Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PERBANDINGAN PERS

SISTEM PERS OTORITER


Kelompok 1

Dosen Pembimbing : Darwadi M Suwarno, M.I.Kom

Disusun Oleh :
Aria Wardana (1751059)
Egga Bayu Anggara (1751073)
Ita Wahyuni (1751040)
Reka Purnama Sari (1751039)
Indah Pratiwi (1751028)
Pengertian Sistem
A Pers Otoriter

Sejarah Pers
Otorister B
Funsgi dan Ciri-ciri
C Pers Otoriter

Kelebihan dan
Kelemahan Pers
Otoriter
D
Kemunculan dan
E Keruntuhan Pers
otoriter di Indonesia
Pengertian Sistem Pers Otoriter
Pers dalam pengertian sempit dapat Dalam pengertian luasnya pers berarti suatu
diartikan sebagai media massa cetak lembaga atau media massa cetak maupun
seperti surat kabar, majalah tabloid, elektronik (radio siaran, televisi, internet dll)
dan sebagainya. sebagai media yg menyiarkan karya jurnalistik.

Sistem Pers Otoritarianmerupakan sistem pers dimana


kepemilikan pers dikuasai oleh pemegang kekuasaan
maupun pemerintahan. Dalam sistem pers otoritarian, hal-
hal yang disampaikan tidak diperkenankan untuk
mengkritisi maupun mengomentari pemerintahan, pers
dalam sistem ini berupa perwujudan perpanjangan tangan
pemerintah.
Sejarah Pers Otoriter
Konsep yang paling tua diantara konsep tersebut adalah otoritarian yang muncul pada zaman
Gutenberg. Dalam masyarakatseperti ini, kebenaran dipandang berasal dari penguasa yang
padagilirannya menyebarluaskan kebenaran tersebut kepada massamelalui pers. Dengan kata lain,
fungsi pers adalah menyampaikan kepda rakyat apa yang diinginkan penguasa untuk diketahui rakyat.

• Teori ini lahir pada abad ke-15 sampai ke-16 pada masa bentuk
pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut), hampir secara
otomatis dipakai di semua negara ketika masyarakat mulai mengenal
surat kabar sebagai wahana komunikasi.
• Perkembangan otorisme pada pertengahan abad ke-15 menyebabkan
timbul satu konsep otoriter di kehidupan pers di dunia, berawal di
Inggris, Perancis dan Spanyol dan kemudian menyebar ke Rusia,
Jerman, Jepang, dan negara-negara lain di Asia dan Amerika Latin
pada abad ke-16. Dengan prinsip dasar otorisme yang cukup sederhana
bahwa pers hadir untuk mendukung negara dan pemerintah. Mesin
cetak yang ketika itu baru diciptakan tidak dapat digunakan untuk
mengecam dan menentang negara atau penguasa.
Fungsi dan ciri-ciri Pers Otoriter
Prinsip utama:
• Media seyogyanya tidak melakukan hal-hal yang dapat merusak wewenang yang
ada.
• Media selamanya (akhirnya) harus tunduk pada penguasa yang ada.
• Media seyogyanya menghindari perbuatan yang menentang nilai-nilai moral dan
politik atau dominan mayoritas.
• Penyensoran dapat dibenarkan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini.
• Kecaman yang tidak dapat diterima terhadap penguasa, penyimpangan dari
kebijaksanaan resmi, atau perbuatan yang menentang kode moral dipandang
sebagai perbuatan pidana.
• Wartawan atau ahli media lainnya tidak memiliki kebebasan di dalam organisasi
medianya.
Fungsi dan ciri-ciri Pers Otoriter
Para Tokoh
Plato
Pemikir

Machiavelli

Thomas Hobbes

George Hegel
Fungsi dan ciri-ciri Pers Otoriter
Plato
Plato beranggapan bahwa negara akan selamat hanya apabila dipegang
oleh orang-orang bijak, misalnya pada magistrat yang memerintah yang
memerintah denga otoritas moral dan menggunakan otoritas tersebut untuk
menjaga agar elemen masyarakat yang paling dasar tetap pada garisnya.
Plato yakin bahwa masyarakat yang ideal adalah masyarakat di mana
negara membentuk dan memaksakan tujuan-tujuan politik dan budayanya.
Pandangan demikian berarti bahwa ada pengendalian ketat terhadap
terjadinya opini dan diskusi dalam masyarakat.
Fungsi dan ciri-ciri Pers Otoriter
Machiavelli
Machiavelli tidak mempersoalkan tujuan dan arah negara. Yang
dipermasalahkan adalah cara untuk mendapatkan dan agar tetap
memegang kekuasaan politik. Keamanan negara harus dapat dicapai
dengan kebijakan penguasa yang realistis dan nonmoralis. Dibawah
doktrin seperti itu diskusi dalam masyarakat harus dibatasi apabila
penguasa menganggap bahwa diskusi itu mengancam kedudukannya.
Fungsi dan ciri-ciri Pers Otoriter

Thomas Hobbes
Berdasarkan dua keinginan dasar manusia, yaitu bebas dari penderitaan
dan ingin berkuasa, Hobbes mengembangkan suatu sistem filsafat politik
yang lengkap dimana kekuasaan mengawasi kegiatan tiap orang demi
kepentingan banyak orang ialah yang terpenting. Kekuasaan untuk
menjaga ketertiban dan kedamaian merupakan hal yang utama.
Fungsi dan ciri-ciri Pers Otoriter

George Hegel
Ahli filsafat dari Jerman ini dijuluki sebagai pencetus cikal bakal
komunisme dan fasisme. Kebebasan perseorangan menurut Hegel untuk
mengetahui bahwa orang tersebut tidak bebas, tetapi tindakannya
ditentukan oleh sejarah, masyarakat, terutama ide absolut yang terwujud
dalam negara.Kaum Tudor di Inggris pada abad 16 memberikan hak-hak
paten yang sifatnya eksklusif kepada orang-orang pilihan yang memonopoli
bidang penerbitan dan mengeruk keuntungan sepanjang mereka tidak
berusaha menggoncangkan pemerintahan
Fungsi dan ciri-ciri Pers Otoriter
Ciri-ciri Pers Otoriter :

• Media tidak dapat melakukan hal-hal yang dapt merusak wewenang yang ada
• Media harus selamanya tunduk pada penguasa

• Media menghindari perbuatan yang menentang nilai moral dan politik


• Penyensoran dapat di benarkan untuk menerapkan prinsip-prinsip yang di anut

• Kecaman yang tidak dapat diterima terhadap penguasa penyimpangan dari


kebijaksanaan
• resmi atau perbuatan yang menentang kode moral, di pandang sebagai perbuatan
pidana
• Wartawan tidak memiliki kebebasan dalam organisasinya
Kelebihan dan Kelemahan Sistem
Pers Otoriter
Kelebihan
Sistem pers otoriter, walaupun terkesan hanya mementingkan kepentingan penguasa,
ada pula segi-segi kebaikan atau kelebihan yang dimilikinya dan mungkin tidak
dimiliki oleh sistem pers yang lainnya. Beberapa kelebihan itu di antaranya adalah
sebagai berikut

• Negara dapat mengatur informasi dengan mutlak, sehingga


informasi-informasi yang dianggap membahayakan keutuhan
negara dapat dengan mudah dihentikan.
• Negara dapat dengan mudah dan cepat menyebarkan informasi
mengenai kebijakan atau keputusan yang penting dan mendesak
dan harus diketahui oleh semua warga negara.
• Penyebaran informasi ujaran kebencian atau hoax dan berita
bohong lainnya relatif dapat diatasi dengan mudah karena
pemerintah memegang kendali terhadap pers.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem
Pers Otoriter
Kekurangan
Sementara itu, kekurangan sistem pers otoriter juga tidak sedikit. Beberapa kekurangan dari sistem pers
otoriter ini antara lain adalah sebagai berikut.

