Anda di halaman 1dari 61

KELOMPOK 9

KELAS B 2019
AUDY ANANTA RAFIINALDY (25000119140383)
ANGGI NURFITRIANI ZEIN (25000119140365)
AVIFAH TAJIMAS EKAVIANI (25000119130075)
ISMI RAHMADHANI (25000119130093)
SINTA ANDRYANI (25000119130231)
Sehat adalah suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai
fungsinya dan sebagaimana mestinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sehat
adalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya. Sedangkan menurut WHO, Sehat
adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya
bebas dari penyakit atau kecacatan.
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak
adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh
berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
1. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
2. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
3. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur,
pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni
Tuhan Yang Maha Kuasa (Allah SWT dalam agama Islam). Misalnya sehat spiritual
dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang.
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain
atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan,
status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti
mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa
(siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak
berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara
sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya
berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau
pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.
Sakit adalah istilah untuk keadaan buruk pada pikiran, tubuh, dan hal lain. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sakit adalah berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian
tubuh karena menderita sesuatu. Ketika seseorang tidak merasakan salah satu atau
banyak dari ciri-ciri sehat tersebut, maka bisa disebut bahwa orang tersebut adalah
orang yang sakit.
Salah satu jenis sakit yang mungkin sudah tidak asing lagi di kalangan orang banyak
adalah sakit perut. Sakit perut adalah kondisi dimana perut seseorang terasa sakit atau
mengalami gangguan, sehingga penderita akan merasakan ketidaknyamanan mulai
dari perih, kembung, mual, hingga nyeri pada bagian perutnya. Pernyebab dari sakit
perutpun beragam, mulai dari yang ringan hingga berat. Contoh penyebab sakit perut
yang akan dibahas pada artikel ini adalah Gastritis Acut, Apendisitis, Pankreatitis,
Gastroesophageal reflux disease, dan batu empedu.
Gastritis adalah suatu penyakit yang dibabkan oleh peradangan pada lambung. Pola
makan yang tidak teratur, lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
Produksi HCI (asam lambung) yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan
pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak
lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan
yang tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung
(Putri, Agustin, & Wulansari, 2010).
Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif.
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih
dalam daripada mukosa muskularis.
Gastritis akut merupakan penyakit yang mengganggu kesehatan fisik dan juga
kesehatan mental. Dikatakan mengganggu kesehatan fisik karena gastritis mengganggu
sistem kerja dari lambung dan merusak beberapa atau bahkan sebagian dari
permukaan dinding lambung. Sehingga berkurangnya fungsi dari lambung itu sendiri.
Dikatakan mengganggu keehatan mental karena gastritis menyebabkan penderitanya
merasakan ketidaknyamanan (rasa sakit) yang akan mengganggu jalannya aktifitas dan
membuat penderitanya merasa tidak bahagia.
Pre-Patogenesis
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin
(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa
lambung). Bahan kimia misal: lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid
dan digitalis (MedKes, 2013)
• Tahap Inkubasi • Tahap Penyakit Lanjut
Secara patofisiologi, ada beberapa faktor Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran
yang dapat menyebabkan kerusakan cerna bagian atas (SCBA) berupa
mukosa lambung,meliputi kerusakan mukosa hemotemesis dan melena, berakhir dengan
barrier, yang menyebabkan difusi balik ion syock hemoragik, terjadi ulkus, kalau
H+ meningkat, perfusi mukosa lambung yang prosesnya hebat dan jarang terjadi
terganggu, dan jumlah asam lambung yang perforasi. Gangguan cairan ketika terjadi
tinggi. muntah hebat (MedKes, 2013)
• Tahap Klinis
Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin • Tahap Penyakit Akhir
ditambah mual. Nyeri dapat timbul kembali Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu
bila perut kosong. Saat nyeri penderita beberapa hari.
berkeringat, gelisah, sakit perut dan mungkin
disertai peningkatan suhu tubuh, tachicardi,
sianosis, persaan seperti terbakar pada
epigastrium, kejng-kejng dan lemah
(MedKes, 2013)
1. Rasa mual hingga muntah
2. Perut kembung
3. Perut terasa penuh setelah makan atau cepat kenyang
4. Rasa terbakar perih, atau nyeri pada ulu hati yang dapat memburuk atau membaik
setelah makan
1. Mengonsumsi obat-obatan antinyeri seperti aspirin atau obat NSAID (ibuprofen,
naproxen) dalam jangka panjang.
2. Sering mengonsumsi alkohol.
3. Konsumsi makanan yang asam, pedas, dan berlemak.
4. Konsumsi minuman berkafein.
5. Infeksi perut yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori.
6. Penyakit autoimun.
7. Refluks cairan empedu menuju lambung.
8. Mengalami stres berat.
9. Pola makan tidak teratur
Pencegahan primer adalah pencegahan penyakit sebelum penyakit tersebut
menyerang. Pada penyakit gastritis, pencegahan primer dapat berupa:
• Hindari makanan pedas, terlalu asam, atau mengandung gas seperti kol dan sawi.
• Kurangi atau hindari konsumsi kopi, teh, dan minuman bersoda.
• Perbanyak frekuensi makan namun dalam porsi kecil, kurang lebih 5-6x/hari.
• Usahakan jadwal makan teratur dan jangan sampai terlambat.
• Kelola stres dengan baik melalui olahraga, metode relaksasi atau kegiatan lain
yang disukai.
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan untuk
menghentikan proses sakit agar tidak semakin parah atau terjadi lagi.
Pencegahan sekunder gastritis dapat berupa mengonsumsi obat serta
melakukan pola hidup yang baik.
DENGAN OBAT POLA HIDUP

• Antasida. • Hindari makanan, minuman, dan


kebiasaan yang dapat meningkatkan
• Obat antihistamine-2
asam lambung
(H2): famotidine, cimetidine, ranitidine,
dan nizatidine. • Makan sedikit-sedikit tapi sering
• Pompa penghambat proton • Makan masakan yang matang
(PPI): omeprazole, esomeprazole, • Cuci tangan sebelum makan untuk
Iansoprazole, rabeprazole, dan menghindari infeksi
pantoprazole. • Ikuti arahan dokter, jangan mengonsumsi
obat tanpa resep atau berhenti minum
obat tanpa izin dokter.
Gejala sakit
Rasa mual, muntah, perut terasa
perih dan penuh

Agent masuk ke tubuh


Infeksi bakter, zat kimia, kafein, Penderita mengalami sakit
pola hidup buruk

Hasil Mengatasi Penyakit


Sakit berkurang/ sembuh/ tidak Dengan meminum obat dan
sembuh total memperbaiki pola hidup

Fase Pemulihan
 Apendisitis adalah peradangan dari
apendiks vermiformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling
sering.
 Penyakit ini dapat mengenai semua
umur baik laki-laki maupun
perempuan,tetapi lebih sering
menyerang laki-laki berusia 10-30
tahun
• Genetik • Lingkungan
Risiko anak mengalami apendisitis Apendisitis dapat disebabkan oleh
dapat meningkat hingga 10x lipat jika infeksi virus. Sebuah makalah yang
ada salah satu anggota keluarga terbit Archive of Surgery edisi Januari
intinya (ayah, ibu, atau saudara tahun 2010 menemukan kasus
kandung) memiliki riwayat apendisitis, apendisitis yang disebabkan oleh virus
baik aktif atau sudah pernah diobati cenderung meningkat selama musim
panas
• Perilaku
Pada dasarnya makanan bukanlah
penyebab apendisitis. Akan tetapi,
makanan tertentu yang kurang bisa
dicerna dengan baik oleh tubuh dapat
menumpuk dan menyumbat apendiks
sehingga kemudian meradang
Positive health sehat sempurna
Better health sehat dalam batas wajar
Freedom from sickness mulai merasakan gejala sakit
---------------------------------------------------------------------------
Unrecognized sickness gejala sakit masih bisa diatasi
Mild sickness sakit tetapi masih bisa beraktivitas
Severe sickness sakit sudah tidak bisa beraktivitas
Death
• Nyeri gatal yang dimulai dari sekitar perut dan sering manjalar ke perut bagian kanan bawah
• Nyeri yang menjadi tajam dalam beberapa jam
• Rasa kebal ketika anda menekan perut bagian kanan bawah
• Nyeri yang tajam pada perut bagian kanan bawah yang terjadi ketika area di tekan dan kemudian tekanan
tersebut dilepas dengan cepat
• Nyeri yang memburuk ketika anda batuk, berjalan atau membuat gerakan bergetar
• Mual
• Muntah
• Hilang nafsu makan
• Demam ringan
• Konstipasi
• Sulit buang angin
• Diare
• Bengkak pada daerah perut
• Radang usus
• Menipisnya dinding pada usus
• Usus buntu bisa menjadi pecah
• Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia)
• Pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan
pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan
• Kematian
 Jika dilihat dari definisi sehat menurut WHO, maka penderita apendisitis tidak bisa
dikatakan sehat. Karena kondisi fisik, mental, dan sosial tidak sempurna (cacat dan
berpenyakit).

 Jika dihubungkan dengan ekologi keseehatan, ini termasuk ke dalam disease in man.
Karena kita mempelajari tentang hubungan keanekakaragaman lingkungan manusia
dengan kondisi kesehatannya, khususnya penyakit pada manusia.
Pre-patogenesis Patogenesis
1. Lingkungan 1. Sumbatan di rongga apendiks, produksi
2. Pola Makan mukus meningkat
2. Bakteri berkembang dan edema
apendiks, terjadinya ulserasi mukosa
apendix
3. Tekanan intralumen meningkat.
Gangguan drainase saluran limfe.
Gangguan vena
4. Nekrosis jaringan
 Primer  Sekunder
• Health promotion memberikan • Early Diagnosis and prompt treatment,
penyuluhan kepada masyarakat agar melakukan observasi terhadap diagnosa,
sadar terhadap penyakit apendisitis intubasi, dan memberikan antibiotik untuk
mengobati infeksi, antinyeri, dan pelunak
ini
feses untuk mengobati konstipasi
• Specific protection mengimbau
masyarakat agar lebih sering
mengonsumsi makanan berserat dan
buah-buahan, jangan terlalu sering
menahan buang air besar, dan tidak
lupa untuk selalu minum air putih
Tersier
• Disability limitation mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih
berat
• Rehabilitation, dilakukan obstruksi
tanda-tanda vital untuk mengetahui
kondisi selanjutnya dari pasien
setelah dilakukan tindakan operasi
Pankreatitis adalah radang pada kelenjar pankreas yang terjadi dengan dua bentuk
yang sangat berbeda yaitu akut dan kronis.
Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa
bersifat ringan atau berakibat fatal. Dalam kasus pankreatitis akut, enzim teraktivasi di
dalam pankreas dan memicu reaksi kimia yang dapat mengakibatkan peradangan
pada pankreas.
Pankreatitis kronis merupakan suatu penyakit inflamasi (peradangan) terus menerus
dalam jangka panjang pada pankreas yang menyebabkan terjadinya perubahan
struktur jaringan organ tersebut.
• Konsumsi minuman beralkohol
• Penyumbatan oleh batu empedu
• Cedera atau operasi di bagian perut
• Hipertrigliserida (kadar trigliserida darah yang tinggi)
• Kadar kalsium tinggi dalam darah
• Infeksi parasit
• Efek samping antibiotik dan kemoterapi
• Kelainan autoimun (Pankreatitis autoimun)
• Penyakit fibrosis kistik
• Genetik pada pankreatitis kronis
Pada pankreatitis akut :
• Nyeri tumpul hebat (rasa sakit seperti ditekan atau diremas) di sekitar bagian perut
atas
• Demam
• Mual atau muntah
• Diare
• Perut terasa sakit saat disentuh atau mengalami pembengkakan
• Kulit dan bagian putih mata menjadi menguning (penyakit kuning)
Pada pankreatitis kronis :
• Kotoran atau tinja menjadi sangat bau dengan tekstur berminyak
• Kehilangan nafsu makan
• Mual dan muntah
• Merasakan gejala diabetes, seperti badan lelah, sering buang air kecil, dan sering
kehausan
• Berat badan turun
• Sakit kuning
• Diare
• Perdarahan dan penyumbatan pada usus
• Munculnya cairan pankreas pada abdomen
• Pengobatan suportif, seperti oksigen dan cairan infus
• Pemberian obat-obatan pereda sakit atau antibiotik
• Pemberian suplemen enzim pankreas
• Pemberian kortikosteroid untuk mengobati pankreatitis kronis yang disebabkan oleh
gangguan sistem imun
• Prosedur pengangkatan batu (operasi)
Jika pankreatitis akut disebabkan oleh kecanduan minuman beralkohol, maka pasien
akan diminta untuk menghentikan kebiasaan tersebut, misalnya melalui rehabilitasi,
konseling rutin, atau pemberian obat acamprosate yang dapat menurunkan keinginan
mengonsumsi minuman beralkohol
Untuk meringankan pankreatitis kronis yang diderita dan mencegah terjadinya
komplikasi, sangat penting bagi pasien untuk melakukan pencegahan sekunder seperti
menerapkan pola hidup sehat
• Mengurangi atau menghentikan konsumsi minuman beralkohol (Pengidap pankreatitis
akut disarankan berhenti minum alkohol untuk menurunkan risiko berkembangnya
pankreatitis akut ke pankreatitis kronis secara signifikan)
• Menghindari atau membatasi makanan berkolesterol tinggi
• Mengonsumsi makanan yang kaya akan serat
• Pankreatitis akut juga rentan dialami penderita obesitas, karena itu penerapan diet
dan olahraga secara teratur diperlukan sebagai langkah pencegahan
Gastroesophageal Reflux Disease
Gastroesophageal reflux disease atau yang akrab disebut GERD adalah kondisi ketika
asam lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus). Kerongkongan bisa dikatakan
sebagai sebuah saluran khusus berbentuk tabung, yang menghubungkan mulut dengan
perut dan organ pencernaan lain. Akibatnya, timbul rasa seolah terbakar di dada dan
kerongkongan, karena lapisan kerongkongan tersebut mengalami iritasi. Sebenarnya,
asam lambung normalnya bisa naik setelah makan, dan hanya terjadi dalam waktu
yang cukup singkat alias tidak akan lama. Misalnya sekitar 2-3 kali atau saat timbul
luka pada kerongkongan. Seseorang dinyatakan mengalami GERD ketika mengalami
kenaikan asam lambung ringan selama 2 kali seminggu, atau kenaikan asam lambung
berat hingga minimal seminggu sekali.
Penyebab utama penyakit GERD yakni karena katup kerongkongan bagian bawah
(sfringter) melemah, sehingga membuatnya terbuka pada kondisi tertentu. Katup atau
sfringter kerongkongan adalah otot di bagian bawah kerongkongan, sebagai pemisah
antara bagian tersebut dengan lambung.
•Tahap Inkubasi
Patofisiologi penyakit refluks gastroesofageal merupakan proses yang kompleks dan
multifaktorial. Pemahaman tentang patofisiologi gastroesophageal reflux disease (GERD) juga
terus mengalami perkembangan. Secara garis besar, GERD terjadi karena masuknya konten
dari gaster ke dalam esofagus atau refluks gastroesofageal (RGE) yang berlangsung secara
kronis.
•Tahap Klinis
Penyakit ini timbul ketika asam lambung yang seharusnya tetap berada di sistem pencernaan,
justru naik kembali ke atas. Alhasil, asam lambung tersebut akan melewati katup kerongkongan
yang terbuka.
Kondisi tersebutlah yang kemudian akan membuat kebanyakan orang merasakan sensasi
terbakar di dada (heartburn). Sensasi seperti terbakar atau heartburn akibat GERD adalah
munculnya rasa panas atau tidak nyaman di bagian belakang tulang dada.
•Tahap Penyakit Akhir
Dengan penanganan yang tepat GERD umumnya akan sembuh dalam waktu beberapa hari.
• Merasa seperti ada makanan yang tersangkut di dalam kerongkongan, sulit menelan,
serta cegukan.
• Mengalami sensasi panas seolah terbakar di dada (heartburn), yang bisa menyebar
sampai ke leher.
• Sakit atau nyeri pada dada.
• Timbul rasa asam atau pahit di mulut.
• Ada cairan atau makanan yang naik dari dalam perut ke bagian mulut.
• Masalah pernapasan, seperti batuk kronis dan asma.
• Suara serak.
• Sakit tenggorokan.
• Obesitas
• Mengalami masalah pada jaringan ikat, contohnya scleroderma
• Ada tonjolan di perut bagian atas yang bisa naik sampai ke diafragma (hiatal
hernia)
• Pengosongan perut yang memakan waktu lama
• Merokok
• Makan makanan dalam jumlah banyak sekali makan
• Waktu makan terlalu dekat dengan waktu tidur
• Terlalu banyak makan makanan tertentu (pemicu), seperti makanan berlemak dan
gorengan
• Minum kopi
• Minum teh
• Minum alkohol
• Mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti aspirin
• Selalu makan dalam porsi secukupnya, atau tidak terlalu berlebihan.
• Jaga berat badan tetap dalam rentang normal.
• Hindari menggunakan pakaian yang terlalu ketat, terutama di bagian perut, karena
berisiko menekan katup kerongkongan bagian bawah.
• Jangan biasakan langsung tidur setelah makan.
• Jangan makan terlalu dekat dengan waktu tidur.
• Hindari beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa memicu munculnya GERD.
Mulai dari makanan berminyak, berlemak, pedas, cokelat, permen, makanan dengan
kandungan tomat, minuman beralkohol, kopi, dan lain sebagainya.
beberapa jenis pilihan obat-obatan yang dijual bebas (OTC) lainnya untuk mengobati
GERD adalah sebagai berikut:
• Antasida
• Obat-obatan untuk mengurangi jumlah asam
Obat-obatan yang termasuk dalam kategori ini yakni H2- receptor blocker, seperti:
1. cimetidine (Tagamet HB)
2. famotidine (Pepcid AC)
3. nizatidine (Axid AR)
4. ranitidine (Zantac)
• Obat-obatan untuk menghambat produksi asam dan mengobati kerongkongan
Pilihan pengobatan GERD selain minum obat :
• Tindakan operasi
Jika setelah minum beragam obat-obatan GERD tidak kunjung mengalami perubahan, operasi adalah
cara lain yang bisa ditempuh. Jenis operasi yang biasanya dilakukan untuk mengobati GERD adalah
sebagai berikut:

o Fundoplication
Fundoplication dilakukan dengan cara mengikat bagian atas perut, atau bagian bawah sfringter
kerongkongan. Tujuannya untuk mengencangkan otot pada katup kerongkongan, yang kemudian dapat
mencegah naiknya asam lambung.Jadi, tindakan ini menggunakan alat yang disebut laraskop. Alat ini
punya kamera kecil di ujungnya yang akan membantu dokter melihat kondisi organ pencernaan Anda dari
dalam. Saat menjalani operasi ini, biasanya pasien akan dibius untuk mengurangi rasa sakit.
o Endoskopi
Prosedur endoskopi melibatkan jahitan untuk mengencangkan katup kerongkongan. Caranya yakni dengan
membuat luka bakar kecil yang akan membantu membuat memperkuat otot-otot pada katup
kerongkongan.
o LINX
Prosedur ini melibatkan pemasangan cincin yang dililit pada bagian persimpangan antara perut dan
kerongkongan. Selanjutnya, akan muncul daya tarik magnetis yang cukup kuat pada cincin tersebut untuk
membantu memperkuat kerja katup kerongkongan agar tertutup.
Gejala Penyakit
Timbul rasa asam atau pahit di mulut, ada cairan
atau makanan yang naik dari dalam perut ke
bagian mulut.

Agent Masuk Ke Tubuh


Masalah pada jaringan ikat. Penderita mulai sakit

Hasil Mengatasi Penyakit


Sakit berkurang/ sembuh/ tidak sembuh Dengan meminum obat dan memperbaiki
total pola hidup

Tahap Pemulihan
• Berperan dalam pencernaan dan absorpsi lemak
Asam empedu membantu mengemulsikan partikel-partikel lemak yang besar menjadi partikel yang
lebih kecil dengan bantuan enzim lipase yang disekresikan dalam getah pankreas. Asam empedu
membantu transpor dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui membran
mukosa intestinal.
• Alat untuk mengeluarkan produk buangan
Produk buangan yang penting dari darah, antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari penghancuran
hemoglobin, dan kelebihan kolesterol yang di bentuk oleh sel- sel hati.
PRE-PATOGENESIS
Faktor resiko yang mempengaruhi terbentuknya
batu empedu:
genetik, jenis kelamin, usia lebih dari 40 tahun,
obesitas, hiperlipidemia, aktivitas fisik,
kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan),
diet tinggi lemak, pengosongan lambung yang
memanjang, nutrisi parenteral yang lama,
dismotilitas dari kandung empedu, obat-obatan
anti hiperlipidemia (clofibrate), dan penyakit
lain (fibrosis sistik, diabetes mellitus, sirosis
hati, pankreatitis, kanker kandung empedu)
(Maryan, 2008; Clinic staff, 2008).
Tahap Inkubasi
Batu yang terdapat dalam kandsering tidak memberikan gejala
(asimtomatik). Penderita merasakan gejalanya yang membutuhkan
intervensi setelah periode waktu 5 tahun.

Tahap Klinis

Keluhan utama berupa nyeri di daerah epigastrium kuadran kanan atas. Rasa
nyeri lainnya adalah kolik bilier yang berlangsung lebih dari 15 menit yang
dipresipitasi oleh makanan berlemak, terjadi 30-60 menit setelah makan,
berakhir setelah beberapa jam dan kemudian pulih. Mual dan muntah sering
kali berkaitan dengan serangan kolik biliaris (Beat, 2008).
Tahap Penyakit Lanjut

Gejala akut ditandai dengan nyeri hebat mendadak pada abdomen bagian
atas, terutama ditengah epigastrium. Lalu menjalar ke punggung dan bahu
kanan (Murphy sign). Nausea dan muntah sering terjadi. Nyeri dapat
berlangsung selama berjam-jam atau dapat kembali terulang (Doherty,
2010).

Tahap Penyakit Akhir

Tidak bisa sembuh kecuali dengan melakukan operasi kolesistektomi, yaitu


prosedur operasi untuk mengangkat keseluruhan kantong empedu yang
bermasalah berikut batu di dalamnya.
PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN
PRIMER SEKUNDER TERSIER

• Menerapkan pola makan Penanggulangan non bedah, Perawatan paliatif dengan tujuan
sehat dan seimbang yaitu: mempertahankan kualitas hidup
• Konsumsi makanan tinggi • Disolusi Medis penderita dan memperlambat
progresifitas penyakit dan
serat dan cairan 6-8 gelas Extracorporeal Shock Wave mengurangi rasa nyeri dan
per hari Lithotripsy (ESWL) atau keluhan lain. Pencegahan tersier
• Menghindari makanan pemecahan batu dengan dapat dilakukan dengan
dengan kadar lemak jenuh gelombang suara. memerhatikan asupan makanan.
tinggi Penanggulangan bedah, yaitu:
• Membatasi konsumsi • Kolesistektomi terbuka
minuman beralkohol.
• Kolesistektomi laparoskopik
• Berolahraga secara teratur
untuk mencegah obesitas
• Tidak melakukan diet yang
terlalu ketat,

Anda mungkin juga menyukai