Puput Sri Utami (1617101065) Pendekatan perilaku ini pertama kali dipelopori oleh J.B. Watson, pendekatan ini cukup banyak mendapat perhatian dalam psikologi diantara tahun 1920- 1960. Dan kemudian dikembangkan oleh para ahli seperti B.F. Skinner dan melahirkan banyak sub aliran. Pendekatan perilaku ini beranggapan bahwa pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S-R atau suatu kaitan yang dinamakan tanggapan (response), dan lingkungan kedalam unit rangsangan (stimuli). Ini berarti tingkah laku seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Didalam pendekatan perilaku terdapat teori- teori yang menjelaskan mengapa fenomena sosial yang diutarakan dalam pendekata perilaku dapat terjadi. Beberapa teorinya antara lain: 1. Teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory). 2. Teori pertukaran sosial (Social Exchange Theory). Pada tahun 1941 dua orang psikolog, Neil Miller dan Jhon Dollard, melaporkan hasil percobaan mereka bahwa peniruan (imitation) di antara manusia tidak disebabka oleh unsur insting atau program biologis. Penelitian kedua orang tua tersebut mengindikasikan bahwa kita belajar (learn) meniru perilaku orang lain. Artinya peniruan tersebut merupakan hasil dari satu proses belajar, bukan bisa begitu karena insting. Proses belajar tersebut oleh Miller dan Dollard dinamakan sosial learning (pembelajaran sosial). Tokoh-tokoh yang mengembangkat teori pertukaran sosial antara lain adalah psikolog Jhon Thibaut dan Harold Kelley (1964). Berdasarkan teori ini, kita masuk kedalam hubungan pertukaran dengan orang lain karena darinya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita. Seperti halnya teori pembelajaran sosial, teori pertukaran sosial pun melihat antara perilaku dengan lingkungan terhadap hubungan yang saling mempengaruhi (reciprocal). Dalam hubungan tersebut terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit). Pendekatan perilaku dalam asesmen terpusat pada mengidentifikasi perilaku spesifik klien atau sistem lingkungan yang mungkin memerlukan perubahan. Landasan asesmen perilaku adalah perspektif perilaku dimana pemfungsian manusia dilihat sebagai produk dari interaksi yang terus menerus antara pribadi dan situasi. Ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan asesmen, antara lain: 1. Interview 2. Tes 3. Observasi 4. Life Record Terapiperilaku, seperti juga asessmen perilaku, mempunyai daya tarik yang besar dengan alasan berupa ada dan jelasnya pendekatan ilmiah dalam kegiatan ini. Dalam kasus ini terapi perilaku didefinisikan sebagai metodologi klinis empiric, dengan ciri-ciri berikut : 1. Keterbukaan 2. Keyakinan 3. Komitmen Terdapat beberapa jenis terapi perilaku yang banyak digunakan orang, yaitu relaksasi, desentisasi sistematis, pembiasaan operan, modeling, pelatihan asersi, pelatihan aversif, dan biofeedback. TERIMAKASIH