Anda di halaman 1dari 11

BUMI MANUSIA

RESENSI
BUKU PRAMOEDYA
ANANTA TOER
PRESENTS BY
HAKRIANA
163145201130
S1 FARMASI D 551 HALAMAN

LENTERA
DIPANTARA, 2015
SINOPSIS
Namun Minke, selain anak Dalam perjalanannya, pembaca akan melihat
seorang bangsawan, ia juga Minke, seorang Jawa totok yang dekat dengan
Bumi Manusia bercerita tentang Minke, kehidupan bangsa kolonial, dalam hal ini
seorang pribumi yang bersekolah di pribumi yang pandai dan keluarga Annalies, yang merupakan blasteran
HBS. Padahal pada masa itu, yang sangat piawai menulis. Indonesia-Belanda. Mellema, ayah Annalies
dapat masuk ke sekolah HBS adalah dari Belanda, sementara Nyai Ontosoroh, Sebenarnya ayah Minke cukup terpandang.
ibunya yang seorang gundik asli Jawa. Minke Dia baru saja menjadi bupati. Namun tetap
orang-orang keturunan Eropa. bukanlah nama aslinya. Itu sebuah hinaan saja, ayah Minke tidak suka kedekatannya
yang diucapkan bangsa kolonial. Ada yang dengan Ontosoroh. Kala itu, derajat gundik
Ia merasa gelisah melihat beranggapan Minke merupakan plesetan dari sama dengan hewan peliharaan. Namun
nasib pribumi lainnya yang kata monkey atau monyet. Minke berpandangan lain. Kedekatannya
dengan Nyai Ontosoroh membuka
tertindas. Melihat kondisi di
Hogere Burgerschool disingkat pandangannya tentang dunia Eropa. Nyai
HBS adalah pendidikan menengah sekitarnya itu, Minke tergerak Ontosoroh juga cerminan budaya Eropa yang
sedang marak saat itu. Berbeda dengan
umum pada zaman Hindia Belanda untuk memperjuangkan nasib pemikiran Eropa, Nyai Ontosoroh
untuk orang Belanda, Eropa atau pribumi melalui tulisan, yang memercikkan api perlawanan terhadap
penindasan. Tidak peduli walaupun mereka
elite pribumi dengan bahasa menurutnya membuat merupakan Jawa tulen. Perjuangan yang
pengantar bahasa Belanda suaranya tidak akan padam dimulai saat pengadilan akan menggugat
status Annalies dari pengasuhan Nyai
ditelan angin. Ontosoroh.
Singkat cerita
kedekatan
minke dengan
nyai diawali
dengan
kedekatannya
bersama
annelies

Minke yang
kemudian
menikah dengan
annelies
seorang wanita
blasteran,
padahal kala itu
penindasan ras,
suku, budaya,
amat sangat
ditekankan.

Sehingga
membuat minke
melawan
bangsanya
sendiri dalam
memperjuangkan
Hak Asasi
Manusia di tanah
jawa
Minke melawan
bersama nyai, baik
itu melalui
pengadilan
ataupun tulisan
yang diperuntukan
untuk mereka Ayah annelies tak
yang menindas setuju, begitupun
ayah minke. Kedua
keluarga
Annelies merupakan orang-
merupakan orang terhormat
wanita
blasteran, putri
dari nyai yang
menikah dengan
minke.
Nyai dipaksa warga yang kala itu
dipelopori oleh ayah minke yang seorang
bupati saat itu untuk diusir dari tanah
jawa, dan sedangkan annelies anaknya
dipaksa untuk pergi kembali ke eropa
oleh ayahnya annelies untuk dipisahkan
dari minke, yang saat itu berstatus suami
annelies.

Ketika telah berjuang mati-


matian dalam memimpikan
hak manusianya, yang tidak
diharapkan, terjadi.
Annelies dibawa pergi
kembali ke eropa, dan nyai,
diusir dari tanah jawa.
Dalam halaman 535, Annelies dalam
pelayaran ke negeri dimana Sri Ratu
Wilhelmina bertahta. Kami menundukkan
kepala dibelakang pintu. “Kita kalah, Ma”
bisik minke. “Kita telah melawan,Nak, Nyo,
sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya”`
Eyang pramoedya menggambarkan sebuah adegan antara Minke dengan ayahnya yang sangat
sentimentil; aku mengangkat sembah sebagaimana biasa aku lihat dilakukan punggawa terhadap
kakekku dan nenekku dan orantuaku, waktu lebaran. Dan yang sekarang tak juga kuturunkan
sebelum Bupati itu duduk enak ditempatnya. Dalam mengangkat sembah serasa hilang seluruh
ilmu dan pengetahuan yang kupelajari tahun demi tahun belakangan ini. Hilang indahnya dunia
sebagaimana dijanjikan oleh kemajuan ilmu..... Sembah pengagungan pada leluhur dan pembesar
melalui perendahan dan penghinaan diri! Sampai sedatar tanah kalau mungkin! Uh, anak-cucuku
tak kurelakan menjalani kehinaan ini.
KELEBIHAN BUKU KEKURANGAN BUKU

• Konten yang diceritakan amat sangat • Redaksi kata pada buku, sangat tegas
mengandung unsur perjuangan yang dan tinggi sehingga bagi pembaca
bisa dirasakan oleh pembaca pemula sulit untuk mencerna tiap
• Karakter yang ada dalam buku sangat maksud pada tiap kalimat dibuku.
mencerminkan sosok warga yang baik • Buku tersebut sangat tebal, sehingga
terjadi pada masa itu bahkan masa tidak memungkinkan untuk dijadikan
sekarang buku bacaan ringan bagi pembaca
• Redaksi kata pada buku, sangat tegas yang tidak hobi membaca
dan tinggi • Tidak ada sketsa, ataupun gambar
• Merupakan salah-satu buku aset pada buku tersebut. Sehingga
negara yang membantu nama mengharuskan pembaca
indonesia diakui secara de facto memperagakannya sendiri dalam
didunia pikiran.
KUTIPAN FAVORIT

Anda mungkin juga menyukai