Anda di halaman 1dari 38

Merupakan suatu keadaan dimana investasi aktiva

tetap dibatasi oleh tersedianya dana yang dapat


diinvestasikan pada suatu periode, atau dengan kata
lain capital rationing adalah suatu proses dimana
manajemen mengalokasikan dana investasi yang
tersedia diantara usulan-usulan investasi modal
yang direncanakan
Capital rationing terjadi pada saat suatu divisi pada perusahaan
multinasional menghadapi pemilihan investasi dengan kendala skala
investasi yang berbeda-beda. Dengan capital rationing itu maka perusahaan
mencoba untuk mencarikan kombinasi usulan investasi yang memberikan
profitabilitas terbesar.

Dengan capital rationing kita mencari kombinasi usulan investasi yang


memberikan net present value yang terbesar. Untuk mengatasi masalah
ini,maka yang harus dilakukan adalah memberikan ranking terhadap proyek-
proyek yang tersedia. Kemudian mengambil keputusan berdasarkan
anggaran investasi yang tersedia. Capital rationing pada umumnya dilakukan
dengan menggunakan IRR atau NPV.

Namun demikian kita tidak harus menerima seluruh usulan yang


memberikan net present value yang positif, tetapi hanya sampai batas dana
yang tersedia habis. Dengan demikian akan meningkatkan harga pasar
saham, karena perusahaan mengambil rate of return yang lebih tinggi.
Pada umumnya langkah-langkah yang perlu
dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi
adalah sebagai berikut :
1. Adanya usulan investasi
2. Memperkirakan aruskas (cash flow) dari usulan
investasi
3. Mengevaluasi profitabilitas investasi dengan
menggunakan beberapa metode penilaian
kelayakan investasi
4. Memutuskan menerima atau menolak usulan
investasi tersebut
adalah perbedaan antara nilai sekarang dari arus kas yang masuk
dan nilai sekarang dari arus kas keluar pada sebuah waktu
periode. NPV biasanya digunakan untuk alokasi modal untuk
menganalisa keuntungan dalam sebuah proyek yang akan
dilaksanakan

Metode NPV merupakan metode yang dipakai untuk menilai usulan


proyek investasi yang mempertimbagkan nilai waktu dari uang
(time value money) sehingga arus kas yang dipakai adalah arus kas
yang telah di diskontokan atas dasar biaya modal (cost of capital)
perusahaan atau tingkat bunga atau tingkat pengembalian yang
diisyaratkan (required of return-RRR)
Metode net value yang digunakan untuk menilai suatu investasi, maka seharusnya kita
menerima investasi yang memiliki net present value yang positif. Dan sebaliknya apabila
net present value yang negative maka seharunya kita menolak investasi tersebut. Hal
yang harus diingat apabila perusahaan merima investasi net present value yang sama
dengan nol, maka perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan, hal itu disebabkan
karena keuntungan riil perusahaan adalah nol. Dengan kata lain keuntungan yang
diperoleh nya cukup untuk biaya modal. Tetapi jika memang tidak ada alternative lain
yang lebih menguntungkan,maka keputusan itu dapat dibenarkan.

Keunggulan :
1. Metode ini memperhitungkan nilai waktu uang
2. Dalam present value method semua aliran kas selama umur proyek investasi
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi.

Kelemahan :
1. Membutuhkan perhitungan yang cermat dalam menentukan tariff Kembalian
investasi.
2. Dalam membandingkan dua proyek investasi yang tidak sama jumlah investasi
yang ditanamkan di dalamnya, nilai tunai aliran kas bersih dalam rupiah tidak
dapat dipakai sebagai pedoman
2. Internal Rate Of Return
Internal Rate Of Return adalah tingkat bunga yang
menyamakan present value aliran kas keluar yang
diharapkan (expected cash outflows) dengan present value
aliran kas masuk yang diharapkan (expected cash inflows)

Tingkat pengembalian internal (internal rate of return)


adalah tingkat bunga yang dapat menjadikan NPV sama
dengan nol, karena NPV arus kas pada tingkat bunga
tersebut sama dengan investasi awalnya. Metode ini juga
memperhitungkan nilai waktu dari uang, sehingga arus kas
yang diterima telah didiskontokan atas dasar biaya modal/
tingkat bunga.
Contoh Kasus

Suatu perusahaan mempunyai peringkat atau ranking usulan investasi menurut besarnya
profitability-index sebagai berikut:

Usulan investasi Dana investasi yang Profitability index


diperlukan ( Outlay )
4 Rp 1.400.000,00 1,18
3 Rp 500.000,00 1,17
6 Rp 800.000,00 1,16
2 Rp 700.000,00 1,16
5 Rp 400.000,00 1,14
1 Rp 600.000,00 1,10

Masing-masing usul investasi tersebut merupakan usul investasi yang tidak tergantung
satu sama lain ( independent project ). Dana investasi yang disediakan untuk tahun
tersebut sebesar Rp 1.700.000,00. Dari data itu kita akan mempunyai berbagai
kombinasi usulan investasi dengan NPV nya sebagai berikut :
Alternative I
kombinasi dari usul-usul investasi 3,6 dan 5 yang memerlukan dana
investasi sebesar Rp 500.000,00 + Rp 800.000,00 + Rp 400.000,00 = Rp
1.700.000,00 dengan keseluruhan NPV :
Usul 3 Rp 500.000,00 (1,17-1,0) = Rp 85.000,00
Usul 6 Rp 800.000,00 (1,16-1,0) = Rp 128.000,00
Usul 5 Rp 400.000,00 (1,14-1,0) = Rp 56.000,00
Rp 1.700.000,00 Total NPV = Rp 269.000,00

Alternative II
Kombinasi dari usul-usul investasi 6 dan 2 yang memerlukan dana
investasi Rp 800.000,00 + Rp 700.000,00 = Rp 1.500.000,00 dengan
keseluruhan NPV :
Usul 6 Rp 800.000,00 (1,16-1,0) = Rp 128.000,00
Usul 2 Rp 700.000,00 (1,16-1,0) = Rp 112.000,00
Rp 1.500.000,00 Total NPV = Rp 240.000,00

Alternative III
Usul investasi 4 yang memerlukan dana investasi sebesar Rp
1.400.000,00 dan mempunyai NPV sebesar
Rp 1.400.000,00 (1,18-1,0) = Rp 252.000,00
Dari hasil perhitungan diatas ternyata alternative I
menghasilkan NPV yang paling tinggi,sehingga dengan
demikian kita akan memilih alternative I yang terdiri dari
usul-usul investasi 3,6 dan 5
Sebagai Negara berkembang Indonesia membutuhkan dana
yang cukup besar untuk melaksanakan pembangunan
nasional. Kebutuhan dana yang besar tersebut terjadi Karna
adanya upaya untuk mengejar ketertinggalan pembangunan
dari Negara-negara maju,baik dikawasan regional maupun
kawasan global. Indonesia masih belum mampu menyiapkan
dana besar tersebut. Disamping berupaya menggali sumber
pembiayaan dalam negeri, pemerintah juga mengundang
sumber pembiayaan luar negeri, salah satu nya adalah
penanaman modal asing langsung (foreign direct investment
= FDI)
Pemerintah sangat memberi perhatiaan pada FDI karena
aliran investasi masuk dan keluar dari negara mereka bisa
mempunyai akibat yang signifikan. Para ekonom
menganggap FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan
ekonomi karena memberi kontribusi pada ukuran-ukuran
ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto
(PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation (GFCF, total
investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo
pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI
mendorong pembangunan karena-bagi negara tuan rumah
atau perusahaan lokal yang menerima investasi itu-FDI
menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk sistem
organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru. Lebih
lanjut, FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang
baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah
dan akses pada teknologi, produk, ketrampilan, dan
pendanaan yang baru.
1. Motif terkait Pendapatan
• Menarik sumber permintaan baru
Suatu perusahaan sering kali mencapai suatu kondisi dimana pertumbuhan dinegara asalnya
menjadi terbatas, mungkin karna persaingan yang ketat. Bahkan meskipun persaingan tidak
ketat pangsa pasar dinegara asalnya mungkin telah mendekati puncaknya. Oleh karena itu
perusahaan dapat mempertimbangkan perusahaan asing yang masih memiliki potensi
permintaan.

