SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Oleh: Naili Fadlilatin Azizah (XII MIPA 5/16) DASAR PEMETAAN • Peta adalah gambaran suatu permukaan bumi pada bidang datar dan diperkecil dengan menggunakan skala. • Peta juga dapat diartikan sebagai gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. SYARAT DAN UNSUR PETA • Syarat peta: Unsur peta:
a. Arahnya benar dan tepat a. Judul
(orientasi). b. Skala b. Jaraknya benar (skala). c. Tanda arah/orientasi d. Simbol c. Bentuknya benar (proyeksi). e. Lattering d. Luasnya benar (koordinat, skala). f. Legenda e. Adanya keterangan singkat g. Inset (legenda, inset, dan lattering). h. Garis astronomis i. Garis tepi j. Sumber dan tahun pembuatan k. Tata warna • Hal yang perlu dirumuskan saat membuat peta: a. Menentukan jenis peta yang akan dibuat. b. Menentukan bentuk proyeksinya. c. Menentukan skalanya. d. Merumuskan lambang atau simbol yang diperlukan. e. Pengumpulan data dengan cara pengukuran luas, tinggi, dan kemiringan permukaan bumi yang akan dipetakan. f. Penggambaran hasil pengumpulan data. g. Pencetakan/produksi peta sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. DASAR PENGINDERAAN JAUH • Penginderaan jauh memiliki arti ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan objek daerah atau gejala yang dikaji. • Lillesand dan Kiefer (1994) mengartikan penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk mendapatkan informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. • Ada beberapa komponen yang memengaruhi penginderaan jauh, yaitu: sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dan objek, sensor, wahana, perolehan data, serta pengguna data. KOMPONEN YANG MEMENGARUHI PENGINDERAAN JAUH • Sumber Tenaga Tenaga berfungsi untuk menyinari objek permukaan bumi dan memantulkannya pada sensor. Sumber tenaga dalam proses penginderaan yaitu sinar matahari (tenaga alamiah) dan gelombang mikro (tenaga buatan). Jumlah tenaga yang diterima oleh objek di setiap tempat berbeda- beda karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti waktu penyinaran, bentuk permukaan bumi, dan keadaan cuaca. • Atmosfer Di dalam penginderaan terdapat istilah jendela atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai permukaan bumi. • Interaksi Tenaga dan Objek Interaksi antara tenaga dan objek dapat dilihat dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap objek memiliki karakteristik berbeda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang daya pantulnya tinggi akan terlihat cerah pada citra, sedangkan objek yang daya pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. • Sensor Merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana. Sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Sensor fotografik. Sensor ini merekam objek melalui proses kimiawi. 2. Sensor elektronik. Sensor ini bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektrik direkam pada pita magnetik yang kemudian diproses menjadi data visual atau data digital menggunakan komputer • Wahana Diartikan sebagai kendaraan yang membawa alat pemantau. Sering pula dinamakan mediator. Posisi wahana diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan peredarannya, yaitu: 1. Pesawat terbang rendah sampai medium (low to medium altitude aircraft). Ketinggian antara 1.000-9.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra foto (foto udara). 2. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft). Ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra udara dan multispectral scanner data. 3. Satelit. Ketinggian antara 400-900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah citra satelit. • Perolehan Data Data yang diperoleh dari penginderaan ada dua jenis, yaitu. 1. Data manual yang diperoleh melalui kegiatan interpretasi citra. Untuk melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bersama stereoskop, yang dapat digunakan untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi. 2. Data numerik (digital) yang diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh yang diterapkan pada komputer. • Pengguna Data Orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil penginderaan jauh. Jika tidak ada pengguna, data penginderaan jauh tidak ada manfaatnya. Lembaga yang menggunakan data penginderaan jauh antara lain: lembaga bidang militer, bidang kependudukan, bidang pemetaan, serta bidang meteorologi dan klimatologi. JENIS CITRA PENGINDERAAN JAUH • Landsat Salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Memiliki 7 saluran yang tiap salurannya menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sun-synchronous (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat, dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi). Luas liputan per scene 185×185 km. Mempunyai kemampuan meliput daerah yang sama setiap 16 hari pada ketinggian orbit 705 km. Fungsinya untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut. • Satelit SPOT (Systeme Pour l’observation de la Terre). Satelit milik Prancis yang mengusung pengidera HRV dan HRG. Mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat. Satelit ini memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (Haute Resolution Visible Infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatannya ke kiri dan kanan memotong arah lintasan satelit dan merekam sampai 7 bidang liputan. Fungsinya untuk akurasi monitoring bumi secara global. • Satelit Quickbird Satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 km. Mengorbit pada ketinggian 450 km secara sinkron matahari. Memiliki dua sensor utama, yaitu pankromatis dan multispektral serta memiliki empat saluran (band). Fungi satelit ini untuk mendukung aplikasi kekotaan, pengenalan pola permukiman, perluasan daerah terbangun, menyajikan variasi fenomena yang terkait dengan kota, lahan pertanian, umur kesehatan, dan kerapatan tanaman semusim sehingga sering dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional. • Satelit ALOS Satelit pemantau lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi observasi wilayah, pemantauan bencana alam, dan survei sumber daya alam. • Satelit Ikonos Satelit resolusi spasial tinggi yang dapat merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m. Ketinggian orbitnya 681 km. Fungsinya untuk pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah, menghasilkan peta baru, memperbarui peta topografi yang sudah ada, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk dan herbisida. • Satelit GeoEye Satelit yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National, Geospatial- Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar yang sangat tinggi yang ada di orbit bumi saat ini. • Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Dibuat untuk menggantikan generasi satelit sebelumnya, yaitu seri TIROS dan IOS. Konfigurasi satelit ini adalah pada ketinggian orbit 833-870 km, inklinasi sekitar 98,7 – 98,9 derajat dan memiliki kemampuan mengindera suatu daerah 2 kali dalam 24 jam. Seri ini dilengkapi dengan 6 sensor utama, yaitu: 1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) 2. TOVS (TIROS Operational Vertical Sonde) 3. HRIS (High Resolution Infrared Sounder) 4. DCS (Data Collection Sistem) 5. SEM (Space Environment Monitor) 6. SARSAT (Search and Rescue Satellite System) Fungsinya untuk membuat peta suhu permukaan laut, memonitor iklim, studi El Nino, dan deteksi arus laut untuk memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan ikan berlimpah. • Terra Citra satelit yang merupakan sebuah spektrometer citra beresolusi tinggi yang dapat mengamati tempat yang sama di permukaan bumi setiap hari. Fungsinya untuk pengamatan vegetasi, radiasi permukaan bumi, pendeteksian tutupan lahan, pendeteksian kebakaran hutan, dan pengukuran suhu permukaan bumi. • Satelit ASTER (Advanced Spacebome Emission and Reflection Radiometer) Satelit yang dikembangkan negara Jepang. Memiki sensor VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sun-synchronous. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat. • Satelit World View-2 Citra satelit yang dihasilkan selain resolusi tinggi juga memiliki resolusi spektral yang lebih baik dari produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki satelit ini lebih tinggi, yaitu 0.46 – 0,5 m untuk citra pankromatis dan 1,84 m untuk citra multispektral. Memiliki 8 band sehingga sangat memadai untuk keperluan analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup. • The Indian Remote Sensing (IRS) Sistem satelit untuk menyediakan informasi manajemen sumber daya alam yang berharga. Fungsi dari citra satelit ini untuk perencanaan perkotaan dan manajemen bencana. • Meteosat Sebuah satelit geostasioner yang digunakan dalam program meteorologi dunia. Fungsinya untuk mengamati fenomena yang relevan bagi ahli meteorologi. DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS • Pengertian SIG Definisi umum dari SIG adalah suatu sistem berbasis komputer yang terintegrasi untuk memproses (menangkap, menyimpan, perolehan kembali, analisis, dan visualisasi) tentang data yang menggunakan lokasi di permukaan bumi untuk mendukung manajemen dan pengambilan keputusan. Beberapa nama yang sering digunakan untuk menyebut SIG menurut cakupan aplikasi dan bidang khusus masing-masing, yaitu: 1. Sistem Informasi Lahan 2. Sistem Informasi Sumber Daya 3. Sistem Penanganan Data Keruangan 4. Sistem Informasi Lingkungan 5. Pemetaan Terautomatisasi dan Pengelolaan Fasilitas • Komponen SIG 1. Perangkat keras (Hardware). Meliputi komputer yang digunakan untuk pemasukan data, pemrosesan data, penyajian hasil, dan penyimpanan. 2. Perangkat lunak (Software). Persyaratan perangkat lunak penting yang harus dipenuhi software adalah: - Merupakan Database Management System. - Fasilitas untuk pemasukan dan manipulasi data geografis. - Fasilitas untuk query, analisis, dan visualisasi. - Graphical User Interface yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada. 3. Data 4. Sumber Daya Manusia 5. Metode • Subsistem SIG 1. Input. Subsistem ini mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Data yang digunakan dikonversi menjadi format digital yang sesuai. Salah satu teknik konversi data analog menjadi digital adalah dengan digitaso menggunakan digitizer. 2. Manipulasi. Penyesuaian terhadap data masukan untuk proses lebih lanjut, misal: penyamaan skala, pengubahan sistem proyeksi, generalisasi, dan sebagainya. 3. Manajemen Data. Menggunakan DMBS untuk membantu menyimpan, mengorganisasi, dan mengelola data. 4. Query. Penelusuran data menggunakan lebih dari satu layer dapat memberikan informasi untuk analisis dan memperoleh data yang diinginkan. 5. Analisis. Kemampuan analisis data spasial untuk memperoleh informasi baru dengan pembuatan model skenario what if. Salah satu fasilitas analisis yang banyak dipakai adalah overlay. 6. Visualisasi. Penyajian hasil berupa informasi baru atau basis data yang ada. PENTINGNYA DAN KELEBIHAN SIG • Alasan dibutuhkannya SIG • Keuntungan penerapan SIG 1. Peta dan statistik sangat cepat 1. Penghematan waktu dan biaya. kedaluwarsa. 2. Penanganan data geospasial menjadi 2. Data dan informasi sering tidak akurat. lebih baik dalam format baku. 3. Tidak ada pelayanan penyediaan 3. Revisi dan pemutakhiran data menjadi data. lebih mudah. 4. Penanganan data geospasial sangat 4. Menjadi produk bernilai tambah. buruk. 5. Data geospasial dan informasi lebih 5. Tidak adanya pertukaran data. mudah dicari, dianalisis, dan dipresentasikan. 6. Produktivitas staf meningkat dan lebih efisien. 7. Keputusan yang diambil menjadi lebih baik. INTERPRETASI PETA DAN PENGOLAHAN CITRA PENGINDERAAN JAUH TERKAIT JARINGAN TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN • Hubungan antara transportasi dan pengembangan lahan dapat dijelaskan dalam tiga konteks, yaitu: 1. Hubungan fisik dalam skala makro, yang memiliki pengaruh jangka panjang dan umumnya dianggap sebagai bagian dari proses perencanaan. 2. Hubungan fisik dalam skala mikro, yang memiliki pengaruh jangka pendek dan jangka panjang yang umumnya dianggap sebagai masalah desain wilayah perkotaan. 3. Hubungan proses, yang berhubungan dengan aspek hukum, administrasi, keuangan, dan aspek-aspek institusional tentang pengaturan lahan dan pengembangan transportasi m JARINGAN TRANSPORTASI DALAM SISTEM TRANSPORTASI DI INDONESIA • Sistem Transportasi di Indonesia Di Indonesia, pembangunan sektor transportasi diarahkan pada terwujudnya Sistem Transportasi Nasional (Sitranas) yang andal dan berkemampuan tinggi serta diselenggarakan secara efektif dan efisien. Menurut Peraturan Menteri No.49 Tahun 2005 ditegaskan bahwa Sitranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman yang saling berinteraksi dengan dukungan perangkat lunak dan perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan orang dan/atau barang, dan yang terus berkembang secara dinamis. Sistem Transportasi Nasional diarahkan pada terwujudnya keseimbangan antara permintaan jasa transportasi dan tersedianya kapasitas fasilitas transportasi. Untuk itu, perlu perencanaan pembangunan transportasi yang komprehensif, lintas sektoral dan lintas regional, serta bersifat jangka panjang. Peramalan permintaan jasa transportasi digunakan untuk menghitung pertumbuhan kegiatan ekonomi dan peningkatan permintaan jasa transportasi masa depan yang harus diikuti oleh pertumbuhan dalam penyediaan kapasitas fasilitas transportasi agar pelayanan transportasi terselenggara secara lancar, aman, dan terjangkau. Strategi perencanaan pembangunan investasi transportasi dapat dilakukan mendahului permintaan (demand follows supply) untuk membuka daerah terisolasi. Sebaliknya strategi supply follows demand dilakukan untuk daerah- daerah yang sudah tersedia permintaan jasa transportasi. Perencanaan pembangunan jaringan transportasi bersifat dinamis dan antisipatif ke depan dengan melibatkan peran serta berbagai instansi terkait. Karena sangat pentingnya peran dan fungsi jaringan transportasi dalam menunjang pergerakan lalu lintas manusia dan barang serta pembangunan secara efektif dan efisien, maka perlu dilakukan perencanaan dan analisis konseptual dan theoretical secara reliable dan implementable. • Fungsi Transportasi dalam Pembangunan 1. Sebagai penunjang terhadap peningkatan kegiatan pada sektor-sektor lain. 2. Sebagai pendorong untuk membuka keterisolasian daerah-daerah. • Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Jaringan Transportasi 1. Distribusi penduduk dan kegiatan pembangunan sektoral yang tersebar di berbagai daerah. 2. Rencana pemanfaatan tata ruang wilayah yang telah ditetapkan. 3. Kebutuhan jasa transportasi antarwilayah dan pusat kegiatan (kota). 4. Penyediaan jumlah dan kapasitas sarana transportasi. 5. Karakteristik dan klasifikasi jaringan jalan menurut fungsinya. 6. Strategi kebijakan serta perencanaan pembangunan nasional dan regional. • Moda Transportasi dan Jenisnya 1. Moda transportasi jalan memiliki karakteristik utama fleksibel dan mampu memberikan pelayanan dari pintu ke pintu. 2. Moda transportasi kereta api memiliki keunggulan daya angkut tinggi, polusi rendah, keselamatan tinggi, dan hemat bahan bakar. 3. Moda transportasi sungai dan danau memiliki karakteristik kecepatan rendah dan biaya murah dengan tingkat polusi rendah. 4. Moda transportasi penyeberangan memiliki karakteristik mampu mengangkut penumpang dan kendaraan dalam jumlah besar serta kecepatan relatif rendah dengan tingkat polusi rendah. 5. Moda transportasi laut memiliki karakteristik mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar, kecepatan rendah, dan jarak jauh dengan tingkat polusi rendah. 6. Moda transportasi udara memiliki karakteristik kecepatan tinggi dan dapat melakukan penetrasi sampai ke seluruh wilayah yang tidak bisa dijangkau oleh moda transportasi lain. 7. Moda transportasi pipa tidak digunakan untuk umum, sifat pelayanannya terbatas hanya untuk angkutan komoditas curah cair dan gas, dengan sifat pergerakan hanya satu arah. • Jaringan Transportasi dan Pembagiannya 1. Jaringan pelayanan angkutan umum meliputi pelayanan angkutan orang dan/atau barang. 2. Jaringan prasarana transportasi kereta api terdiri dari simpul yang berupa stasiun dan ruang lalu lintas yang berupa jalur kereta api. Jaringan pelayanan transportasi kereta api meliputi jaringan pelayanan angkutan orang dan/atau barang. 3. Jaringan prasarana transportasi sungai dan danau terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan sungai dan danau, serta ruang lalu lintas yang berupa alur pelayaran. Jaringan pelayanan transportasi sungai dan danau meliputi jaringan pelayanan angkutan orang dan/atau barang. 4. Jaringan prasarana transportasi penyeberangan terdiri dari simpul yang berupa pelabuhan penyeberangan dan ruang lalu lintas yang berupa alur penyeberangan. Jaringan pelayanan transportasi penyeberangan disebut lintas penyeberangan. 5. Jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yang berupa pelabuhan laut dan ruang lalu lintas yang berupa alur pelayaran. Jaringan pelayanan transportasi laut dibedakan menurut hierarki dan sifat pelayanannya. 6. Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandar udara sebagai simpul dan ruang lalu lintas udara. Jaringan pelayanan transportasi udara terdiri dari rute penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. 7. Jaringan transportasi pipa terdiri dari jaringan utama, jaringan pengumpan, dan jaringan distribusi. Jaringan transportasi pipa dibangun khusus oleh industri tertentu sebagai alat transportasi yang penggunaannya khusus untuk kepentingan industri tersebut. Jaringan transportasi pipa tidak dapat dipisahkan antara jaringan prasarana dan jaringan pelayanannya. • Pembagian Jalan Pembagian ruas jalan pada jaringan jalan primer. 1. Jalan arteri primer, menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan nasional dan pusat kegiatan wilayah. 2. Jalan kolektor primer, menghubungkan secara berdaya guna antara pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal. 3. Jalan lokal primer, menghubungkan secara berdaya guna pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lingkungan, pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal, pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lingkungan, dan antarpusat kegiatan lingkungan. 4. Jalan lingkungan primer, menghubungkan antarpusat kegiatan di dalam kawasan pedesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan pedesaan. Pengelompokan jalan umum menurut statusnya: 1. Jalan nasional. Jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, jalan strategis nasional serta jalan tol. 2. Jalan provinsi. Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. 3. Jalan kabupaten. Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi. 4. Jalan kota. Jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, dan menghubungkan antarpusat permukiman dalam kota. 5. Jalan desa. Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau permukiman dalam desa, serta jalan lingkungan. Jalan juga dibagi dalam kelas. Yaitu jalan kelas I, II, IIIA, IIIB, dan IIIC. CONTOH INTERPRETASI PETA DAN PENGOLAHAN CITRA PENGINDERAAN JAUH TERKAIT JARINGAN TRANSPORTASI • Pendahuluan • Alur penyusunan sistem informasi jaringan jalan • Tinjauan perancangan basis data SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN JALAN • Perangkat lunak yang digunakan adalah ArcGIS, yang dikembangkan oleh Environment System Research Institute, Inc. (ESRI) • Pengolahan data tabular dan prosedurnya. 1. Media diletakkan pada scanner dan diatur pada area aktif. 2. Perangkat lunak Corel PHOTO-PAINT dijalankan, pilih menu perintah Acquire Image, pada source ditentukan scanner yang tersedia. 3. Pada tampilan monitor muncul image dari media yang terpasang, kemudian dibuat boundary mask yaitu area yang akan tersimpan sebagai file. 4. Penyimpanan file berformat JPEG. 5. Data hasil scanning dilakukan cropping untuk memisahkan satu dan lainnya. 6. Editing. Informasi yang ada dalam data: nomor ruas jalan, titik pangkal, titik ujung, nama ruas jalan, status jalan, panjang dan lebar jalan, kondisi, jenis jalan, kelas jalan, kilometer awal dan akhir, serta status administrasi. • Pengolahan data spasial 1. Digitasi 2. Editing, Transformasi Koordinat, dan Pembangunan Topologi. 3. Ekspor ke format ESRI • Rancangan SIG jaringan jalan - Rancangan data atribut 1. Data atribut jaringan jalan 2. Data atribut wilayah administrasi 3. Data atribut zona 4. Data atribut lain - Rancangan data spasial • Output TATA GUNA LAHAN • Perspektif Penggunaan Lahan 1. Lahan adalah ruang fungsional yang diperuntukkan untuk mewadahi beragam penggunaan. 2. Lahan sebagai setting dari sistem aktivitas. 3. Lahan adalah komoditas. 4. Lahan sebagai sumber daya citra dan estetika kawasan. KOMPONEN ANALISIS GUNA PERENCANAAN LAHAN • Kemampuan Lahan - Kawasan lindung, diklasifikasikan menjadi: 1. Kawasan yang memberi perlindungan bagi kawasan di bawahnya. 2. Kawasan suaka alam. 3. Kawasan pelestarian alam. 4. Kawasan rawan bencana. 5. Kawasan perlindungan setempat. 6. Kawasan perlindungan lainnya. - Kawasan budi daya • Kesesuaian Lahan CONTOH INTERPRETASI PETA DAN PENGOLAHAN CITRA PENGINDERAAN JAUH TERKAIT TATA GUNA LAHAN • Jenis data • Metode • Proses 1. Konversi citra 2. Cropping citra 3. Pengingkatan kontras citra 4. Klasifikasi citra 5. Hasil (output) ANALISIS KERUANGAN PADA SIG TERKAIT POTENSI WILAYAH DAN KESEHATAN LINGKUNGAN • Potensi wilayah. Merupakan kemampuan suatu daerah berupa sumber yang bisa digunakan, dieksploitasi, serta diambil manfaatnya untuk dikembangkan lebih lanjut sehingga bisa meningkatkan dan menciptakan kemampuan wilayah yang memadai. Potensi wilayah meliputi: 1. Sumber daya manusia 2. Sumber daya alam 3. Sumber daya budaya 4. Pariwisata 5. Transportasi 6. Sarana prasarana • Pemanfaatan SIG Terkait Potensi Wilayah 1. Inventarisasi sumber daya alam 2. Manajemen tata guna lahan/ruangan. 3. Bidang sosial budaya. 4. Pengelolaan lingkungan. 5. Mengawasi daerah rawan bencana alam. KESEHATAN LINGKUNGAN • Tujuan: mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat. • Ruang lingkup kesehatan lingkungan, meliputi: penyediaan air minum, pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran, pembuangan sampah padat, pengendalian vektor, pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, higiene makanan, pengendalian pencemaran udara, kesehatan kerja, pengendalian kebisingan, perumahan dan permukiman, aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, perencanaan daerah dan perkotaan, rekreasi umum dan pariwisata, tindakan sanitasi dan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan. • Standar baku mutu kesehatan lingkungan. ANALISIS KERUANGAN DALAM SIG • Konten SIG yang meliputi: lokasi spasial, distribusi spasial, bentuk spasial, ruang spasial, dan hubungan spasial. • Manfaat analisis spasial dalam pengolahan data SIG 1. Membuat, memilih, memetakan, dan menganalisis data raster berbasis sel. 2. Mengintegrasikan sumber daya raster dengan data vektor. 3. Melaksanakan analisis data yang terintegrasi. 4. Mendapatkan informasi baru dari data yang sudah ada. 5. Memilih informasi dari beberapa layer data. • Eksistensi ruang dalam perspektif geografi. • Jenis-jenis tool analisis spasial 1. Query basis data 2. Pengukuran analisis spasial 3. Fungsi kedekatan 4. Overlay 5. Pengubahan unsur-unsur spasial. ANALISIS KERUANGAN PADA SIG TERKAIT POTENSI WILAYAH • Pendahuluan 1. Model data spasial dalam SIG 2. Data spasial 3. Analisis spasial 4. Overlay spasial 5. Pencocokan alamat 6. Analisis buffer 7. Overlay peta 8. Konsep overlay peta • Metode overlay 1. Union 2. Interseksi/Irisan 3. Identify • Geoprocessing • Operasi proses geoprocessing 1. Dissolve fitur berdasarkan atribut 2. Menggabungkan tema secara bersama 3. Klip salah satu tema berdasarkan tema yang lain 4. Irisan dua tema 5. Union dua tema 6. Menandai data dengan lokasi • Pengolahan data spasial 1. Metode pemodelan data 2. Prosedur kerja dari SIG 3. Masukan data spasial • Analisis data spasial • Analisis spasial dengan buffer
Citra Adalah Gambaran Kenampakan Permukaan Bumi Hasil Penginderaan Pada Spectrum Elektromagnetik Tertentu Yang Ditayangkan Pada Layar Atau Disimpan Pada Media Rekam Atau Cetak