Anda di halaman 1dari 9

“ Ruang Lingkup Praktik Asuhan Kebidanan

dalam Pelayanan Persalinan ”

Disusun oleh :

 Indriyani 1910630100037
 Irma Chandra Pustita S. 1910630100039
 Istia Siti Rahmah 1910630100040
 Nina Meilani 1910630100054
 Putri Larasati 1910630100061
PENGERTIAN

 Ruang Lingkup Praktik Kebidanan (RLPK) adalah


batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan praktikan yang
berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan
kebidanan.

Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan


dapat diartikan sebagai luas area praktik dari suatu profesi.

Definisi secara khusus : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan


digunakan untuk menentukan apa yang boleh dilakukan seorang bidan.
RLPK Menurut ICM dan IBI
Meliputi asuhan:

1. Asuhan mandiri (otonom) pada anak perempuan,remaja putri dan


wanita dewasa baik sebelum maupun selama kehamilan dan
selanjutnya,
2. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan
merawat BBL
3. Pengawasan pada kesmas di Posyandu (tindakan pencegahan),
penyuluhan dan pendidikan kesehatan pada ibu,keluarga dan
masyarakat
4. Konsultasi dan rujukan
Asuhan Kebidanan pada
Ibu Bersalin

Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin, bidan


melakukanobservasi pada Ibu bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan
kala IV. Asuhan yang diberikan yaitu :

1. Memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4 jam


2. Mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30
menit pada fase aktif
3. Palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada
faseaktif
4. Memonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah
padafase laten dan fase aktif setiap 4 jam
5. Memonitoring pengeluaran urine setiap 2 jam
6. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti
suami,keluarga atau teman dekat untuk mendampingi ibu
7. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti
suami,keluarga atau teman dekat untuk mendampingi ibu.
8. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya
serta kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk rencana
asuhan selanjutnya.
9. Mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his.
10. Menjaga privasi ibu.
11. Menjaga kebersihan diri
12. Memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa
nyeriketika his misalnya dengan membuat rasa sejuk dan masase.
13. Memberikan cukup minum dan makan.
14. Memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong.
15. Menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan
sentuhan
Pada Kala II

1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu


2. Memastikan kecukupan makan dan minum
3. Mempertahankan kebersihan diri
4. Mempersiapkan kelahiran bayi
5. Membimbing meneran pada waktu his
6. Melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi
terus menerus
7. Melakukan amniotomi bila diperlukan
8. Melakukan episiotomi jika diperlukan
9. Melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan
lahir
10. Melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat
pada kepaladan badan bayi
11. Melahirkan bahu dan diikuti badan bayi
12. Menilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah
asuhan bernafas,denyut jantung,warna kulit
13. Klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan
gunting steril/DTT
14. Menjaga kehangatan bayi
15. Merangsang pernafasan bayi bila diperlukan
Pada Kala III
1. Melaksanakan menagemen aktif kala III (melakukan palpasi
uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam 2menit dan
memberikan suntikan oksitosin 10 IM)
2. Segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi
tunggal
3. Pemberian oksitosin 10 unit im dapat diulangi setelah 15 jika
plasenta masih belum lahir.
4. Jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu dan
susukan bayi segera guna menghasilkan oksitosin alamiah.
5. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
6. Setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri
7. Memotong dan mengikat tali pusat
8. Memperlihatkan atau mendekatkan bayi dengan ibunya
9. Meletakkan bayi segera mungkin,kurang dari 30 menit setelah
lahir bila memungkinkan
Pada Kala IV
1. Lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tanda-
tanda vital
2. (2-3 kali selama 10 menit pertama. Setiap 15 menit selam 1 jam.
Setiap 20-30 menit selama jam kedua)
3. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus.
4. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum
5. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya
6. Ajarkan ibu atau keluarga tentang cara mengecek/meraba uterusdan
memasasenya
7. Evaluasi darah yang hilang
8. Memantau pengeluaran klohkea (biasanya tidak lebih dari darah haid)
9. Mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan
kateterisasi)

Anda mungkin juga menyukai