Anda di halaman 1dari 20

HIPERTENSI

Oleh :
Narita W.
Novia Laila R
Nursiyah
Defenisi Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan
pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah.
Sedangkan definisi hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan diastolik ≥ 90 mmHg .
Etiologi Hipertensi
1. Hipertensi Essensial 2. Hipertensi Sekunder
Adalah hipertensi tanpa kelainan dasar Meliputi 5-10% kasus hipertensi
patologis yang jelas. Penyebab merupakan hipertensi sekunder dari
hipertensi essensial meliputi faktor penyakit komorbid atau obat-obat tertentu
genetik dan lingkungan. Faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah.
genetik mempengaruhi kepekaan Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal
terhadap natrium, reaktivitas akibat peyakit ginjal kronis adalah
pembuluh darah terhadap penyebab sekunder yang paling sering.
vasokontriktor, resistensi insulin,dll. Obat-obat tertentu,baik secara langsung
Sedangkan faktor lingkungan antara maupun tidak,dapat menyebabkan
lain diet, kebiasaan meerokok, stress hipertensi atau memperberat hipertensi
emosi, obesitas,dll. Kebanyakan dengan menaikkan tekanan darah.
pasien hibertensi memiliki berat Hipertensi yang penyebabnya dapat
badan yang berlebih dan penelitian diketahui, sering berhubungan dengan
menunjukkan bahwa obesitas penyakit misalnya, ginjal, jantung koroner,
memberikan resiko 65-70% untuk diabetes dan kelainan sistem saraf pusat.
terkena hipertensi essensial.
Patofisiologi
• Angiotensin Converting Enzyme (ACE), darah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon,
rennin akan diubah menjadi angiotensin 1. oleh ACE yang terdapat di
paru-paru, angiotensin 1 diubah menjadi angiotensin II, peranan kunci
dalam menaikkan tekanan darah melalui 2 aksi utama, yaitu
meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
• ADH diproduksi di hipotalamus dan bekerja pada ginjal untuk mengatur
osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH sangat sedikit
urin yang diekskresikan keluar tubuh sehingga pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkan volume cairan ekstraseluler akan
ditingkatkan dengan cara menarik cairan di bagian intraseluler akibatnya
voume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan
tekanan darah.
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 didasarkan pada
rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah. Klasifikasi
tersebut meliputi 4 kategori, normal, prehipertensi, hipertensi
stage I, dan hipertensi stage II. Prehipertensi digunakan untuk
mengidentifikasi pasien dengan tekanan darah yang mungkin
dapat meningkat menjadi hipertensi stage I dan II.

Klasifikasi Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 Atau≥160 Atau ≥100
Penataklasanaan hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dibedakan menjadi dua. Pada
hipertensi ringan tanpa faktor risiko atau kerusakan organ,
penatalaksanaannya adalah dengan perubahan gaya hidup dan
memantau pasien selama 6-12 bulan. Pada hipertensi berat yang
disertai dengan faktor risiko dan kerusakan organ,
penatalaksanaannya menggunakan terapi farmakologi (obat)
Terapi Farmakologi
Tujuan awal pengobatan ditujukan pada penurunan tekanan darah, tetapi
tujuan akhir adalah untuk menghindarkan komplikasi lambat, memperbaiki
kualitas dan memperpanjang hidup. Dikenal beberapa kelompok obat yang
lazim digunakan untuk pengobatan hipertensi, yaitu diuretik, penyekat reseptor
beta adrenergik (ß-blocker), Penghambat Angiotensin converting enzyme
inhibitors (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEI), antagonis
kalsium, penyekat alfa adrenergik ( α-blocker), Vasodilator. Pengobatan dengan
antihipertensi harus selalu dimulai dengan dosis rendah agar tekanan darah
jangan menurun terlalu drastis dengan mendadak. Dosis dinaikkan berangsur-
angsur sampai tercapai efek yang diinginkan yang dinamakan metoda start low
go slow.
 Diuretik
• Bekerja melalui berbagai mekanisme untuk
meningkatkan ekskresi natrium, air klorida,
sehingga dapat menurunkan volume darah
dan cairan ekstraseluler. Akibatnya terjadi
penurunan curah jantung dan tekanan darah.
• Berikut obat jenis antihipertensi yang
termasuk pada diuretik :
Furosemide HCT (Hydrochlorothiaside)
• Nama paten : Cetasix, farsix, furostic, impungsn, • Sediaan obat : Tablet
kutrix, Lasix, salurix, uresix. • Mekanisme kerja : mendeplesi (mengosongkan)
• Sediaan obat : Tablet, capsul, injeksi. simpanan natrium sehingga volume darah,
• Mekanisme kerja : mengurangi reabsorbsi aktif curah jantung dan tahanan vaskuler perifer
NaCl dalam lumen tubuli ke dalam intersitium menurun.
pada ascending limb of henle. • Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh
• Indikasi : Edema paru akut, edema yang saluran cerna. Didistribusi keseluruh ruang
disebabkan penyakit jantung, kongesti, sirosis ekstrasel dan hanya ditimbun dalam jaringan
hepatis, nefrotik sindrom, hipertensi. ginjal.
• Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui • Indikasi : digunakan untuk mengurangi udema
• Efek samping : pusing. Lesu, kaku otot, akibat gagal jantung, cirrhosis hati, gagal ginjal
hipotensi, mual, diare. kronis, hipertensi.
• Interaksi obat : indometasin menurunkan efek • Kontraindikasi : hypokalemia, hypomagnesemia,
diuretiknya, efek ototoksit meningkat bila hyponatremia, hipertensi pada kehamilan.
diberikan bersama aminoglikosid. Tidak boleh • Dosis : Dewasa 25 – 50 mg/hr
diberikan bersama asam etakrinat. Toksisitas • Anak 0,5 – 1,0 mg/kgBB/12 – 24 jam
silisilat meningkat bila diberikan bersamaan.
• Dosis :Dewasa 40 mg/hr
• Anak 2 – 6 mg/kgBB/hr
 Reseptor beta adrenergik (ß-blocker)
• Bekerja pada reseptor Beta jantung untuk
menurunkan kecepatan denyut dan curah
jantung.
• Berikut jenis obat antihipertensi yang
termasuk pada kategori Antagonis Reseptor
Beta :
Asebutol (Beta bloker) Propranolol (Beta bloker)
• Nama Paten : sacral, corbutol,sectrazide. • Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
• Sediaan obat : tablet, kapsul. • Sediaan obat : Tablet
• Mekanisme kerja : menghambat efek • Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena
isoproterenol, menurunkan aktivitas renin, menurunkan curah jantung, menghambat
menurunka outflow simpatetik perifer. pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus
• Indikasi : hipertensi, angina pectoris, simpatetik di pusat vasomotor otak.
aritmia,feokromositoma, kardiomiopati obtruktif • Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia
hipertropi, tirotoksitosis. jantung, migren, stenosis subaortik hepertrofi,
• Kontraindikasi : gagal jantung, syok kardiogenik, miokard infark, feokromositoma
asma, diabetes mellitus, bradikardia, depresi. • Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial,
• Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, brikadikardia dan blok jantung tingkat II dan III,
mimpi buruk, lesu gagal jantung kongestif. Hati – hati pemberian pada
• Interaksi obat : memperpanjang keadaan penderita biabetes mellitus, wanita haminl dan
hipoglikemia bila diberi bersama insulin. Diuretic menyusui.
tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam • Efek samping : bradikardia, insomnia, mual,
urat bila diberi bersaa alkaloid ergot. Depresi muntah, bronkospasme, agranulositosis, depresi.
nodus AV dan SA meningkat bila diberikan bersama • Interaksi obat : hati – hati bila diberikan bersama
dengan penghambat kalsium dengan reserpine karena menambah berat
• Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr). hipotensi dan kalsium antagonis karena
menimbulkan penekanan kontraktilitas miokard.
Henti jantung dapat terjadi bila diberikan bersama
haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin
meningkatkan kebersihan obat ini. Simetidin
menurunkan metabolism propranolol. Etanolol
menurukan absorbsinya.
• Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis
pemeliharaan.
Angiotensin converting enzyme inhibitors
(Angiotensin Converting Enzyme Inhibitors (ACEI)

• Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan


menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah
angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini
menurunkan tekanan darah baik secara langsung
menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II
diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan
meningkatkan pengeluaran netrium melalui urine
sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.
• Berikut jenis antihipertensi yang termasuk pada
kategori ACEI :
Kaptopril Ramipril
• Nama paten : Capoten • Nama paten : Triatec
• Sediaan obat : Tablet • Sediaan obat : Tablet
• Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi • Mekanisme kerja : menghambat enzim konversi
angiotensin sehingga menurunkan angiotensin angiotensin sehingga perubahan angiotensin I
II yang berakibat menurunnya pelepasan renin menjadi angiotensin II terganggu,
dan aldosterone. mengakibatkan menurunnya aktivitas
• Indikasi : hipertensi, gagal jantung. vasopressor dan sekresi aldosterone.
• Kontraindikasi : hipersensivitas, hati – hati pada • Indikasi : hipertensi
penderita dengan riwayat angioedema dan • Kontraindikasi : penderita dengan riwayat
wanita menyusui. angioedema, hipersensivitas. Hati – hati
• Efek samping : batuk, kulit kemerahan, pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
konstipasi, hipotensi, dyspepsia, pandangan • Efek samping : batuk, pusing, sakit kepala, rasa
kabur, myalgia. letih, nyeri perut, bingung, susah tidur.
• Interaksi obat : hipotensi bertambah bila • Interaksi obat : hipotensi bertambah bila
diberikan bersama diuretika. Tidak boleh diberikan bersama diuretika. Indometasin
diberikan bersama dengan vasodilator seperti menurunkan efektivitasnya. Intoksitosis litiumm
nitrogliserin atau preparat nitrat lain. meningkat.
Indometasin dan AINS lainnya menurunkan efek • Dosis : awal 2,5 mg/hr
obat ini. Meningkatkan toksisitas litium.
• Dosis : 2 – 3 x 25 mg/hr.
 Antagonis kalsium
• Menurunkan kontraksi otot polos jantung dan
atau arteri dengan mengintervensi influks
kalsium yang dibutuhkan untuk kontraksi.
Penghambat kalsium memiliki kemampuan
yang berbeda-beda dalam menurunkan
denyut jantung. Volume sekuncup dan
resistensi perifer.
• Berikut jenis obat antihipertensi yang
termasuk pada kategori Antagonis kalsium :
Nifedipin Diltiazem
• Nama paten : Adalat, Carvas, Cordalat, • Nama paten : Farmabes, Herbeser, Diltikor.
Coronipin, Farmalat, Nifecard, Vasdalat. • Sediaan obat : Tablet, kapsul
• Sediaan obat : Tablet, kaplet • Mekanisme kerja : menghambat asupan,
• Mekanisme kerja : menurunkan resistensi pelepasan atau kerja kalsium melalui slow
vaskuler perifer, menurunkan spasme arteri cannel calcium.
coroner. • Indikasi : hipertensi, angina pectoris, MCI,
• Indikasi : hipertensi, angina yang disebabkan penyakit vaskuler perifer.
vasospasme coroner, gagal jantung refrakter. • Kontraindikasi : wanita hamil dan menyusui,
• Kontraindikasi : gagal jantung berat, stenosis gagal jantung.
berat, wanita hamil dan menyusui. • Efek samping : bradikardia, pusing, lelah, edema
• Efek samping : sakit kepala, takikardia, kaki, gangguan saluran cerna.
hipotensi, edema kaki. • Interaksi obat : menurunkan denyut jantung bila
• Interaksi obat : pemberian bersama beta bloker diberikan bersama beta bloker. Efek terhadap
menimbulkan hipotensi berat atau eksaserbasi konduksi jantung dipengaruhi bila diberikan
angina. Meningkatkan digitalis dalam darah. bersama amiodaron dan digoksin. Simotidin
Meningkatkan waktu protombin bila diberikan meningkatkan efeknya.
bersama antikoagulan. Simetidin meningkatkan • Dosis : 3 x 30 mg/hr sebelum makan
kadarnya dalam plasma.
• Dosis : 3 x 10 mg/hr
 alfa adrenergik ( α-blocker)
• Menghambat reseptor alfa diotot polos
vaskuler yang secara normal berespon
terhadap rangsangan simpatis dengan
vasokonstriksi.
• Berikut jenis obat antihipertensi yang
termasuk pada kategori Kalsium Antagonis:
Klonidin
• Nama paten : Catapres, dixarit
• Sediaan obat : Tablet, injeksi.
• Mekanisme kerja : menghambat
perangsangan saraf adrenergic di SSP.
• Indikasi : hipertensi, migren
• Kontraindikasi : wanita hamil,
penderita yang tidak patuh.
• Efek samping : mulut kering, pusing
mual, muntah, konstipasi.
• Interaksi obat : meningkatkan efek
antihistamin, antidepresan,
antipsikotik, alcohol. Betabloker
meningkatkan efek antihipertensinya.
• Dosis : 150 – 300 mg/hr.
 Vasodilator
• Obat golongan ini bekerja langsung pada
pembuluh darah dengan relaksasi otot polos
(otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam
golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari
pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan
pusing.
• Berikut jenis obat antihipertensi yang
termasuk pada kategori Vasodilator :
Hidralazin
• Nama paten : Aproseline
• Sediaan obat : Tablet
• Mekanisme kerja : merelaksasi otot
polos arteriol sehingga resistensi
perifer menurun, meningkatkan
denyut jantung.
• Indikasi : hipertensi, gagal jantung.
• Kontraindikasi : gagal ginjal, penyakit
reumatik jantung.
• Efek samping : sakit kepala, takikardia,
gangguan saluran cerna, muka merah,
kulit kemerahan.
• Interaksi obat : hipotensi berat terjadi
bila diberikan bersama diazodsid.
• Dosis : 50 mg/hr, dibagi 2 – 3 dosis.
Terapi Non-Farmakologi
• Non farmakologi yaitu modifikasi gaya hidup.
Modifikasi gaya hidup sehat merupakan saran untuk mencegahan
dan mengatur tekanan darah tinggi:

modifikasi Rekomendasi
Mengurangi berat badan Menjaga berat badan normal (body
mass index 18,5 – 24,9 kg/m2 )
Menerapkan pola diet Mengkonsumsi makanan yang kaya
buah, sayuran, dan susu rendah
lemak.
Mengurangi konsumsi sodium Mengurangi masukan sodium tidak
lebih dari 2,4 g sodium per hari.
Aktivitas fisik Aktivitas fisik yang teratur seperti
jalan cepat
Tidak berlebihan dalam Tidak lebih 2 minuman per hari untuk
mengkonsumsi alkohol pria dan 1 minuman untuk wanita

Anda mungkin juga menyukai