Anda di halaman 1dari 78

LO 1

Definisi Tumbuh Kembang


• Pertumbuhan:
– bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler
– bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam
arti sebagian atau keseluruhan
– bersifat kuantitatif sehingga dapat kita ukur dengan
mempergunakan satuan panjang atau satuan berat.

Perkembangan bertambahnya struktur dan fungsi


tubuh yang lebih kompleks dalam bidang motorik
kasar, motorik halus, kemampuan berbahasa maupun
sosialisasi dan kemandirian.
• Ciri-ciri pertumbuhan:

– Perubahan ukuran
• Bertambahnya umur anak  penambahan berat badan,
tinggi badan, lingkaran kepala, dll.
– Perubahan proporsi
• proporsi tubuh bayi baru lahir berbeda dengan proporsi
tubuh anak dan orang dewasa.
– Hilangnya ciri-ciri lama
• Lepasnya gigi susu dan menghilangnya refleks-refleks
primitif.
– Timbulnya ciri-ciri baru
• akibat pematangan fungsi-fungsi organ. Munculnya gigi
tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan
munculnya tanda-tanda seks sekunder (tumbuhnya rambut
pubis dan aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita, dll).
• Ciri-ciri pertumbuhan mempunyai keunikan:

– Kecepatan pertumbuhan yang tidak teratur


• Pertumbuhan sangat pesat pada masa pranatal, bayi
dan adolesens
– Masing-masing organ memiliki pola pertumbuhan yang
berbeda
• Pertumbuhan bagian-bagian tubuh mengikuti pola
pertumbuhan tinggi badan terutama tulang dan otot.
• Secara umum terdapat 4 pola kurva pertumbuhan:

– Pola pertumbuhan umum


• Pertambahan tinggi badan dari umur 2 tahun –
pubertas dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan

– Pola pertumbuhan organ limfoid


• Pertumbuhannya cepat, pada usia sekitar 12 tahun
mencapai 200% dan menurun sampai usia dewasa
mencapai 100%.

– Pola pertumbuhan otak dan kepala


• usia 6 tahun pertumbuhan otak anak mencapai hampir
90% otak orang dewasa.
– Pola dasar pertumbuhan organ reproduksi
• Pada masa pubertas terjadi percepatan pertumbuhan
dan perkembangan organ kelamin dibandingkan pada
masa anak
Pola Pertumbuhan Fisik Anak
Infancy : percepatan pertumbuhan 0-2tahun
Childhood : pertumbuhan relatif stabil dan lambat
Puberty : percepatan pertumbuhan pubertas

Golden period : perkembangan SSP 0-3 tahun.


Proporsi Tubuh
• Masa bayi : ukuran kepala lebih besar dari badan
• Masa kanak – remaja : pertumbuhan kaki dan tangan
lebih cepat daripada kepala
• Masa dewasa : kepala lebih kecil dari badan, ukuran
kepala 2 x lahir, badan 3 x ukuran lahir, lengan dan
kaki 5 kali lahir, otot, tulang, paru – paru dan alat
kelamin ± 20 kali lahir

• Otak sempurna 10 tahun pertama, bola mata


sempurna 5 tahun pertama, jantung dan anggota
tubuh lainnya mencapai 20 tahun untuk mencapai
kesempurnaan.
LO 2

Faktor yang mempengaruhi tumbuh


kembang anak
Faktor-Faktor Tumbuh Kembang
• Dibagi menjadi 2:
1. Faktor genetik(internal), yang akan
mempengaruhi faktor bawaan yang normal dan
patologik
2. Faktor Lingkungan(eksternal), dibagi menjadi 4:
a. Lingkungan biologis
b. Lingkungan fisik
c. Lingkungan psikososial
d. Lingkungan keluarga atau adat istiadat
Lingkungan biologis

• Ras/ suku bangsa


• Jenis kelamin
• Umur
• Gizi
• Perwatan kesehatan
• Kepekaan terhadap penyakit
• Penyakit kronis
• Fungsi metabolisme
• Hormon (GH, tiroid, glukokortikod, hormon seks, IGFs)
 GH  pertumbuhan badan & Jumlah sel tulang
 Tiroid & kelamin pria ( glandula suprarenalis&testis) & kelamin
wanita (glandula suprarenalis)  pertumbuhan & kematangan
tulang
Lingkungan fisik