• Memasuki pasar yang menguntungkan


Jika perusahaan lain dalam industry terbukti dapat memperoleh laba besar dari pasar lain,
suatu perusahaan multinasional (MNC) mungkin memutuskan untuk melakukan penjualan
pada pasar tersebut. MNC mungkin berencana untuk mengurangi harga saat ini yang
relative tinggi. Masalah utama dalam strategi ini adalah penjual sebelumnya telah ada di
pasar tersebut mungkin akan menghalangi pesaing baru mengambil pangsa pasar dengan
cara menurunkan harga sesaat sebelum pesaing baru masuk ke pasar.

Diversifikasi risiko cara internasional


Karena perekonomian suatu Negara tidak selalu bergerak searah sepanjang waktu, arus kas
bersih dari penjualan produk antar Negara seharusnya lebih stabil dibandingkan dengan
penjualan produk hanya disuatu Negara.
2. Motif terkait biaya

• Memanfaatkan skala ekonomi secara penuh


Perusahaan yang berupaya menjual produk utamanya dipasar baru
mungkin ingin meningkatkan laba dan kekayaan pemegang saham
melalui skala ekonomi (economic of scale memperoleh biaya rata-
rata perunit yang lebih rendah dengan meningkatkan produksi)

• Menggunakan faktor produksi asing yang menguntungkan


Biaya tenaga kerja dan tanah berbeda di setiap Negara, MNC sering
kali berupaya untuk melakukan produksi di lokasi dimana tanah dan
biaya tenaga kerja cukup murah. Karna pasar yang tidak
sempurna,adanya informasi yang tidak sempurna, biaya tertentu
tidak selalu sama antar pasar

• Reaksi terhadap perubahan kurs


Jika perusahaan memperkirakan bahwa mata uang asing dinilai
terlalu rendah, perusahaan mungkin mempertimbangkan untuk
melakukan FDI dinegara tersebut karna investasi awalnya tidak
mahal.
Perusahaan Multinasional (MNC) bersifat oligopolis yang mana pada saat ini
dihubungkan dengan ketidaksempurnaan pasar. Ketidak sempurnaan ini
dapat terjadi di pasar produk dan pasar faktor produksi di pasar keuangan.
Penjelasan tentang MNC ini dapat menggunakan teori organisasi (industrial
organizatioan theory), berdasarkan teori ini perusahaan multinasional
memiliki modal tak terwujud (intangibel capital) dalam bentuk merk dagang,
paten, keahlian pemasaran dan kemampuan organisasionalnya.

Jika modal tidak terwujud dapat diwujudkan dalam bentuk produk tanpa
diperlukan adanya adaptasi, maka ekspor dapat menjadi bentuk penanaman
modal asing yang dipilih untuk melakukan penetrasi pasar. Apabila
pengetahuan perusahaan dalam bentuk produk khusus atau tehnologi yang
dapat ditransfer maka penguasaan pasar luar negeri dapat dilakukan dengan
pemberian lisensi.
1. Melakukan Joint Venture

Melakukan join venture dengan satu atau lebih mitra lokal, Joint venture adalah kerjasama yang
dilakukan oleh perusahaan multinasional dan perusahaan lokal. Join Venture merupakan persekutuan
bebadan hukum yang mengkombinasikan sumber daya yang dimilki oleh masing-masing perusahaan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Keunggulan Joint Venture adalah sebagai berikut ini :
a. Sekutu lokal lebih memahami adat istiadat, kebiasaan dan Lembaga kemasyarakatan dilingkungan
setempat.
b. Akses kepasar modal negara tuan rumah dapat dipertinggi oleh hubungan dan reputasi sekutu
lokal. Sekutu lokal mungkin memilki tehnologi yang cocok untuk lingkungan setempat.

Kelemahan Joint Venture adalah sebagai berikut :


a. Jika salah dalam memilih sekutu maka akan meningkatkan resiko politik yang dihadapi.
b. Dapat terjadi perbedaan pandangan antara sekutu lokal dengan perusahaan.
c. Adanya harga transfer produk atau komponen akan menimbulakn konflik kepentingan antara kedua
belah pihak.
2. Melakukan Marger atau Akuisi dengan perusahaan yang telah eksis.
Akuisi terjadi apabila suatu perusahaan memilki saham biasa perusahaan
lain, atau perusahaan menginvestasikan uangnya dalam jangka panjang
diperusahaan lain.
Keunggulan melakukan merger dan akuisi :
a. Lebih cepat melakukan proses operasi.
b. Tidak perlu menyiapkan manajeman baru karena diperusahaan yang
diakuisi adalah manajemen, tinggal dilihat kinerjanya.
c. Resiko bisnisnya lebih kecil.

Kelemahan melakukan merger dan akuisi`:


a. Membutuhkan dana yang cukup besar.
b. Reaksi politik dari negara tuan rumah mungkin timbul saat perusahaan
lokal diakuisisi perusahaan multinasional.
c. Kesalahan penilaian kinerja perushaan yang akan daiakuisisi
Real Option dalam analisis ROA memiliki pengertian yang serupa
dengan pengertian Opsi dalam manajemen keuangan, yakni
pengakuan hak atas sesuatu namun tidak kewajiban untuk
melakukannya pada harga tertentu selama periode tertentu.
Perbedaan yang paling jelas adalah Real Option biasanya
merupakan suatu tipe fleksibilitas manajerial dalam pengendalian
suatu proyek. Hal itu dimungkinkan karena manajemen menguasai
sepenuhnya suatu proyek dan mereka dapat meningkatkan nilai
proyek berarti pada saat yang sama meningkatkan nilai fleksibilitas
proyek tersebut.
1. Untuk opsi riil, semakin tinggi tingkat volatilitas (ketidakpastian), semakin tinggi
nilai opsi.
2. Setiap prakarsa atau inisiatif yang memiliki tingkat volatilitas tinggi dapat
diterapkan dalam setiap tahapan proyek. Dengan demikian, manajemen dapat
melakukan investasi dalam jumlah minimum pada tahapan awal proyek namun dalam
waktu yang bersamaan manajemen dapat mengumpulkan data dan mempelajarinya.
Hal itu akan memberi kemampuan bagi manajemen untuk mencari solusi terbaik
dalam menghadapi ketidakpastian. Kelak investasi dalam jumlah yang lebih besar
dapat dengan mudah dilakukan dalam lingkungan dengan tingkat volatilitas yang
lebih rendah.
3. Suatu rangkaian prakarsa harus dianalisis berdasarkan sudut pandang portofolio.
Dengan demikian, hasil pencapaian (performa) investasi harus didasarkan pada hasil
keseluruhan proyek dan bukan berdasarkan hasil setiap tahapan (prakarsa).
4. Opsi riil tetap memandang bahwa abandonment adalah sebuah alternatif yang harus
tetap ada; dan bila hal itu terjadi, bukan berarti bahwa mereka yang bertanggungjawab
atas suatu prakarsa tertentu telah gagal.
5. Harus diakui bahwa mencapai target nilai opsi riil adalah tidak mudah. Menentukan
nilai opsi riil bukanlah hal yang utama namun pemahaman akan value driver dan nilai
relatif antara metode ROA dan metoda NPV adalah lebih penting.
Penganggaran modal meliputi seluruh periode
investasi yang mencakup pengeluaran-pengeluaran
(cost) dan manfaat (benefit) yang dikuantifikasi,
sehingga memungkinkan untuk diadakan penilaian
dan membandingkannya dengan alternatif investasi
lainnya.

Penganggaran modal dalam prakteknya


dimaksudkan untuk mengadakan analisis investasi
dari beberapa alternatif investasi yang tersedia,
untuk kemudian menetapkan atau memilih
investasi yang paling menguntungkan
Pentingnya Penganggaran Modal

Terdapatnya beberapa aspek menyebabkan penganggaran modal


mempunyai posisi strategis didalam perencanaan suatu investasi.
Aspek-aspek tersebut diantaranya :

1. Pengaruh jangka panjang

2. Waktu tersedianya aktiva modal

3. Pengumpulan dana
Metode Analisis Penganggaran Modal dan Penerapannya

1. Payback periode
Jangka waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali jumlah modal yang
ditanam, semakin cepat modal dapat diperoleh kembali berarti semakin kecil resiko
yang harus diambil/ dihadapi (Periode waktu yang menunjukkan berapa lama dana yang
diinvestasikan akan bisa kembali)

Kebaikan : sangat mudah diterapkan


Kelemahan :
a. tidak memperhatikan time of money value
b. tidak memperhatikan cash in flow setelah masa payback sehingga tidak bisa
digunakan sebagai alat ukur.

Rumus:
= jumlah investasi * 1 tahun / Proceed (laba tunai rata pertahun)

jika payback periode > umur ekonomis, investasi ditolak


jika payback periode < umur ekonomis, investasi diterima
Contoh :

Suatu rencana investasi membutuhkan investasi, mula-mula


(akuntansi diferensial) sebesar Rp. 80.000.000,- diperkirakan laba
tunai setelah pajak /tahun selama 5 tahun berturut turut yakni : Rp.
23 juta, Rp. 18. Juta, Rp. 21 juta, Rp. 36 juta dan Rp. 25 juta.

Perhitungan pay-back period jika Aliran Kas Masuk Bersih


tiap periode tidak sama :
Tahun Laba Investasi Yang Payback Period
Tunai Ditutup yang Diperlukan
1 Rp. 23 juta Rp. 23 juta 1,0
2 Rp. 18 juta Rp. 18 juta 1,0
3 Rp. 21 juta Rp. 21 juta 1,0
4 Rp. 36 juta Rp. 18 juta 0,5
5 Rp. 25 juta - -
Rp. 80 juta 3,5 tahun

Kesimpulan :
Dalam jangka waktu 3,5 tahun investasi sudah dapat
kembali sebelum masa umur ekonomisnya habis.
2. Net Present Value (NPV)
Metode penilaian investasi yg menggunakan discounted cash flow.
(mempertimbangkan nilai waktu uang pada aliran kas yg terjadi sekarang
dengan arus kas keluar yang akan diterima pada masa yang akan datang).

Kebaikan :
a. memperhitungkan time value of money
b. memperhitungkan seluruh cash flow selama usia investasi
Kelemahan :
dalam membandingkan dua investasi yang sama modalnya, nilai tunai netto
tidak dapat digunakan sebagai pedoman.
Rumus :
NPV = PVNCF – PVNOL

Langkah – langkah :
a. Tentukan discount rate yang digunakan berdasarkan biaya modal atau
Required Rate Of Return.
b. Menghitung present value dari net cash flow.
c. Menghitung present value dar net outlay.
d. Menghitung present value dengan mengurangkan PVNCF dengan PVNOL.
e. Kriteria :
Jika NPV (+), investasi diterima.
Jika NPV (-), investasi ditolak.
3. Internal Rates Of Return (IRR)

Tingkat pengembalian yang dihasilkan atas suatu investasi atau discount rate
yang menunjukkan present value cash flow = present value outlay. IRR yang
didapat dibandingkan dengan biaya modal yang ditanggung peruusahaan.

IRR =
I2 + NPV2 x (i2 – i1)
NPV1 - NPV2

Di mana :
I1 = tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1)
I2 = tingkat bunga 2 (tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2)
NPV1 = net present value 1
NPV2 = net present value 2
Jika IRR > I, investasi diterima
Jika IRR < I, Investasi ditolak
4. Profitability Index

Membagi nilai antara sekarang arus kas masuk yang akan datang diterima
diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar.

Rumus :
PV. Proceed
PV.outlay

Jika PI > 1, investasi diterima


Jika PI < 1, investasi ditolak

Perbandingan Antara Metode NPV dan IRR


Secara matematis, metode NPV, IRR, dan PI selalu memberikan rekomendasi
yang sama untuk menerima atau menolak proyek-proyek yang independent
(bukan mutually exclusive). Dua proyek disebut independent jika keputusan
terima / tolak proyek satu tidak mempengaruhi keputusan terima/tolak proyek
lainnya.
JIka suatu proyek memiliki NPV = 0, maka IRR = biaya modal dan PI = 1. Oleh
karena itu, jika NPV IRR biaya modal dan PI 1.
Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda

Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat
dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method
dan Equivalent annual cost.

Langkah-langkah chain method:


1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua
umur usulan investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi

Langkah-langkah equivalent annual cost :


1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate
tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk
menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan
(poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan
usulan yang dipilih.
Analisis Risiko Investasi

Bagian ini menganalisis sejauh mana risiko suatu usulan investasi. Ada 3
metode yaitu:

1. Analisi Sensivitas
2. Analisis Skenario
3. Analisis simulasi

Analisis Sensitivitas

Salah satu kecenderungan analisis NPV adalah diperolehnya usulan investasi


yang mempunyai nilai NPV yang positif. Ada kecenderungan over-estimate
dalam analisis NPV, sehingga menghasilkan false sense of security (kesimpulan
bahwa usulan investasi pasti aman dan menghasilkan NPV yang positif, ,eskipun
belum tentu demikian).
Analisis Skenario

Pada analisis skenario, manajer keuangan mengidentifikasi skenario


tertentu, kemudian menghitung NPV berdasarkan skenario tersebut. Berbeda
dengan analisis sensitivitas, dimana hanya satu variabel berubah, dan
mengasumsikan variabel lain konstan, pada analisis skenario, variabel-variabel
bisa berubah secara bersamaan untuk setiap skenarionya. Misalkan manajer
keuangan memperkirakan tiga skenario, yaitu kondisi ekonomi jelek, normal,
dan baik. Seberapa besar risiko proyek tersebut, akan tergantung dari
probabilitas kondisi perekonomian menjadi jelek. Manajer keuangan
memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai risiko usulan investasi
tersebut, dengan melakukan analisis sensitivitas dan skenario
Analisis Simulasi

Simulasi memperhalus analisis sensitivitas lebih lanjut. Dalam analisis simulasi,


manajer keuangan merubahrubah variabel yang relevan, kemudian melihat
efeknya terhadap NPV. Perubahan dilakukan secara simultan, kemudian
perhitungan efek terhadap NPV dilakukan beberapa kali sehingga akan
diperoleh distribusi NPV. Simulasi akan lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan software atau program komputer
PT CITRA MULIA akan mengadakan investasi senilai
Rp 250.000.000 selama 5 tahun. Investasi tersebut
akan didepresiasikan dengan metode garis lurus
tanpa nilai residu. Marjin laba dari investasi tersebut
Rp 80.000.000 per tahun. Apabila pajak yang
dikenakan 40 % dan tingkat inflasi 6% bagaimana
pola aliran kas sebelum dan sesudah adanya inflasi?
Buat pola aliran kasnya:
Tahun Margin Depresiasi Laba Pajak Laba Aliran kas
Laba Bersih 40% Setelah bersih
Pajak
1 Rp Rp 50.000 Rp Rp Rp Rp 68.000
80.000 30.000 12.000 18.000
2 Rp Rp 50.000 Rp Rp Rp Rp 68.000
80.000 30.000 12.000 18.000
3 Rp Rp 50.000 Rp Rp Rp Rp 68.000
80.000 30.000 12.000 18.000
4 Rp Rp 50.000 Rp Rp Rp Rp 68.000
80.000 30.000 12.000 18.000
5 Rp Rp 50.000 Rp Rp Rp Rp 68.000
80.000 30.000 12.000 18.000
Jumla Rp
h 340.000
Hitung IRR sebelum inflasi:
NPV = -250.000.000 + (68.000.000 X 3,791 )
10%, 5 tahun =
7.788.000
NPV 20%, 5 tahun = -250.000.000 + (68.000.000 X 2,991 ) =-
46.612.000
Dr2 – Dr 1
IRR = Dr 1 - ------------------- NPV1
NPV 2 – NPV 1
20% - 10%
IRR = 10% - ------------------------------- 7.788.000
-46.612.000 – 7.788.000
10%
IRR = 10% - ------------------------------- 7.788.000
-54.400.000

IRR = 10% + 1,43% = 11,43%


Hitung Jika terjadi inflasi 6%:
Hitung PV setelah inflasi:

Tahun Aliran Kas Bersih Inflasi 6 % PV


1 70,880,000 0.943 66,839,840
2 73,932,800 0.890 65,800,192
3 77,168,768 0.840 64,821,765
4 80,598,894 0.792 63,834,324
5 84,234,828 0.747 62,923,416
Jumlah 324,219,538
Hitung IRR setelah inflasi untuk discount rate
7%:
Htung IRR
Df=7% , NPV = 16.403.363, Df=10%, NPV = -3.470.396
Dr2 – Dr 1
IRR = Dr 1 - ------------------- NPV1
NPV 2 – NPV 1 Ternyata
IRR setelah
10% - 7% inflasi
lebih
IRR = 7% - ------------------------------- 16.403.363 rendah
-3.470.396 – 16.403.363 daripada
IRR
sebelum
3% inflasi
IRR = 7% - ------------------------------- 16.403.363
19.873.759

492.100,89
IRR = 7% - ------------------------------- = 7 % + 2,48 = 9,48%
19.873.759

Anda mungkin juga menyukai