Anda di halaman 1dari 13

Pengertian sosiologi

Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau telah mengalami
perkembangan yang cukup lama, setiap manusia mengenal kebudayaan
dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup yang
telah menarik perhatian. Pemikiran terhadap masyarakat lambat laun
mendapat bentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan yang kemudian
dinamakan sosiologi, pertama kali terjadi di Eropa.
Pada abad 19 Auguste Comte menulis beberapa buah buku yang berisikan
pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia
beranggapan saatnya telah tiba bahwa sumua penelitian terhadap
permasalahan kemasyarakatan dan gejala-gejala masyarakat memasuki
tahap akhir, yaitu tahap ilmiah.Aguste Comte memperkenalkan sosiologi
sebagai ilmu pengetahuan kemasyarakatan.

secara etimologis sosiologi berasal dari kata Latin, socius yang berarti
kawan dan kata Yunani, logos yang berarti kata atau berbicara. Jadi,
sosiologi dapat diartikan dengan berbicara mengenai masyarakat.
Sifat sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan karena memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Sosiologi bersifat empiris: Didasarkan pada realitas di lapangan, tidak
spekulatif.
2. Sosiologi bersifat teoritis: Disusun secara sistematis dengan abstraksi.
3. Sosiologi bersifat kumulatif: Memperhitungkan, mengevaluasi,
memperbaiki studi sosiologis yang sudah ada sebelumnya.
4. Sosiologi bersifat non-etis: Tidak menilai benar atau salah, mengkaji
apa yang senyatanya, bukan apa yang seharusnya.
Sosiologi kemudian didefinisikan oleh beberapa para ahli.
Berikut adalah definisi dan pengertian sosiologi menurut beberapa ahli:
1. Pitirim Sorikin

Pitirim Sorikim mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial
(gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi)
dengan gejala lainnya (non-sosial).
2. Soejono Sukamto
Soejono Sukamto mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang memusatkan
perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha
untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
3. Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang kategoris,
murni, abstrak, berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional,
empiris, serta bersifat umum.
Kesimpulan pengertian sosiologi
Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal
sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat
4. Bierens de Haan
Bierens de Haan adalah seorang ilmuwan Belanda.
Bierens de Haan mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.
5. Malcolm Waters
Malcolm Waters mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu disiplin akademik
yang mapan, karena dua hal yaitu tradisi teori yang luas dan usaha keras
metodologinya. Hal ini menunjukkan bahwa sosiologi memiliki konotasi yag
sangat luas.
6. L. Laeyendecker
L. Laeyendecker mengatakan bahwa sosiologi adalah pemikiran sistematis
tentang kehidupan bersama manusia, dan merupakan gejala sosial. Sosiologi
bukan saja berkaitan dengan gagasan-gagasan, nilai-nilai dan norma yang ada di
dalam masyarakat, tetapi juga struktur ekonomi dan sosial, pembagian
kekuasaan dan stratifikasi sosial. Sifat dan isi sosiologi sangat mencerminkan
sifat masyarakat dari ilmu itu dipelajari.
7. Emile Durkheim
Emile Durkheim mengatakan bahwa sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak,
berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut
memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
BAB IX
MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT
SOSIOLOGI
A. Pengantar
Masalah sosial menyangkut nilai sosial yang mencakup pula segi moral. Karena
untuk dapat mengklasifikasikan suatu persoalan sebagai masalah sosial, harus
digunakan penilaian sebagai pengukurannya. Apabila suatu masyarakat
menganggap sakit jiwa, bunuh diri,perceraian sebagai masalah sosial,
masyarakat tersebut tidak semata-mata menunjuk pada tata kelakuan yang
menyimpang. Akan tetapi, sekaligus juga mencerminkan ukuran umum
mengenai segi moral.
B. Masalah Sosial, Batasan dan Pengertian
Masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral. Masalah tersebut
merupakan persoalan karena menyangkut tata kelakuan yang immoral,
berlawanan dengan hukum dan bersifatmerusak. Oleh sebab itu , masalah-
masalah sosial tak akan mungkin ditelaah tanpa mempertimbangkan ukuran-
ukuran masyarakat mengenai baik atau buruk. Sosiologi menyangkuut teori
yang hanya dalam batas tertentu menyangkut nilai sosialdan moral, yang
terpokok adalah aspek ilmiahnya.
C. Klasifikasi Masalah Sosial dan Sebab-sebabnya
Klasifikasi masalah sosial yaitu:
1. ekonomis
2. biologis
3. biopsikologis
4. kebudayaan
Klasifikasi yang berbeda mengadakan penggolongan atas dasar kepincangan-kepincangan
dalam warisan fisik, warisan biologis, warisan sosial, dan kebijaksanaan sosial. Klasifikasi ini
lebih luas ruang lingkupnya daripada klasifikasi yang terdahulu
D. Ukuran – ukuran sosiologis terhadap Masalah Sosial
Ukuran dalam sosiologi suatu masalah merupakan masalah sosial adalah :
1. Tidak adanya kesesuaian antara ukuran/nilai-nilai sosial dengan tindakan-tindakan sosial
2. Sumber-sumber sosial dari masalah sosial
3.Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala sosial atau
tidak, tergantung dari karakteristik masyarakatnya
4. Manifest social problems dan latent social problems
5. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
6. Sistem nilai dan dapatnya suatu masalah sosial diperbaiki
E. Beberapa Masalah Sosial Penting
Beberapa masalah sosial yang penting adalah :
1. Kemiskinan(tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dan tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental/fisik)
2. Kejahatan
3. Diorganisasi keluarga(perpecahan dalam keluarga sebagai unit)
4. Masalah generasi muda
5. Peperangan
6. Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
7. Masalah kependudukan
8. Masalah lingkungan
9. Birokrasi
F. Pemecahan Masalah Sosial
Ada metode-metode dalam pemecahan masalah yaitu, metode yang bersifat
preventif dan represif. Metode preventif lebih sulit dilaksanakan karena harus
didasarkan pada penelitian yang mendalam. Metode represif lebih banyak
digunakan, artinya, setelah suatu gejala dapat dipastikan sebagai masalah
sosial, baru diambil tindakan untuk mengatasinya.
G. Perencanaan Sosial( Social Planning)
Menurut sosiologi, suatu perencanaan sosial harus didasarkan pada
pengertian yang mendalam tentang bagaimana kebudayaan berkembang
dari taraf yang rendah ke taraf yang modern dan kompleks dimana dikenal
industri, peradaban kota. Selain itu, harus pula ada pengertian terhadap
hubungan manusia dengan alam sekitar, hubungan antara golongan dalam
masyarakat dan pengaruh-pengaruh penemuan baru terhadap masyarakat
dan kebudayaan.
Menurut Ogburn dan Nimkoff, prasyarat suatu perencanaan sosial yang
efektif adalah:
1. Adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup suatu
sistem ekonomi di mana telah dipergunakan uang, urbanisasi yang teratur,
inteligensia di bidang teknik, ilmu pengetahuan dan suatu sistem
administrasi yang baik
2. Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisis yang baik
3. Terdapatnya sikap publik yang baik terhadap usaha-usaha
perencanaan sosial
4. Adanya pimpinan ekonomis dan politik yang progresif.
H. Tokoh-tokoh yang Memengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi
Tokoh-tokoh yang Memengaruhi Perkembangan Ilmu Sosiologi diantarnya :
1. Auguste Comte(1798-1857)
Auguste Comte, berasal dari perancis, merupakan bapak Sosiologi yang pertama memberi nama
pada ilmu tersebut, walaupun ia tidak menguraikan secara rinci masalah yang menjadi objek
sosiologi, tetapi ia mempunyai anggapann bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu
social statistics dan social dynamics. Hasil karya Comte yang terutama adalah:
a. The Scientific Labors Necessary for Reorganization of Society(1822)
b. The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840)
c. Subjective Synthesis(1820-1903)
2. Herbert Spencer(1820-1903)
Dalam bukunya yang berjudul The Principles of Sosiology(3 jilid 1877), Spencer menguraikan
materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Spencer mengatakan bahwa objek sosiologi yang
pokok adalah keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Yang sekunder adalah
asosiasi, masyarakat setempat, lapisan sosial, serta penelian terhadap kesenian dan keindahan.
Hasil karyanya yang terkenal yaitu :
a. Social Statistics(1850)
b. Principles of Psychology(1955)
c. Principles of Biology( 2 jilid, 1864 dan 1961)
d. Principles of Ethics(1953-1893)
3. Emile Durkheim(1858-1917)
Menurut Emile, sosiologi meneliti lembaga-lembaga dalam masyarakat
dan proses sosial. Hasil karyanya yang terkemuka yaitu :
a. The Social Division of Labor(1893)
b. The Rule of Sociology Method(1895)
c. The Elementary Forms of Religious Life (1912)
4. Max Weber
Max Weber,seoarng Jerman, berusaha memberikan pengertian
mengenai manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya
interaksi sosial.
Karyanya antara lain:
a. The History of Trading Companies During the Moddle Ages(1889)
b. Economy and Society(1920)
c. Collected Essays on Sociology of Religion ( 3 jilid 1921)
5. Charles Horton Cooley(1864-1929)
Seorang Amerika, Charles Horton, mengembangkan konsepsi mengenai
hubungan timbal balik dan hubungan yang tidak terpisahkan antara
individu dengan masyarakat.
Hasil karyanya sebagai berikut:
a. Human Nature and Social Order(3 jilid 1902)
b. Social Organization(1909)
c. Social Process(1918)
6. Georg Simmel (1858-1918)
Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan khusus,
yaitu satu-satunya ilmu pengetahuan analistik yang abstrak diantara
semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan.
Diantara hasil-hasil karyanya, yaitu :
a. Concerning Social Differentiation(1890)
b. Sociology, studies of the Forms of Socialization(1908)
c. Basic Problems of Sociology ( 1917)
I. Manfaat Penelitian Sosiologis bagi Pembangunan
1. Pengantar
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang
dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu . Proses pembangunan
terutama bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, baik secara spiritual,
maupun material.
2. Manfaat Penelitian Sosiologis bagi Pembangunan
Apabila pembicaraan mengenai manfaat penelitian sosiologis dibatasi pada kaitannya
dengan tahap-tahap pembangunan, pada tahap perencanaan di perlukan data yang relatif
lengkap, data tersebut mencakup hal sebagai berikut:
a. Pola interaksi sosial
b. Kelompok-kelompok sosial yang menjadi bagian masyarakat
c. Kebudayaan yang berintikan pada nilai-nilai
d. Lembaga-lembaga sosial
e. Stratifikasi sosial
Hal ini penting untuk dapat mengidentifikasikan pihak yang dapat dijadikan pelopor
pembangunan atau panutan bagi pembangunan.
Pada tahap penerapan atau pelaksanaan, perlu diadakan identifikasi terhadap kekuatan
sosial. Dalam tahap penerapan atau pelaksanaan, penelitian mengenai perubahan sosial juga
penting. Pada tahap evaluasi dapat diadakan penilaian dengan menggunakan beberapa ilmu
pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai