tangan pada bagian superior patella dan satu pada bagian inferior o Ibu jari, jari tengah, jari manis, dan jari kelingking digunakan untuk menggerakkan cairan synovial (tangan superior kea rah inferior, tangan inferior kea rah superior) dan jari telunjug digunakan untuk merasakan adanya ketukan patella (patellar tap), o Jika terdapat efusi, patella akan terasa melayang dan memantul kembali ketika ditekan ke bawah • Apprehension Sign. Pemeriksaan ini dilakukan jika dicurigai terjadi dislokasi. Pasien dalam posisi supinasi dengan lutut difleksikan 0 – 30o. Secara perlahan dorong patella kea rah lateral. Positif jika pasien menghentikan/ meminta pemeriksa berhenti melakukan maneuver tersebut. • Pemeriksaan Menisci Posisikan lutut pasien dalam keadaan flexi Tekan meniscus ke arah lateral atau medial Positif jika timbul nyeri • • • Flexi (135o) Satu tangan diletakkan pada lutut, tangan yang lain pada telapak kaki. Pinggul dan lutut difleksikan, tumit digerakkan kea rah gluteus • Extensi (0-15o) Pasien berbaring telentang dengan tungkai lurus Tangan tidak dominan memberikan fiksasi sedikit di sebelah atas lutut bagian dorsal (extensi) atau pada sedikit di sebelah atas lutut bagian ventral (hiperextensi), tangan dominan memegang sidikit di atas pergelangan kaki. Dengan tangan aktif, angkat tungkai bawah hingga maksimal • • Eksorotasi dan Endorotasi Pasien berbaring terlentang dengan lutut fleksi 90°, kaki dorsi fleksi Letakkan tangan tidak dominan memegang tungkai atas pada sedikit di sebelah atas lutut bagian ventral, tangan dominan memegang kaki. Melalui kaki sebagai pengungkit, tangan aktif menggerakkan eksorotasi dan endorotasi hingga maksimal Gerak pasif varus dan valgus (Tes fungsi ligamentum Collateral) Posisi pasien berbaring terlentang dengan lutut fleksi 30°. Letakkan tangan tidak dominan memegang tungkai atas dari medial lutut, tangan dominan memegang tungkài bawah dari luar (varus) atau dari dalam (valgus) sedikit di atas pergelangan kaki . Tangan dominan menggerakkan tungkai bawah ke dalam (varus) dan ke luar (valgus). Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui ada tidaknya rasa nyeri pada lig.collaterale laterae (varus) dan Iig.collaterale mediale (vagus) Tes menilai fungsi ligamentum cruciatum Tes Drawer Pasien dalam posisi supinasi dengan lutut flexi dan telapak kaki rapat pada meja pemeriksaan Genggam bagian proximal tibia dan angkat tibia kea rah anterior kemudian dorong kea rah posterior Pergerakan tibia berlebihan kea rah anterior mengindikasikan terjadinya robekan cruciatus anterior. Pergerakan tibia berlebihan kea rah posterior mengindikasikan terjadinya robekan cruciatus posterior. 1. Tes McMurray a. Posisi pasien telentang dengan panggul ± 110˚ fIeksi, tungkai bawah maksimal feksi. b. Letakkan tangan tidak dominan pada tungkai atas sedekat mungkin dengan lutut, tangan dominan memegang kaki. c. Ekstensikan tungkai bawah disertai dengan tekanan ke valgus dan eksorotasi (positif: provokasi nyeri pada meniscus Iateralis dan bunyi “kIik”) Medial Meniscus d. Ekstensikan tungkai bawah dengan tekanan ke varus dan endorotasi (positif: provokasi nyeri pada meniscus medialis dan bunyi “kIik”) Lateral Meniscus • 2. Tes Apley a. Posisi pasien telungkup dengan lutut fleksi ± 90˚. b. Letakkan kedua tanga pada telapak kaki disertai dengan pemberian tekanan vertikal ke bawah c. Putar kaki ke eksorotasi (kompresi pada meniscus lateralis) dan endorotasi (kompresi pada meniscus medialis), positif bila ada nyeri dan bunyi “kIik”. • • 3. Tes Steinman a. Posisi pasien telentang dengan lutut lurus b. Letakkan tangan dominan pada kaki, tangan lainnya memegang lutut dari arah depan dengan ibu jari memberi tekanan pada celah sendi bagian medial (letak berpindah-pindah) untuk provokasi nyeri tekan. c. Gerakkan tungkai bawah ke arah fleksi dan ekstensi, positif bila ada nyeri tekan yang berpindah letak saat posisi lutut (ROM) berubah.