruang
dalam, yang biasa digunakan sebagai alat sirkulasi vertikal adalah tangga, escalator, ramp escalator, dan lift.
Tinjauan Sarana dan Prasarana
Berdasarkan Undang-Undang No.28, 1997 yang dikeluarkan oleh Departemen PU, tentang Bangunan Gedung bahwa
keberadaan sarana dan prasarana pendukung akan menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kenyamanan dan
kemudahan didalam aksesibilas sirkulasi terutama bagi penyandang cacat. Peraturan Sarana dan Prasarana meliputi :
1. Ramp
2. Eskalator
Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak
Eskalator yang dapat digunakan oleh penyandang cacat
boleh melebihi 7°, perhitungan kemiringan tersebut
adalah escalator ramp. Dengan tanpa menggunakan
tidak termasuk awalan atau akhiran ramp (curb
undakan seperti escalator konvensional akan memberikan
ramps/landing) Sedangkan kemiringan suatu ramp
kemudahan bagi penyandang cacat.
yang ada di luar bangunan maksimum 6°.

Gambar. 3 Ramp Standar


3. Lift 5. Tempat Parkir
Lift yang dapat digunakan oleh penyandang Sesuai Undang-Undang No.28 dari Departemen PU tentang Bangunan
cacat adalah lift standar dengan ukuran lebar Gedung bahwa tempat parkir bagi penyandang cacat ditandai oleh
minimal 80 cm. lambang/symbol penyandang cacat pada area parkir. Lebar dan panjang yang
dapat digunakan adalah 2,5 m x 4 m.

4. Toilet 6. Simbol / Signage


Toilet khusus yang digunakan oleh penyandang Seperti yang dituliskan oleh Susanne. K,Langer (1953, hal 31) fasilitas dan
cacat memiliki beberapa kelengkapan, elemen bangunan yang digunakan untuk memberikan informasi, arah,
diantaranya hand rail dan tombol emergensi. penanda atau petunjuk bagi penyandang cacat. Simbol atau Signage harus
ditempatkan di daerah sirkulasi agar memberikan informasi yang mudah di
baca atau dirasakan oleh penyandang cacat, agar penyandang cacat
mengetahui alur sirkulasi dan fasilitas yang tersedia di bangunan public
tersebut.
Tinjauan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

Awal Mula
Gubernur DKI Jakarta 2012-2014, Joko Widodo, memiliki pemikiran untuk menciptakan pelayanan pemerintah yang
mudah diakses masyarakat. Joko Widodo kala itu berharap ada suatu badan yang mampu melayani perizinan dan non
perizinan yang cepat dan tidak berbelit.

Decision
Pemikiran Joko Widodo ini kemudian diimplementasikan secara nyata oleh Gubernur DKI Jakarta penerusnya, Basuki
Tjahaja Purnama, dengan dibentuknya Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(BPTSP) adalah satuan kerja perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Satuan kerja ini memiliki tugas untuk melayani perizinan dan non
perizinan dengan sistem satu pintu.

Perubahan Nama
Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu berubah nama menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Tabel 2. Perbedaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan Pelayanan Terpadu Satu Atap

Sumber: Surat Edaran Mendagri No. 500/1191/V/BANGDA tentang Penyempurnaan Panduan Nasional
tentang Pedoman Penyelenggaraan PTSP
BAB III
DATA

Kecamatan Cilandak merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta
Selatan. Kecamatan Cilandak terletak pada 106 45’00,9 Bujur Timur (BT) dan 06,15’ 40,8 Lintang Selatan (LS).
Luas wilayah sesuai dengan keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1815 tahun 1989, adalah 1.820.280
Km2 terbagi dalam 5 wilayah kelurahan (Kelurahan Gandaria Selatan, Cilandak Barat, Cipete Selatan, Pondok
Labu, dan Lebak Bulus) terdiri atas 46 Rukun Warga dan 475 Rukun Tetengga, dengan batas-batas wilayah:
• Sebelah Utara : Jl. H. Nawi / Kecamatan Kebayoran Baru
• Sebelah Timur : Kali Krukut / Kecamatan Pasar Minggu dan Kec.
Mampang Prapatan
• Sebelah Selatan : Desa Pangkalan Jati / Kecamatan Limo kota
administratif Depok
• Sebelah Barat : Kali Pesanggrahan / kecamatan Kebayoran Lama
Wilayah Kecamatan Cilandak pada umumnya dapat dikategorikan
sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%.
Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50% M diatas permukaan
laut. Kecamatan Cilandak beriklim panas dengan suhu rata-rata per
tahun 27°C dengan tingkat kelembaban berkisar antara 80-90%. Arah
angin dipengaruhi angin muson barat terutama pada bulan Mei
s.d.Oktober.
DATA TAPAK
• LOKASI TAPAK:
JL. KH. MUHASYIM VII NO.90, RT.14/RW.6,
CILANDAK BARU, CILANDAK, KOTA JAKARTA
LOKAS SELATAN, DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
I 12430
• LUAS TAPAK : 75 x 30 = 2250 m2
• KDB : 40%
• KLB : 1.5
• RTH : 15%
• GSB : 8-10 meter

Batas Fisik
Utara : Lahan Kosong
Selatan : Jalan RA. Kartini dan Jalan TB. Simatupang
Timur : Jalan KH. Muhasyim dan Gereja Katolik Santo Stefanus
Barat : Lahan Kosong
DATA POTENSI
Gambar Batasan Tapak Potensi (+)/( -) Alternatif / Strategi

Utara (+) lahan kososng yang dapat dijadikan peluang terbangunnya • Dapat dijadikan fungsi ruang terbuka
(lahan Kosong) fasilitas/bangunan penunjang kegiatan kantor kecamatan umum/public space atau bangunan public
(+) lokasi yang sejuk dan masih mendapatkan kadar O2 yang maupun komersil yang dapat menunjang
banyak dari pepohonan yang terdapat pada lahan kosong kegiatan masyarakat maupun kantor
serta meminimalisir radiasi matahari yang masuk ke kecamatan tersebut
bangunan • Mempertahankan banyak pepohonan yang
masih terdapat disekitar lokasi tapak
(-) perbedaan suhu dan kondisi akibat perubahan fungsi lahan
Timur (+) menjadi akses jalan menuju lokasi tapak • Dapat dijadikan sebagai akses entrance tapak
(Jalan KH. (+) dapat menggunakan fasilitas umum yang terdapat di area • Dapat menggunakan fasilitas umum gereja
Muhasyim dan Gereja Katolik Santo Stefanus (parkir) saat terjadi pelonjakan masyarakat
Gereja Katolik Santo yang datang ke kantor kecamatan dan kurang
Stefanus) (-) akses jalan yang tidak terlalu lebar sehingga dapat terjadi perparkirannya
kemacetan ketika terdapat acara keagaamaan di gereja • Tidak berhadapan langsung dengan akses pintu
masuk menuju gereja
Selatan (+) menjadi akses jalan menuju lokasi tapak • Dapat dijadikan sebagai akses entrance tapak
(Jalan RA. Kartini • Peletakkan bangunan yang tidak mendekati
dan Jalan TB. (-) kebisingan Lalu lalang kendaraan dan debu pada siang hari jalan utama yang tingkat kebisingan dan
Simatupang) kepadatan kendaraan yang melintas

Barat (+) lahan kososng yang dapat dijadikan peluang terbangunnya • Dapat dijadikan fungsi ruang terbuka
(Lahan Kosong) fasilitas/bangunan penunjang kegiatan kantor kecamatan umum/public space atau bangunan public
(+) lokasi yang sejuk dan masih mendapatkan kadar O2 yang maupun komersil yang dapat menunjang
banyak dari pepohonan yang terdapat pada lahan kosong kegiatan masyarakat maupun kantor
serta meminimalisir radiasi matahari yang masuk ke kecamatan tersebut
bangunan • Mempertahankan banyak pepohonan yang
masih terdapat disekitar lokasi tapak
(-) perbedaan suhu dan kondisi akibat perubahan fungsi lahan
DATA PENGGUNA

Pengguna Jumlah Kegiatan


Camat 1 Rapat, memberikan penyuluhan
Wakil camat 1 Rapat, memberikan penyuluhan
Sekretaris 1 Rapat, mengelola administrasi
KaSuBag 3 Rapat, mebuat rencana kerja, menilai hasil kerja bawahan
KaSie kecamatan 21 Rapat, menyusun laporan pelaksanaan tugas
UPPD 10 Memberikan pelayanan pajak
Pelayanan Terpadu 5 Memberikan pelayanan umum pada masyarakat
Petugas keamanan 4 Menjaga keamanan
Pengguna layanan masyarakat ± 150 Mengurus administrasi kependudukan
III.C DATA AKTIVITAS PENGGUNA

ALUR KEGIATAN PEGAWAI ALUR KEGIATAN


MASYARAKAT CILANDAK
KECAMATAN

DATANG DATANG

R. KERJA PARKIR
DAFTAR/BAYAR/PELAYAN
PARKIR
AN TERPADU SATU PINTU
ISTIRAHAT/ PULANG
MAKAN/WC/
SHOLAT
PULANG
III.D DATA STRUKTUR ORGANISASI

CAMAT

WAKIL CAMAT

SEK-CAM

SEKSI DINAS KA. SATGAS


PUSKESMAS SUBAG
KECAMATAN POL PP SUBAG SUBAG
PERENCANAAN
UMUM KEUANGAN
DAN ANGGARAN

KEPALA SEKSI
KEPALA SEKSI PE & KEPALA SEKSI SRANA
PEMERINTAHAN DAN
KESRA & PRASARANA
TRAMTIB

KELURAHAN
III.E DATA FUNGSI RUANG & BANGUNAN

No. BANGUNAN RUANG

R. PBB / BANK DKI


R. TUNGGU
R. CAMAT F. PELAYANAN
R. TAMU CAMAT F. PENGELOLA
R. SEK – CAM
R. PARA BAGIAN ( UMUM, F. PELENGKAP
KEUANGAN, PERENCANAAN F. PENUNJANG
1. KANTOR
& ANGGARAN ).
R. KASI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
R. ARSIP
R. TAMU
GUDANG
TOILET
No. BANGUNAN RUANG
2 AULA R. RAPAT / PERTEMUAN
R. TRANTIB
R. RAPAT PKK
F. PELAYANAN
R. PEMBINA KESEHATAN
3 PKK / RUMAH DINAS F. PENGELOLA
R. KETUA PKK
K. MANDI
F. PELENGKAP
GUDANG
F. PENUNJANG
R. SHOLAT
R. ALAT SOUND
4 MUSHOLLA
K. MANDI
TEMPAT WUDHU
5 KEAMANAN R. POS JAGA
Data Perlengkapan dan kelengkapan pengguna

PENGGUNA PERLENGKAPAN KELENGKAPAN


Kursi Kerja Mesin Foto Copy
Meja Kerja (Berbentuk Loket) Mesin Scan / Mesin Print
Pegawai Kantor Kecamatan
Komputer Telepon
(Fungsi Pelayanan)
Brangkas
Meja Khusus Customer Service
Masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan Kursi Tunggu
(Fungsi Pelayanan)
Kursi Kerja Mesin Foto copy
Pegawai Kantor Kecamatan Meja Kerja Mesin Scan / Mesin Print
(Fungsi Menejemen ) Lemari Kerja Dispenser
White Board Telepon
Wastafel air bersih
Pegawai Kantor Kecamatan Closet umum dan penyandang disabilitas Tissue
(Fungsi Penunjang) Urinoir Tempat sampah
Kran wudhu sabun
Meja Rapat Sound system
Kursi Rapat Wireless
White Board Proyektor
Pegawai Kantor Kecamatan Lemari Dispenser
(Fungsi Pelengkap) Pendingin udara
Hydrant
Genset
CCTV
BAB IV
ANALISA