• Masyarakat tidak dapat menyampaikan kritik yang membangun lewat media massa, sehingga pemerintah
akan sulit mengalami kemajuan yang berarti dalam kebijakan dan keputusan yang diambil.
• Apabila pemerintahan jatuh pada tangan yang salah, maka potensi penggunaan media massa untuk
memenuhi ambisi pribadi atau kelompok tertentu sangat besar dan sangat berbahaya karena dapat
berakibat pada upaya untuk menjadikan kekuasaannya di tengah masyarakat tersebut menjadi mutlak.
• Menghilangkan kesempatan bagi para oposisi ataupun orang yang lebih memahami tentang masalah yang
sedang dihadapi oleh pemerintah untuk melakukan koreksi atas kebijakan yang diambil oleh pemerintah
ketika menghadapi masalah-masalah tertentu.
• Tidak memberikan kebebasan pers kepada wartawan atau para pelaku media secara utuh karena hanya
boleh meliput hal-hal yang dianggap oleh pemerintah perlu dilaporkan.
• Adanya penekanan terhadap keinginan untuk bebas mengemukakan pendangan atau pendapat
• Mudah terjadi pembredelan penerbitan media yang cenderung menghancurkan suasana kerja dan
lapangan penghasilan yang telah mapan.
• Tertutupnya kesempatan untuk berkreasi.
Kemunculan dan keruntuhan pers
otoriter di Indonesia
Sejarah Pers Otoriter di Indonesia
• Pada masa 1957-1965, pers cenderung bersifat Komunis, karena berita-berita yang
dikeluarkan kantor berita tersebut cenderung pro-PKI. Tetapi pada akhir masanya
diterbitkan surat kabar – surat kabar lain guna mengimbangi pers PKI. Dilanjutkan
dengan masa transisi kedua (1965-1974) yang ditandai dengan awal pemerintahan
orde baru. Pada awalnya, kehidupan pers di Indonesia bersifat Liberal dan pers-pers
yang bersifat komunis dihilangkan. Pers bisa mengkritik jalannya pemerintahan,
pemerintahan Orde Baru melakukan pembatasan kepada pers, dan meberlakukan
pencabutan izin bagi pers yang dianggap mengganggu jalannya pemerintahan.
• Kemudian pada tahun 1974-1999, pers cenderung tertutup dan bersifat pragmatis.
Pers kehilangan idealisme dan daya kritisnya terhadap kehidupan sehari-hari. Pers
sangat berhati-hati dalam menyikapi wacana keterbukaan politik agar tidak
berdampak buruk terhadap kelangsungan hidupnya.
Kemunculan dan keruntuhan pers
otoriter di Indonesia
Sejarah Pers Otoriter di Indonesia
• Orde Baru bangkit sebagai puncak kemenangan atau rezim Demokrasi Terpimpin
yang pada hakikatnya telah dimulai sejak tahun 1964 tatkala kekuatan Pancasila,
termasuk pers, mengadakan perlawanan terbuka terhadap ofensif golongan PKI
melalui jalur Manipolisasi dan Nasokomisasi. Kehancuran G30S/PKI merupakan
awal ’pembenahan’ kehidupan nasional, pembinaan di bidang pers dilakukan secara
sistematis dan terarah. Pada masa ini produk perundangan pertama tentang pers
adalah UU no 11 tahun 1966. pengembangan pers nasional lebih lanju diwujudkan
dengan mengundangkan UU no 21 tahun 1982 sebagai penyempurnaan UU no
11/1966.
Kemunculan dan keruntuhan pers
otoriter di Indonesia
Sejarah Pers Otoriter di Indonesia
• Kemudian pada tahun 1998, lahirlah gerakan reformasi terhadap rezim Orde Baru.
Keberhasilan gerakan ini, melahirkan peraturan perundangan-peraturan
perundangan sebagai pengganti peraturan perundangan yang menyimpang dari
nilai-nilai Pancasila. UU no 40 tahun 1999 merupakan salah satu contoh. Sejak
sistem politik Indonesia mengundangkan UU no 40 tahun 1999, secara normatif,
kita telah menganut teori pers tanggungjawab sosial (kebebasan pers yang
bertanggung jawab pada masyarakat/kepentingan umum). Berbeda dengan UU no
11 tahun 1966 juncto UU no 21 tahun 1982 yang memberi kewenangan pada
pemerintah untuk mengontrol sistem pers, UU no 40 tahun 1999 memberi
kewenangan kontrol kepada masyarakat. Penanda itu terletak antara lain pada pasal
15 dan 17 UU no 40 tahun 1999.

Anda mungkin juga menyukai