Anda di halaman 1dari 46

GIZI KURANG

PENGERTIAN KELUARGA
• Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI,
1998).
• Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan dengan ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
FUNGSI KELUARGA

• Fungsi Afektif
• Fungsi Sosialisasi
• Fungsi Reproduksi
• Fungsi Ekonomi
• Fungsi Perawatan Keluarga
FUNGSI YANG DAPAT DI JALANKAN KELUARGA

• Fungsi Biologis
• Fungsi Psikologis
• Fungsi sosialisasi
• Fungsi ekonomi
• Fungsi pendidikan
TIPE KELUARGA

• Nuclear Family
• Extended Family (Keluarga Besar)
• Single Parent Family
• Nuclear Dyadic
• Recontituened atau Blended Family
• Three Generetion Family
• Single Adult Living Alone
• Middle Age atau Ederly Couple
TINGKAT PERKMBANGAN KELUARGA

• TAHAP I
• TAHAP II
• TAHAP II
• TAHAP IV
• TAHAP V
• TAHAP VI
• TAHAP VII
• TAHAP VIII
LIMA TUGAS KELUARGA DI BIDANG KESEHATAN

1. . Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya


2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda
4. Mempertahankan suasana di runah yang menguntungkan kesehatan perkembangan
kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan
yang ada (Nasrul Effendy, 1998).
Konsep Dasar Kurang Energi Protein
(KEP)
PENGERTIAN KEP
• Kurang Energi Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).(Depkes RI, 2000)

• Kurang Energi Protein (KEP) adalah penyakit defisiensi gizi


yang diakibatkan masukan (intake) energi dan protein yang
sangat kurang dalam waktu yang cukup lama (Suhardjo, 2004)
KLASIFIKASI KEP

1. KURANG ENERGI PROTEIN RINGAN


2. KURANG ENERGI PROTEIN SEDANG
3. KURANG ENERGI PROTEIN BERAT/GIZI BURUK
a) Kwashiorkor
b) Marasmus
c) Marasmik-Kwashiorkor
PATOFISIOLOGI

• Keadaan Kurang Gizi Protein (KEP) disebabkan oleh masukan (intake) energi dan protein
yang sangat kurang dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini akan lebih cepat terjadi
apabila anak yang mengalami diare atau infeksi penyakit lainnya. Keadaan ekonomi yang
rendah juga mempunyai hubungan yang erat dengan timbulnya kondisi KEP Tanda-tanda
yang paling utama dari KEP adalah pertumbuhan fisik yang kurang normal. Hal ini dapat
dilihat atau diperiksa dari catatan pada kartu kurva pertumbuhan BB. Beberapa minggu atau
bulan sebelum timbul tanda-tanda klinis yang jelek, anak yang mengalami KEP pertumbuhan
berat badannya sangat lambat atau bahkan berhenti. Sejak bayi berusia beberapa bulan
pertama dari kehidupan, umumnya bayi tumbuh normal (baik) asalkan memperoleh Air Susu
Ibu (ASI)
PEMERIKSAAN FISIK

1. Tinggi Badan menurut umur


Untuk di Indonesia, anak normal bila tinggi badan menurut umur  90% standar Harvard 70 – 90%
(kurang gizi sedang),  70% (kurung gizi berat).
2. Berat Badan Menurut Tinggi Badan
Dengan tabel pengukuran berat dan tinggi badan standar dapat diketahui apakah anak berada dalam
selang ukuran normal atau luar ukuran normal
3. Pada tahun pertama lingkar lengan atas anak sehat bertambah dengan cepat, relatif konstan pada kira-
kira 17 cm sampai umur 5 tahun. Kalau anak kurang gizi otot mengecil, lemak menghilang dan lingkar
lengan atas berkurang (Suhardjo, 2004).

PENATALAKSANAAN

1. KURANG ENERGI PROTEIN RINGAN


Dengan mengubah menu makanan sehari-hari harus dapat : 2 – 3 gram protein
dan 100 – 150 kkal untuk tiap kg berat badan
2. KURANG ENERGI PROTEIN BERAT
a) Amati anak dan telusuri latar belakang, periksa apa ada xerophthalmia.
b) Periksa tingkat dehidrasi dengan para perawatannya
c) Beri injeksi intramuscular vitamin A 100.000 IU atau secara oral dengan dosis
200.000 IU vitamin A. Anak umur satu tahun ke bawah beri setengah dosis
ASKEP TEORI
PENGKAJIAN

1. Pengumpulan Data

a) Data Umum

b) Tahap Riwayat Perkembangan Keluarga

c) Data Lingkungan

d) Struktur Keluarga

e) Fungsi Keluarga

f) Pemeriksaan fisik

g) Koping Keluarga

2. Analisa Data
3 perumusan masalah
4 Skoring
SKORING MASALAH KEPERAWATAN

Skor
 x Bobot
Nilai tertinggi
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
(CARPENITO, 2001 & FRIEDMAN, 1998) ADALAH :
1. Manajemen kesehatan dapat diubah
2. Perilaku mencari hidup sehat
3. Kekurangan pengetahuan
4. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
5. Konflik keputusan
6. Berduka diantisipasi
7. Berduka disfungsional
8. Konflik peran orang tua
9. Isolasi sosial
6. Perubahan dalam proses keluarga
7.Potensi perubahan dalam menjadi orang tua
8. Potensial terhadap kekerasan
9. Perubahan penampilan peran
10.Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga
11. Penatalaksanaan program terapeutik tidak aktif
ASKEP FIKTIF
• Data Umum
• 1. Kepala Keluarga
a. Nama : DO
b. Umur : 30 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki- Laki
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Buruh
f. Agama : Hindu
g. Suku/Bangsa : Bali / Indonesia
h. Alamat : Banjar Kayu Tulang, Desa Pipitan, Canggu,
Badung
I Tanggal Pengkajian: 13 Juni 2008

KOMPOSISI KELUARGA
KELURGA BAPAK DO DENGAN GIZI KURANG
DI BANJAR KAYU TULANG, DESA PIPITAN CANGGU, BADUNG
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEROBOKAN
TANGGAL 13 JUNI 2008
Genogram
GENOGRAM KELUARGA BAPAK DO DENGAN GIZI KURANG
DI BANJAR KAYU TULANG, DESA PIPITAN CANGGU, BADUNG
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEROBOKAN
TANGGAL 13 JUNI 2008
PENJELASAN GENOGRAM

• Keluarga Bapak DO terdiri dari istri dan dua orang anak. Keluarga bapak
DO tinggal serumah dengan istri dan dua orang anak perempuannya. Ayah
dan Ibu bapak DO sudah meninggal karena umurnya yang sudah tua, bukan
karena penyakit menular. Begitu juga kedua orang tua ibu RM dalam
keluarganya tidak ada yang pernah menderita penyakit sepeti yang diderita
KT ataupun penyakit lainnya.
• Tipe Keluarga
Keluarga Bapak DO termasuk tipe keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu dan 2
orang anak.
• Latar Belakang Budaya (Etnis)
Latar belakang keluarga Bapak DO termasuk ke dalam etnis Bali. Secara etnis
merupakan lingkungan keluarga homogen (hanya 1 etnis Bali). Dalam kesehariannya
menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama
anggota keluarga maupun masyarakat.
• Agama
Keyakinan yang dianut oleh keluarga bapak DO seluruhnya agama Hindu. Persembahyangan
dan kegiatan keagamaan dilaksanakan pada hari tertentu seperti purnama, tilem, galungan,
kuningan dan lain-lain.
• Status Sosial Ekonomi Keluarga
Di keluarga bapak DO hanya 2 orang yang mempunyai pekerjaan dan pekerjaan itu tidak tetap.
Bapak DO bekerja sebagai buruh, sedangkan ibu RM menjadi buruh cuci. Dari penghasilan
mereka tersebut dipakai untuk menutupi keperluan keluarga. Menurut keluarga penghasilannya
sekarang kurang memadai atau pas-pasan, sehingga tidak bisa menabung
DATA PENDAPATAN DAN PENGELUARAN KELUARGA
KEPERAWATAN PADA KELURGA BAPAK DO DENGAN
KURANG GIZI
DI BANJAR KAYU TULANG, DESA PIPITAN, CANGGU,
BADUNG
WILAYAH KERJA PUSKESMAS I CANGGU
TANGGAL 13 JUNI 2008
• Aktivitas Rekreasi Keluarga atau Waktu Luang
Kepala keluarga mengatakan tidak mempunyai kebiasaan untuk rekreasi dan
waktu luang diisi dengan berbincang-bincang dengan istri, keluarga dan
tetangga. Sedangkan anaknya masih bisa bermain dengan anak-anak tetangga
dan menonton TV di rumah tetangga.
Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Keluarga bapak DO saat ini berada pada tahap III yaitu keluarga dengan anak usia
prasekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun).
2. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan tahap perkembangan keluarga dapat dilalui dengan cukup
baik
3. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Keluarga mengatakan asal kedua orang tua dari kepala keluarga maupun dari istri
sama-sama dari Desa Pipitan Canggu, Badung. Dalam keluarga tidak ada yang
mengikat tali perkawinan dengan saudara atau yang masih ada hubungan darah.
Data Lingkungan

Karakteristik Rumah
Keluarga mengatakan rumah yang ditempati adalah milik sendiri, dengan tipe rumah semi
permanen. Luas tanah ± 1 are. Rumah yang ditempati keluarga bapak DO terdiri dari ruang
dapur, kamar mandi dan 1 ruang kamar tidur ± 3 X 2 meter. Penerangannya menggunakan
listrik dimalam hari, lampu neon. Kebersihan rumah cukup, penataan perabotan rumah cukup
rapi dimana keluarga mengatakan tidak memiliki TV ataupun radio untuk hiburan. Ventilasi dan
jendela kaca pintu dan lobang-lobang udara (± 15%) ventilasi cukup. Atap rumah dari
genteng dengan dinding belum dicat dan lantai belum memakai keramik. Sumber air minum
menggunakan sumur, warna air jernih, Tidak bau dan tidak berasa. Keluarga mengatakan
menyapu 2x sehari didalam rumah dan diluar, selesai menyapu sampah dikumpulkan terkadang
sampah ditimbun atau dibakar.
DENAH RUMAH KELURGA BAPAK DO DENGAN GIZI KURANG
DI BANJAR KANCIL, DESA KEROBOKAN, BADUNG
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEROBOKAN
TANGGAL 13 JUNI 2008
Karakteristik Lingkungan dan Komunitas
• Keluarga DO terletak dilingkungan pedesaan dengan hawa yang sejuk dan
tenang, pengumpulan sampah dilakukan oleh masing-masing keluarga lalu
ditimbun atau dibakar. Jenis pelayanan kesehatan yang ada yaitu Puskesmas
dengan jarak kurang lebih 500 meter, sekolah dasar jaraknya ± 1 km,
transportasi dilingkungan tempat tinggal bapak DO cukup lancar.
• Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga mengatakan tinggal ditempat sekarang sudah dari dulu dan merupakan warisan dan tidak
pernah pindah.
• Perkumpulan dan Interaksi dengan masyarakat
Keluarga mengatakan selalu ikut serta apabila disekitar lingkungan rumahnya ada kegiatan seperti
kerja bakti, kegiatan upacara lain di banjar. Hubungan dengan masyarakat baik.

• Sistem pendukung atau jaringan sosial kesehatan


Keluarga mengatakan saat keluarganya mendapat kesusahan, banyak mendapat dukungan dan
bantuan dari kerabat dekat, tetangga dan keluarga lain. Dalam bidang kesehatan keluarga banyak
mendapat dukungan dari Puskesmas Canggu, karena letak rumahnya dekat. Hubungan keluarga
dengan petugas kesehatan baik. Ini terlihat dari sikap positif keluarga terhadap kunjungan atau
kedatangan petuga kesehatan. Untuk mendapat pelayanan kesehatan keluarga tidak mengluarkan
biaya kesehatan karena sudah mempunyai Asuransi Kesehatan Pemerintah ( ASKESKIN ).
• Struktur Keluarga
• 1. Pola Komunikasi
• Komunikasi intra dan inter keluarga cukup baik dan komunikatif baik secara verbal maupun non verbal, begitu juga dengan
petugas kesehatan. Keinginan dan kemauan keluarga untuk menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan cukup
baik.
• 2. Struktur Kekuasaan
• Dalam mengambil keputusan yang penting dalam keluarga selalu bermusyawarah dengan istri, tetapi pengambilan
keputusan terakhir ada ditangan kepala keluarga. Dalam keseharian ibu RM (istri) disamping mencari nafkah juga bertugas
mengatur rumah tangga dan keuangan di dalam rumah tangga.
• 3. Struktur Peran
• Masing-masing anggota keluarga telah melaksanakan peran yang telah disepakati, sehingga tidak menimbulkan konflik.
• 4. Nilai dan Norma Keluarga
• Keluarga mengatakan nilai-nilai yang diterapkan dalam keluarga adalah demokrasi dengan membentuk kebebasan kepada
anggota keluarga tanpa mengabaikan adat istiadat yang ada serta selalu menghormati yang lebih tua.
• Fungsi Keluarga

• 1. Fungsi Afektif
• Bersama istri, PP berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Saling menyayangi satu sama lain, membina kekerabatan serta
saling menghormati orang yang lebih tua, saling bertukar pikiran dengan sesama anggota keluarga dalam memecahkan masalah
yang dihadapi.
• 2. Fungsi Sosial
• Bapak DO dn ibu RM mengatakan bahwa mereka bertanggung jawab dalam membesarkan anaknya. Tapi yang lebih
berperan adalah ibu RM yang lebih sering berada dirumah. Keluarga agak mengalami kesulitan dalam membesarkan anak-anaknya
karena klien sering sakit. Selain itu, karena kurangnya biaya dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari.


Fungsi.Keperawatan keluarga
• keyakinan, Nilai dan Perilaku Keluarga
• Definisi Keluarga Tentang Sehat dan Sakit
• Status Kesehatan dan Kerentanan Sakit yang Dirasakan Oleh Keluarga
• Praktek diet keluarga
• Kebiasaan tidur dan istirahat
• Latihan rekreasi
• Penggunaan obat-obat dalam keluarga
• Praktek keluarga dan perawatan diri
• Praktek lingkungan
• Pemeriksaan kesehatan secara teratur
• Kesehatan gigi
• Riwayat kesehatan keluarga
• Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima
• Perasaan dan persepsi terhadap pelayanan kesehatan
• Sumber pembiayaam kesehatan
• Logalistik untuk mendapatkan perawatan
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum
• a. Bentuk Tubuh : Tegak
• b. Bangun Tubuh : Kurus
• c. Kesadaran : Compos Mentis
• d. BB sblm sakit : 11 Kg
• e. BB saat pengkajian : 9 Kg
• f. TB saat pengkajian : 110 Cm
• g. Lingkar Kepala : 40 Cm
• h. Lingkar Lengan : 12 Cm
• 2. Gejala Karnidal
• a. Nadi : 70 x / menit
• b. Suhu : 37ºC
• c. TD : -
• d. RR : 17 x / menit
• Keadaan fisik
• a. Kepala

• Pertumbuhan rambut tipis, warna pirang, kebersihan cukup.


• b. Mata

• Pergerakan bola mata terkoordinasi, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata tidak sayu.
• c. Mulut

• Lidah bersih, bibir lembab, gigi sudah tumbuh


• d. Leher

• Pembesaran kelenjar tiroid (-), bendungan vena jugularis (-)


• e. Thorak

• Bentuk simetris, pernafasan vasikuler, ronchi - /-, wheezing - / -.


• f. Abdomen

• Nyeri tekan tidak ada, asites tidak ada


• g. Ekstremitas

• Ekstermitas bawah dan atas terkoordinasi, edema (-)


Koping Keluarga

• Stresor Jangka Pendek dan Panjang


• Kemampuan Keluarga Untuk Berespon terhadap Situasi atau
Stresor
• Penggunaan Strategi Koping
• Strategi Adaptasi Disfungsional
• Strategi Adaptasi Disfungsional
ANALISA DATA
KEPERAWATAN PADA KELURGA BAPAK DO DENGAN KURANG GIZI
DI BANJAR KAYU TULANG, DESA PIPITAN, CANGGU, BADUNG
WILAYAH KERJA PUSKESMAS I CANGGU
TANGGAL 13 JUNI 2008

NO DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF MASALAH


- Keluarga mengatakan tidak
1 Keluarga tampak antusias Kurang
mengetahui bahwa klien KT
mengalami sakit kurang gizi bertanya mengenai Pengetahuan
- Keluarga belum memahami penyebab, akibat dan cara
tentang penyebab, akibat dan mengatasi anak yang
cara mengatasi anak yang
kurang gizi.
kurang gizi.
- Keluarga juga mengatakan tidak - Keluarga tidak dapat
mengetahui jenis makanan menunjukkan kartu KMS
bergizi yang dibutuhkan oleh
klien karena hilang.
anaknya
- Keluarga mengatakan klien
jarang dibawa ke posyandu
- Keluarga mengatakan BB klien
KT turun dari 11kg menjadi 9kg
- Keluarga mengatakan klien
menyukai mie instan dan
terkadang hanya makan mie
instan tanpa disertai nasi.
NO DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF MASALAH

2 - Keluarga mengatakan BB TB klien : 110cm Perubahan nutrisi


klien KT turun dari 11kg BB klien : 9 kg kurang dari
menjadi 9kg LK klien : 40cm kebutuhan
- Keluarga mengatakan
LL klien : 12 cm
saat mengolah makan
untuk klien disatukan
- Saat kunjungan tampak
dengan makanan untuk ibu klien mengolah
anggota keluarga lainnya makanan tanpa
- Keluarga mengatakan memisahkan
klien menyukai mie instan pengolahan makanan
dan terkadang hanya untuk klien
makan mie instan tanpa
disertai nasi.

I. Rumusan Masalah
1. Kurang pengetahuan
2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
J. skoring
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kurang pengetahuan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara
menanggulangi kurang energi protein, berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal penyakit kurang energi protein ditandai dengan Keluarga
mengatakan tidak mengetahui bahwa klien KT mengalami sakit kurang gizi. Keluarga
belum memahami tentang penyebab, akibat dan cara mengatasi anak yang kurang
gizi. Keluarga juga mengatakan tidak mengetahui jenis makanan bergizi yang
dibutuhkan oleh anaknya. Keluarga mengatakan klien jarang dibawa ke posyandu.
Keluarga mengatakan BB klien KT turun dari 11 kg menjadi 9 kg. Keluarga
mengatakan klien menyukai mie instan dan terkadang hanya makan mie instan tanpa
disertai nasi
• 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga untuk mengenal cara mengolah makanan yang benar dan sesuai dengan
selera klien ditandai dengan keluarga mengatakan BB klien KT turun dari 11kg
menjadi 9kg. Keluarga mengatakan saat mengolah makan untuk klien disatukan
dengan makanan untuk anggota keluarga lainnya. Keluarga mengatakan klien
menyukai mie instan dan terkadang hanya makan mie instan tanpa disertai nasi.
Saat makan klien tampak menghabiskan ± 4-5 sendok makan. TB klien : 110cm, BB
klien : 9 kg, LK klien : 40cm, LL klien : 12 cm. Saat kunjungan tampak ibu klien
mengolah makanan tanpa memisahkan pengolahan makanan untuk klien
PERENCANAAN
• Prioritas Diagnosa Keperawatan Berdasarkan skoring
• Kurang pengetahuan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta cara
menanggulangi kurang gizi.
• Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Anda mungkin juga menyukai