IV.1 ANALISA FUNGSI (RUANG)


ANALISA FUNGSI TAPAK

Sifat
Fungsi Tapak Peruntukan Kegiatan Keb.Ruang Tapak Ketentuan
Kegiatan
Fungsi Bangunan Kantor Kecamatan Publik Gedung Kantor Kecamatan 40%
Fungsi RTH Ruang Terbuka Hijau Khusus Ruang Terbuka Hijau 15%
Fungsi Perparkiran Parkir Mobil Publik Parkir Mobil Standart
Parkir Motor Publik Parkir Motor Standart
Parkir Mobil Dinas : Khusus Parkir Mobil Khusus Standart
Mobil Satpol PP
Mobil Pemadam kebakaran
Mobil Pengangkut sampah
Mobil dinas Pertamanan
Fungsi Sirkulasi Sirkulasi Pejalan Kaki Publik Trotoar Standart
Sirkulasi Jalan Kendaraan Publik Jalan Kendaraan Standart
Fungsi Penunjang Tapak Pos Keamanan Khusus Pos Keamanan Ratio
Ibadah Publik Mushola Standart
Upacara Semi Publik Lapangan Upacara Standart
Membuang Sampah Service Tempat Sampah Ratio
Fungsi ME Tapak Penunjang Energi Bangunan Khusus R. Genset Ratio
ANALISA LUASAN FUNGSI TAPAK

Luas Lahan : 2250 m²


Luas Fungsi
Kebutuhan Ruang Tapak Ketentuan Jumlah Pengguna Ruang Tapak
Gedung kantor Kecamatan 40% 900 m²
Ruag Hijau 15% 337.5 m²
Jalan kendaraan 10% 225 m²
Pendestrian/Trotoar 5% 112.5 m²
Parkir Mobil 15 m²/mobil 10 mobil 150m²
Parkir Motor 2 m² 50 motor 100 m²
Parkir kendaraan khusus 21,6 m² 10 kendaraan 216 m²
Lapangan Upacara 0,5 m² 50 orang 25 m²
Mushola 0,75 60 orang 45 m²
Pos Satpam 7 m²/orang 2 orang 14 m²
Tempat Sampah Ratio lahan & bangunan 3 m²
R. Genset Ratio pengguna 6 m²
Jumlah : 2134

Luas fungsi ruang tapak < dari luas lahan


2134 < 2250
Dari kelebihan sisa tapak sebesar 116 digunakan sebagai ruang hijau.
OPTIMASI FUNGSI TAPAK

Fungsi Luas Total % % fungsi


Gedung 900 m² 2250 m² 100 40%

Penghijauan 337.5 m² 2250 m² 100 15%

Sirkulasi 337.5 m² 2250 m² 100 15%


Perparkiran 466 m² 2250 m² 100 20.7%

Penunjang Tapak 84 m² 2250 m² 100 3.7 %

Utilitas & ME 9 m² 2250 m² 100 0.4%

Total Luasan 2134 m² 94.8%

Sisa Lahan 116 m² 5.2%

Dari kelebihan sisa tapak sebesar 116 digunakan sebagai ruang/terbuka


atau ruang hijau.
ANALISA HUBUNGAN ANTAR TAPAK
Parki Parkir
Gedung Parki Jalan Pos
Fungsi Ruang r Mobil Troto Mus Lap.Upaca Tempat
Kecamat RTH r Kendar Keama ME
Tapak Moto Khusu ar hola ra sampah
an Mobil aan nan
r s
Gedung
Kecamatan
RTH
Parkir Mobil
Parkir Motor
Parkir Mobil
Khusus
Pendestrian/
Trotoar
Jalan Kendaraan
Pos Keamanan
Mushola
Lap.Upcara
Tempat Sampah
ME
NB:
:Berhubungan Langsung :Berhubungan tidak Langsung : Tidak berhubungan
ANALISIS POLA HUBUNGAN ANTAR FUNGSI TAPAK

