Anda di halaman 1dari 35

PENATALAKSANAAN SPESIMEN

Penatalaksanaan Spesimen

• Salah satu kontribusi perawat dalam pengkajian


status kesehatan adalah mengambil spesimen dan
cairan tubuh untuk pemeriksaan
• Tujuan pemeriksaan spesimen adalah menetapkan
diagnosa masalah dan menilai respon klien terhadap
terapi yang telah dijalani.
Tanggungjawab perawat dalam pemeriksaan spesimen
adalah:

1. Memberikan kenyamanan, mempertahankan privasi dan keamanan


saat pengambilan spesimen
2. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
3. Melakukan prosedur pengambilan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen dengan benar
4. Mencatat informasi yang terkait dengan pemeriksaan pada
lembaran dengan benar
5. Melaporkan jika ditemukan hasil yang tidak normal
y
Lo
go

Sampel Urin

www.themeg
allery.com
Tujuan Pemeriksaan Urin

 Pemeriksaan kesehatan rutin.


 Untuk memantau kondisi kesehatan, terutama bagi penderita
diabetes, hipertensi, penyakit ginjal, dan penyakit liver.

 Diagnosis penyakit atau kondisi medis.


 Contohnya, infeksi saluran kemih, batu ginjal, diabetes, kerusakan ginjal,
dan penyakit liver.

 Memantau perkembangan penyakit.


 Misalnya, untuk memantau tingkat keparahan diabetes.

 Memantau respons pasien terhadap suatu pengobatan.


 Selain untuk memantau perkembangan penyakit, tes urine juga dapat dilakukan
untuk melihat apakah pengobatan yang diberikan kepada pasien efektif dalam
menyembuhkan penyakit.

 Tes kehamilan.
Tujuan Pemeriksaan Urin

Tes urine juga dapat digunakan untuk mendeteksi penggunaan obat-obatan


atau senyawa kimia tertentu pada seseorang. Di antaranya adalah:
• Amphetamine.
• Methamphetamine.
• Kokain.
• Ganja.
• Barbiturate.
• Benzodiazepine.
• Opium.
• Phencyclidine
Pemeriksaan Spesimen : Urine

• urin bersih
• urin tengah
• urin tampung
Urin Bersih
(clean voided urine specimen)

• Pemeriksaan urinalisa rutin


• Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari alasan:
• Konsentrasinya lebih tinggi
• jumlah lebih banyak
• memiliki pH lebih rendah.
• Jumlah minimal 10mL
Metode Pengambilan

• Tidak ada cara pengambilan khusus: klien dapat melakukannya sendiri


• Spesimen harus bebas dari feses
• Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila tidak segera:
urin harus dimasukan dalam lemari pendingin
Alasan:
• Bila urin berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka
kristal urin dan sel darah merah akan lisis/hancur serta berubah menjadi
alkalin.
Penyimpanan

Bila tidak dapat diperiksa dengan segera, urin


harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin
berada dalam suhu ruangan untuk periode waktu
lama maka kristal urin dan sel darah merah akan
lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.
Urin Tengah (clean-catch or midstream urin
specimen)
• Untuk pemeriksaan kultur urin: untuk mengetahui
mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran
kemih
• Cara lain bila tidak menggunakan kateter lebih
berisiko menyebabkan infeksi.
• Perlu mekanisme khusus agar spesimen yang
didapat tidak terkontaminasi.
Metode Pengambilan

• Bersihkan area meatus urinarius dengan sabun dan air atau


dengan tisue khusus lalu keringkan
• Buang urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong
dan mengeluarkan bakteri yang ada didistal
• Tampung urin yang ditengah. Hati-hati memegang wadah
penampung agar wadah tersebut tidak menyentuh permukaan
perineum.
• Jumlah yang diperlukan 30-60mL
Urin Tampung (timed urin specimen)

• Ada pemeriksaan urin yang memerlukan seluruh produksi urin yang


dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2
jam – 24 jam.
• Urin tampung
• Disimpan di lemari pendingin
• Diberi preservatif (zat aktif tertentu)
y
Lo
go
Urin postprandial

 Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap


glukosuria
 Merupakan urin yang pertama kali dilepaskan 11/2 -3 jam
sehabis makan.
 Urin pagi tidak baik untuk pemeriksaan penyaring terhadap
adanya glukosuria.

www.themeg
allery.com
Pemeriksaan Spesimen : Feses
• Alergi atau peradangan pada saluran pencernaan. Misalnya, alergi
susu pada bayi.
• Infeksi yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, atau virus yang
menyerang saluran cerna.
• Perdarahan di saluran pencernaan.
• Mengalami gejala-gejala gangguan saluran cerna, seperti mual,
muntah, perut kembung, nyeri atau kram perut, demam, serta diare.
• Sebagai pemeriksaan penyaring kanker usus besar dengan melihat ada
atau tidaknya darah pada tinja.
• Gangguan penyerapan gizi atau sindrom malabsorbsi.
• Membantu dalam mengidentifikasi penyakit hati, pankreas, atau saluran
pencernaan. Dalam kondisi ini, dokter akan memeriksa enzim pada tinja
pasien untuk memastikan normal atau tidaknya fungsi pankreas.
Sebelum pengambilan spesimen, perawat perlu mengingatkan
klien akan hal-hal berikut:
• Hindari pemeriksaan feses jika mengalami
siklus menstruasi atau perdarahan aktif yang
disebabkan oleh wasir.
• Jangan menggunakan sampel tinja yang telah
jatuh ke dasar kloset, terkena urine atau
peralatan di kamar mandi.
• Beri tahu dokter jika baru-baru ini menjalani foto
Rontgen yang menggunakan zat kontras
barium. Zat ini dapat mempengaruhi hasil tes.
• Sebelum pemeriksaan, beri tahu dokter
mengenai obat-obat yang sedang digunakan,
termasuk obat resep, obat bebas, herba, atau
suplemen.
Cara Pengambilan
• Gunakan plastik pembungkus untuk mengambil sampel tinja yang kering
atau kertas koran yang diletakkan di kloset saat BAB.
• Pastikan tinja tidak berceceran atau jatuh menyentuh dasar kloset untuk
mencegah kontaminasi.
• Gunakan sendok khusus atau spatula yang disediakan bersama wadah,
untuk mengambil sampel feses kira-kira seukuran biji kurma, dan
pindahkan ke dalam wadah.
• Cegah sampel tinja bercampur bersama urine.
• Setelah sampel tinja terkumpul di dalam wadah, segera masukkan dan
tutup rapat di dalam kantong plastik.
• Cuci tangan dengan air dan sabun sampai bersih. Jangan lupa untuk
menyiram sisa kotoran yang berada di dalam kloset.
• Segera bawa wadah yang berisi sampel feses ke laboratorium,
sebaiknya tidak lebih dari 24 jam untuk mencegah pertumbuhan bakteri
dan mengaburkan hasil pemeriksaan.
Pemeriksaan

• Analisa produk diet dan sekresi saluran cerna.


• Feses mengandung banyak lemak: steatorrhea,
kemungkinan ada masalah dalam penyerapan lemak di
usus halus.
• Bila ditemukan kadar empedu rendah, kemungkinan
terjadi obstruksi pada hati dan kandung empedu.
Pemeriksaan Feses

• Mendeteksi telur cacing dan parasit.


• Pemeriksaan ini dilakukan tiga hari berturut-turut
• Mendeteksi virus dan bakteri
• Untuk pemeriksaan ini diperlukan jumlah feses sedikit untuk
dikultur.
• Hati-Hati Kontaminasi
Pemeriksaan Spesimen : Sputum

• Sputum adalah sekret mukus yang dihasilkan dari


paru-paru, bronkus dan trakea.
• Individu yang sehat tidak memproduksi sputum.
• Klien perlu batuk untuk mendorong sputum dari
paru-paru, bronkus dan trakea ke mulut dan
mengeluarkan ke wadah penampung.
Tujuan Pemeriksaan

• Kultur (menentukan jenis mikroorganisme) dan tes


sensitivitas terhadap obat
• Untuk sitologi
• Mengidentifikasi asal, struktur, fungsi dan patologi sel.
• Spesimen untuk sitologi (mengidentifikasi kanker paru-paru
dan jenis selnya) seringkali dilakukan secara serial 3 kali
dari sputum yang diambil di pagi hari.
Pemeriksaan TBC

• Pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA)


• Serial 3 hari berturut-turut di pagi hari
• Beberapa rumah sakit, menggunakan wadah
penampung khusus untuk pemeriksaan ini.
• Menilai keberhasilan terapi
Cara Pengambilan

• Umumnya pagi hari: sputum


yang diakumulasi sejak
semalam.
• Bila klien tidak dapat batuk,
kadangkala diperlukan suksion
faringeal.
• Hati-hati, jangan sampai
mengambil air liur
PEMERIKSAAN SPESIMEN DARAH

• Tes darah merupakan pemeriksaan sampel darah yang


diambil dari tusukan pada jari atau
melalui pembuluh darah di bagian tubuh tertentu, seperti
lengan dengan menggunakan jarum.
• Tes darah bertujuan untuk mendeteksi penyakit, mengetahui
fungsi organ, mendeteksi racun, obat, atau zat tertentu, dan
memeriksa kondisi kesehatan secara keseluruhan.
TEMPAT PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH

• Ujung jari tangan (Darah Kapiler).


• Digunakan apabila mengambil darah dalam jumlah sedikit atau tetesan (dipakai
untuk screning test).

• Lipatan lengan/siku (Darah Vena).


• Digunakan apabila mengambil darah dalam jumlah agak banyak, misalnya : 1 s/d
10 ml.

• Pergelangan tangan (Darah Arteri)


• Digunakan untuk melihat darah yang berasa dari arteri
Alat Dan Bahan

1. Spuit/disposible syringe
2. Blood lancet
3. Karet pengikat lengan/torniquet
4. Kapas
5. Alkohol 70%
Alat Dan Bahan

2. Wadah Spesimen
a) Untuk darah vena, memerlukan wadah/botol terbuat kaca, atau
tetap di dalam spuit.
b) Untuk darah kapiler tidak memerlukan wadah.
c) Wadah dapat berukuran kecil atau ukuran volume 5 ml.
3. Bahan Anti Koagulan
Tempat Pengambilan dan Volume Spesimen

• Ada 2 (dua) tempat pengambilan spesimen darah, yaitu:


• Ujung jari tangan (Darah Kapiler). Digunakan apabila
mengambil darah dalam jumlah sedikit atau tetesan
(dipakai untuk screning test).
• Lipatan lengan/siku (Darah Vena). Digunakan apabila
mengambil darah dalam jumlah agak banyak, misalnya :
1 s/d 10 ml.
Cara pengambilan darah vena:
1. Terangkan pada pasien tentang prosedur yang akan dilakukan, posisi pasien bisa duduk atau
berbaring

2. Siapkan alat-alat yang diperlukan

3. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

4. Pilih bagian yang akan dilakukan penusukan :

• Pada area antecubiti lengan

• Pengepalan tangan pasien membantu penampakan vena

• Palpasi membantu merasakan ukuran, kedalaman dan aliran vena

• Pilih vena yang besar dan tidak mudah bergerak


Cara pengambilan darah vena:
5. Pasang tourniquet 7,5 – 10 cm di atas bagian tusukan vena, harus pas :
• terlalu ketat : darah tidak keluar
• terlalu longgar : tidak efektif
• terlalu lama : (> 1 menit) hemokonsentrasi / stasis vena.
6. Desinfeksi area venipuncture pakai kapas alkohol dengan gerakan memutar
dari tengah ke tepi, biarkan 30 detik untuk pengeringan alkohol.
Cara pengambilan darah vena:

7. Menusukkan jarum ke dalam vena

• Posisi lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 15 - 30.

• Selama jarum di dalam vena usahakan gerakan seminimal mungkin

• Segera lepaskan tourniquet setelah darah mengalir, kecuali vena kolaps

• Tarik perlahan-lahan penghisap dan biarkan spuit terisi darah.

8. Lepaskan jarum perlahan-lahan dan pasang penutup jarum, segera tekan tempat
tusukan dengan kapas selama 3-5 menit, kemudian plester bagian tsb dan lepas
setelah 15 menit.
Cara pengambilan darah vena:
9. Pemindahan darah dari spuit ke tabung/botol :

• Lepaskan jarum dari spuit, hati-hati jangan sampai darah keluar.

• Masukkan darah ke dalam botol atau tabung secara perlahan sesuai dengan pemeriksaan
laboratorium yang dibutuhkan.

10. Buang spuit dan jarumnya ke wadah pembuangan khusus

11. Ucapkan terima kasih kepada pasien dan berikan informasi yang diperlukan :

• Kapan boleh makan kembali

• Petunjuk khusus, misalnya glukosa 2 jam PP

12. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.


Pengiriman Spesimen Darah
1) Setelah spesimen terkumpul masing-masing dalam wadah/botol
kecil, kemudian dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar
dengan diberi es sebagai pengawet sementara (cool box).
2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah
terbalik atau tumpah.
3) Wadah diberi label yang berisi tentang identitas yang meliputi :
tanggal pengiriman, jenis dan jumlah sampel, jenis pemeriksaan
yang diminta, jenis pengawet, dan tanda tangan pengirim.
4) Transportasi pengiriman harus secepat mungkin sampai ke
laboratorium, pengiriman spesimen maksimum 3 hari.
Thank’s for attention

Anda mungkin juga menyukai