Anda di halaman 1dari 16

TUBERKULOSIS

REGINA HARDIYANI PUTRI


1604015339
DEFENISI
Penyakit menular yang disebabkan oleh Bakteri Mycobacterium
tuberculosis
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit yang menyerang berbagai
organ terutama paru-paru bila tidak diobati secara tidak tuntas
dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya dapat
menyebabkan kematian.

Sumber : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2016 hal. 1


EPIDEMIOLOGI
PrevalensiTBC di Indonesia pada tahun 2013 dengan hasil
sputum positif penduduk berumur 15 tahun keatas sebanyak
257 orang. sedangkan secara global pada tahun 2012 kasusTBC
anak diperkirakan mencapai 6% atau sekitar 530.000 pasien per
tahun dan 8% yang menyebabkan kematian karenaTBC.

Sumber : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2016 hal. 2


PATOFISIOLOGI
Pasien
Partikulat udara
tuberkulosis Terhirup
membawa bakteri
(batuk)

Mycobacterium
Bakteri terikat
Makrofag lisis tuberkulosis pada
makrofag
alveoli

Bakteri menyebar
Hati dan organ
melalui aliran
lainnya
darah
Dipiro, 2017 hal 4948-4949
TANDA DAN GEJALA

4. Frank hemoptysis atau batuk


1. Pasienmengalami
disertai berdarah
penurunan berat badan
5. Kelelahan
2. Mengalami demam
6. Berkeringat di malam hari
3. Batuk berdahak selama 2
tanpa kegiatan fisik
minggu atau lebih

Permenkes 2016, hal 1 dan


dipiro 2015 hal 477
DIAGNOSA
Pemeriksaan Fisik :
 adanya suara khas pada perkusi dada
 Bunyi dada
 Adanya peningkatan suara yang bergetar harus sering diamati pada auskultasi

Pemeriksaan Laboratorium :
 Peningkatan jumlah sel darah putih
 Hasil sputum positif
 Bronskopi serat optik dilakukan jika hasil tes lab sputum tidak meyakinkan

Dipiro 2015 hal 477


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Radiografi dada menunjukan infiltrat patchy atau nodular di
daerah apikal lobus atas atau segmen superior dari lobus bawah.
Kavitasi yang mungkin menunjukan tingkat cairan udara saat
infeksi berlangsung

Dipiro 2017 hal 4951


ALGORITMA
Permenkes,2009 hal 12
KASUS
Tn. AN usia 35 tahun, Tinggi badan 170cm, berat badan turun
dari 65kg menjadi 50kg. datang ke dokter dengan keluhan sudah
hampir seminggu ini merasa lemas,sesak, keringat berlebih di
malam hari, nyeri di dada sebelah kiri dan mengalami diare.
sedangkan untuk batuk dengan sputum bercak darah dan
demam sudah dialami lebih dari 2 minggu
TERAPI :
DATA KLINIK PASIEN :
 Tekanan Darah 140/80 mmHg R/ Isoniazid 300 mg
S.1.dd.1 tab
 Suhu Tubuh 38℃
R/ Rifampicin 450 mg
 Denyut Nadi 105x/menit S.1.dd.1 tab
 RR 30x/menit R/ Pirazinamid 1250 mg
S.1.dd.1 tab
 Cairan pleura (+) R/ Ethambutol 500 mg
 SGPT 121, SGOT 75 S.1.dd.1 tab
R/ Codein 10 mg
S.1.dd.1 tab
DIAGNOSA : R/ Levofloksasin 750 mg
TB Paru, Efusi pleura sinistra S.1.dd.1 tab
R/ Ceftazidim 1g
S.1.dd.1 tab
R/ Attapulgit 2g
S.1.dd.1 tab
R/ Parasetamol 3x500mg
S.1.dd.1 tab
ANALISIS SOAP
SUBJEKTIF

hampir seminggu ini merasa


lemas,sesak, keringat berlebih di
malam hari, nyeri di dada sebelah
kiri dan mengalami diare. OBJEKTIF
sedangkan untuk batuk dengan
sputum bercak darah dan demam Tekanan Darah 140/80 mmHg
sudah dialami lebih dari 2 minggu Suhu Tubuh 38℃
Denyut Nadi 105x/menit
RR 30x/menit
Cairan pleura (+)
SGOT 75, SGPT 121
ASSESMENT PLAN
DRP 1. Pemakaian levofloksasin sebaiknya
1. penggunaan levofloxacin kurang tidak diberikan karena levofloksasin
tepat karena levofloxacin digunakan merupakan terapi lini kedua dari
untukTB mdr( resistensi) terhadap pengobatan TB sedangkan pasien
isoniazid dan rifampisin (pengobatan tersebut baru pertama kali terkena TB
TB paru kemenkes 2011 hal.22) oleh karena itu terapi obat TB yang
digunakan yaitu lini pertama
2. penggunaan codein kurang tepat
(permenkes 2011 hal.22)
karena bukan untuk batuk berdahak, 2. codein sebaiknya diganti dengan
dan kontraindikasi dengan penyakit glyceryl guaiacolate 200mg 2xsehar
hati (Drug Information Handbook) (basic pharmacolgy and notes)i
3. ceftazidim tidak digunakan karena 3. pemakaian ceftazidim sebaiknya
antibiotik bukan untukTB, dan tidak tidak diberikan
ada indikasi jd tidak digunakan 4. Pirazinamid sebaiknya tidak
(Permenkes 2011 )
digunakan
4. Pyrazinamid kurang tepat
5. Dosis Ethambutol pada Dipiro
digunakan pada pasien ini, dan
untuk penggunaan per-hari nya adalah
kontraindikasi terhadap hati
(permenkes 2009) 800 mg sedangkan pada terapi yang
digunakan pasien 500 mg. oleh karena
5. Dosis ethambutol kurang tepat
itu dosis ethambutol perlu dinaikan .
(Dipiro Dkk 2015 hal 483)
(Dipiro Dkk 2015 hal.483)
6. Perlu [enambahan
6. Penambahan hepatorpotektor
hepatoprotektor
berupa kurkumin
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Tentukan SOAP
2. Lakukan konseling untuk pasien
Tambahakn data laboraturium
SGPT 121
SGOT 75
3. Kapan pasien TB harus menggunakan obat ? ( pagi dengan
malam, atau pagi dan malam saja)
1. Tentukan SOAP

SUBJEKTIF
hampir seminggu ini merasa lemas,sesak, keringat berlebih di malam hari, nyeri di
dada sebelah kiri dan mengalami diare. sedangkan untuk batuk dengan sputum
bercak darah dan demam sudah dialami lebih dari 2 minggu

OBJEKTIF

 Tekanan Darah 140/80 mmHg normal : 120/80 mmHg


 SuhuTubuh 38℃ normal : 37 ℃
 Denyut Nadi 105x/menit normal : 60-80x/menit
 RR 30x/menit normal : 16-20x/menit
 Cairan pleura (+)
 SGOT 75, SGPT 121 normal : SGOT : 5-35μ/L
SGPT : 5-35μ/L
ASSESMENT
DRP PLAN
1. penggunaan levofloxacin kurang 1. Pemakaian levofloksasin sebaiknya
tidak diberikan karena levofloksasin
tepat karena levofloxacin digunakan
merupakan terapi lini kedua dari
untukTB mdr( resistensi) terhadap pengobatan TB sedangkan pasien
isoniazid dan rifampisin, dan tersebut baru pertama kali terkena TB
merupakan golongan lini kedua, dan oleh karena itu terapi obat TB yang
dalam kasus pasien baru pertama kali digunakan yaitu lini pertama, dan
terkena TB, jd diberikan lini pertama dihunakan untuk Tb mdr yg resisten
(permenkes 2011,hal 22) terhadap isoniazid dan rifampisin
2. penggunaan codein kurang tepat (permenkes 2011 hal.22)
karena bukan untuk batuk berdahak, 2. codein sebaiknya diganti dengan
dan kontraindikasi dengan penyakit glyceryl guaiacolate 200mg 2xsehar
hati (Drug Information Handbook) (basic pharmacolgy and notes)i
3. ceftazidim tidak digunakan karena 3. pemakaian ceftazidim sebaiknya
antibiotik bukan untukTB, dan tidak tidak diberikan
ada indikasi jd tidak digunakan 4. Pirazinamid sebaiknya tidak
(Permenkes 2011 ) digunakan
4. Pyrazinamid kurang tepat 5. Dosis Ethambutol pada Dipiro
digunakan pada pasien ini, dan untuk penggunaan per-hari nya adalah
kontraindikasi terhadap hati 800 mg sedangkan pada terapi yang
(permenkes 2009) digunakan pasien 500 mg. oleh karena
5. Dosis ethambutol kurang tepat itu dosis ethambutol perlu dinaikan .
(Dipiro Dkk 2015 hal.483)
(Dipiro Dkk 2015 hal 483)
6. Penambahan hepatorpotektor
6. Perlu [enambahan hepatoprotektor
berupa kurkumin
2. Lakukan konseling untuk pasien
Konseling terlampir di laporan

3. Kapan pasien TB harus menggunakan obat ? ( pagi


dengan malam, atau pagi dan malam saja)

Pada pagi hari.

Anda mungkin juga menyukai