Anda di halaman 1dari 55

PENANGANAN MEDIK

KORBAN MASSAL DI
LOKASI BENCANA

11/21/2019 1
LATAR BELAKANG
 Indonesia negara yg sangat heterogen
(etnik, agama, sos-bud dll) yg rawan terhdp
terjadinya :
 Bencana alam/ hand made
 Konflik: Politik, Ideologi, SARA, Sosek dll
Supermarket disaster
 Bencana dan Konflik  Kedaruratan
Kompleks  Masalah kesehatan
 Penanggulangan Mas-Kes pd Kedaruratan
Kompleks memerlukan keterpaduan &
kerjasama atau Kemitraan
11/21/2019 2
11/21/2019
BENCANA
TSUNAMI DI NAD

11/21/2019 4
11/21/2019 5
LETUSAN GUNUNG MERAPI

11/21/2019 6
Teror Bom di hotel JW Marriott ,
Jakarta , Agustus 2003

11/21/2019 7
BOM, BALI

11/21/2019 8
KEBAKARAN DI PT.
PETROWIDADA GRESIK

11/21/2019 9
SARANA DAN SDM DI RS HARUS DIPERSIAPKAN

UNTUK PENANPENANGANAN BENCANA  MISAL UNTUK BENCANA KIMIA

SIAPKAN SHOWER (digunakan tempat parkir) JALAN MASUK BAG EMERGENCY RS


DIGUNAKAN SBG AREA DEKONT.

11/21/2019 10
GUNAKAN APP
11/21/2019 11
CONTOH SIMULASI

11/21/2019 12
CONTOH SIMULASI

11/21/2019 13
GAWAT DARURAT SEHARI-HARI

11/21/2019 14
ORGANISASI
ORGANISASI STRUKTURAL
BAKORNAS PBP
SATKORLAK PBP
SATLAK PBP
SATGAS

ORGANISASI TUGAS
1. PUSAT KOORDINASI
PENGENDALI MEDIS
(PUSKODALMED)
2. POSKO MEDIS LAPANGAN

KERJASAMA
TEAM SAR
TEAM PENGAMANAN
TEAM MEDIS
TEAM KOMUNIKASI
TEAM LOGISTIK
TEAM TRANSPORTASI
11/21/2019 15
PUSAT
KOORDINASI
PENGENDALIAN BRIEFING

MEDIS

ORGANIZATION

INTEGRASI
KOORDINASI
11/21/2019 16
POS PELAYANAN MEDIS
 POS MEDIS LAPANGAN
(Tenda rumah sakit, penggunaan bangunan yg
ada)
 POS MEDIS DEPAN
(Rumah sakit terdekat dengan lokasi kejadian)
 POS MEDIS BELAKANG
(Rumah sakit rujukan)
 POS MEDIS CADANGAN
(Rumah sakit pendukung rumah sakit rujukan)

11/21/2019 17
FASILITAS

HOSPITAL TENT

DISASTER MEDICAL TROLEY AMBULANCE

11/21/2019 18
KOMUNIKASI
JEJARING
 Komunikasi informasi
 Komunikasi
koordinasi (dukungan
logistik & ALKOM
administrasi) 1. TELPON
2. FAX
 Komunikasi 3. INTERNET
4. RADIO
pengendalian
operasional

11/21/2019 19
DATA
DOKUMENTASI
 Data SDM (medis & non medis)
 Data Fasilitas (Pos medis, ambulans,
peralatan lapangan)
 Data Komunikasi (koordinasi,
pengendalian operasional dll)

11/21/2019 20
PUSAT KOORDINASI
PENGENDALI MEDIS

11/21/2019 21
PENANGANAN OPERASIONAL
 TAHAP MENGETAHUI ADANYA BENCANA
(AWARNESS STAGE) terpenting : cek kebenaran
informasi, distribusi informasi
 TAHAP AKSI AWAL (INITIAL ACTION STAGE) :
koordinasi, pengiriman team aju/ team respons cepat.
 TAHAP PERENCANAAN (PLANNING STAGE) buat
analysis kejadian dan lokasi bencana, sesuaikan
kebutuhan SDM, fasilitas, tindakan, lakukan briefing
 TAHAP OPERASIONAL (OPERATIONAL STAGE),
penanganan di lokasi, transportasi, penanganan di RS
 TAHAP AKHIR TUGAS ; debriefing, penyiagaan
kembali

11/21/2019 22
ACUTE RESPONSE TEAM

 RAPID MEDICAL ASSESMENT TEAM (RMA TEAM)


 Dokter, perawat , ambulance crew

 RAPID HEALTH ASSESMENT TEAM (RHA TEAM)


 Sanitarian, Petugas Farmasi, Petugas Laboratorium.

 RAPID LOGISTIC SUPPORT TEAM (RLS TEAM)


 Petugas transportasi
 Petugas komunikasi,
 Pertugas tenda
 Petugas pendukung fasilitas (pembuatan jamban, air bersih,
sumber listrik dll)

11/21/2019 23
TUJUAN PELAYANAN MEDIS
(Acute respons)
1. Pengendalian penambahan jumlah
korban
2. Penanganan medik sesuai standar
pelayanan (good medical practice)
3. Menjamin ketersediaan penanganan
medik di lokasi kejadian sampai kerumah
sakit
4. Melakukan dukungan penanganan
kesehatan akibat kerusakan di lokasi
bencana

11/21/2019 24
11/21/2019
TAHAP OPERASIONAL
(ALUR PELAYANAN DILAPANGAN/ patients flow)

AREA BENCANA
(AREA PENGUMPULAN KORBAN BILA PERLU)

AREA TRIAGE

AREA RAWAT SEMENTARA

POSKO AREA TRANSPORT


MEDIS & EVAKUASI
LAPANGAN
11/21/2019 26
11/21/2019
TRIAGE TAG
Type 1 Type 2

11/21/2019 28
TINDAKAN PENANGANAN
OPERASIONAL TEAM MEDIS

 Penilaian dan
penanganan cepat
(IMMEDIATE
ASSESSMENT)

 Penilaian dan
penanganan lebih
rinci (DETAILED
ASSESSMENT)

 EVALUASI

11/21/2019 29
PERTIMBANGKAN
– Sebagian team harus mampu berkomunikasi
dengan bahasa daerah setempat .
– Personil pendukung penyediaan fasilitas akan
lebih berguna daripada menambah sejumlah
dokter.
– Semua peralatan harus dapat dioperasikan
dengan menggunakan batere atau menyiapkan
sumber listrik
– Protokol penggunaan obat2 an harus jelas (dosis
dll). Penyediaan obat yg simpel dan diperlukan
lebih baik daripada menambah berbagai jenis
obat

11/21/2019 30
TRANSPORTASI / EVAKUASI KORBAN

11/21/2019 31
TRANSPORTASI/ EVAKUASI
 DIPERLUKAN KARENA
 Penanganan tidak dapat dilakukan ditempat
kejadian karena keterbatasan SDM, sarana/
prasarana, untuk penanganan definitif
 RUJUKAN
 ANTAR RS ATAU INTRA RS
 PRINSIP SATBIL DAN TELAH DILAKUKAN
IMOBILISASI
 PERLU TATACARA RUJUKAN/PROTAP
11/21/2019 32
KRITERIA RUJUKAN

 FISIOLOGIS
 Pasien Perlu bantuan nafas tetap (ventilator)
 Pasien dgn GCS turun perlu CT scan

 ANATOMIS
 Cedera wajah berat, cedera veskuler
memerlukan spesialisasi khusus

11/21/2019 33
MEKANISME RUJUKAN
PERHATIKAN
 TEMPAT TUJUAN

 PRINSIP RUJUKAN

 SARANA TRANSPORTASI

PERHATIKAN
 KEADAAN UMUM PASIEN (abc PROBLEM)

 PRINSIP IMMOBILISASI

 MEKANIKA TUBUH SAAT ANGKAT PASIEN


(dipengaruhi obyek yg hrs diangkat, tenaga penolong,
komunikasi selama transportasi, posisi khusus
11/21/2019 34
Transportasi
pasien gawat darurat
 Identifikasi permasalahan pasien
sebelum dipindahkan. Tidak boleh
memperburuk keadaan pasien pada saat
transportasi.

 Transportasi pasien diharapkan dapat


menjamin pasien aman menuju ke fasilitas
medis

 Alat transportasi harus memenuhi syarat


bagi pasien gawat darurat
11/21/2019 35
Prinsip merujuk
pasien gawat darurat
 Pasien sudah berada pada keadaan stabil dan siap
dirujuk

 Pasien memerlukan peralatan diagnostik yang lebih


canggih (misalnya: CT scan) atau peralatan untuk
terapi (misalnya: ventilator) yang tidak tersedia
ditempat tsb.

 Pasien memerlukan pengobatan/ terapi definitif yang


tidak dapat dilakukan ditempat /tidak tersedianya
dokter ahli

 Sebelum merujuk harus dipastikan bahwa rumah sakit


rujukan dapat menerima pasien yang akan dirujuk (
data keadaan pasien harus sudah diinformasikan dan
11/21/2019 36
pertolongan yang sudah dilakukan.)
PERHATIKAN POSISI
KORBAN SAAT DITEMUKAN
 DUDUK : PASTIKAN STABIL/ TIDAK

 BERBARING/ TERLENTANG PADA TRAUMA:


PASTIKAN ADA CEDERA TULANG BELAKANG
TIDAK

 TIDAK SADAR DAN MENGGUNAKAN


HELMET: HATI2 CEDERA TULANG LEHER

11/21/2019 37
Persyaratan moda transportasi
(ambulans)
 Jenis kendaraan (darat, laut, udara) untuk pasien
gawat darurat, tidak memperburuk keadaan
pasien.

 Dilengkapi dengan kru (personil) terampil dan


peralatan medis khusus untuk mengatasi
permasalahan selama tranportasi

 Pemilihan moda adalah harus cukup aman bagi


pasien dan dapat membawa pasien dengan cepat

11/21/2019 38
Tindakan yang harus dilakukan
sebelum transportasi.
 Intubasi, gunakan ETT bila diperlukan (sesuai
indikasi)

 Bersihkan jalan nafas (suction) pada gangguan


jalan nafas terutama pada pasien tidak sadar.

 Lakukan torakosentesis (pada tension


pneumotoraks) atau pasang chest tube bila
diperlukan (peningkatan tekanan intrapleura) dan
tersedia fasilitas yg diperlukan

 Pasang NGT untuk mencegah bila terjadi aspirasi

 Berikan oksigen bila frekuensi pernafasan cepat


11/21/2019 39
Tindakan sebelum transportasi (lanjutan)

 Lakukan penghentian sumber perdarahan eksternal

 Stabilkan pasien dengan memasang i.v. line dan


lakukan penggantian volume dgn pemberian cairan
yang diperlukan.

 Bila memungkinkan / dipandang perlu dapat dilakukan


pemasangan kateter urine.

 Lakukan monitoring frekuensi dan irama jantung

 Lakukan imobilisasi untuk patah tulang (gunakan


collar splint, spine board dan splint untuk fraktur pada
11/21/2019ekstremitas) CEGAH KECACATAN 40
Pengelolaan pasien gawat
darurat selama transportasi
 Melanjutkan pengawasan/ monitoring tanda tanda
vital (kardio-respiratori)

 Melanjutkan penggantian volume/ cairan kristaloid

 Memberikan obat sesuai dengan petunjuk dokter


atau protokol yang berlaku

 Melakukan komunikasi dengan rumah sakit rujukan

 Mencatat data yang penting selama transportasi


11/21/2019 41
Formulir (dokumen medik)
transportasi pasien gawat darurat
 Lakukan pengisian formulir sesuai ketentuan yang
berlaku untuk transfer pasien
 Isi formulir disarankan terdiri dari :
 Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, alamat/
telp ),
 Waktu (saat pasien dibawa dan tiba ditempat tujuan),
 Riwayat penyakit (anamnesa),
 Tanda vital saat dibawa (frek nafas, nadi, tek. darah,
suhu),
 Hasil pemeriksaan laboratorium/ X ray bila ada,
 Obat dan cairan yang diberikan selama transportasi,
 Komunikasi/ konsultasi selama perjalanan,
11/21/2019 42
EVAKUASI DARAT
bersifat segera
 Dipindahkan krn lingkungan sekitarnya
berbahaya (kebakaran, gas beracun,
kerusuhan)

 Keadaan dg ancaman kematian (ABC problem)


yg memerlukan penanganan lanjutan yg hanya
bisa dilakukan di RS

 Perlu pentapan prioritas pada korban masal

11/21/2019 43
STANDARISASI KENDARAAN
PELAYANAN MEDIK

 AMBULANS DARAT
 AMBULANS UDARA
 SEPEDA MOTOR
 KENDARAAN JENAZAH

11/21/2019 44
Keputusan Menteri Kesehatan
Persyaratan umum
(ambulans)
 Kendaraan roda empat/ lebih dgn suspensi lunak.
 Warna kendaraan putih / kuning muda dengan
pengenal khusus yang memantulkan cahaya.
 Tulisan AMBULANS terbalik yang memantulkan
cahaya hanya pada bagian depan.
 Bagian samping belakang : logo, nama rumah
sakit
 dapat ditambahkan gambar “star of life” ( ambulans
GD),
 dapat ditambahkan gambar Palang berwarna hijau
11/21/2019 pada bagian pintu kanan dan kiri ( ambulans rumah 45
Kep Menkes (lanjutan)

 Pintu belakang tidak mengganggu


keluar masuknya stretcher.
 Lampu rotator warna biru,di tengah atap
depan kendaraan.
 Dinding dan lantai kendaraan tidak
membentuk sudut dengan lantai landai.
 Ruang dalam kendaraan cukup luas untuk
bekerja dan infus dapat menetes dengan
baik.
.
11/21/2019 46
11/21/2019 47
Kep Menkes (lanjutan)

 Tempat duduk bagi petugas/ pendamping


di ruang penderita dapat dibuka/ dilipat
(captains seat). Ruangan penderita
mempunyai akses dengan tempat
pengemudi.
 Gantungan infus 2 (dua) buah terletak
sekurang-kurangnya 90 cm diatas tempat
penderita.
 Terdapat disaster kit dan peta daerah utk
ambulans GD dan RS
11/21/2019 48
Kep Menkes dalam revisi (lanjutan)

Tata Tertib :
 Sewaktu menuju tempat penderita boleh
menggunakan sirene dan lampu rotator, pada
saat mengangkut penderita hanya boleh
menggunakan lampu rotator.
 Semua peraturan lalu lintas harus ditaati.
Kecepatan maks. 40 km/ jam di jalan biasa
dan 80 km/ jam di jalan bebas hambatan
 Melakukan pencatatan keadaan pasien selama
transpotasi
 Petugas menggunakan pakaian seragam dan
identitas jelas

11/21/2019 49
Kep Menkes dalam revisi (lanjutan)

Tujuan Penggunaan :
Tujuan penggunaannya sesuai dengan fungsi
masing-masing ambulans, yaitu :

 Ambulans Transportasi :
Mengangkut pasien dari satu fasilitas pelayanan
medik ke tempat lain tanpa perlu pengawasan medis
khusus.
 Ambulans Gawat Darurat :
Mampu melakukan tindakan pemberian bantuan
hidup dasar pd pasien gawatdarurat..
 Ambulans Rumah Sakit Lapangan :
Selain mampu memberikan pelayanan bantuan
hidup dasar , juga dapat berfungsi sebagai Rumah
sakit lapangan pada saat terjadibencana/ disaster.
11/21/2019 50
SEPEDA MOTOR
 UMUM: roda dua, side case, putih/ kuning muda,
pengenal khusus , utk 2 orang, dgn helmet, jaket dan
bahan scotch light.

 TATA TERTIB ; seragam dan identitas petugas, patuh


dg peraturan Lalin, ada lembar catatan

 TUJUAN; dpt digunakan pada daerah sulit atau


kemacetan krn ambulans roda 4 / lbh tdk dpt menuju
lokasi.

11/21/2019 51
KENDARAAN JENAZAH
Persyaratan Teknis :
 Kendaraan roda empat atau lebih,Warna
kendaraan hitam.

 Warna lampu rotator biru terletak di tengah atas


kendaraan, sirene 1 (satu) atau 2 (dua) nada.

 Tulisan MOBIL JENAZAH terbalik di bagian depan


yang memantulkan cahaya.

 Dilengkapi sabuk pengaman untuk peti jenazah ,


dapat mengangkut 1 (satu) peti jenazah
11/21/2019 52
MOBIL JENAZAH
 Ruangan jenazah terpisah dgn ruang
pengemudi, tempat duduk lipat bagi
sekurang-kurangnya 4 orang di ruangan
mobil jenazah.

 Tanda pengenal kereta jenazah dari


bahan yang memantulkan cahaya,
tempat gantungan untuk karangan bunga
di depan, samping kiri dan kanan
kendaraan.

11/21/2019 53
MOBIL JENAZAH

Tata Tertib :
 Sirene hanya digunakan pada waktu bergerak
dalam iringan jenazah (konvoi) dengan mentaati
peraturan lalu lintas tentang konvoi, bilamana
tidak membentuk iringan hanya boleh
mempergunakan lampu rotator.

 Kecepatan kendaraan maksimum di jalan biasa


40 km/ jam dan di di jalan bebas hambatan 80
km/ jam,Semua peraturan lalu lintas harus ditaati

11/21/2019 54
TERIMA KASIH

11/21/2019 55

Anda mungkin juga menyukai