Anda di halaman 1dari 43

SEMINAR

EFEKTIFITAS CLAPPING DAN VIBRATING OLEH KELOMPOK 08


TERHADAP KEBERSIHAN JALAN NAFAS KLIEN
DENGAN VENTILASI MEKANIK
KONSEP PPOK PENYAKIT
PARU OBSTRUKSI KRONIS)
PPOK
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)

Penyakit ppok merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok
penyakit paru yang belangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi
terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya.
ETIOLOGI
Faktor lingkungan seperti MEROKOK merupakan penyebab utama disertai resiko
tambahan akibat polutan udara di tempat kerja atau di dalam kota.
Sebagian pasien mengalami asma kronis yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Faktor resiko lainnya yang berimplikasi klinis termasuk selain hiperresponsif bronchial,
bayi berat lahir rendah, gangguan pertumbuhan paru pada janin, dan status
sosioekonomi rendah.
PATOFISIOLOGI
Peradangan merupakan elemen kunci terhadap patogenesis PPOK.

Inhalasi asap rokok atau gas berbahaya lainnya mengaktifasi makrofag dan
sel epitel untuk melepaskan faktor kemotaktik yang merekrut lebih banyak makrofag
dan neutrofil.
Kemudian, makrofag dan neutrofil ini melepaskan protease yang
merusak elemen struktur pada paru-paru. Protease sebenarnya dapat diatasi dengan
antiprotease endogen namun tidak berimbangnya antiprotease terhadap dominasi
aktivitas protease yang pada akhirnya akan menjadi predisposisi terhadap
perkembangan PPOK
GAMBARAN KLINIS
batuk dan ekspektorasi, dimana cenderung meningkat dan maksimal pada pagi
hari dan menandakan adanya pengumpulan sekresi semalam sebelumnya.
Batuk produktif, pada awalnya intermitten, dan kemudian terjadi hampir tiap hari
seiring waktu. Sputum berwarna bening dan mukoid, namun dapat pula menjadi
tebal, kuning, bahkan kadang ditemukan darah selama terjadinya infeksi bakteri
respiratorik.
Sesak napas setelah beraktivitas berat terjadi seiring dengan berkembangnya
penyakit. Pada keadaan yang berat, sesak napas bahkan terjadi dengan aktivitas
minimal dan bahkan pada saat istirahat akibat semakin memburuknya abnormalitas
pertukaran udara.
PENCEGAHAN
mengurangi atau menghilangkan sifat merokok (American Thoracic Society, 2011).

Penanganan penderita berprinsip pada henti merokok, lakukan pencegahan


terjadinya serangan akut (serangan dadakan), stabilisasi kondisi terutama untuk
mempertahankan fungsi paru sebaik atau seoptimal mungkin, mempertahankan dan
atau meningkatkan kualitas hidup sehingga tetap produktif dan tidak membebani
orang lain (Suradi, 2007).
KONSEP BERSIHAN JALAN
NAFAS
DEFINISI
Bersihan jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akibat
ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekret yang kental
atau berlebihan akibat penyakit infeksi (Brunner, 2008).
Tanda-tanda sumbatan jalan nafas yaitu:

Menurut John A, (2015) tanda-tanda sumbatan jalan nafas meliputi :


Snoring

Gurgling Stridor, Rales

Wheezing
PENGELOLAAN JALAN NAFAS DENGAN ALAT

Menurut John A, (2015) pengelolaan jalan nafas dengan alat ialah :


1. Oropharyngeal tube
2. Suction
3. Intubasi Endotraceal (ETT)
TINDAKAN PEMBEBASAN JALAN NAFAS DENGAN TANPA ALAT

Menurut Brunner, (2008) tindakan pembebasan jalan nafas dengan tanpa alat ialah:
Pemeriksaan jalan nafas
L = Look/lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran.
L = Listen/Dengar aliran udara pernafasan
F = Feel/Rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan menggunakan pipi penolong
Tindakan
Membuka jalan nafas dengan proteksi cervical
Chinlift Maneuver (tindakan mengangkat dagu), Jaw Thrust Maneuver (tindakan mengangat sudut rahang bawah), Head Tilt Maneuver
(tindakan menekan dahi)
Membersihkan jalan nafas
Sapuan jari (finger sweep),
Mengatasi sumbatan nafas parsial
Abdominal thrust, Chest thrust, Back Blow
Konsep Fisioterapi Dada
DEFINISI FISIOTERAPI DADA

Fisioterapi dada adalah salah satu dari pada fisioterapi yang sangat berguna bagi
penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupunkronis.
TUJUAN FISIOTERAPI DADA

Tujuan pokok fisioterapi pada penyakit paru adalah:


1. Mengembalikan dan memelihara fungsi otot-otot pernafasan
2. Membantu membersihkan sekret dari bronkus
3. Untuk mencegah penumpukan sekret, memperbaiki pergerakan dan aliransekret4.
Meningkatkan efisiensi pernapasan dan ekspansi paru
5. Klien dapat bernapas dengan bebas dan tubuh mendapatkan oksigen yangcukup
6. Mengeluarkan sekret dari saluran.
KONSEP FISIOLOGIS FISIOTERAPI DADA

.Clapping/ Perkusi Dada


Pengertian Perkusi atau disebut clapping adalah tepukkan atau pukulan ringan pada
dinding dada klien menggunakan telapak tangan yang dibentuk seperti mangkuk,
tepukan tangan secara berirama dan sistematis dari arah atas menuju kebawah.
Selalu perhatikan ekspresiwajah klien untuk mengkaji kemungkinan nyeri. Setiap
lokasi dilakukan perkusi selama 1-2 menit.
Tujuan untuk menolong pasien mendorong / menggerakkan sekresi didalam paru-
paru yang diharapkan dapat keluar
Vibrasi
Pengertian Vibrasi adalah kompresi dan getaran kuat secara serial olehtangan yang
diletakan secara datar pada dinding dada klien selama faseekshalasi pernapasan. Vibrasi
dilakukan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi sehingga dapat
melepaskanmucus kental yang melekat pada bronkus dan bronkiolus. Vibrasi dan perkusi
dilakukan secara bergantian.
Tujuan Vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udaraekspirasi dan
melepaskan mukus yang kental.
Sering dilakukan bergantian dengan perkusi.
KONSEP VENTILASI MEKANIK
DEFINISI VENTILASI MEKANIK

Ventilasi mekanik adalah suatu alat bantu mekanik yang berfungsimemberikan bantuan nafas
pasien dengan cara memberikan tekanan udara positif pada paru-paru melalui jalan nafas
buatanadalah suatu alat yang digunakan untukmembantu sebagian atau seluruh proses ventilasi
untuk mempertahankan oksigenasi(Brunner dan Suddarth, 2002).

Klasifikasi
Ventilator tekanan negatif
Mengeluarkan tekanan negatif pada dada eksternal.Dengan mengurangi tekanan intratoraks
selama inspirasi memungkinkan udaramengalir ke dalam paru-paru sehingga memenuhi volumenya
Ventilator tekanan positif
Menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkantekanan positif pada jalan nafas dengan
demikian mendorong alveoli untukmengembang selama inspirasi, Ekspirasi terjadi secara pasif.
KRITERIA PEMASANA VENTILASI MEKANIK

Menurut Pontopidan (2003), seseorang perlu mendapat bantuan ventilator bila:


Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
Hasil analisa gas darah dengan O2 masker PaO2 kurang dari 70 mmHg.
PaCO2 lebih dari 60 mmHg
AaDO2 dengan O2 100 % hasilnya lebih dari 350 mmHg.
Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
Indikasi ventilasi mekanik
Jika pasien mengalami penurunan (PaO2), peningkatan kadar (PaCO2), danasidosis persistem,
maka ventilasi mekanis kemungkinan diperlukan.
Ada jugakondisi kondisi yang diindikasikan menggunakan ventilator mekanis:
Gagal nafas, Disfungsi neurologis, Tindakan operasi
MODE OPERASIONAL VENTILASI MEKANIK

Controlled Ventilation
Assist/Control
Intermitten Mandatory Ventilation
Synchronized Intermitten Mandatory Ventilation (SIMV)
Positive End-Expiratory pressure
Continious Positive Airway Pressure. (CPAP)
SETTING VENTILATOR

Untuk menentukan modus operasional ventilator terdapat beberapa parameteryang


diperlukan untuk pengaturan pada penggunaan volume cycle ventilator, yaitu :
Frekuensi pernafasan ,Tidal volume
Konsentrasi oksigen (FiO2),
Rasio inspirasi : ekspirasi
ASUHAN KEPERAWATAN
ANALISA DATA
No
Data Etiologi Masalah keperwatan
Tgl

