Anda di halaman 1dari 15

*

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


 ANDI CHALIK
 ARSYA R WAHID
 DWI AMBAR SARI
 GRESYE NUNUMETE
 JEIVY RESPESSY
 MICHELLE WALALAYO
 PADILA PATTY
 RISNI A LAMASILA
 ULIYANA LAABU
XII-KEP B
*

Asam urat adalah penyakit yang menyerang persendian


dan jaringan tulang oleh penumpukan kristal asam urat
sehingga menimbulkan peradangan.
Gout adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam
urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi
yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang
menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya
purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan
asam urat karena kadarnya yang tinggi (Zahara, 2013).
 Umur
kejadian ini meningkat pada laki – laki dewasa berusia ≥ 30 tahun dan
wanita setelah menopause atau berusia ≥ 50 tahun, karena pada usia ini
wanita mengalami gangguan produksi hormon estrogen (Purwaningsih,
2010)
 Gender
Asam urat cenderung lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada
wanita karena wanita cenderung memiliki kadar asam urat yang rendah
di dalam darahnya. Namun saat wanita mengalami menopause, maka
kadar asam uratnya meningkat mendekati kadar asam urat pada pria.
Pria akan menderita asam urat pada usia 30 hingga 50 tahun, sedangkan
wanita akan lebih sering menderita asam urat pada usia setelah
menopause.
 Pendidikan
Rendahnya tingkat pendidikan maka akan diikuti oleh penurunan derajat
kesehatan seseorang dikarenakan pengetahuan yang cukup untuk
seseorang melakukan pencegahan terhadap penyakit Gout Arthritis
 Pekerjaan
kurangnya aktifitas fisik cenderung memberikan dampak resiko untuk
terkena penyakit Gout Arthritis.
 Riwayat Keluarga
Adanya riwayat Asam Urat dalam keluarga terutama orang tua dan
saudara kandung memiliki risiko lebih besar terkena penyakit Asam Urat
dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita Asam Urat.
 Hipertensi
penyakit asam urat bisa dipicu oleh beberapa problem kesehatan,
termasuk tekanan darah tinggi yang tidak diobati.
 Seseorang yang menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu yang lama
Ketika kadar asam urat meningkat, disebut hiperuresemia, penderita akan
mengalami pirai (gout). Penyebab hiperuresemia karena produksi yang
berlebihan atau ekresi yang menurun (seperti pada gagal ginjal). Pengunaan
obat-obatan dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan pada
ginjal, karena memperberat kerja ginjal.
 Obesitas
Kebanyakkan kasus gout diakibatkan oleh karena berat badan
berlebih,terutama IMT ≥25 kg/m² dapat meningkatkan kadar asam urat dan
juga memberikan beban menahan yang berat pada penopang sendi
tubuh(Purwaningsih, 2010). Peningkatan masa tubuh dihubungkan dengan
peningkatan produksi asam urat endogen
 Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol menyebabkan serangan gout karena alkohol meningkatkan
produksi asam urat. Kadar laktat darah meningkat sebagai akibat produk
sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat
ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam
serum
 Gagal Ginjal
Seseorang dengan berat badan lebih berkaitan dengan kenaikan kadar
asam urat dan menurunnya ekskresi asam urat melalui ginjal. Jadi gagal
ginjal berpengaruh terhadap kejadian Gout atau Hiperurisemia
 Pola Makan
Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asamnukleat
atau asam inti dari sel dan termasuk dalam kelompok asamamino, unsur
pembentuk protein. Makanan dengan kadar purin tinggi(150 –180 mg/100
gram) antara lain jeroan, daging baik daging sapi,babi, kambing atau
makanan dari hasil laut (sea food), kacang-kacangan,bayam, jamur,
kembang kol, sarden, kerang, minuman beralkohol. Purin merupakan
senyawa yang di rombak menjadi asam urat dalam tubuh
Konsumsi makanan tinggi purindapat menimbulkan penyakit asam urat.
*
Suryo Wibowo (2016) menyatakan bahwa penyakit asam urat
digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder.

 Faktor keturunan dan obesitas/kegemukan


 Konsumsi makanan tinggi protein, purin, konsumsi kafein dan
alcohol
 Gangguan pengeluaran asam urat di ginjal dan stress
*
Tanda dan gejala asam urat menurut (Zahara, 2013) :
 Sendi terasa nyeri, terutama pada malam dan pagi hari.
 Sendi terasa ngilu, bahkan tampak bengkak dan meradang (kemerahan)
 Nyeri sendi berulang kali pada jari kaki, jari tangan, tumit, lutut, siku,
dan pergelangan tangan.
 Pada kasus yang parah, sendi akan mengalami nyeri ketika bergerak.
 Kulit kemerahan hingga keunguan

Serangan asam urat menurut (Zahara, 2013) terjadi secara mendadak,


timbulnya serangan bisa dipicu oleh:
 Luka ringan dan pembedahan
 Pemakaian sejumlah besar alkohol atau makanan yang kaya akan protein
 Kelelahan, stres emosional dan penyakit.
*

1. Diit yang baik untuk mencegah asam urat dengan cara


menghindari atau mengurangi makanan yang tinggi kadar asam
urat, diantaranya: Makanan yang memiliki zat purin tinggi yaitu,
daging merah, seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan
kopi, sayuran hijau (bayam), kembang kol.
2. Hindarin minuman beralkohol
3. Mengkonsumsi makanan yang rendah purin, macam-macam
sayuran (jamur, kubis, asparagus, ceri, buncis, selada,
lobak,jagung, kentang, wortel), buah-buahan (apel,
pisang,jeruk,dan melon), kacang tanah, keju, pasta dan telur.
4. Memeriksa kesehatan terutama kesehatan sendi dan tulang.
5. Rajin berolahraga
*

Cara penanganan asam urat menurut (Zahara, 2013):


1. Minum air putih yang banyak (minimal 8-10 gelas/hari)
2. Istirahatkan bagian yang sakit untuk beberapa jam
3. Hindari makanan yang mengandung tinggi purin : daging merah,
seafood , anggur, kacang-kacangan, ragi, teh dan kopi.
4. Hindari kecemasan dan cegah terjadinya trauma pada kulit
5. Olahraga rutin dan kompres hangat kayu manis untuk mengurangi
nyeri sendi
6. Meminum rebusan daun sirsak
*
Pengobatan untuk asam urat / gout dapat dikelompokkan menjadi 3
cara, yaitu :

1. Pengobatan Medis
Yaitu pengobatan menggunakan obat - obat kimia, cara ini dapat
dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengobatan
jangka pendek adalah dengan pemberian obat anti nyeri yang
bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghilangkan bengkak.
Sedangkan pengobatan jangka panjang dilakukan dengan
pemberian obat yang berfungsi menghambat xanthine oxidase.
2. Pengobatan Non Medis
Yaitu menjalankan pola hidup sehat yang bertujuan untuk mencegah
dan mengobati penyakit asam urat. Cara ini dapat dilakukan melalui
: diet makanan, yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi
purin dan disetai dengan pola hidup sehat dengan cara melakukan olah
raga secara teratur (Wjayakusuma, 2007)
3. Pengobatan Tradisional

Pengobatan tradisional yang berasal dari tanaman memiliki


efek samping yang lebih rendah dari bahan kimia karena
bersifat alami dan tubuh manusia lebih mudah beradaptasi
dengan bahan tanaman dibandingkan obat kimia. Pengobatan
untuk menangani penyakit asam urat antara lain:
 Sidaguri, yaitu tumbuhan perdu liar yang tumbuh tegak
bercabang. Dalam pengobatan asam urat yang digunakan
adalah seluruh bagian tumbuhan dengan kondisi segar atau
dikeringkan. Kandungan kimiawi didalamnya, antara lain
alkaloid, kalsium oksalat, tannin, saponin, fenol, asam amino,
dan zat philegmatik. Batangnya mengandung tannin dan
kalsium oksalat sedangkan akarnya mengandung efedrine.
 Temulawak, berkhasiat mengendalikan antiradang dengan
mengandung kurkumakoid dan minyak asiri (felandren dan
turmerol).
 Daun salam, berkhasiat penghilang rasa sakit pada asam urat.
Kandungan kimia yang terdapat dalam daun salam antara
lain; sitral, eugenol, tannin, dan flavonoid.

 Sambiloto, berkhasiat sebagai antiradang, penghilang nyeri


atau analgetik, dan penawar racun. Tanaman ini mengandung
lactone seperti deoksiandrografolid, androgafolid dan
homoandrofrafolid. Selain itu, sambiloto juga mengandung
flavonoid, alkane, keton, adehid, dan mineral seperti kalium,
natrium, dan kalsium.
*
Berikut salah satu acuan kadar asam urat normal, perempuan : 2.4–
6.0 miligram perdesiliter (mg/dL), laki-laki : 3.4–7.0 mg/dL dan
anak-anak: 2.0–5.5 mg/dL (Nopik, 2013).
kadar asam urat normal menurut WHO:

Umur dan Jenis Kelamin Batas Bawah (Nilai Rendah) Batas Atas(Nilai Batas)

Pria Dewasa 2 mg/dL 7,5 mg/dL

Wanita Dewasa 2 mg/dL 6,5 mg/dL

Pria Lansia 40+ 2 mg/dL 8,5 mg/dL

Wanita Lansia 40+ 2 mg/dL 8 mg/dL

Anak Laki 10-18 tahun 3,6 mg/dL 5,5 mg/dL

Anak Perempuan 10-18 tahun 3,6 mg/dL 4 mg/dL


*

Anda mungkin juga menyukai