R. HIJAU
MUSHOLA

T. SAMPAH

GEDUNG KECAMATAN

PARKIR MOBIL & MOTOR


ME CILANDAK

kARYAWAN
PARKIR MOTOR & MOBIL PENGUNJUNG

POS SATPAM
ANALISA PENCAPAIAN LOKASI
(AKSESIBILITAS)

(1) (2)
Alternative 1 Alternative 2
Keriteria Pembobotan
Alternatif 1 Alternatif 2

Mudah Dijangkau (Pejalan Kaki) 3 3


Kendaraan mudah keluar masuk 3 1

Ket.1 : Kecil
Berdasarkan kedua alternatif di atas, dipilih alternatif 1
2 : Sedang
karena memiliki bobot lebi besar. Hal ini berdasarkan kriteria
3 : Besar
dan meminimalisirkan cross sirkulasi
ANALISA SIRKULASI TAPAK

Ket:
Bangunan
Masjid
Lapangan Upacara
RTH
Parkiran Khusus
Parkiran Umum
Alternative 2 Pos Satpam
Alternative 1
Keriteria Pembobotan
Alternatif 1 Alternatif 2

Mudah dijangkau dan 3 2


informatif
Meminimalisirkan kebisingan 3 2

Ket. 1: Kecil
2: Sedang Alternatif pola susunan fungsi ruang adalah alternatif 1 karena memiliki
pembobotan lebih besar. Hal ini membuat pengunjung kantor menjadi nyaman
3: Besar beraktifitas karean jauh dari sumber kebisingan.
ANALISA ELEMEN MATERIAL TAPAK ELEMEN JALAN

ELEMEN PARKIR

Alternative 1

Jalan Aspal

Beton Cor Paving Grass


Alternative 1 Alternative 2
Alternative 2
Keriteria Pembobotan
Alternatif 1 Alternatif 2
Elemen jalan yang ramah 1 3 Jalan Beton
akan kendaraan, pejalan
kaki dan difabel
Alternatif yang cocok untuk sesuai
Elemen parkir yang mudah 2 3 permasalahan dan tema yaitu
perawatan dan tahan lama
alternative 2 karena lebih mudah
perawatan, tahan lama dan ramah akan
Ket. 1: Kecil, 2: sedang 3: Besar kendaraan, pejalan kaki dan
penyandang disabilitas
ANALISA BANGUNAN
ANALISA FUNGSI BANGUNAN ANALISA PERHITUNGAN FUNGSI BANGUNAN

KDB (40%) = 40% x 2250 Keterangan Sistem Bangunan Ketentuan Besaran Luas Luas
= 900 m2 lantai ruang
Penampang Struktur Standar 5 % 900 m² 45 m²
KLB (1.5) = 1.5 x 2250 Sirkulasi Horizontal Standar 20 % 900 m² 180 m²
= 3375 m2
Sirkulasi Vertikal Standar 5 % 900 m² 45 m²
Jumlah lantai = 3375 / 900 Shaft Pipa Air Bersih Standar 1.2 % 900 m² 10.8 m²
= ± 4 lantai
Shaft Pipa Air Kotor Standar 1.2 % 900 m² 10.8 m²
Shaft Persampahan Standar 1.2 % 900 m² 10.8 m²
Total 302.4 m²
ANALISA MASA BANGUNAN ANALISA SIRKULASI BANGUNAN
Prinsip :
1. Mudah diakses
2. Effisiensi terhadap ruang – ruang
A B C

Alternative Kesesuaian Orientasi Konstruksi Total


fungsi (50%) (30%) (20%)
A 40% 24% 16% 80%
A B
B 30% 18% 12% 60%
C 30% 20% 15% 65% Kemudahan akses Efisiensi ruang total
(60%) (40%)
A 36% 24% 60%
Alternative yang cocok untuk massa bangunan B 48% 32% 80%
yaitu alternative A dengan bentuk persegi panjang
Maka, secara umum sirkulasi yang dipakai pada bangunan
adalah yang B, dan untuk sirkulasi pelayanan terpada dipakai
sirkulasi yang A

Anda mungkin juga menyukai