Kecamatan For Uts!!!
Kecamatan For Uts!!!
Kecamatan For Uts!!!
MISI SOLUSI
•Meningkatkan Sarana Prasarana
•Menyediakan dan Memelihara Kebutuhan Fasilitas • Gubernur DKI Jakarta mengusulkan Sistem Pelayanan
Kantor Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk setiap kecamatan di
DKI Jakarta
• Perluhnya Revitalisasi terhadap bangunan kantor
ISSUE
kecamatan Cilandak guna meningkatkan pelayanan
• Belum terpadunya sistem pelayanan yang terdapat untuk masyarakat umum dan pelayanan khusus bagi
pada kantor kecamatan. penyandang disabilitas
• Tidak tersedianya fasilitas khusus untuk penyandang
disabilitas (baik desain pada bangunan maupun sistem
pelayanan yang diberikan)
T Menunjang tata pemerintahan
yang baik untuk meningkatkan
U Orientasi terhadap pelayanan
J publik
U Meningkatkan pelayanan
administratif daerah di
A kecamatan Cilandak
N Mendukung program pemerintah
dalam memberikan sistem
Pelayanan Terpadu Satu Pintu S Pegawai kantor Kecamatan
Cilandak
(PTSP) A Masyarakat (umum dan
S penyandang disabilitas) di
kecamatan Cilandak
A Mengoptimalkan fasilitas
R pelayanan masyarakat sampai
A tahun 2037
N
IDENTIFIKASI MASALAH
PERENCANAAN
No. Faktor Pe re ncanaan Tapak Bangunan Ruang
Perlunya Siste m Sirkulasi/Akse sibilitas yang mudah agar dapat menunjang semua
1 √ √ √
kalangan publik (baik general dan penyandang disabilitas)
Perlunya Siste m Ke nyamanan Thermal, Pengudaraan dan Pencahayaan yang baik agar
2 - √ √
dapat menunjang pelayanan Publik yang Terpadu.
3 Perlunya Siste m Ke amanan yang memberikan rasa aman dalam Pelayanan Publik √ √ √
Perlunya Siste m Ke se lamatan yang dapat digunakan saat terjadi bencana (Gempa,
4 √ √ √
Tsunami, Kebakaran, dll)
Perlunya Siste m Pe nzoningan yang jelas agar memudahkan dalam pelaksanaan pelayanan
5 √ √ √
publik
Perlunya Siste m Pe ngadaan Sanitasi Air Be rsih yang dapat menunjang kebutuhan
6 √ √ √
pelayanan publik
Perlunya Siste m Pe ngolahan Utilitas Air Kotor & Tinja yang baik agar tidak
7 √ √ √
mengganggu pelayanan publik
Perlunya Siste m Pe rparkiran yang dapat menampung seluruh kendaraan (baik kendaraan
8 √ - -
dinas pemerintahan (Kecamatan) dan publik)
9 Perlunya Siste m Me kanikal yang baik agar dapat menunjang pelayanan publik √ √ √
10 Perlunya Siste m Ele ktrikal yang baik agar dapat menunjang pelayanan publik √ √ √
Perlunya Siste m Pe nghijauan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan publik
11 √ √ -
(masyarakat)
Perlunya Ruang Te rbuka (Public Space) yang menunjang kebutuhan pelayanan publik dan
12 √ - -
dapat dirasakan oleh semua kalangan publik
Perlunya Siste m Pe nge lolaan/Manaje me n yang baik agar dapat menunjang pelayanan
13 √ √ √
publik dalam jangka waktu yang lama
PERANCANGAN
No. Faktor Pe rancangan Tapak Bangunan Ruang
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Sirkulasi/Akse sibilitas yang dapat
1 digunakan oleh semua kalangan publik (baik pegawai, masyakat umum kecamatan cilandak √ √ √
dan penyandang disabilitas).
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ke nyamanan Thermal, Pengudaraan dan
2 Pencahayaan yang dapat menunjang kenyamanan pegawai dan masyarakat kecamatan - √ √
cilandak yang datang baik menggunakan mode aktif maupun pasif.
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ke amanan dalam memberikan rasa aman
3 untuk pegawai dan masyarakat kecamatan cilandak baik menggunakan mode keamanan aktif √ √ √
maupun pasif
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ke se lamatan yang harus disediakan saat
4 √ √ √
terjadi bencana baik menggunakan mode keselamatan aktif maupun pasif
5 Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Pe nzoningan yang jelas dan tertata rapih √ √ √
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Sanitasi Air Be rsih yang disediakan yang
6 dapat menunjang kebutuhan pengguna kantor (pegawai maupun masyarakat kecamatan √ √ √
cilandak)
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Air Kotor & Tinja yang baik agar tidak
7 √ √ √
mengganggu pengguna kantor (pegawai dan masyarakat umum kecamatan cilandak)
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Pe rparkiran yang dapat menampung seluruh
8 √ - -
kendaraan dinas kantor kecamatan, pegawai kantor dan masyarakat kecamatan cilandak.
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Me kanikal yang dapat menunjang kegiatan
9 √ √ √
pegawai dan masyarakat di kantor kecamatan
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ele ktrikal yang dapat menunjang kegiatan
10 √ √ √
pegawai dan masyarakat di kantor kecamatan
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Pe nghijauan yang dapat dirasakan oleh
11 √ √ -
pegawai dan masyarakat kecamatan cilandak
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Ruang Te rbuka (Public Space) yang dapat
12 √ - -
digunakan oleh pegawai dan masyarakat kecamatan cilandak
Perlunya Pe nataan dan Pe ngolahan Ele me n Manaje me n Bangunan yang baik agar dapat
13 √ √ √
menunjang fasilitas pelayanan masyarakat sampai tahun 2037
PENDEKATAN MASALAH
BATASAN MASALAH
Perencanaan (Zoning) Perancangan (Desain)
Dalam perencanaan dan perancangan Kantor 1. Tapak 1. Tapak
Kecamatan di Cilandak dibatasi oleh waktu. Maka, • Menyusun dan menentukan entrance • Pengolahan elemen entrance (pasif)
dari banyaknya faktor perencanaan dan perancangan kendaraan, pejalan kaki dan penyandang pada tapak
pada identifikasi masalah perlu prioritas masalah disabilitas • Pengolahan elemen jalan (pasif) pada
utama/prioritas untuk diangkat, untuk itu masalah • Menyusun dan menentukan dimesi dan alur tapak
utama yang diangkat yaitu Sistem Sirkulasi / sirkulasi kendaraan, pejalan kaki dan • Pengolahan titik simpul/pertemuan
Aksesibilitas yang sesuai untuk diterapkan pada penyandang disabilitas pada tapak (aktif) pada tapak
revitalisasi bangunan kantor kecamatan. • Memperhatikan dan menyusun titik simpul / • Pengolahan Drop area dan Parkir (pasif)
pertemuan / cross circulation pada tapak pada tapak
• Menyusun dan menentukan drop area untuk 2. Bangunan
PERUMUSAN MASALAH penyandang disabilitas dan parkir untuk • Pengolahan elemen pintu/gate
kendaraan (Aktif/Pasif) pada Bangunan
Perencanaan: 2. Bangunan • Pengolahan elemen perpindahan orang
Sistem sirkulasi yang bagaimanakah yang tepat • Memperhatikan dan menentukan dimensi (Aktif/Pasif) pada Bangunan
untuk diterapkan pada perencanaan Kantor dan peletakan pintu utama dan samping 3. Ruang
Kecamatan Cilandak agar fasilitas pelayanan untuk masyarakat umum, pegawai dan • Pengolahan elemen ruang (pasif) pada
publik, pelayananan administratif daerah, dan penyandang disabilitas pada bangunan fungsi ruang
pelayanan terpadu satu pintu ? • Memperhatikan dan menentukan dimensi • Pengolahan karakter ruang (pasif) pada
dan peletakan tangga, ramp, escalator atau ruang
Perancangan: lift pada bangunan • Pengolahan elemen sirkulasi ruang
Penataan dan Pengolahan Sirkulasi/Aksesibilitas 3. Ruang (pasif) pada ruang
yang bagaimanakah pada perancangan Kantor • Mengelompokan program ruang sesuai
Kecamatan yang dapat menunjang fasilitas fungsi pada ruang
pegawai kantor, masyarakat (umum dan penyadang • Memperhatikan perilaku/kegiatan/aktivitas
disabilitas) dan berjangka panjang sampai tahun pelaku didalam ruang
2037? • Menetukan dimensi sirkulasi di dalam ruang
( sumber : umarcivilengineering.blogspot.co.id )
SISTEM PENGUDARAAN PADA BANGUNAN
VENTILASI TERBUKA
VOID
1) Setiap bangunan gedung negara harus mempunyai sistem penghawaan/ventilasi alami dan buatan yang
cukup untuk menjamin sirkulasi udara yang segar di dalam ruang dan bangunan;
2) Dalam hal tidak dimungkinkan menggunakan sistem penghawaan atau ventilasi alami, dapat menggunakan
sistem penghawaan buatan dan/atau pengkondisian udara dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip
konservasi energi;
3) Pemilihan jenis alat pengkondisian udara harus sesuai dengan fungsi bangunan, dan perletakan instalasinya
tidak mengganggu wujud bangunan;
Tinjauan Khusus
Sirkulasi bangunan adalah benang (alur gerak) yang mengikat ruang-ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruang-
ruang dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan. Sirkulasi terdiri dari beberapa unsur, yaitu pencapaian
bangunan, jaalan masuk ke dalam bangunan, konfigurasi jalan, hubungan antara jalan dengan ruang dan bentuk ruang
sirkulasi.
Sedangkan aksesibilitas (UU No. 4 th 1997) adalah kemudahan yang disediakan bagi penyandang cacat guna
mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Adapun maksud dari penyediaan
aksesibilitas yang menciptakan keadaan dan lingkungan yang lebih menunjang penyandang cacat dapat sepenuhnya
hidup bermasyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat dan dilakukan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Di dalam perencanaan aksesibilitas sendiri telah diatur berdasarkan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 30 PRTM 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan yaitu:
1. Setiap kegiatan pembangunan bangunan 2. Setiap kegiatan pembangunan tapak
gedung harus memperhatikan semua bangunan lingkungan di luar gedung
pedoman teknis fasilitas dan harus memperhatikan pedoman teknis
aksesibilitas pada: fasilitas dan aksesibilitas pada:
a. Ukuran dasar/ruang lantai bebas a. Ukuran dasar/ruang lantai bebas
b. Pintu b. Jalur Pedestrian
c. Ramp c. Jalur Pemandu
d. Tangga d. Area Parkir
e. Lift e. Ramp
f. Lift Tangga (Stairway lift f. Rambu dan marka
g. Toilet
h. Pancuran
i. Wasftafel
j. Telepon
k. Perabot
l. Perlengkapan dan peralatan control
m. Rambu dan marka
Tinjauan Tatanan Ruang dan Sirkulasi
Pengertian sirkulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia modern adalah pergerakan, sedangkan menurut Francis
D.K Ching (1996, hal 186) mengatakan bahwa alur sirkulasi dapat diartikan sebagai “tali” yang mengikat ruang-ruang
suatu bangunan atau suatu deretan ruang-ruang dalam maupun luar, menjadi saling berhubungan.
1 . Sistem platform
Pedestrian dengan konsep platform dimana ruang
gerak pejalan kaki menjadi penghubung antar
bangunan satu dengan lainnya secara menerus baik
horizontal maupun vertikal.
Ruang dalam adalah suatu ruang yang terjadi di dalam bangunan yang terbentuknya diakibatkan oleh bentuk
bangunan itu sendiri. Alat sirkulasi vertikal adalah salah satu faktor yang berpengaruh dalam sirkulasi ruang
dalam, yang biasa digunakan sebagai alat sirkulasi vertikal adalah tangga, escalator, ramp escalator, dan lift.
Tinjauan Sarana dan Prasarana
Berdasarkan Undang-Undang No.28, 1997 yang dikeluarkan oleh Departemen PU, tentang Bangunan Gedung bahwa
keberadaan sarana dan prasarana pendukung akan menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kenyamanan dan
kemudahan didalam aksesibilas sirkulasi terutama bagi penyandang cacat. Peraturan Sarana dan Prasarana meliputi :
1. Ramp
2. Eskalator
Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak
Eskalator yang dapat digunakan oleh penyandang cacat
boleh melebihi 7°, perhitungan kemiringan tersebut
adalah escalator ramp. Dengan tanpa menggunakan
tidak termasuk awalan atau akhiran ramp (curb
undakan seperti escalator konvensional akan memberikan
ramps/landing) Sedangkan kemiringan suatu ramp
kemudahan bagi penyandang cacat.
yang ada di luar bangunan maksimum 6°.
Awal Mula
Gubernur DKI Jakarta 2012-2014, Joko Widodo, memiliki pemikiran untuk menciptakan pelayanan pemerintah yang
mudah diakses masyarakat. Joko Widodo kala itu berharap ada suatu badan yang mampu melayani perizinan dan non
perizinan yang cepat dan tidak berbelit.
Decision
Pemikiran Joko Widodo ini kemudian diimplementasikan secara nyata oleh Gubernur DKI Jakarta penerusnya, Basuki
Tjahaja Purnama, dengan dibentuknya Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(BPTSP) adalah satuan kerja perangkat daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2013 tentang
penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Satuan kerja ini memiliki tugas untuk melayani perizinan dan non
perizinan dengan sistem satu pintu.
Perubahan Nama
Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu berubah nama menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Tabel 2. Perbedaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan Pelayanan Terpadu Satu Atap
Sumber: Surat Edaran Mendagri No. 500/1191/V/BANGDA tentang Penyempurnaan Panduan Nasional
tentang Pedoman Penyelenggaraan PTSP
BAB III
DATA
Kecamatan Cilandak merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kota Administrasi Jakarta
Selatan. Kecamatan Cilandak terletak pada 106 45’00,9 Bujur Timur (BT) dan 06,15’ 40,8 Lintang Selatan (LS).
Luas wilayah sesuai dengan keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 1815 tahun 1989, adalah 1.820.280
Km2 terbagi dalam 5 wilayah kelurahan (Kelurahan Gandaria Selatan, Cilandak Barat, Cipete Selatan, Pondok
Labu, dan Lebak Bulus) terdiri atas 46 Rukun Warga dan 475 Rukun Tetengga, dengan batas-batas wilayah:
• Sebelah Utara : Jl. H. Nawi / Kecamatan Kebayoran Baru
• Sebelah Timur : Kali Krukut / Kecamatan Pasar Minggu dan Kec.
Mampang Prapatan
• Sebelah Selatan : Desa Pangkalan Jati / Kecamatan Limo kota
administratif Depok
• Sebelah Barat : Kali Pesanggrahan / kecamatan Kebayoran Lama
Wilayah Kecamatan Cilandak pada umumnya dapat dikategorikan
sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%.
Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50% M diatas permukaan
laut. Kecamatan Cilandak beriklim panas dengan suhu rata-rata per
tahun 27°C dengan tingkat kelembaban berkisar antara 80-90%. Arah
angin dipengaruhi angin muson barat terutama pada bulan Mei
s.d.Oktober.
