Anda di halaman 1dari 14

E-COMMERCE

KELOMPOK 7
E-COMMERCE
KELOMPOK 7 :

YUDARMANTO 17312350
REZKY LAILATUL PUTRA 17312378
ADHITYA PRIAMBODO 17312380
MUHAMMAD IRHAM RAIS NAUFAL 17312388
A. PENGERTIAN
Berbisnis lewat internet (dengan
menggunakan perangkat elektronik) sering
disebut dengan E-Commerce (electronic
commerce) atau E-Business (Elektronik Business)
Yang dimaksud dengan e-commerce
adalah suatu proses berbisnis dengan memakai
teknologi elektronik yang menghubungkan
antara perusahaan, konsumen dan masyarakat
dalam bentuk transaksi elektronik, dan
pertukaran/penjualan baran, servis, dan
informasi secara elektronik.
A. PENGERTIAN
Jenis-jenis transaksi e-commerce :
1. Business to Business (B2B) 4. Consumer to Business (C2B)
Terdiri dari : Merupakan individu yang menjual produk atau jasa
Transaksi Inter-Organizational System (IOS), misalnya kepada organisasi dan individu yang mencari penjual dan
transaksi ekstranets, supply-chain management melakukan transaksi.
Transaksi pasar elektronik (electronic market transaction)
5. Non-Business Electronic Commerce
2. Business to Consumer (B2C) Dalam hal ini meliputi kegiatan nonbisnis seperti
Merupakan transaksi retail dengan pembeli individu kegiatan lembaga pendidikan, organisasi nirlaba,
keagamaan dan lain-lain.

3. Consumer to Consumer (C2C) 6. Intrabusiness (Organizational) Electronic


Merupakan transaksi dimana konsumen menjual Commerce
langsung produk kepada konsumen lainnya.
Kegiatan ini meliputi semua aktivitas internal organisasi
melalui internet untuk melakukan pertukaran barang,
jasa dan informasi, menjual produk perusahaan kepada
karyawan, dan lain-lain.
B. E-Commerce Dalam Hubungan Dengan Hukum Kontrak

Banyak bagian dari hokum kontrak yang mesti


mendapat kajian yang seksama manakala dihadapkan
dengan transaksi e-commerce ini. Bidang-bidang dari
hokum kontrak yang bersentuhan dengan bisnis e-
commerce ini antara lain sebagai berikut :

1. Ada atau tidaknya penawaran (offer)


2. Ada atau tidaknya penerimaan (acceptance)
3. Ada atau tidaknya kata sepakat
4. Jika ada kata sepakat, sejak kapan mulai ada
5. Keharusan kontrak tertulis dan tanda tangan tertulis
6. Masalah pembuktian perdata
7. Bagaimana mengetahui para pihak dan kecakapan berbuat para pihak
8. Perumusan kembali masalah wanprestasi
9. Perumusan kembali masalah force majeure
10. Ganti rugi yang bagaimana yang paling cocok untuk kontreak e-commerce
11. Masalh kontrak berat sebelah dan kontrak baku
C. Hukum Yang Berlaku dan Pengadilan Yang Berwenang

Dalam hubungan dengan hokum mana yang berlaku dan


pengadilan mana yang berwenang untuk kegiatan e-commerce ini,
berlakulah prinsip-prinsip hokum sebagai berikut :