30-10-201 9 Ds : - Efusi pleura Pola nafas tidak efektif


Do :
10.00 wib
 Px terlihat gelisah
1 Mengganggu perfusi dan difusi
 Pola napas takipnea
oksigen
 Px terlihat menggunakan otot bantu napas

 Px nampak terpasang ventilator mode pc sim v


fio2 40% Suplai O2 kurang
 TTV : TD : 106/51 mmHg

N : 93 x/menit
Hambatan upaya napas
S : 37oC
SPO2 : 97 %
2 Do: - Akumulasi secret dijalannapas Bersihan jalan nafas tidak
Do: efektif
 Px nampak terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Jalannapasterganggu
 -Px tidak mampu batuk

 -Sputum Nampak berlebih


Hipersekresi jalan nafas
 -Px Nampak gelisah

 -Auskultasi terdengar ronkh

 TTV : TD : 106/51 mmHg N : 93 x/menit

S : 37o C SPO2 : 97 %
 Px nampak tidak nyaman
 Sekret yang keluar berwarna putih purulen

3 Ds :- Asidosis respirtorik Gangguan ventilasi spontan

Do:

 Px terlihat menggunakan otot bantu napas Kelelahan otot pernapasan


 Px menggunakan alat bantu napas ventilator mode pc sim v fio2 40%
 TTV :
 TD : 106/51 mmHg -N : 93 x/menit Gangguan ventilasi spontan

 S : 37oC - SPO2 : 97 %
 RR : 31 x/menit - po2 ; 25,8 mmHg
 pco2 : 65,0 mmHg
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan ventilasi spontan berhubungan dengan kelelahan otot pernapasan


Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi jalan napas
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Tgl. No. Dx SLKI SIKI

30 1. Setelah dilakukan tindakan askep selama DUKUNGAN VENTILASI I.01002


oktober 8 jam diharapkan ventilasi spontan O: -Identifikasi adanya kelelahan otot bantu
2019 meningkat dengan KH: L.01007 napas
-dispnea menurun (5) -Identifikasi efek perubahan posisi terhadap
-penggunaan otot bantu napas menurun status pernapasan
(5) -Monitor status respirasi dan oksigenasi
-gelisah menurun (5) T: -pertahankan kepatenan jalan napas
-pco2, po2, membaik (5) -Berikan posisi semi fowler/fowler
-takikardi membaik (5) -Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
E:- ajarkan melakukan teknik relaksasi napas
dalam
-Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
-Ajarkan teknik batuk efektif
K:- kolaborasi pemberian bronkodilator
2. Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN JALAN NAFAS I.010011
askep selama 3 jam diharapkan O : - Monitor posisi selang ETT
bersihan jalan nafas meningkat -monitor bunyi nafas tambahan
dengan KH : -monitor sputum
-Produksi sputum menurun (5) T: -pertahankan kepatenan jalan nafas
-mengi menurun (5) -possisikan semi fowler
-Wheezing menurun (5) -lakukan fisioterapi dada
-Dispnea menurun (5) - lakukan penghisapan lendir
-Sulit bicara menurun (5) E: -anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
-Sianosis menurun (5) Ajarkan teknik batuk efektif
-gelisah menurun (5) K: -Kolaborasi pemberian bronkodilator, mukolitik
-frekuensi nafas membaik (5) PENGHISAPAN JALAN NAPAS I.01020
O: identifikasi kebutuhan dilaukan penghisapan
-auskultasi suara napas sebelum dan sesudah
dilakukan peghisapan
T: gunakan teknik aseptic
-gunakan procedural steril dan disposibel
Lakukan peghisapan lebih dari 15 detik
3. Setelah dilakukan tindakan PEMANTAUAN RESPIRASI I.01014
askep selama 8 jam diharapkan O : - monitor frekuensi irama
pola nafas membaik dengan -monitor kemampuan batuk efektif
KH: L.01004 -monitor adanya produksi sputum
-Dispnea menurun (5) -monitor adanya sumbatan jalan nafas
-Penggunaan otot bantu -auskultasi bunyi nafas
menurun (5) T: -dokumentasikan hasil pemantauan
-frekuensi napas membaik (5) E: -Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- pernapasan cuping hidung -informasikan hasil pemantauan
menurun (5)
IMPLEMENTASI
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal

31 oktober 1 1. mengIdentifikasi adanya kelelahan otot bantu napas


2019 - pasien menggunakan ventilator
07.30 2. meMonitor status respirasi dan oksigenasi
TD :114/84 mmHg
07.33 N : 84x/m
S : 37.1oc
RR : 24x/m
07.45 3. mempertahankan kepatenan jalan napas
-pasien menggunakan ETT
08.00 4. memberikan posisi semi fowler/fowler
-pasien dalam posisi semi fowler
- memfasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
- menginjeksi obat ceftriaxone lewat iv 1 gram
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal

31 oktober 2 1. meMonitor posisi selang ETT


2019 -posisi ETT dalam posisi yang tetap
08.20 2. memonitor bunyi nafas tambahan
ronkhi
08.33 3. memonitor sputum
sputum bewarna putih purulen
4. mengAjarkan teknik batuk efektif
-pasien Nampak kesusahan
08.36 -pasien tidak Nampak sianosis
5. meng identifikasi kebutuhan dilaukan penghisapan
napas pasien terdengar grok grok
08.45 6. mengauskultasi suara napas sebelum dan sesudah dilakukan
peghisapan
-setelah dilaukan penghisapan suaa ronkhi berkurang
7. menggunakan teknik aseptic
11.30 8. menggunakan procedural steril dan disposibel
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal

31 oktober 3 1. memonitor frekuensi irama


2019 -pasien terlihat kesusahan saat bernapas
11.45 memonitor kemampuan batuk efektif
-pasien Nampak kesusahan saat mau batuk
12.00 2. memonitor adanya produksi sputum
-sputum bewarn putih purulen
12.30 3. mengauskultasi bunyi nafas
-bunyi napas terdengar ronkhi
13.45 4. mendokumentasikan hasil pemantauan
TD :122/85 mmHg
N : 90x/m
S : 36.5oc
RR : 24x/m
Spo2 99%
POC2=97
PO2=72
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal
1 november 1 1. mengIdentifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
2019 - pasien menggunakan ventilator
07.30 2. meMonitor status respirasi dan oksigenasi
TD :114/84 mmHg
07.33 N : 84x/m
S : 37.1oc
RR : 24x/m
07.45 3. mempertahankan kepatenan jalan napas
4. Melakukan oral hygiene
08.00 5. Melakukan penghisapan lendir
Pasien terlihat kesusahan saat bernapas
Secret bewarna putih purulen
08.20 6. Melakukna sonde 100 cc susu dan memberikan ulfatrat 10 cc syrup
7. Melakukan balance urin 150 cc kuning keruh
pasien menggunakan ETT
8. memBerikan posisi semi fowler/fowler
-pasien dalam posisi semi fowler
08.33 9. memFasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
menginjeksi obat ceftriaxone lewat iv 1 gram
menginjeksi bricasma
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal

1 november 2 1. Mengganti cairan infus RL 500x/24 jam 13 tpm


2019 2. memonitor bunyi nafas tambahan
08.36 ronkhi
3. memonitor sputum
sputum bewarna putih purulen
-pasien Terlihat memrah ketika disuction
- pasien tidak Nampak sianosis
08.45 4. meng identifikasi kebutuhan dilaukan penghisapan
napas pasien terdengar grok grok
08.55 5. mengauskultasi suara napas sebelum dan sesudah dilakukan
peghisapan
-setelah dilaukan penghisapan suaa ronkhi berkurang
TD :128/86 mmHg
N : 88x/m
S : 36.4oc
RR : 22x/m
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal

1 november 3 1. Memonitor pola napas


2019 -Pola napas takipnea
11.30 2. Memonitor tanda-tanda vital
11.35 TD :125/86 mmHg
N : 86x/m
S : 37.5oc
RR : 22x/m
11.45 3. Melakukan oral hygiene
4. Melakukan penghisapan lendir
Pasien terlihat kesusahan saat bernapas
Secret bewarna putih purulen
13.45 5. Melakukna sonde 100 cc susu dan memberikan ulfatrat 10 cc syrup
6. Mengganti cairan infus RL 500x/24 jam 13 tpm
7. Melakukan balance urin 110 cc kuning keruh
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal
2 november 1 1. mengIdentifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
2019
07.30
- pasien menggunakan ventilator
2. meMonitor status respirasi dan oksigenasi
07.33 TD :114/84 mmHg
N : 84x/m
S : 37.1oc
RR : 24x/m
07.45 3. mempertahankan kepatenan jalan napas
-pasien menggunakan ETT
memBerikan posisi semi fowler/fowler
-pasien dalam posisi semi fowler
4. memFasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
08.00
5. menginjeksi obat ceftriaxone lewat iv 1 gram
menginjeksi bricasma
PCO2= 58
PO2=204
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal

2 november 2 1. Melakukan oral hygiene


2019 2. Melakukan penghisapan lender
08.20 -pasien tidak Nampak sianosis
-Pasien terlihat kesusahan saat bernapas
-Secret bewarna putih purulen
08.33 3. Melakukna sonde 100 cc susu dan memberikan ulfatrat 10 cc syrup
4. Melakukan balance urin 150 cc kuning keruh
-pasien menggunakan ETT
08.36 5. memBerikan posisi semi fowler/fowler
-pasien dalam posisi semi fowler
08.45 6. memFasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin
-menginjeksi obat ceftriaxone lewat iv 1 gram
-menginjeksi bricasma
Jam No Dx Implementasi Paraf

Tanggal

2 november 3 1. Memonitor pola napas


2019 2. Pola napas takipnea
11.30 3. Memonitor tanda-tanda vital
11.35 TD :125/86 mmHg
N : 86x/m
S : 37.5oc
RR : 22x/m
11.45 4. Melakukan oral hygiene
5. Melakukan penghisapan lendir
-Pasien terlihat kesusahan saat bernapas
-Secret bewarna putih purulen
13.45 6. Melakukna sonde 150 cc susu dan memberikan ulfatrat 10 cc syrup
Mengganti cairan infus RL 500x/24 jam 13 tpm
Melakukan balance urin 200 cc kuning keruh
EVALUASI
Jam tgl No.dx evaluasi TTD
31 1 S:-
oktober O: dyspnea dalam rentang sedang (3)
2019 Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Pasien gelisah dalam rentang sedang(3)
Pasien takikardi cukup memburuk (2)
TD :122/85 mmHg
N : 130x/m S : 36.5oc RR : 24x/m Spo2 99%
POC2=97
PO2=72
A: Masalah ventilasi spontan belum teratasi
P:lanjutkan intervensi
2 S:-
O:pasien terpasang ETT
-pasien dalam posisi semifowler
-mukosa bibir kering
Pasien gelisah dalam rentang sedang(3)
Pasien kusahan untuk bicara
Produksi sputum sudah berkurang, bewarna putih purulen
Masih terdengar suara ronkhi
Tidak terdapat sianosis
A:masalah jalan napas teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
3 S:-
O:pasien masih terlihat menggunakn otot bantu napas
Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Frekuensi napas 24x cukup membaik(4)
Terlihat pernapasan cuping hidung dalam rentang sedang (3)
A:masalah pola napas belum teratasi
P:lanjutkan intervensi

1 nov 1 S:-
2019 O: dyspnea cukup menurun (4)
Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Pasien gelisah menurun(4)
Pasien takikardi cukup membaik (3)
TD :114/84 mmHg N : 84x/m S : 37.1oc RR : 24x/m Spo2 99%
POC2=97
PO2=72
A: Masalah ventilasi spontan teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi
2 S:-
O:pasien terpasang ETT
Pasien tidak bisa batuk
-pasien dalam posisi semifowler
-mukosa bibir kering
Pasien gelisah menurun(4)
Pasien kesusahan untuk bicara
Produksi sputum sudah berkurang
Masih terdengar suara ronkhi
Tidak terdapat sianosis
A:masalah jalan napas teratasi sebagian
P: lanjutkan intrvensi

3 S:-
:-
O:pasien masih terlihat menggunakn otot bantu napas
Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Frekuensi napas 24x cukup membaik(4)
Terlihat pernapasan cuping hidug cukup membaik (4)

A:masalah pola napas teratasi sebagian


P:lanjutkan intervensi
2 nov 1 S:-
2019
O: dyspnea cukup menurun (4)
Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Pasien gelisah menurun(4)
Pasien takikardi cukup membaik (3)
TD :125/86 mmHg N : 86x/m S : 37.5o RR : 22x/m
Spo2 100%
PCO2= 58 meningkat
PO2=204 meningkat
A: Masalah ventilasi spontan teratasi sebagian
P:lanjutkan intervensi

3 S:-
O:pasien masih terlihat menggunakn otot bantu napas
Pasien terpasang ventilator mode pc sim v fio2 40%
Frekuensi napas 22x cukup membaik(4)
Terlihat pernapasan cuping hidug cukup membaik (4)
A:masalah pola napas teratasi sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai