Seminar Fix
Seminar Fix
Penyakit ppok merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru yang belangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
ETIOLOGI
Faktor lingkungan seperti MEROKOK merupakan penyebab utama disertai resiko
tambahan akibat polutan udara di tempat kerja atau di dalam kota.
Sebagian pasien mengalami asma kronis yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Faktor resiko lainnya yang berimplikasi klinis termasuk selain hiperresponsif bronchial,
bayi berat lahir rendah, gangguan pertumbuhan paru pada janin, dan status
sosioekonomi rendah.
PATOFISIOLOGI
Peradangan merupakan elemen kunci terhadap patogenesis PPOK.
Inhalasi asap rokok atau gas berbahaya lainnya mengaktifasi makrofag dan
sel epitel untuk melepaskan faktor kemotaktik yang merekrut lebih banyak makrofag
dan neutrofil.
Kemudian, makrofag dan neutrofil ini melepaskan protease yang
merusak elemen struktur pada paru-paru. Protease sebenarnya dapat diatasi dengan
antiprotease endogen namun tidak berimbangnya antiprotease terhadap dominasi
aktivitas protease yang pada akhirnya akan menjadi predisposisi terhadap
perkembangan PPOK
GAMBARAN KLINIS
batuk dan ekspektorasi, dimana cenderung meningkat dan maksimal pada pagi
hari dan menandakan adanya pengumpulan sekresi semalam sebelumnya.
Batuk produktif, pada awalnya intermitten, dan kemudian terjadi hampir tiap hari
seiring waktu. Sputum berwarna bening dan mukoid, namun dapat pula menjadi
tebal, kuning, bahkan kadang ditemukan darah selama terjadinya infeksi bakteri
respiratorik.
Sesak napas setelah beraktivitas berat terjadi seiring dengan berkembangnya
penyakit. Pada keadaan yang berat, sesak napas bahkan terjadi dengan aktivitas
minimal dan bahkan pada saat istirahat akibat semakin memburuknya abnormalitas
pertukaran udara.
PENCEGAHAN
mengurangi atau menghilangkan sifat merokok (American Thoracic Society, 2011).
Wheezing
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT
Menurut Brunner, (2008) tindakan pembebasan jalan nafas dengan tanpa alat ialah:
Pemeriksaan jalan nafas
L = Look/lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran.
L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan
F = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi penolong
Tindakan
Membuka jalan nafas dengan proteksi cervical
Chinlift Maneuver (tindakan mengangkat dagu), Jaw Thrust Maneuver (tindakan mengangat sudut rahang bawah), Head Tilt Maneuver
(tindakan menekan dahi)
Membersihkan jalan nafas
Sapuan jari (finger sweep),
Mengatasi sumbatan nafas parsial
Abdominal thrust, Chest thrust, Back Blow
Konsep Fisioterapi Dada
DEFINISI FISIOTERAPI DADA
Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi
penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupunkronis.
TUJUAN FISIOTERAPI DADA
Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsimemberikan bantuan nafas
pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas
buatanadalah suatu alat yang digunakan untukmembantu sebagian atau seluruh proses ventilasi
untuk mempertahankan oksigenasi(Brunner dan Suddarth, 2002).
Klasifikasi
Ventilator tekanan negatif
Mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal.Dengan mengurangi tekanan intratoraks
selama inspirasi memungkinkan udaramengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya
Ventilator tekanan positif
Menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkantekanan positif pada jalan nafas dengan
demikian mendorong alveoli untukmengembang selama inspirasi, Ekspirasi terjadi secara pasif.
KRITERIA PEMASANA VENTILASI MEKANIK
Controlled Ventilation
Assist/Control
Intermitten Mandatory Ventilation
Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
Positive End-Expiratory pressure
Continious Positive Airway Pressure. (CPAP)
SETTING VENTILATOR
N : 93 x/menit
Hambatan upaya napas
S : 37oC
SPO2 : 97 %
2 Do: - Akumulasi secret dijalannapas Bersihan jalan nafas tidak
Do: efektif
Px nampak terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Jalannapasterganggu
-Px tidak mampu batuk
S : 37o C SPO2 : 97 %
Px nampak tidak nyaman
Sekret yang keluar berwarna putih purulen
Do:
S : 37oC - SPO2 : 97 %
RR : 31 x/menit - po2 ; 25,8 mmHg
pco2 : 65,0 mmHg
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tanggal
Tanggal
Tanggal
Tanggal
1 november 1 1. mengIdentifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
2019 - pasien menggunakan ventilator
07.30 2. meMonitor status respirasi dan oksigenasi
TD :114/84 mmHg
07.33 N : 84x/m
S : 37.1oc
RR : 24x/m
07.45 3. mempertahankan kepatenan jalan napas
4. Melakukan oral hygiene
08.00 5. Melakukan penghisapan lendir
Pasien terlihat kesusahan saat bernapas
Secret bewarna putih purulen
08.20 6. Melakukna sonde 100 cc susu dan memberikan ulfatrat 10 cc syrup
7. Melakukan balance urin 150 cc kuning keruh
pasien menggunakan ETT
8. memBerikan posisi semi fowler/fowler
-pasien dalam posisi semi fowler
08.33 9. memFasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
menginjeksi obat ceftriaxone lewat iv 1 gram
menginjeksi bricasma
Jam No Dx Implementasi Paraf
Tanggal
Tanggal
Tanggal
2 november 1 1. mengIdentifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
2019
07.30
- pasien menggunakan ventilator
2. meMonitor status respirasi dan oksigenasi
07.33 TD :114/84 mmHg
N : 84x/m
S : 37.1oc
RR : 24x/m
07.45 3. mempertahankan kepatenan jalan napas
-pasien menggunakan ETT
memBerikan posisi semi fowler/fowler
-pasien dalam posisi semi fowler
4. memFasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
08.00
5. menginjeksi obat ceftriaxone lewat iv 1 gram
menginjeksi bricasma
PCO2= 58
PO2=204
Jam No Dx Implementasi Paraf
Tanggal
Tanggal
1 nov 1 S:-
2019 O: dyspnea cukup menurun (4)
Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Pasien gelisah menurun(4)
Pasien takikardi cukup membaik (3)
TD :114/84 mmHg N : 84x/m S : 37.1oc RR : 24x/m Spo2 99%
POC2=97
PO2=72
A: Masalah ventilasi spontan teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
2 S:-
O:pasien terpasang ETT
Pasien tidak bisa batuk
-pasien dalam posisi semifowler
-mukosa bibir kering
Pasien gelisah menurun(4)
Pasien kesusahan untuk bicara
Produksi sputum sudah berkurang
Masih terdengar suara ronkhi
Tidak terdapat sianosis
A:masalah jalan napas teratasi sebagian
P: lanjutkan intrvensi
3 S:-
:-
O:pasien masih terlihat menggunakn otot bantu napas
Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Frekuensi napas 24x cukup membaik(4)
Terlihat pernapasan cuping hidug cukup membaik (4)
3 S:-
O:pasien masih terlihat menggunakn otot bantu napas
Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Frekuensi napas 22x cukup membaik(4)
Terlihat pernapasan cuping hidug cukup membaik (4)
A:masalah pola napas teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
TERIMA KASIH