Anda di halaman 1dari 19

Pertemuan 1 dan 2

FILSAFAT PENDIDIKAN

Oleh:
Dr. Samino, M.M.
1. Dosen FKIP dan Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Wakil Ketua Majelis Tabligh
PW Muhammadiyah Jawa Tengah
FILSAFAT MENUJU
FILSAFAT PENDIDIKAN
• Untuk mengkaji atau mempelajari “Filsafat
Pendidikan” harus dimulai terlebih dahulu
mempelajari tentang “Filsafat” itu sendiri.
• Khususnya yang berkaitan dengan makna
filsafat, obyek filsafat dan metode filsafat , ciri-
ciri filsafaat, dan manfaat mempelajari filsafat,
(merupakan kajian awal dan umum).
• Selanjutnya secara khusus baru kita pelajari
“Filsafat Pendidikan”
I. Makna Filsafat
Menurut Surajiyo (2009:1) secara etimologi kata
filsafat, yg dalam bhs Arab dikenal dg istilah
falsafah dan dlm bhs Inggris di kenal dg istilah
philoshophy adalah dari bhs Yunani philoshophia
terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love)
dan shopia yang berarti kebijaksanaan (wisdom),
sehingga scr etimologi istilah filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love 0f wisdom) dalam arti yg
sedalam-dalamnya. Dengan demikian, seorang
filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.
Selanjutnya…
• Secara terminologi, menurut Surajiyo (2009: 4)
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
segala sesuatu yg ada secara mendalam dengan
menggunakan akal sampai pd hakikatnya. Filsafat
bukan mempersoalkan gejala-gejala atau
fenomena, tetapi yg dicari adalah hakikat dari
sesuatu fenomena.
• Hakikat adalah suatu prinsip yg menyatakan
“sesuatu” adalah “sesuatu” itu adanya.
• Filsafat mengkaji sesuatu yang ada dan yang
mungkin ada secara mendalam dan menyeluruh.
Jadi filsafat merupakan induk segala ilmu.
Selanjutnya menurut Susanto….
• Philosophia memiliki akar kata philien yang
berarti mencintai dan shopos yang berarti
bijaksana. Jadi berarti mencintai hal-hal yang
bersifat bijaksana.
• Filsafat berarti cinta kebijaksanaan, dan orang
yang yg berusaha mencari kebijaksanaan atau
pengetahuan tsb disebut dg filsof atau filosof.
Lanjutan…

• Menurut Istilah, Susanto (2011: 6) memberikan


batasan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang berupaya mengkaji tentang masalah-masalah
yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu,
baik yang sifatnya materi maupun immateri secara
sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu
yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip
kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis,
mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah
dalam kehidupan manusia.
II. Obyek Filsafat
• Obyek filsafat menurut para ahli terdiri dari
obyek material dan obyek formal. Obyek adalah
sesuatu yang menjadi bahan kajian dari suatu
penelaahan atau penelitian tentang
pengetahuan.
1. Obyek material: segala sesuatu yang ada dan
yang mungkin ada. Sains obyeknya empiris dan
filsafat menyelidiki secara abstraks.
2. Obyek formal: membahas obyek materialnya
sampai ke hakikat atau esensi dari yg
dibahasnya. (Susanto. 2011: 11 – 13).
Menurut Surajiyo (2009: 5 – 7);
1. Obyek material filsafat:
Setelah meneropong berbagai pendapat para ahli,
ditarik kesimpulan bahwa obyek material dari
filsafat sangat luas mencakup segala seuatu yang
ada.
2. Obyek formal filsafat:
Sudut pandangan yang menyeluruh, secara umum
sehingga dapat mencapai hakikat dari obyek
materialnya. Dalam ilmu-ilmu lain obyek formalnya
membatasi diri, sedangkan pada fisafat tidak
membatasi diri. Obyek formalnya membahas
obyek materialnya itu sampai ke hakikat atau
esensi dari yang dihadapi.
III. Metode Filsafat
• Banyak metode yang digunakan oleh para ahli
dalam filsafat. Hal tsb sangat tergantung pada tokoh
masa itu, shg sejarah perkembangan sangat
mempengaruhi metode yg digunakan.
• Menurut Anton Bakker (dalam Surajiyo. 2009: 8 – 9)
terdapat 10 metode, sbb:
1. Metode Kritis: Sokrates, Plato.
2. Metode Intuitif: Plotinus, Bergson.
3. Metode Skolastik: Aristoteles, Thomas Aquainas,
Filsafat abad pertengahan.
4. Metode Geometris: Rene Descartes dan
pengikutnya.
Metode selanjutnya…

5. Metode empiris: Hobbes, Locke, Berkeley,


David Hume.
6. Metode Transendental: Immanuael Kant, neo
skolastik.
7. Metode Fenomenologis: Husserl,
Eksistensialisme.
8. Metode Dialektis: Hegel, Marx.
9. Metode Neo Positivistis.
10.Metode Analitika Bahasa: Wittgenstein.
IV. Ciri-ciri Filsafat
o Menurut Surajiyo (2009: 13); berdasarkan kajian
pendapat ahli, filsafat memiliki ciri-ciri sbb:
1. Menyeluruh: tidak terbatas hanya satu sudut pandang
saja, filsafat ingin mengetahui hubungan ilmu yg satu dg
berbagai ilmu lainnya.
2. Mendasar: mendalam sampai hasil yg fondamental atau
esensial shg dapat dijadikan berpijak segenap nilai dan
keilmuan.
3. Spekulatif: dapat dijadikan dasar bagi pemikiran
selanjutnya.
o Selanjutnya menurut Ali Mudhofir disebutkan
bercirikan: radikal, universal, konseptual, koheren
dan konsisten, komprehensif, bebas, dan
bertanggungjawab.
V. Manfaat Mempelajari Filsafat,

• Menurut Susanto (2011: 17-19) maanfaat mempelajari


filsafat sbb:
1. Filsafat telah mengajarkan untuk lebih mengenal diri
sendiri scr totalitas, shg dpt dicapai hakikat manusia itu
sendiri dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya.
2. Filsafat mengajarkan ttg hakikat alam semesta,
menyusun suatu sistem pengetahuan yg rasional dlm
rangka memahami sgl sesuatu, termasuk diri manusia.
3. Filsafat mengajarkan tentang hakikat Tuhan, shg
membantu manusia untuk membangun keyakinan
keagamaan atas dasar yg matang scr intelektual.
Untuk memperluas wawasan baca pendapat ahli yang lain,
terutama para fisuf.
BUKU RUJUKAN WAJIB

• Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan.


Bandung: Refika Aditama.
• Jalaluddin & Idi, Abdullah. 2007. Filsafat
Pendidikan: Manusia, Filsafat, dan
Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.
BUKU RUJUKAN PENDUKUNG

• Frondizi, Resieri. 2001. Pengantar Filsafat Nilai (Terjemahan


oleh: Cuk Ananto Wijaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

• Gandhi, Teguh Wangsa. 2011. Filsafat Pendidikan: Madzab-
Madzab Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

• Suhartono, Suparlan. 2007. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media Group.

• Knight, George R. 2007. Filsafat Pendidikan (Terjemahan oleh:
Mahmud Arif). Yogyakarta: Gama Media.

• Muslih, Muhammad. 2005. Filsafat Umum: Dalam Pemahaman
Praktis. Yogyakarta: Belukar.

MAKNA FILSAFAT PENDIDIKAN
• Menurut beberapa ahli (dalam Muhmidayeli. 2011:
35) sebagai berikut:
1. OmarMohammad al-Toumy al-Syaibany; filsafat
pendidikan adalah pelaksanaan pandangan filsafat
dan kaidah-kaidah filsafat daalam bidang
pengalaman kemanusiaan yaang disebut dengan
pendidikan.
2. M. Arifin, M,Ed.; filsafat pendidikan adalah upaya
meemikirkan permasalahan pendidikan.
3. AliKhalil Abu al-Ainain; filsafat pendidikan adalah
upaya berpikir filosofis tentang realitas
kependidikan dalam segala lini, shg melahirkan
teori-teori pendidikan yg berguna bagi kemajuan
aktivitas pendidikan itu sendiri.
Muhmidayeli menyimpulkan sbb:
• Filsafat pendidikan dalam upaya menerapkan
kaidah-kaidah berpikir filsafat dalam ragam
pencarian solusi berbagai ragam problem
kependidikan yang akan melahirkan pemikiran
utuh tentang pendidikan yang tentunya
merupakan langkah penting dalam menemukan
teori-teori tentang pendidikan.
• Hal ini sangat penting untuk menentukan araah
gerak semua aktivitas pendidikan.
Beberapa ahli (dalam Jalaluddin dan Idi.
2007: 19 – 21) sbb:
1. John Dewey; filsafat pendidikan merupakan
suatu pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik yg menyangkut daya pikir
(intelektual) maupun daya perasaan
(emosional), menuju tabiat manusia.
2. Imam Barnadib; filsafat pendidikan
merupakan ilmu yang pada hakekatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-2 dalam
bidang pendidikaan.
Menurut Gandhi HW (2011: 84);
• Setelah mengkaji makna filsafat pendidikan da ri
berbagai ahli Ia menyatakan bahwa: “Filsafat
pendidikan tidak lain adalah penerapan upaya
metodis filsafat untk mempersoalkan konsepsi-2 yg
melandasi upaya-2 manusia di dalam membangun
hidup daan kehidupannya untuk menjadi semakin
baik dan berkualitas. Sedangkan upaya-2 filsafat dlm
mempersoalkan adalah guna mengarahkan
penyelenggaraan pendidikan pada kondisi-2 etika yg
diidealkan. Dlm makna lain, filsafat pendidikan
adalah flsifikasi pendidikan, baik dlm makna teoritis
konseptual maupun makna praktis-pragmatis yg
menggejala.
PEMBELAJARAN YAD

Menuju pertemuan 3 dan 4 berikutnya ttg;


• Kegunaan Filsafat Pendidikan,
• Ruang lingkup Filsafat Pendidikan,
• Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan

SELAMAT BELAJAR LEBIH MENDALAM!

Anda mungkin juga menyukai