Anda di halaman 1dari 13

Prinsip solvent-solut

Nama : Windi afiyani


Nim : E0016041
Kelas : 3A FARMASI
pengertian

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut.
Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan
sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan kesegaran dosis dan memiliki ketelitian
yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.
Zat pelarut disebut solvent.
Zat yang terlarut disebut solute.
Kelarutan didefinisikan dalam besaran kuantitatif sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutab
jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari
rua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen.
Prinsip umum

 Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase
padat (zat terlarut).
 Larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam
konsentrasi di bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan sempurna pada temperatur
tertentu.
 Larutan lewat jenuh adalah suatu larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi lebih
banyak dari pada yang seharusnya ada pada temperatur tertentu, terdapat juga zat terlarut yang
tidak larut.
macam-macam polaritas solvent

Pelarut
 Polar
 Non polar
 Semi polar
Pelarut polar

1. Pelarut Polar (Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmaseutika, 295). Kelarutan obat sebagian besar
disebabkan oleh polaritas dari pelarut yaitu oleh momen dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat
terlarut ionik dan zat polar lain.

Pelarut polar seperti air bertindak dengan mekanisme sebagai berikut:


 Pelarut polar dengan tetapan dielektrik yang tinggi, menurunkan gaya atraksi antara ion bermuatan
bermuatan berlawanan dalam kristal. Misal : NaCl.
 Pelarut polar memutuskan ikatan kovalen elektrolit kuat dengan reaksi Asam basa. Terjadinya
ionisasi HCl oleh air:
HCl + H2O H3O+ +Cl-
 Pelarut polar mampu mensolvat molekul dan ion melalui gaya interaksi dipol, khususnya
pembentukan ikatan hidrogen, yang menyebabkan kelarutan zat.
Pelarut non polar

 Melarutkan zat terlarut nonpolar dengan tekanan internal yang sama melalui interaksi dipol
induksi.
 Molekul zat terlarut berada dalam larutan oleh gaya lemah van der WaalsLondon.
 Minyak dan lemak larut dalam karbon tetraklorida, benzena, dan minyak mineral. Basa alkaloid
dan asam lemak larut pula dalam pelarut nonpolar.
Pelarut semi polar

 Keton dan alkohol dapat menginduksi derajat polaritas molekul pelarut nonpolar, karena itu
benzena yang mudah terpolarisasi menjadi larut dalam alkohol.
 Senyawa semipolar dapat berlaku sebagai pelarut perantara (intermediate solvent) untuk
bercampurnya cairan polar dan nonpolar.
 Aseton meningkatkan kelarutan eter dalm air. Propilenglikol menambah kelarutan campuran air
dengan minyak permen dengan dan air dengan benzilbenzoat.
Faktot-faktor yang mempengaruhi kelarutan

 Sifat solute atau solvent


 Consolvensi (modifikasi pelarut)
 Suhu
 Salting in
 Salting out
 Pembentukan kompleks
Kelarutan gas dalam cairan

 Jumlah gas terlarut apabila berada dalamkesetimbangan dengan gas murni di ataslarutan.
 Dipengaruhi oleh temperatur, tekanan,adanya zat terlarut lain, dan adanyareaksi kimia
Tekanan

• Tekanan adalah pertimbangan yang penting dalam larutan gas karena tekanan mengubah kelarutan
gas terlarut dalam kesetimbangan, larutan yang sangat encer, pada temperatur konstan, kontraksi
gas terlarut sebanding dengan tekanan parsial gas diatas larutan kesetimbangan.
Suhu
• Suhu juga mempunyai pengaruh yang sangat nyata pada kelarutan gas dalam cairan. Apabila
temperatur naik, kelarutan gas umumnya turun, disebabkan karena kecenderungan gas yang besar
untuk berekspansi.
Reaksi kimia
• gas seperti hidroklorida, amonia, dan karbon dioksida memperlihatkan penyimpanan sebagai akibat
adannya reaksi kimia antara gas dan pelarut, biasannya dengan hasil meningkatnya kelarutan.

Anda mungkin juga menyukai