DATA TAPAK
• LOKASI TAPAK:
JL. KH. MUHASYIM VII NO.90, RT.14/RW.6,
CILANDAK BARU, CILANDAK, KOTA JAKARTA
LOKAS SELATAN, DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
I 12430
• LUAS TAPAK : 75 x 30 = 2250 m2
• KDB : 40%
• KLB : 1.5
• RTH : 15%
• GSB : 8-10 meter
Batas Fisik
Utara : Lahan Kosong
Selatan : Jalan RA. Kartini dan Jalan TB. Simatupang
Timur : Jalan KH. Muhasyim dan Gereja Katolik Santo Stefanus
Barat : Lahan Kosong
DATA POTENSI
Gambar Batasan Tapak Potensi (+)/( -) Alternatif / Strategi
Utara (+) lahan kososng yang dapat dijadikan peluang terbangunnya • Dapat dijadikan fungsi ruang terbuka
(lahan Kosong) fasilitas/bangunan penunjang kegiatan kantor kecamatan umum/public space atau bangunan public
(+) lokasi yang sejuk dan masih mendapatkan kadar O2 yang maupun komersil yang dapat menunjang
banyak dari pepohonan yang terdapat pada lahan kosong kegiatan masyarakat maupun kantor
serta meminimalisir radiasi matahari yang masuk ke kecamatan tersebut
bangunan • Mempertahankan banyak pepohonan yang
masih terdapat disekitar lokasi tapak
(-) perbedaan suhu dan kondisi akibat perubahan fungsi lahan
Timur (+) menjadi akses jalan menuju lokasi tapak • Dapat dijadikan sebagai akses entrance tapak
(Jalan KH. (+) dapat menggunakan fasilitas umum yang terdapat di area • Dapat menggunakan fasilitas umum gereja
Muhasyim dan Gereja Katolik Santo Stefanus (parkir) saat terjadi pelonjakan masyarakat
Gereja Katolik Santo yang datang ke kantor kecamatan dan kurang
Stefanus) (-) akses jalan yang tidak terlalu lebar sehingga dapat terjadi perparkirannya
kemacetan ketika terdapat acara keagaamaan di gereja • Tidak berhadapan langsung dengan akses pintu
masuk menuju gereja
Selatan (+) menjadi akses jalan menuju lokasi tapak • Dapat dijadikan sebagai akses entrance tapak
(Jalan RA. Kartini • Peletakkan bangunan yang tidak mendekati
dan Jalan TB. (-) kebisingan Lalu lalang kendaraan dan debu pada siang hari jalan utama yang tingkat kebisingan dan
Simatupang) kepadatan kendaraan yang melintas
Barat (+) lahan kososng yang dapat dijadikan peluang terbangunnya • Dapat dijadikan fungsi ruang terbuka
(Lahan Kosong) fasilitas/bangunan penunjang kegiatan kantor kecamatan umum/public space atau bangunan public
(+) lokasi yang sejuk dan masih mendapatkan kadar O2 yang maupun komersil yang dapat menunjang
banyak dari pepohonan yang terdapat pada lahan kosong kegiatan masyarakat maupun kantor
serta meminimalisir radiasi matahari yang masuk ke kecamatan tersebut
bangunan • Mempertahankan banyak pepohonan yang
masih terdapat disekitar lokasi tapak
(-) perbedaan suhu dan kondisi akibat perubahan fungsi lahan
DATA PENGGUNA
DATANG DATANG
R. KERJA PARKIR
DAFTAR/BAYAR/PELAYAN
PARKIR
AN TERPADU SATU PINTU
ISTIRAHAT/ PULANG
MAKAN/WC/
SHOLAT
PULANG
III.D DATA STRUKTUR ORGANISASI
CAMAT
WAKIL CAMAT
SEK-CAM
KEPALA SEKSI
KEPALA SEKSI PE & KEPALA SEKSI SRANA
PEMERINTAHAN DAN
KESRA & PRASARANA
TRAMTIB
KELURAHAN
III.E DATA FUNGSI RUANG & BANGUNAN
Sifat
Fungsi Tapak Peruntukan Kegiatan Keb.Ruang Tapak Ketentuan
Kegiatan
Fungsi Bangunan Kantor Kecamatan Publik Gedung Kantor Kecamatan 40%
Fungsi RTH Ruang Terbuka Hijau Khusus Ruang Terbuka Hijau 15%
Fungsi Perparkiran Parkir Mobil Publik Parkir Mobil Standart
Parkir Motor Publik Parkir Motor Standart
Parkir Mobil Dinas : Khusus Parkir Mobil Khusus Standart
Mobil Satpol PP
Mobil Pemadam kebakaran
Mobil Pengangkut sampah
Mobil dinas Pertamanan
Fungsi Sirkulasi Sirkulasi Pejalan Kaki Publik Trotoar Standart
Sirkulasi Jalan Kendaraan Publik Jalan Kendaraan Standart
Fungsi Penunjang Tapak Pos Keamanan Khusus Pos Keamanan Ratio
Ibadah Publik Mushola Standart
Upacara Semi Publik Lapangan Upacara Standart
Membuang Sampah Service Tempat Sampah Ratio
Fungsi ME Tapak Penunjang Energi Bangunan Khusus R. Genset Ratio
ANALISA LUASAN FUNGSI TAPAK
R. HIJAU
MUSHOLA
T. SAMPAH
GEDUNG KECAMATAN
kARYAWAN
PARKIR MOTOR & MOBIL PENGUNJUNG
POS SATPAM
ANALISA PENCAPAIAN LOKASI
(AKSESIBILITAS)
(1) (2)
Alternative 1 Alternative 2
Keriteria Pembobotan
Alternatif 1 Alternatif 2
Ket.1 : Kecil
Berdasarkan kedua alternatif di atas, dipilih alternatif 1
2 : Sedang
karena memiliki bobot lebi besar. Hal ini berdasarkan kriteria
3 : Besar
dan meminimalisirkan cross sirkulasi
ANALISA SIRKULASI TAPAK
Ket:
Bangunan
Masjid
Lapangan Upacara
RTH
Parkiran Khusus
Parkiran Umum
Alternative 2 Pos Satpam
Alternative 1
Keriteria Pembobotan
Alternatif 1 Alternatif 2
Ket. 1: Kecil
2: Sedang Alternatif pola susunan fungsi ruang adalah alternatif 1 karena memiliki
pembobotan lebih besar. Hal ini membuat pengunjung kantor menjadi nyaman
3: Besar beraktifitas karean jauh dari sumber kebisingan.
ANALISA ELEMEN MATERIAL TAPAK ELEMEN JALAN
ELEMEN PARKIR
Alternative 1
Jalan Aspal
KDB (40%) = 40% x 2250 Keterangan Sistem Bangunan Ketentuan Besaran Luas Luas
= 900 m2 lantai ruang
Penampang Struktur Standar 5 % 900 m² 45 m²
KLB (1.5) = 1.5 x 2250 Sirkulasi Horizontal Standar 20 % 900 m² 180 m²
= 3375 m2
Sirkulasi Vertikal Standar 5 % 900 m² 45 m²
Jumlah lantai = 3375 / 900 Shaft Pipa Air Bersih Standar 1.2 % 900 m² 10.8 m²
= ± 4 lantai
Shaft Pipa Air Kotor Standar 1.2 % 900 m² 10.8 m²
Shaft Persampahan Standar 1.2 % 900 m² 10.8 m²
Total 302.4 m²
ANALISA MASA BANGUNAN ANALISA SIRKULASI BANGUNAN
Prinsip :
1. Mudah diakses
2. Effisiensi terhadap ruang – ruang
A B C