• Edukasi Ibu
Kejang demam merupakan hal yang sangat menakutkan ibu dan tak
jarang ibu menganggap anaknya akan meninggal.
• Beberapa hal yang harus dikerjakan saat kejang
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
3. Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun lidah
mungkin tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi, catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang.
6. Berikan diazepam rektal. Jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
7. Bawa ke dokter atau ke rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau
lebih (Pusponegoro,2006).
• Vaksinasi
Sejauh ini tidak ada kontra indikasi untuk melakukan vaksinasi
terhadap anak yang mengalami kejang demam. Kejang setelah
demam karena vaksinasi sangat jarang. Angka kejadian pasca
vaksinasi DPT adalah 6-9 kasus per 100.000 anak yang
divaksinasi sedangkan setelah vaksinasi MMR 25-34 per
100.000.
ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG
DEMAM
• Nama :An. “ S”
• Tempat Tgl Lahir / Usia :09 September 2018
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Kotabumi Ilir
• Tgl. Masuk : 01-11-2019
• Diagnosa Medik : KDS cc
Tonsilitis
Keluhan Utama
• Pada saat melakukan pengkajian, ibu
mengatakan anaknya demam. Anak demam
sehingga tidak bisa istirahat. Demam dengan
suhu 38,6oc dimana anak tidak kooperatif selalu
menangis dan menyusu. Pasien mengalami
kejang 1x, kejang terjadi pada kaki, tangan dan
mata berputar-putar. Kejang terjadi kurang dari
5 menit. Saat demam ibu pasien memberikan
paracetamol. Anak tidak mau makan hanya
minum air putih dan ASI. Keluhan dirasakan
sejak 2 hari yang lalu.
Riwayat dahulu
• Ibu pasien mengatakan anaknya pernah sakit
pilek dan batuk. Keluarga pasien hanya
membawa ke bidan atau dokter saat sakit.
Sebelumnya pasien pernah mengalami kejang
2 bulan yang lalu.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum anak nampak lemah dan murung
• Tanda-tanda vital :
– Suhu : 38,6O C
– Nadi : 90 X/i
– Respirasi : 24 X/i
• Antropometri
• Tinggi badan : 72 Cm
• Berat badan : 8 kg
• Lingkar lengan atas : 10 Cm
• Lingkar kepala : 48 Cm
• Lingkar dada : 52 Cm
• Lingkar perut : 49 Cm
Sistem pernafasan
• Sistem pernafasan tidak terganggu.
Hidung simetris kiri dan kanan tidak
terdapat pernafasan cuping hidung,
sekret dan polip, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan tumor. Bentuk dada
normal. Perbandingan ukuran antero
posterior dengan transfersal 1 : 2,
gerakan dada simetris pada saat otot
bantu pernafasan berfungsi
Sistem Pencernaan
Bibir kering, mulut tidak mengalami stomatitis, jumlah gigi 4
buah, kemampuan menelan ada kesulitan, Kesulitan
bernafas, batuk
• Ukuran besarnya tonsil dinyatakan dengan :
• T0 : bila sudah dioperasi
• T1 : ukuran yang normal ada
• T2 : pembesaran tonsil tidak sampai garis tengah
• T3 : pembesaran mencapai garis tengah
• T4 : pembesaran melewati garis tengah
gaster tidak kembung, gerakan peristaltik normal, tidak ada
nyeri tekan pada daerah abdomen anus tidak ada lecet
Pemeriksaan Penunjang
Resiko Jatuh (MORSE)
• Tidak ada resiko jatuh
IV
IUFD DS ¼ NS 800 cc/24
jam