Anda di halaman 1dari 54

TEKNOLOGI EMULSI

EMULSI
EMULSI
 Sistem heterogen yang mengandung dua fasa cairan :
1. Fasa terdispersi / fasa diskontinu / fasa diam
2. Fasa pendispersi / fasa eksternal / fasa kontinu /
fasa bergerak

Makro emulsi : ukuran globula 0,10 - 0,15 m


• Tampak berwarna opaque dan keruh
• Kurang stabil
• Cth: susu sapi, santan kelapa, lateks,
kuning telur

Mikro emulsi : ukuran globula 0,14m - 0,002 m


• Transparan
• Relatif lebih stabil
• Cth: colloid mill
minyak minyak

air air

Emulsi Temporer
Orientasi Molekuler Emulsifier
Alasan Penggunaan Emulsi

 Untuk membuat formulasi tunggal yang


komponen penyusunnya tidak dapat bercampur,
misal : pembuatan lotion atau cream
 Untuk mengontrol flavour
 Untuk mengatur kondisi fisik produk, seperti
tekstur dan tingkat kekentalannya
 Untuk menekan biaya produksi
 Mengurangi resiko penggunaan bahan beracun,
misalnya sebagai bahan pencampur insektisida
digunakan air
Tipe Emulsi

a. Tipe minyak dalam air atau oil in water (o/w)


Contoh : • susu • santan
• lateks • lotion
• mayonaise • salad dressing
• es krim • cat

b. Tipe air dalam minyak atau water in oil (w/o)


Contoh : • mentega • margarin
• shortening • lipstik
• cream • coklat batangan
• selai kacang • sabun padat
• semir
Metode untuk membedakan antara emulsi o/w
dan emulsi w/o

1. Penampakan visual

• Emulsi o/w biasanya berwarna putih dan agak


creamy

• Emulsi w/o bewarna lebih gelap dan menunjuk-


kan tekstur minyak
2. Metode Dilusi

Meneteskan emulsi dalam permukaan air dan


minyak

• Emulsi o/w jika penyebarannya sempurna

• Emulsi w/o jika tidak terjadi perubahan dan


tetesan emulsi tadi mengapung di permukaan air
3. Metode Pewarnaan
Dapat digunakan dua jenis zat warna berdasarkan sifat
kelarutannya yakni yang larut dalam air dan yang larut dalam
minyak

• Jika yang digunakan zat warna yang larut dalam air


- Emulsi tipe o/w jika antara emulsi dan zat warna dapat
tercampur dengan merata
- Emulsi tipe w/o jika antara emulsi dan zat warna tidak
dapat tercampur rata

• Jika zat warna yang digunakan zat warna yang larut dalam
minyak
- Emulsi yang dapat tercampur merata adalah tipe w/o
- Emulsi yang tidak dapat tercampur merata adalah tipe o/w
4. Metode Penyerapan

 Digunakan kertas filter yang berdasarkan sifat


kapilaritas air yang lebih tinggi daripada minyak,
misal CoCl2

 Benda dengan permukaan licin dapat digunakan


dengan mengamati kecepatan alir emulsinya

 Jika tetesan emulsi ini tersebar berarti emulsi ini


bertipe o/w dan jika tidak tersebar merata berarti
emulsinya bertipe w/o
5. Metode Konduktivitas

 Dengan menggunakan dasar bahwa air memiliki


resistensi yang rendah dan konduktivitas yang
tinggi, sehinggga emulsi tipe o/w menunjukkan
nilai seperti di atas.

 Untuk emulsi tipe w/o maka akan menunjukkan


nilai resistensi tinggi dan konduktivitas yang
lebih kecil.
6. Metode Flourensi Cahaya

 Metode ini berdasarkan sifat cairan dalam


memfluoresensi cahaya.

 Minyak merupakan cairan yang mampu


memfluoresensi cahaya lebih baik dibandingkan
dengan air sehingga emulsi w/o ditunjukkan
apabila cahaya yang dilalui pada emulsi dapat
terflouresensi dengan jelas.

 Kebalikannya, emulsi o/w jika cahaya tidak dapat


terfluoresensi dengan jelas
Tabel. Pembagian Enam Kelompok Besar Tipe Emulsi

Internal Phase Ratio


Kelompok
<30% 30 - 74% >74%
Medium High IPR
w/o Low-IPR w/o
IPR w/o w/o
Medium High IPR
o/w Low IPR o/w
IPR o/w o/w
Konfigurasi Partikel Fasa Terdispersi

1. Random atau Acak

2. Bentuk Bujur Sangkar

3. Segi Enam Sama Sisi


a b c

Konfigurasi partikel fasa terdispersi pada permukaan


(a) Random
(b) Bujur sangkar
(c) Segi enam sama sisi
Konfigurasi bujur sangkar
Konfigurasi segi enam sama sisi
Konfigurasi romboidal decahedron
TERIMA
KASIH
FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN
SEMI PADAT (salep)

• SAP FTS CSP Formula, alat, dan


evaluasi sediaan cair dansemipadat
meliputi suppositoria, salep, salep mata,
pengawet salep, pengemas salep,
absorbsi percutan Mengenal sediaan
transdermal, dispersi, suspensi, emulsi
dan evaluasi serta masalah dalam
pembuatannya
• Sediaan semipadat bersifat: dapat
melekat pada permukaan tempat
pemakaian dalam waktu yang cukup
lama sebelum sediaan dicuci. Macam-
macam sediaan semi padat: salep,
pasta, cream, gel
Perbedaannya ?

• Salep : sediaan semi padat yang terdiri dari


komponen basis yang dapat berupa basis
larut air (polietilenglikol/PEG), atau basis
berlemak, seperti minyak mineral, petrolatum
• Pasta: sediaan semi padat yang mengandung
zat padat yang tidak larut dalam konsentrasi
yang tinggi, zat padat tersebut dapat
terdispersi dalam pembawanya
• Krim : sediaan semipadat dengan
sistem emulsi yang tidak jernih, tidak
tembus cahaya, konsistensinya
tergantung pada tipe emulsinya
• Gel : sediaan semi padat yang fase
cairnya dibentuk dalam matrix polimer
tiga dimensi yang mempunyai ikatan
fisik atau kimiawi yang tinggi
Contoh polimernya:

• Polimer alam ( gom, tragakan, pektin,


agar, asam alginat),
• Polimer semisisntetik atau sintetik
(metil selulosa, karboksimetilselulosa,
hidroksi metil selulosa, carbopol)
Pemilihan dasar salep yang
tepat
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Laju penglepasan obat yang diinginkan
2. Keinginan peningkatan absorbsi obat oleh
dasar salep
3. Kelayakan dasar salep dalam melindungi
kelembapan kulit
4. Kestabilan obat dalam basisnya
5. Pengaruh obat terhadap viskositas salep .
• Macam-macam basis salep
1. Basis hidrokarbon (bersifat lemak)
Memberikan efek emolien, dapat
melekat dikulit dalam waktu yang lama
-sukar dicuci
• Dapat mengurangi penguapan
kelembapan pada kulit mudah
menyebar saat digunakan di kulit, lunak
• Contoh:
• Petrolatum USP, adalah campuran
hidrokarbon setengah padat diperoleh dari
minyak bumi, warna kuning, melebur antara
suhu 38 dan 60 derajat C.
• Dapat digunakan tunggal atau kombinasi
dengan zat lain Sinonim:petrolatum kuning,
petrolatum jelly, dalam perdagangan dikenal
sebagai vaselin kuning (cheesebrought)
• 2) petrolatum putih,USP, berasal dari
vaselin kuning yg dihilangkan warnanya
sinonim: white petrolatum jelly, vaselin putih
3) salep kuning (yellow ointment) Tiap 100 g
yellow ointment mengandung 5 gram lilin
kuning (berasal dari sarang tawon (apis
melifera) dan 95 g petrolatum Sinonim: salep
sederhana (simple ointment).
• 4) salep putih (white ointment)
Mengandung 5% lilin putih (lilin lebah murni
yg diputihkan) dan 95% petrolatum putih 5)
parafin Merupakan campuran hidrokarbon
padat yg dimurnikan yg diperoleh dari minyak
bumi, tidak berwarna, dapat membuat dasar
salep berlemak menjadi keras atau kaku
• Minyak mineral adalah campuran dari
hidrokarbon cair yg dihasilkan dari
minyak bumi. Berguna dalam
menggerus bahan yg tidak larut pd
salep dengan basis lemak sinonim:
petrolatum cair (liquid petrolatum)
• Basis ini tidak mudah hilang
dengan pencucian dengan air
Basis ini tidak mudah hilang dengan
pencucian dengan air
2. basis serap Berperan sebagai emolien
meski dayapenutupan terhadap kulit tidak
seperti pada basis berlemak Basis ini tidak
mudah hilang dengan pencucian dengan
air)
• Basis salep ini dapat digunakan untuk
mencampurkan larutan berair dan berlemak -
dibentuk dari kombinasi hidrokarbon dengan
senyawa yang bersifat hidrofil (misal senyawa
yang mempunyai gugus polar, seperti sulfat,
karboksil, hidroksil, sterol, sorbitan
monostearat) Jika disentuh sebenarnya tidak
menyerap air, tapi dengan pengadukan,
dapat menyerap larutan air (dapat
membentuk emulsi air dalam minyak)
• Contoh: 1) petrolatum hidrofilik Berasal dari
kolesterol, alkohol stearat, lilin putih, dan
petrolatum putih Mempunyai kemampuan
mengabsorbsi air dengan membentuk emulsi
air dalam minyak 2) Lanolin anhidrida
Mengandung tidak lebih dari 0,25% air Tidak
larut dalam air, tapi dapat bercampur dengan
air, pencampurannya dengan air
menghasilkan emulsi air dalam minyak
Sinonim: Refined wool fat
• 3)Lanolin Bahan semipadat yg berasal dari bulu
domba (Ovis aries), merupakan emulsi air dalam
minyak, dengan kandungan air antara 25-30%
Sinonim: Hydrous whole fat 4) Cold cream (krim
pendingin), merupakan emulsi air dalam minyak,
semipadat, putih, dibuat dengan lilin setil ester, lilin
putih, minyak mineral, natrium borat, dan air murni
Na borat dicampur dengan asam lemak bebas yg ada
dlm lilin-lilin membentuk sabun Na yg bekerja
sebagai zat pengemulsi Krim pendingin digunakan
sebagai emolien dan basis salep
• 3. Basis yang dapat dicuci dengan air
Adalah emulsi minyak dalam air (krim), vanishing
krim Dapat digunakan pada luka yang basah, dengan
sistem emulsi minyak dalam air mempunyai
kemampuan menyerap cairan yang dikeluarkan oleh
luka Jika digunakan dapat membentuk lapisan tipis
semipermeabel (setelah air menguap pada tempat
yang digunakan), tapi kalau emulsi air dalam minyak
dari sediaan semipadat akan membentuk lapisan
hidrofobik pada kulit.
• Contoh: salep hidrofilik, yg
mengandung Na lauril sulfat sebagai
bahan pengemulsi, dengan alkohol
stearat dan petrolatum putih sebagai
fase lemaknya, propilenglikol dan air
sebagai fase air Sebagai pengawet
digunakan metil dan propil paraben
• Basis yang larut dalam air (tidak mengandung
lemak)/ greaseless
Basis ini sangat mudah melunak dengan
penambahan air, sehingga larutan ini tidak efektif
jika dicampur dengan larutan berair. (lebih baik jika
dicampur dengan bahan yg tidak berair atau bahan
padat) Basis terdiri dari kombinasi polietilenglikol
(PEG)dengan BM tinggi (padat)dan PEG dengan BM
rendah (cair) Sifat dapat larut dalam air karena ada
gugus polar dan ikatan eter Rumus umum:
HOCH2[CH2OCH2]nCH2OH
• Pembuatan salep 1. metode pencampuran
Caranya semua komponen salep dicampur bersama
sampai sediaan homogen Alat yang digunakan dapat
berupa lumpang alu dari porselen a) pencampuran
bahan padat Biasanya digunakan spatula logam
tahan karat, atau bisa juga digunakan spatula dari
karet yang keras Bahan obat atau bahan tambahan
lain yang berupa serbuk digerus terlebih dahulu,
kemudian ditambahkan basisnya dan diaduk sampai
homogen
• b) pencampuran cairan Penambahan
bahan cairan atau larutan obat akan
mengalami kesulitan untuk basis yang
berlemak, perlu diperhatikan pemilihan
basisnya Alat lain yang dapat digunakan
adalh penggiling salep mekanik (roller
mill, colloid mill), dengan menggunakan
pengaduk logam tahan karat, hasilnya
lebih halus dan rata
• 2. Metode kedua: peleburan
Semua atau beberapa komponen dari salep
dicampurkan dengan melebur bersama dan
didinginkan dengan pengadukan yang
konstan sampai mengental. Komponen yang
tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada
campuran yang sedang mengental setelah
didinginkan dan diaduk Bahn-bahan yang
mudah menguap ditambahkan terakhir, bila
temperatur sudah turun
• Alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan salep dengan peleburan
Untuk skala kecil dapat digunakan cawan
porselen atau gelas beker untuk
mencampurnya, dan setelah membeku dapat
digosok-gosokkan dengan spatula atau
lumpang Pada skala besar digunakan ketel
uap berjaket dan setelah membeku, salep
dimasukkan dalam gilingan salep untuk
memastikan homogenitasnya
• Pada metode peleburan, karena titik lebur
masing-masing bahan berbeda, maka akan
mempengaruhi bagaimana proses
pembuatannya, karena suhu untuk melebur
beda-beda. Bahan dengan titik lebur paling
tinggi dileburkan terlebih dahulu, baru
komponen lain ditambahkan pada cairan
yang panas, maka semua komponen akan
terkena temperatur ini, sehingga pemilihan
titik lebur berdasarkan titik lebur tertinggi dari
bahan salep
• Pengawetan salep Contoh bahan
pengawet:
Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat,
asam sorbat, garam amonium kuartener
Jika perlu dapat juga ditambahkan
antioksidan, BHA, BHT
• Pengemasan dan penyimpanan salep
Dapat disimpan dalam botol (gelas , plastik atau
porselen) atau tube (kaleng atau plastik), tube untuk
salep mata dikemas dalam tube kaleng atau plastik
kecil dan dapat dilipat dapt menampung sekitar 3,5 g
salep. Tube salep untuk topikal digunakan ukuran 5-
30 g. Untuk botol salep digunakan ukuran antara ½
ounce sampai 1 pound atau lebih. wadah gelas dapat
berwarna gelap, dengan tujuan melindungi obat
terhadap cahaya
• Keuntungan tube dibandingkan botol;
pemakaian lebih mudah, mengurangi
kontaminasi selama penggunaan.
Penyimpanan salep pada suhu di bawah
30 der C, utk mencegah melembek
(terutama untuk basis salep yg mudah
mencair)
• Untuk pengisian salep pada
wadahnya
Untuk pengisian salep pada wadahnya.
Pada skala kecil,salep yg sudah
ditimbang dimasukkan ke dalam botol
dengan memakai spatula yg fleksibel
dan menekannya ke bawah sejajar
melalui tepi botol untuk mencegah
terjebaknya udara dlm botol.
• Salep yg dibuat dengan cara peleburan,
pengisian dapat dilakukan langsung
setelah dilelehkan langsung dimasukkan
dalam botol, pembekuan terjadi di
dalam botol
• Pada skala besar, tube umunya diisi dengan
alat bertekanan dari bagian ujung belakang
yang terbuka (ujung yg berlawanan dari
ujung tutup) dari tube, yg kemudian ditutup
dan disegel. salep yg dibuat dengan cara
peleburan dapat langsung dimasukkan ke
dalam tube Di industri, pengisian,
penglipatan, penutupan, dan pelabelan tube
dilakukan dengan mesin otomatis
• Yang perlu diperhatikan dalam formulasi
sediaan topikal
: Karakteristik fisikokimia bahan aktif yang meliputi: -
kelarutan - koefisien partisi zat aktif, perbandingan
kelarutan obat dalam lipid dibandingkan kelarutannya
dalam air ,
• untuk sediaan topikal, bahan-bahan dalam sediaan
harus dapat berpenetrasi ke dalam kulit, perlu
diperhatikan sifat (lipofilisitas kulit) - titik leleh,
sebaiknya kurang dari 200 derajat C,
• 2. Karakterisrik fisik bahan aktif -
warna, bau, rasa
- ukuran molekul (bobot molekul, < 500
Dalton), dan distribusi ukuran partikel -
densitas -viskositas 3. Stabilitas kimia, fisika,
dan mikrobiologi 4. Toksisitas zat aktif 5. data
biofarmasi (disolusi, absorbsi, metabolisme,
bioavailability, waktu paruh eliminasi) 6. Sifat
bahan tambahan
• Perlu diperhatikan :
• 1. jumlah zat aktif yang ada dalam formula,
semakin banyak akan semakin banyak pula
yang dapat mencapai stratum korneum,
sampai diperoleh konsentrasi jenuh
• 2. Polaritas formulasi relatif terhadap stratum
korneum, yang diharapkan yaitu zat aktif
dalam salep lebih mudah larut dalam stratum
korneum dibandingkan di dalam formulanya

Anda mungkin juga menyukai