1. Jika para pihak melakukan pilihan hokum (choice of law) dana tau
pengadilan yang berwenang dalam kontraknya, maka hokum dan
pengadilan yang dipilih tersebutlah yang berlaku.
2. Jika terhadap bidang e-commerce yang sudah terdapat perjanjian
internasional dan ndi negara yang bersangkutan berlaku perjanjian
internasional tersbeut, maka ketentuan dalam perjanjian
internasional tersebut haruslah dianggap berlaku.
3. Jika tidak ada pilihan hokum dana tau pengadilan, dan tidak ada
pula perjanjian internasional, maka berlakulah prinsip-prinsip
hukum perdata internasional dari kedua negara tersebut.
D. Persentuhan dengan
Hukum Bidang Lain
Cabang hukum lain yang banyak bersentuhan dengan e-commerce adalah :
1. Hukum computer
2. Hukum kontrak
3. Hukum perlindungan konsumen
4. Hukum anti monopoli dan persaingan curang
5. Hukum Pembuktian
6. Hukum tentang Telekomunikasi
7. Hukum Pajak
8. Hukum tentang Pembiayaan via Kartu Kredit.
E. Kekuatan Alat Bukti
Salah satu masalah hukum tentang e-commerce adalah bahwa proses
e-commerce belum dapat diakui sebagai bukti oleh alat bukti secara konvensional
yang diakui oleh hukum pembuktian perdata seperti yang diatur dalam KUH
Perdata dan Undang-Undang Hukum Acara Perdata maupun pembuktian pidana
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Untuk suatu kontrak
yang penting, keharusan tertulis dan tanda tangan sangat diperlukan diperlukan.
Yang termasuk kedalam kontrak yang penting yaitu:
1. Kontrak pembelian benda tidak bergerak
2. Penerbitan surat berharga
3. Hibah
4. Wasiat
5. Surat Kuasa
6. Dokumen Kepemilikan
7. Jaminan Hutang
8. Kontrak dalam hubungan hukum keluarga
E. Kekuatan Alat Bukti
Di Indonesia ada perkembangan dalam sistem hukum
pembuktian khususnya yang menyangkut dengan pembuktian
elektronik, setelah keluarnya Undang-Undang nomor 11 tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Karena,
Sebelumnya bukti elektronik hanya dipakai dalam hukum acara
perdata sebagai bukti “persangkaan” atau dalam hukum acara
pidana hanya dipakai sebagai bukti “petunjuk”. alat bukti
elektronik berupa :
• Informasi elektronik
• Dokumen elektronik
• Hasil Cetaknya
E. Kekuatan Alat Bukti
Penggunakan alat bukti elektronik dalam sistem
hukum pembuktian didasari atas asas-asas berikut:
• Asas kepastian Hukum
• Asas manfaat
• Asas kehati-hatian
• Asas itikad baik
• Asas kebebasan memilih teknologi atau netral
teknologi
F. Transfer Dana Secara Elektronik

Transfer dana secara elektronik merupakan transfer dana di mana 1


atau lebih bagian dalam transfer dana yang dahulu digunakan dengan memakai
warkat (secara fisik) lalu diganti dengan menggunakan teknik elektronik. Bagian-
bagian dalam transfer dana yang dahulunya memakai paper based, tetapi
kemudian diganti dengan sistem elektronik, antara lain:
 Pengiriman pesan elektronik di antara bank pengirim dan bank penerima
 Data-data penting yang dahulunya dibuat dengan paper based diganti
dengan sistem data yang terekam dengan mesin, seperti Magnetic Ink
Character Recognition (MICR) atau Optical Character Recognition
 Penggunaan data, terminologi dan dokumentasi pengiriman yang standar
 Pembuatan instruksi transfer dengan komputer
 Menciptakan sistem elektronik baru yang tidak sekadar menggantikan sistem
lama yang berdasarkan paper based
G. Internet Piracy

Salah satu masalah dalam hukum yang berkenaan dengan e-


commerce atau hukum internet adalah rawannya bidang ini terhadap
aksi pembajakan atau yang disebut dengan “Internet Piracy”. Yang
dimaksud intenet piracy atau pembajakan internet yaitu penggunaan
hak milik intelektual pihak lain yang ada dalam sistem internet untuk
kepentingan dirinya sendiri dan menggunakannya tanpa izin dari
pemilik atau pemakai hak intelektual tersebut. Untuk masalah ini,
sepenuhnya sudah diatur oleh hukum dan perundang- undangan di
bidang hak milik intelektual seperti hukum dan perundang- undangan
tentang hak cipta, paten merek, trade secet.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai