Anda di halaman 1dari 99

 Pengelasan (welding) adalah

salah salah satu teknik


penyambungan 2 buah logam
atau lebih dengan pemanasan
sampai logam induk mencair dan
menyatu dalam keadaan dingin
 Bahwa benda padat tersebut dapat
mencair/lebur oleh panas.
 Bahwa antara benda-benda padat yang
disambung tersebut terdapat kesesuaian
sifat lasnya sehingga tidak melemahkan
atau menggagalkan sambungan tersebut.
 Bahwa cara penyambungan sesuai
dengan sifat benda padat dan tujuan
penyambungan.
 Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch
Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam
paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair.
Adapun sumber-sumber panas untuk pengelasan dihasilkan
dari proses-proses di bawah ini. Suhu yang di hasilkan berkisar
dari yang terendah hingga yang tertinggi, seperti :

 Bahan bakar minyak, yang dapat menhasilkan panas beberapa


ratus untuk pengelasan dengan titik lebur rendah.
 Canpuran zat asam dengan gas pembakar seperi acetylene,
propan, hydrogen. Panas yang dihasilkan dapat mencapai titik
lebur baja sekitar 1.370 .
 Busur nyala listrik, panas yang dihasilkan dari busur listrik ini
sangat tinggi jauh diatas titik lebur baja.
 Tahanan listrik dan induksi listrik, panas yang dihasilkan cukup
tinggi sehingga dengan mudah dapat mencairkan baja.
 Busur nyala listrik dengan gas pelindung, pada pengelasan ini
biasanya peka terhadap proses oksidasi.
 Sinar infrared dan reaksi kimia eksotermis.
 Ledakan bahan mesiu (cad, explosion), yang dapat
menghasilkan panas sangat tinggi.
 Getaran ultrasonic, sinar laser dan pemboman dengan
electron.
Adapun beberapa factor persiapan
yang harus dilakukan :

 Factor manusia.
 Factor prosedur dan cara kerja.
 Factor bahan atau material, jenis, cara,
peralatan dan bentuk serta ukuran-ukuran.
 Factor peralatan.
 Factor alam dan maksud tujuan.
 Factor resiko dan hasil perhitungan atau
pengukuran.
Secara konvensional cara-cara pengelasa dapat
dibagi menjdi dua golongan, yaitu :

 klasifikasi berdasarkan kerja.


 klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.
Klasifikasi
Berdasarkan Energi

Las
Las listrik Las kimia
mekanik
Klasifikasi
Berdasarkan Kerja

Las cair Las tekan Las patri


Berdasarkan klasifikasi kerja pengelasan dapat
dibagi dalam tiga kelas utama yaitu : pengelasan
cair, pengelasan tekan dan pematrian.

 Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana


sambungan dipanaskan sampai mencair dengan
sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas
yang terbakar.
 pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana
sambungan dipanaskan dan kemudian ditekan
hingga menjadi satu.
 pematrian adalah cara pengelasan dimana
sambungan diikat dan disatukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik
cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut
mencair.
A. Pengelasan cair B. Pengelasan tekan
 Las gas  Las resistensi listrik
 Las listrik terak  Las titik
 Las listrik gas  Las penampang
 Las listrik termis  Las busur tekan
 Las listrik elektron  Las tekan
 Las busur plasma  Las tumpul tekan
 Las tekan gas
 Las tempa
 Las gesek
 Las ledakan
 Las induksi
 Las ultrasonic
C. Las busur
 Elektroda terumpan

D. Las busur gas


 Las mig
 Las busur CO2

E. Las busur gas dan fluks


 Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
 Las busur fluks
 Las elektroda berisi fluks
 Las busur fluks
 Las elektroda tertutup
 Las busur dengan elektroda berisi fluks
 Las busur terendam
 Las busur tanpa pelindung
 Elektroda tanpa terumpan
 Las TIG atau las wolfram gas
MACAM-MACAM CACAT LAS DAN
MENANGGULANGINYA

Cacat Las dibagi dua diantaranya :


Cacat las yang dapat dilihat ( Visual )
Cacat las tidak dapat dilihat ( Cacat Dalam )
•Cacat las yang dapat dilihat :
•Under Cutting : Yaitu sisi sambungan termakan oleh busur api dan membentuk palit di
kanan dan kiri rigi las

•Hal ini di sebabkan oleh terlalu tingginya temperatur sewaktu mengelas karena
pemakaian arus terlalu besar dan ayunan elektroda terlalu pendek.
Weaving fault : Yaitu bentuk alur
bergelombang sehingga
ketebalannya tidak merata. Hal ini
disebabkan karena cara pengelasan
yang terlalu digoyang.
Fault of elektroda change : Yaitu bentuk alur
laur las yang menebal pada jarak tertentu yang
diakibatkan oeh [pergantian elektroda yang
gerakannya terlalu pelan
Alur-alur las terlalu tinggi : Yaitu bentuk alur las yang
sempit dan menonjol keatas yang disebabkan
pemakaian arus terlalu rendah dan elektroda terlalu
dekat dengan logam.
Alur las terlalu lebar : Yaitu bentuk alur terlalu besar
dan lebar yang disebabkan karena kecepatan
mengelas terlalu lamban.
Alur las tidak beraturan : bentuk alur las yang
tidak beraturan yang disebabkan oleh tidak
mahirnya seseorang dalam mengelas karena
tidak mengetahui apa yang harus diperhatikan.
• Alur las terlalu tipis :

Yaitu bentuk alur las yang disebabkan akibat


kecepatan mengelas terlalu tinggi.
Dasar concave : Yaitu bentuk alur las bagian
bawah benda alas terjadi pencekungan yang
disebabkan karena arus terlalu besar.
Dasar berlubang-lubang : Yaitu bentuk alur bagian
las bagian bawah benda alas terjadi lubang-
lubang yang disebabkan posisi elektroda terlalu
dalam dan arus terlalu besar.
Dasar berjanggut : Yaitu Yaitu bentuk
alur bagian las bagian bawah benda
alas terjadi lelehan yang berlebihan
hal ini disebabkan karena pergerakan
elektroda yang salah dan terlalu
lambat
Over laping : yaitu sisi rigi las kurang terpadu pada logam
induk atau berada kerja seolah-olah menempel.

Porosity : yaitu ada lubang-lubang udara pada permukaan


rigi-rigi las. Hal ini disebabkan elektroda basah, kampuh
kotor, terlalu lembab, gas yang berasal dari galvanisasi.
Slag inclusion : adanya terak yang
terperangkap sehingga tidak bias
keluar dari rigi-rigi las. Hal ini
disebabkan adanyab terak yang tidak
dibersikan pada proses las berikutnya.
Angular Deformation (Berubah Bentuk): Yaitu perubahan
bentuk dari sambungan las (Benda kerja). Hal ini ini disebabkan
tidak adanya alat bantu penjepit dan las pengunci
Misalingment (high-low) : Yaitu
sambungan las tidak rata sehingga
akan mengurangi tebal las logam. Hal
ini disebabkan karena tidak rata
pengaturan benda las.
Cracking: Yaitu retak pada permukaan
rigi las maupun dalam rigi las.
Kurang tembus : Rigi-rigi tidak menembus sesuai
dengan yang diinginkan.
Spatter : Terdapat butiran-butiran
seperti pasir disekitar rigi-rigi las.
Cacat las yang tidak dapat dilihat

Jenis-jens kesalahan pengelasan yang tidak dapat dilihat dengan mata,


hanya dapat dideteksi dengan menggunakan radiographi dan
ultrasonic. Adapun jenis – jenis kesalahan tersebut :
Undercut
Slag lines
Internal longitudinal crack
Internal transverse crack
Incomplete penetration
Incomplete fusion
Internal porosity
Blow hole
Root concaving
Surface concaving
Fault of junction
Root high low
Aligned porosity
Ecessive penetration
Interpass cold lap
Heavy metal inclusion
Adapun cara penanggulangan kesalahan pada proses pengelasan :

Undercutting
Berikan pendinginan benda kerja.
Turunkan amper.
Ayunan elektroda harus sesuai amper.
Atur kedudukan elektroda.
Overlapping
Naikan arus las.
Jarak elektroda dengan benda kerja.
Sesuaikan kecepatan pengelasan.
Porosity
Simpan elektroda di tempat yang aman.
Bersihkan benda kerja.
Gunakan elektroda yang sesuai.
Gunakan pengaman udara yang masuk.
Slag Inclusion
Pembersihan setiap lapisan terak setelah proses pengelasan.
Angular Deformation
Atur sudut lasan yang memadai sebelum pengelasan.
Gunakan go jig.
Lakukan stress releascing setelah pengelasan.
Lakukan stress releascing setelah pengelasan.

Misaligment
Atur jarak benda yang akan disambung harus rata dan sejajar.
Jarak las cantum agar disesuaikan dengan tebal plat yang akan dilas.

Cracking
Gunakan elektroda yang sesuai.
Lakukan stress releacing setelah pengelasan.
Lakukan pemenasan pendahuluan sebelum dilas.

Rigi-rigi penembusan terlalu tinggi


Atur kecepatan pengelasan.
Lubang kunci jangan terlalu besar.
Turunkan ampere atau ganti elektroda.

Rigi-rigi tidak tembus


Naikkan arus las (amper).
Sesuaikan kecepatan pengelasan dengan cairan yang terbentuk pada
waktu pengelasan.
Usahakan selalu terbentuk lubang kunci sepangjang rigi-rigi lapisan
pengelasan.

Spatter Panjang busur listrik kira-kira sama dengan diameter elektroda.


Turunkan amper
Gunakan polaritas yang sesuai.
Ganti elektroda
 Pemisahan
 Lubang-lubang halus
 Proses deoksidasi
 Pemisahan makro
 Pemisahan gelombang
 Pemisahan mikro
 Pelepasan gas karena perbedaan batas
kelarutan antara logam cair dan logam
padat pada suhu pembekuan
 Terbentuknya gas karena reaksi kimia
dalam logam las
 Karena penyusupan gas kedalam
atmosfir busur
 Ketangguhan dan penggetasan
batas las
 Mengetahui pengaruh komposisi
kimia dan masukan panas terhadap
penggetasan batas las
 Cara-cara untuk menurunkan
penggetasan batas las
 Pengujian ketangguhan daerah las
itu sendiri
 Oksigen
 Pengaruh struktur logam
 Penggunaan baja yang peka terhadap
penggetasan batas las
 Pembatasan masukan panas
 Menurunkan penggetasan melalui cara
pengelasan
 Pemanasan dan pendinginan
 Perubahan susunan listrik
 Daerah lasan ( HAZ)
 Internal stres
 Distorsi
 Weldability
 Mecanical effeck
 Metal tansfer
 Aliran panas
 Dilusi
 Proses dari awal pengelasan sampai
sistem pendinginan yang dipergunakan,
hal ini bertujuan untuk mengetahui
diantaranya kekuatan hasil pengelasan
cacat pada hasil lasan, serta perubahan
sturuktur dari logam lasan.
Daerah HAZ adalah bagian logam yang
terkena panas disaat pengelasan
yangg mengakibatkan terjadinya
perubahan susunan kristal logam pada
logam induk.
Susunan kristal dipengaruhi oleh
1. Susunan elemen logam
2. Temperatur
3. Pengerjaan mekanis
4. Perlakuan panas atau heattreatment
Internal strees dapat dibagi 3 macam
1. Expansi panas yaitu mengembang
karena panas dan menyusut karena
dingin
2. Expansi kisi yaitu atom-atom
mengembang karena pemanasan
3. Expansi kristal yaitu penyebaran atom ke
segala arah
1. Logam lasan yaitu logam yang mencair
dan membeku selama waktu
penegelasan
2. Daerah HAZ yaitu logam dasar yang
selama penegelasan mengalami sikhus
thermal pemanasan dan pendinginan
cepat
3. Logam induk bagian logam dimana
panas pengelasan tidak menyebabkan
perubahan struktur dan sifat
Distorsi yaitu karena proses pemanasan
yang berkelanjutan pada logam dan
dilakukan pendinginan yang leluasa
Weldability yaitu kemampuan untuk
membentuk gabungan atau
penyambungan kuat akibat
pembekuan dari kondisi yang mencair
Mechanical effect yaitu pengaruh yang
terjadi pada logam lasan setelah terjadi
pengelasan dilihat secara mekanik.
Efek yang terjadi diantaranya:
1. Kekerasan
2. Keuletan
3. Kerapuhan
4. Kelelahan
Aliran panas untuk mengetahui berapa
panas yang dibutuhkan dan
pengaturan kecepatan pemanasan
dan pendinginan
Dilusi yaitu turut sertanya meleleh logam
induk yang membentuk logam las
1. Pakaian kerja
2. Helm las/topeng las
3. Kaca las
4. Apron (pelindung dada)
5. Sarung tangan
6. Sepatu kulit kapasitas 2 ton
 Mesin las listrik – Transformator arus bolak-balik
(AC)
Mesin ini memerlukan sumber arus bolak-
balik dengan tegangan yang lebih rendah
pada lengkunglistrik.
 Mesin las listrik – Rectifier arus searah (DC)
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik
(AC)yang masuk, menjadi arus listrik searah
(DC)keluar.
Pada mesin AC, kabel masa dan kabel
elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul
pada busur nyala.
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban
pada pangelasan bergantung kepada :
 Jenis bahan dasar yang akan dilas
 Jenis elektroda yang dipergunakan
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah
pada penembusan lasnya. Pengkutuban
langsung akan menghasilkan penembusan
yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban
terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus
bolak-balik penembusan yang dihasilkan
antara keduanya.
 Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las.
Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya
penyalaan busur listrik dan busur listrik yangterjadi
tidak stabil. Panasyang terjadi tidak cukupuntuk
melelehkan elektrodadan bahan dasar
sehinggahasilnya merupakan rigi-rigilas yang kecil
dan tidak rata serta penembusan yang kurang
dalam.
 Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda
akan mencair terlalucepat dan menghasilkan
permukaan las yang lebih lebar dan penembusan
yangdalam.Besar arus untuk pengelasan tergantung
pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan
serta tebal bahan dasar.
 Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda,
diameter intielektroda, bahan yang dilas, geometri
sambungan, ketelitian sambungan dan lain-lainnya. Dalam
hampir tidak ada hubungannya dengan tegangan las
tetapiberbanding lurus dengan arus las. Karena itu
pengelasan yang cepat memerlukanarus las yang tinggi.
 Bila tegangan dan arus dibuat tetap, sedang kecepatan
pengelasandinaikkan maka jumlah deposit per satuan
panjang las jadi menurun. Tetapi disamping itu sampai pada
suatu kecepatan tertentu, kenaikan kecepatan
akanmemperbesar penembusan. Bila kecepatan
pengelasan dinaikkan terus makamasukan panas per satuan
panjang juga akan menjadi kecil, sehingga
pendinginanakan berjalan terlalu cepat yang mungkin
dapat memperkeras daerah HAZ
 Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir
dan mengendap dengan baik.
Hasilnya :
 rigi-rigi las yang halus dan baik.
 tembusan las yang baik
 perpaduan dengan bahan dasar baik
 percikan teraknya halus.
 Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang
berbentuk bola dari cairan elektroda.
Hasilnya :
 rigi-rigi las kasar
 tembusan las dangkal
 percikanteraknya kasar dan keluar darijalur las.
 Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi
pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c).
hasilnya :
 rigi las tidak merata
 tembusan las tidak baik
 percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.
 Pengelasan dengan menggunakan las busur listrik
memerlukan kawat las (Elektroda) yang terdiri dari
suatu inti terbuat dari suatu logam di lapisi oleh
lapisan yang terbuat dari campuran zat kimia,
selain berfungsi sebagai pembangkit, elektroda
juga sebagai bahan tambah.

Anda mungkin juga menyukai