Anda di halaman 1dari 57

PENYAKIT PARASIT

HEWANI

Oleh:
dr. Dewi Lastya sari, M.Ked(DV), Sp.DV
Pedikulosis
PEDIKULOSIS

 Nama Lain : kutu, tuma, caplak

 Infeksi pada kulit/rambut yang disebabkan oleh


Pediculus

 Klasifikasi :
 Pedikulosis Kapitis
 Pedikulosis Korporis
 Pedikulosis Pubis
Pedikulosis Kapitis

Definisi
• Infeksi kulit & rambut kepala yang disebabkan oleh
Pediculus humanus var. capitis

Epidemiologi
• Sering dijumpai pada anak-anak
• Perempuan > laki-laki
• Usia 3 – 12 tahun
• Hunian padat, hygine buruk, musim panas

Transmisi
• Kontak langsung, Perantara benda
Pedikulosis Kapitis

Etiologi
• Pediculus humanus var. capitis
• Uk. 1.2 mm – 3.2 mm (betina), jantan lebih kecil &
sedikit
• Tidak bersayap
• Warna: abu-abu s/d kemerahan
• Telur → Larva → Nimfa → Dewasa
• Telur disepanjang rambut
• Life span 30 hari
• Bertahan 2 – 4 hari diluar kulit kepala
Pedikulosis Kapitis

Patogenesis

• Kutu pada kulit kepala → hisap darah → sekresi air liur


→ gatal → garukan → erosi, ekskoriasi → infeksi sekunder
→ pika pelonika (Pus, Krusta) → kepala berbau busuk

Manifestasi klinis
• Kelainan kulit → gatal & garukan pada daerah oksiput,
temporal, seluruh kepala
• Erosi & ekskoriasi → infeksi sekunder (pus & krusta)
• Infeksi sekunder berat → plika pelonika & KGB membesar
• Telor dan kutu pada rambut
Pedikulosis Kapitis

Diagnosis banding
• Tinea kapitis
• Dermatitis seboroika

Terapi
• Malathion 0.5 % - 1% topikal
• Gamabenzen Heksaklorida (Gamexane) 1%
• Emulsi benzil benzoat 25 %
• Infeksi sekunder → cukur rambut + antibiotik (topikal &
sistemik
Pedikulosis Korporis

Definisi
• Infeksi pada kulit yang disebabkan oleh Pediculus
humanus var. corporis

Epidemiologi
• Orang dewasa ~ hyginitas buruk,
gelandangan/pengembara (vagabond disease)

Transmisi
• Melalui pakaian yang tidak dicuci
• Kontak langsung (bulu dada)
Pedikulosis Korporis

Etiologi

• Disebabkan oleh infeksi dari pediculus


humanus var. corporis
• Betina 1.2 – 4.2 x 0.6 – 2.1 mm, jantan
lebih kecil
• Warna & siklus hidup = P. humanus var.
capitis
• Hidup pada pakaian tanpa hisap darah
(3 hari)
Pedikulosis Korporis

Manifestasi klinis
• Gatal setempat (liur & ekskreta), makula
eritema, papul, krusta, ekskoriasi
• Lesi terletak pada tungkai, neck line, aksila,
punggung dan pinggang
• Likenifikasi, hiperpigmentasi (vagabond ds.)
• Bisa terdapat infeksi sekunder, pembesaran
KGB regional
Pedikulosis Korporis

Penunjang

• Telur dan kutu pada serat pakaian

DDx

• Neurotic Excoriation

Terapi
• Krim gameksan 1 %, tipis seluruh badan
• Emulsi benzyl benzoate 25%
• Bubuk malathion 2 %
• Rendam pakaian dengan air panas dan setrika dengan baik
• Infeksi sekunder → antibiotik (sistemik & topikal)
Pedikulosis Pubis

Definisi
• Infeksi rambut dan kulit disekitar pubis oleh Phthirus
pubis

Epidemiologi
• Dewasa, usia dewasa muda
• Anak-anak: alis & bulu mata (blepharitis), batas
rambut atas

Transmisi
• Kontak langsung
• Kontak seksual
Pedikulosis Pubis

Etiologi
• Disebabkan oleh phthirus
pubis
• Ukuran: lebih kecil dan lebih
pipih dari pediculus
• Betina: 1-2 x 1-2 mm, jantan
lebih kecil
• Kutu dapat dilihat secara
kasat mata, namun susah
untuk dilepas karena kepala
masuk ke muara folikel
Pedikulosis Pubis

Manifestasi klinis
• Papul eritema yang tersebar di regio pubis
• Gatal pada region pubis, meluas ke paha, pantat, abdomen
dan dada → bercak abu kebiruan 0.5 cm (macula serulae)
• Gejala patognomonik: black dot → pakaia dalam → krusta
• Pembesaran KGB pada infeksi sekunder
• Kutu dan telur pada rambut pubis

DDx
• Dermatitis seboroika
• Dermatomikosis
Pedikulosis Pubis

Terapi:
 Sama dgn pedikulosis korporis (Gameksan
1 % oint. atau emulsi benzil benzoat 25 %
yang dioleskan dan didiamkan selama 24
jam. Diulangi 4 hari, jika belum sembuh.
 Cukur rambut pubis
 Rebus/setrika pakaian dalam
 Periksa & obati mitra seksual (bila perlu)
Scabies
Scabies

Definisi
• Penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi Sarcoptes scabiei
var. hominis
• Life cycle 30 hari, epidermis kulit

Epidemiologi
• Epidemi terjadi setiap 30 th sekali
• Pada sosial ekonomi rendah
• Hyginetas yang buruk

Transmisi
• Kontak langsung & tidak langsung
Scabies

Etiologi
• Merupakan anggota dari kelas
Arachnida, subclass Acari, ordo
Astigmata, famili Sarcoptidae
• Betina berukuran 0.3-0.4 cm
dan ukuran jantan setengah
dari betina
• Bentuk oval, punggung
cembung, perut rata
• Translusen, putih kotor, tidak
bermata
• Tungau dewasa (4 pasang kaki)
Scabies

Manifestasi klinis

• Muncul pada 4-6 minggu pada


individu yang belum pernah
terinfestasi
• Muncul dalam hitungan hari
pada individu yang sudah
pernah terinfestasi sebelumnya
Scabies

Cardinal sign
• Pruritus nokturna
• Menyerang manusia secara berkelompok
• Terdapat terowongan
• Ditemukan tungau Sarcoptes scabiei

Diagnosis
• Diagnosis dapat ditegakkan dengan menemukan 2
dari 4 tanda kardinal tersebut
• Definitive diagnosis yaitu dengan menemukan
tungau S. scabiei pada lesi
Pustule pada scabies
Infestasi skabies pada sela jari menyebabkan
pembentukan terowongan seperti benang
Skabies menyebabkan papul eritema dan gatal, terutama
di prepusium pada laki-laki
Ekskoriasi multipel akibat infestasi skabies
Terowongan skabies pada telapak tangan
Scabies
Scabies

Efloresensi
• Pada daerah predileksi akan ditemukan
papul atau vesikel dengan ukuran
bervariasi, pada bagian atap akan
tampak lorong-lorong sebagai rumah S.
scabiei = Lesi patognomonis
• Erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi
sekunder muncul akibat garukan
Scabies

Cara menemukan
tungau S. scabiei
• Scrap test
• Burrow ink test
Scabies

Scabies berkrusta
• Dermatosis berkrusta (tangan, kaki,
kuku distrofik, dan skuama yang
generalisata)
• Sangat menular
• Tidak gatal
• Tungau ditemukan dalam jumlah yang
banyak
• Retradasi mental, kelemahan fisis,
gangguan immunologik dan psikosis
Scabies
Scabies

Diagnosis banding

• Prurigo
• Dermatitis
• Pedikulosis korporis
Scabies

Terapi :
1. Sulfur presipitatum 5-10%, tidak efektif terhadap
stadium telur, dapat dipakai pada anak usia dibawah 2
tahun
2. Bensil Benzoat emultion 20-25%, efektif terhadap
semua stadium
3. Gama benzena heksaklorida (gameksan) 1%, efektif
terhadap semua stadium, kontraindikasi pada anak < 6
th dan wanita hamil, serta toksik pada SSP
4. Krotamiton 10 %
5. Permetrin 5 %, efektivitas sama dengan gameksan,
kontraindikasi pada bayi dibawah 2 bulan
6. Ada infeksi sekunder  antibiotika
Scabies

Pencegahan :
Seluruh keluarga harus diobati bersamaan
 Pembersihan lingkungan harus dilakukan secara
simultan
 Disarankan untuk mencuci dan menyetrika
semua material yang pernah berhubungan dengan
infestasi skabies.
 Bersihkan sprei dan lantai
CUTANEOUS LARVA MIGRANS
(creeping eruption, Dermatosis linearis migrans)
Cutaneus Larva Migran

 Radang linier/berbelok (serpigenus), invasi larva cacing


tambang

 Etiologi :
 Invasi larva cacing tambang (Ancylostoma bracilience,
A.caninum)
 Echinococus strongyloides stercoralis
 Dermatobia maxiales
 Lucillia caesar
 Horse bot fly, cattle fly
Faktor Risiko:
• Biasanya pada anak-anak (jalan tanpa alas kaki,
kontak dengan tanah/pasir)

Patofisiologi:
• Penularan  kontak langsung dengan larva yg
infektif
• Gatal  garukan  inf. sekunder
Manifestasi Klinis
• Keluhan: gatal dan panas pada
daerah lesi
• Efloresensi:
• Awal: papul  lesi linier/kelok-
kelok (khas),  2-3 mm,
kemerahan.
• Lesi papul eritematosa 
jam/hari.
• Lanjut: papul menjalar spt benang
berkelok-kelok, polisiklik,
serpiginosa, burrow, dgn P=
beberapa cm.
• Predileksi: tungkai, plantar, tangan,
anus, bokong dan paha, (daerah yg
kontak dgn larva)
Cutaneous larva migrans
Diagnosis:
 Menemukan gambaran khas berupa benang lurus /
berkelok-kelok, menimbul & terdapat papul / vesikel
diatasnya

Diagnosis Banding:
- Scabies
- dermatofitosis
Terapi
1. Anti helmintes spektrum luas
(tiabendazol/mintezol; 50 mg/kg BB/hari 2x
sehari, selama 2 hari)
2. Cryo terapi  CO2 snow (Dry Ice)
3. N2 liquid
4. Semprot kloretil
5. Antihistamin, AB
Filariasis
Filariasis

Etiologi

• Cacing jenis filaria yaitu Wucheria bancrofti atau


Brugia malayi

Hospes perantara

• Nyamuk sebagai vektor

Hospes definitif

• Manusia, kera, dan anjing


Filariasis

Periode Mikrofilaria

• Periodic form : mf jumlah


kecil ditemukan darah
setiap hari, namun
puncaknya adalah malam
hari (jam 10 malam sampai
2 hingga 4 malam hari)
• Subperiodic form : puncak
Mf dari sore hingga jam 8
malam
Filariasis

Manifestasi klinis
• Manifestasi klinis yang bervariasi
• Asymptomatic microfilaraemics menunjukan
adanya microscopic hematuria dan/atau
proteinuria
• Gejala awal: demam , lymphangitis (limbs,
breasts, scrotum), lymphadenitis (femoral,
inguinal, axillary and epitrochlear nodes)
• Orchitis, Lymphocoel, Hydrocoel
• Elephantiasis
Filariasis

Diagnosis:
 Diagnosis pasti: pemeriksaan parasit 
sulit karena cacing dewasa tumbuh di
KGB/pembuluh getah bening yang sulit
dijangkau
 Daerah endemi: berdasarkan klinis
namun ditemukan nya mikrofilaria dalam
darah dapat menjadi kunci penegakan
diagnosis
Filariasis

Diagnosis:
 Mikrofilaria ditemukan pada
pengambilan darah tebal/tipis dengan
pengecatan giemsa atau wright
 Pengambilan spesimen dilakukan pada
puncak sirkulasi mikrofilaria di darah
Filariasis

Terapi Umum:
 Bed rest , pindah ke daerah yang dingin
akan menguangi derajat serangan akut
 Antibiotik dapat diberikan bilamana ada
infeksi sekunder
 Pengikatan di daerah pembendungan
akan mengurangi edema
Filariasis

Terapi khusus:
 WHO : Dietilcarbamazine ( DEC)
6 mg/kgBB/Hari selama 12 hari

Pengobatan ini dapat diulang 1 hingga 6


bulan kemudia bila perlu atau DEC 2
hari/bulan (6-8 mg/kgBB/Hari)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai