diagnosis
Anak perempuan 2 tahun
demam disertai bercak
kemerahan sejak 3 hari etiologi
yang lalu
epidemiologi
patofisiologi
pencegahan komplikasi
prognosis
penatalaksanaan 3
Anamnesis
• KU : Demam sejak 3 hari yang lalu
• Keluhan penyerta :
– Ada bintik merah di wajah
– Muncul mulai 2 hari yang lalu saat demam di dahi, leher ke
badan dan ekstremitas.
– Tidak gatal
– 3C : Conjungtivitis (+), Coryza (+), Cough (+)
– Mata merah, tidak ada kotoran mata
– Tidak ada alergi obat ataupun makanan
– Ada riwayat kontak
– Tidak pernah mendapat imunisasi campak dan MMR.
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
– Sakit sedang
– Compos mentis
– TTV : T=390C ; RR=24x/mnt ; nadi=110x/mnt
• Mata : Conjungtivitis ODS tanpa disertai sekret
• Mulut : strawberry tongue (-) ; bercak koplik (-)
• Hidung : rinore (+)
• Thorax : pergerakan dada simetris, retraksi sela iga (-), suara napas vesikuler,
wheezing (-), ronki (-)
• Abdomen : hepatomegali (-) splenomegali (-)
• Ekstremitas : akral CRT (+)
• Kulit : bercak makulopapular pada wajah, leher, badan dan ekstremitas
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium : darah rutin
• Pemeriksaan darah rutin
• Hb : 13 g/dL
• Ht : 40%
• Trombosit : 300.000
• Terjadi leukopeni <5000
Differential diagnosis
Demam
Varicell Kawasaki Alergi
Measles Roseola berdarah Rubella
a disease obat
dengue
Demam
sepanjang + + + + - + -
hari
Bercak saat
+ - + + - - -
demam
Pendarahan - - - - + - -
3C (batuk
+ + - - - + +
pilek)
Strawberry
- - - + - - +
tongue
Limfadeno-
- + - + - + -
pati
Bercak
makulo - + + - + + + +
papular
Working diagnosis
Campak/Measles/Morbili
• Berdasarkan anamnesis ditemukan beberapa persamaan yang
menunjukkan tanda-tanda atau gejala measles.
• Pasien berusia 2 tahun mengalami demam sejak 3 hari yang
lalu. Tetapi pasien belum dapat dipastikan menderita measles
yang disebabkan Morbillivirus.
• Untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan darah rutin.
Etiologi
• Morbillivirus – RNA
• Famili Paramyxoviridae
• Yang diketahui : 1 tipe antigen
• 5-10 hari : giant cell
• Apabila ruam muncul ,antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi
• Kolonisasi dan penyebaran pd epitel 3C
• Fase konvalesen : ruam menggelap menjadi deskuamasi dan
hiperpegmentasi
Epidemiologi
• Dulu epidemik cederung terjadi ireguler
– Musim semi
– Kota besar
• Sangat menular – 90% keluarga rentan (+)
• Banyak terjadi pada musim bunga dan musim sejuk
• Sebelum penggunaan vaksin, puncak insiden pada umur 5-10
tahun
• US (1989-1991) – kasus campak mereda (1993) akibat
vaksinasi
Patofisiologi
• Penularan - pada hari ke 3 sebelum ruam timbul sehingga 4-6
hari sesudah onsetnya.
• Virus menyebar lewat udara -> masuk ke dalam tubuh melalui
saluran napas -> bereplikasi -> menyebar ke jaringan limfe
disekitarnya.
• Terbentuknya sel raksasa Warthin-Finkeldey sebelum ruam
muncul.
• Terjadi amplifikasi -> viremia
• Virus bereplikasi - sel endotel, sel epitel atau pada monosit.
• Sel endotel terinfeksi - terjadi perubahan pada kulit,
konjungtiva, dan membran mukosa.
Gejala Klinis
Stadium kataral (prodromal)
• Berlangsung 4-5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan
koriza
Stadium Erupsi
• Terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan
• Mula-mula eritem timbul dibelakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk,
sepanjang rambut dan bagian belakang bawah
• Ruam mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang sesuai
urutan terjadinya.
Stadium konvalesensi
• Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)
yang lama kelamaan akan hilang sendiri
• Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili
Komplikasi
• gangguan respirasi (bronkopneumoni, otitis media, pneumoni,
laringotrakeobronkitis)
• komplikasi neurologis
• diare, miokarditis, trombositopeni, malnutrisi,
keratitis,hemorragic measles serta kebutaan.
Penatalaksanaan
• Medika Mentosa
– Antivirus : ribavirin - dosis 20-35 mg/kgBB/hari IV
– Antipiretik- turunkan demam tinggi
– Antibiotik – infeksi sekunder (wajib)
– Vit A oral- kurangkan morbiditas & mortalitas anak