• Cuaca, musim, keadaan geografis suatu


daerah
• Sanitasi
• Keadaan rumah
• Radiasi
Lingkungan psikososial

• Stimulasi yang terarah dan teratur


• Ganjaran/ hukuman yang wajar
• Cinta dan kasih sayang
• Stres
Lingkungan keluarga atau adat istiadat

• Pendapatan ayah/ibu
• Pendidikan ayah/ibu
• Jumlah saudara
• Stabilisasi rumah tangga
• Jenis kelamin dlm keluarga
• Kepribadian ayah/ibu
• Norma, adat istiadat, tabu-tabu
• Agama
• Urbanisasi
• Kehidupan politik dlm masyarakat
Faktor-faktor
• Pengaruh Genetik
Faktor herediter akan berpengaruh pada cepat
pertumbuhan, kematangan penulangan, gizi, alat seksual
dan saraf.
• Pengaruh Saraf
Susunan saraf perifer juga mempunyai pengaruh thp tumbuh
kembang. Misalnya bila jaringan otot tidak mendapat
inervasi akan mengalami atrofi, juga bila saraf rasa di kulit
tidak mendapat inervasi akan mengalami degenerasi.
• Pengaruh Hormon
Yang berperan adalah hormon paratiroid dan calcitonin yg
berhubungan dg proses penulangan dan pertumbuhan
tulang.
• Pengaruh Gizi
Pada malnutrisi protein kalori yg berat (kwashiorkor
atau maramus kwashiorkor terjadi kelambatan
pertumbuhan tulang &maturasi ; kelambatan
penyatuan epifise sekitar 1 tahun dibandingkan dg
anak gizi cukup dan pubertas jg terlambat.
• Pengaruh Kecenderungan Sekular
Anak” saat ini pertumbuhannya lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan anak”
beberapa puluh tahun yang lalu.
• Pengaruh Sosio Ekonomi
Anak kelompok sosial ekonomi baik mempunyai
ukuran TB & BB lebih baik.
• Pengaruh Musim dan Iklim
Di negara 4 musim, pertumbuhan TB lebih cepat pada
musim semi dibanding musim gugur (2-2,5 kali) ; BB 4-5
kali lebih cepat pada musim gugur dibanding musim semi.
• Pengaruh Latihan
Aktivitas gerakan tubuh diperlukan untuk pertumuhan yg
berjanan dg baik. Olahraga menyebabkan otot-otot
bertamabah besar dan mengurangi lapisan lemak tubuh.
• Pengaruh Penyakit
Penyakit kronis seperti TBC, penyakit ginjal dsb dapat
menghambat pertumbuhan.
• Pengaruh Emosi
Misalnya tekanan batin, stres.
LO 3

Asupan gizi, tata laksana, & lembaga


yang berperan
Masa kanak-kanak
• Dikelompokkan:
– 1-3 tahun (toddler)
– 4-6 tahun (prasekolah)
– 6-12 tahun (masa sekolah)
– Toddler dan prasekolah  mempunyai pola
makanan transisi dari bayi ke dewasa
– Mudah terkena infeksi  MEP tinggi
• Energi
– 1-3 thn = 100 Kkal/KgBB/hari
– 4-6 thn = 90 Kkal/KgBB/hari
• protein
o 1,2g/kgBB/hari(1-3thn)
o 1,1g/kgBB/hari(4-6thn)
• Lemak
o 30-35% total energi
o Asam linoleat 1-2% dari total energi
• Mineral
kebutuhan meningkat dengan progresif 3
kelompok mineral :
1. Kalsium,fosfor dan magnesium
2. Besi, iodium dan elemenmineral trace
3. Zinc : sintesis protein dan pembelahan sel.
• Vitamin
Terjadi defisiensi Vit E dan Vit D
• Serat : harus cukup didapat dari buah2an dan
sayuran
• Makanan :
- Susu 2 kali/hari
- Bentuk makanan sesuai dngan makanan
keluarga.
Tata laksana gangguan pertumbuhan
Pemberian Makanan Tambahan
1. Penyuluhan
2. Pemulihan, ditujukan pada bayi, balita,
bumil, buteki, ibu nifas yg gizbur (90 hari)
Kegiatannya :
• Pada bayi/balita : susu, bubur susu, vitamin,
kacang hijau, formula 100 & 150
• Pada ibu : susu, telur, vitamin, kacang hijau,
beras
Kebutuhan Gizi
• Energi :
– 1-3 thn : 100 kkal/kg/hr
– 4-6 thn : 90 kkal/kg/hr
• Protein :
– 1-3 thn : 1,2 g/kgBB/hr
– 4-6 thn : 1,1 g/kgBB/hr
• Lemak
– 30-35% dari kebutuhan energi
• Vit dan mineral
– Butuh vit C  mereduksi Fe menjadi Fero
– Mineral : kalsium, fosfor, Mg, besi, iodium dan zinc (untuk sintesis
protein dan pembelahan sel)
Mineral
– Na : Mempertahankan tekanan osmotik dan pH cairan tubuh serta
pembawa impuls saraf
– K : mempertahankan tekanan osmotik, memungkinkan reaksi enzimatik,
diperlukan untuk absorbsi asam amino, dan mempengaruhi metabolisme
karbohidrat
– Cl : Sebagai penyangga (buffer)
– Ca : Mineral utama pembentukan tulang
– Fosfor : Pembentukan tulang dan jaringan lunak
– Mg : Pembentukan tulang dan jaringan lunak
– Sulfur : Bagian dari asam amino tertentu. Susu ibu mengandung lebih
sedikit sulfur dibandingkan susu sapi
– Fe : Pembentukan sel darah merah
– Tembaga : Utilisasi besi simpanan
– iodium : Pembentukan hormon tiroid
– Fluor: Bahan esensial kalsifikasi gigi yang baik
– Mn : Bahan esensial pada pertubuhan, pembentukan tulang,dan fungsi
enzim tertentu
– Kobalt : Bahan penting pembentukan Hemoglobin,. Merupakan bagian
dari B12
– Seng : Kompleks enzim dari enzim tertentu
Lembaga yg berperan
POSYANDU
Posyandu merupakan bagian dari LKMD, jadi berada di bawah
tanggungjawab Lurah, dikelola oleh PKK, dijalankan oleh kader, di
bawah pembinaan puskesmas. biasanya 1 RW 1 posyandu, 100
balita atau 120 KK (Depkes RI, 1987). Dilaksanakan 1 bulan sekali.
Sasaran POSYANDU:
• Bayi/Balita.
• Ibu hamil/ibu menyusui.
• WUS dan PUS.
LIMA MEJA
1. Pendaftaran (jaring resti)
2. Penimbangan (BB, TB)
3. Pencatatan
4. Penyuluhan
5. Pelayanan medis
Ket: petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan
Meja V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat
dan petugas KB).
Peranan Fungsi Kegiatan Posyandu
• Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh
masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta
pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga berencana.
• Tujuan penyelenggara Posyandu.
1. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu ( ibu
Hamil, melahirkan dan nifas)
2. Membudayakan NKKBS.
3. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya
yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Sejahtera,
Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi Keluarga
Sejahtera.
ALUR KEGIATAN

2. PENIMBANGAN BALITA
1. PENDAFTARAN

3. PENGISIAN KMS

5. PELAYANAN OLEH
4. PENYULUHAN PETUGAS
Kegiatan Pokok Posyandu
• KIA
• KB
• Imunisasi
• Gizi
• Penanggulangan Diare
Manfaat Posyandu
– Bagi Masyarakat
• Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu.
• Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi
kurang/gizi buruk.
• Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul vitamin A.
• Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
• Ibu hamil juga akan terpantau berat badannya dan memperoleh
tablet tambah darah.
• Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang
kesehatan ibu dan anak.
• Apabila terdapat kelaianan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas,
dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke
Puskesmas.
– Bagi Kader
• Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap.
• Ikut berperan secara nyata dalam tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu.
Evaluasi Posyandu
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui
cakupan SKDN
• S : Semua balita diwilayah kerja Posyandu.
• K : Semua balita yang memiliki KMS.
• D : Balita yang ditimbang.
• N : Balita yang naik berat badannya.

S=K=D=N
Lembaga yang berperan :
PAUD
• Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi
utama mengembangkan semua aspek
perkembangan anak, meliputi perkembangan
kognitif, bahasa, fisik (motorik kasar dan
halus), sosial dan emosional.
• Pendidikan anak usia dini diselenggarakan
sebelum jenjang pendidikan dasar.
[(UU No. 20 Th 2003, Pasal 28, ayat (1)] .
Tujuan pendidikan anak usia dini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
• Memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang
memungkinkan anak usia dini tumbuh dan
berkembang sesuai dengan usia dan potensinya.
• Mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi,
sehingga jika terjadi penyimpangan, dapat dilakukan
intervensi dini.
• Menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan
mengasyikkan bagi anak usia dini, yang memungkinkan
mereka mengembangkan potensi dalam berbagai
bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada
jenjang sekolah dasar (SD).
• VISI
– Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, sehat, ceria dan
berakhlak mulia serta memiliki kesiapan baik fisik maupun
mental dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
• MISI
– Meningkatkan perluasan dan pemerataan akses layanan
PAUD melalui pnyelenggaraan PAUD yang mudah dan
murah, tetapi bermutu.
– Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan partisipasi aktif
masyarakat dalam memberikan layanan PAUD.
– Memberikan layanan yang prima (efektif, efisien,
akuntabel, transparan) kepada masyarakat di bidang PAUD.
TIGA PILAR KEBIJAKAN PAUD
• Perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD kepada
semua anak antara lain melalui :
– Pemberdayaan semua potensi yg ada di masyarakat.
– Keberpihakan kpd anak-anak yg kurang beruntung.
• Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing antara lain
dengan cara :
– Mengupayakan PAUD yg murah dan mudah, tetapi bermutu.
• Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan
pendidikan (PAUD) antara lain dengan cara meningkatkan :
– Keterbukaan, kemudahan dan fleksibilitas di bidang layanan
PAUD kepada masyarakat.
SASARAN PAUD
• Sasaran Utama :
– Anak lahir s/d usia 6 tahun (utamanya yang belum mendapat layanan PAUD Jalur Pendidikan
Formal),prioritas 2-4 th.
Th 2009 ditargetkan 35% anak 2-4 th terlayani di PAUD Nonformal, dan 53,90 % Anak usia 0-6
tahun terlayani di PAUD Formal dan Nonformal.
• Sasaran antara :
– Orang tua/keluarga, calon orangtua.
– Pendidik dan Pengelola PAUD.
– Semua Lembaga Layanan Anak Usia Dini.
– Para tokoh masyarakat dan stakeholders PAUD.
• Jalur Formal :
– Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat.
• Jalur Nonformal :
– Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat.
• Jalur Informal :
– Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Lingkungan.
LO 4

Penilaian pertumbuhan fisik


• Penimbangan berat badan
• Pengukuran tinggi badan / panjang badan
• Pengukuran lingkar kepala
Pertumbuhan Fisik
• Pertumbuhan panjang/tinggi badan anak:
0-1 th : 25 cm/thn
1-2 th : 12 cm/th
2-3 th : 8cm/th
3-4 th : 7 cm/th
5-6 th : 6 cm/th
6-10 th : 5cm/th

• Kenaikan berat badan anak


Usia pra sekolah: +2 kg/th
Usia sekolah: +3-3,5 kg/th
Usia pra remaja: +2-2,5 kg/th
LO 5

Penilaian perkembangan motorik,


bicara & bahasa, personal-sosial
1. KPSP(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2. TDL (Tes Daya Lihat)
3. TDD (Tes Daya Dengar)
KPSP
Deteksi penyimpangan perkembangan anak
menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)  untuk mengetahui
apakah perkembangan anak normal atau
tidak.

Jadwal skrining KPSP rutin dilakukan pada


saat umur anak mencapai
3, 6, 9, 12, 15
18, 21, 24, 30
36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan
TDD
Tes daya dengar (TDD)  untuk
menemukan gangguan pendengaran
sejak dini agar dapat segera
ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara
anak.

Jadwal TDD setiap 3 bulan pd bayi dan


setiap 6 bulan pd anak usia 12 bulan ke
atas.
TDL
Tes daya lihat (TDL)  untuk menemukan
gangguan/kelainan daya lihat anak sejak
dini agar dapat segera ditindaklanjuti
sehingga kesempatan memperoleh
ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.

Jadwal TDL setiap 6 bulan pada anak usia


pra-sekolah (36-72bulan)
LO 6

Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak


Metode deteksi dini gangguan tumbuh kembang
I. Aspek Pertumbuhan:
a. Timbang berat badannya(BB).
b. Tinggi badan (TB) dan Lingkar kepalanya (LK).

II. Aspek Perkembangan:


1. KPSP(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2. TDL (Tes Daya Lihat)
3. TDD (Tes Daya Dengar)

III. Aspek Mental Emosional:


1. KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
Bagi anak umur 36 bulan-72 bulan
2. CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek List
Deteksi Dini Autis)
3. GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian &
Hiperaktivitas)
Deteksi dini penyimpangan mental
emosional
• Deteksi dini penyimpangan mental emosional.
• adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya masalah
mental emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada
anak, agar dapat segera dilakukan tindakan
intervensi.
Deteksi dini penyimpangan mental
emosional
• Alat yang digunakan untuk mendeteksi yaitu:
a. Kuesioner masalah mental emosional (KMME) Bagi anak
umur 36 bulan-72 bulan
b. Ceklis autis anak pra sekolah (Checklist for Autism in
Toddlers CHAT) bagi anak umur 18-36 bulan
c. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatiaan
dan Hiperaktivitas (GPPH) Menggunakan Abreviated
Conner Ratting Scale Bagi anak umur 36 bulan keatas.
d. Bila ditemukan penyimpangan rujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang
anak. Rujukan harus disertai informasi mengenai jumlah
dan masalah mental emosional yang ditemukan.
• Keterangan :
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi TDL : Tes Daya Lihat
Badan KMME : Kuesioner Masalah Mental
LK : Lingkaran Kepala Emosional
KPSP : Kuesioner Pra Skrining CHAT : Checklist for Autism in Toddlers
Perkembangan GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian
TDD : Tes Daya Dengar dan Aktivitas
Selain pengukuran antropometrik untuk
menilai tumbuh kembang diperlukan
pemeriksaan tubuh lain yang terlihat pada
tanda-tanda fisik lainnya yaitu :
• Keseluruhan fisik : dilihat bentuk tubuh, perbandingan bagian
kepala, tubuh, anggota
• Jaringan otot : tumbuh kembang otot diperiksa pada lengan
atas, pantat, dan paha dengan cara cubitan tebal
• Jaringan lemak : diperiksa pada kulit di bawah triseps dan
subscapuler dengan cubitan tipis
• Rambut : diperiksa pertumbuhannya, warna, diameter (tebal
atau tipis), sifat (lurus atau keriting) dan akar rambut (mudah
dicabut atau tidak)
• Gigi-geligi : jadwal pertumbuhan gigi-geligi susu (saat erupsi),
saat tanggal dan pergantian / rupsi gigi permanen
LO 7

Gangguan tumbuh kembang


Gizi buruk
• GIZI BURUK adalah keadaan kekurangan
energi dan protein (KEP) tingkat berat akibat
kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan atau menderita sakit dalam waktu lama.
Ditandai dengan status gizi sangat kurus
(menurut BB terhadap TB) dan/atau hasil
pemeriksaan klinis menunjukkan gejala
marasmus, kwashiorkor atau marasmik
kwashiorkor.
1. Penyebab Kasus Balita Gizi Buruk
– Balita tidak mendapat ASI eksklusif, atau mendapat
makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan.
– Balita disapih sebelum umur 2 tahun.
– Balita tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) pada umur 6 bulan atau lebih.
– MP-ASI kurang dan tidak bergizi
– Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui
– Balita menderita sakit dalam waktu lama, seperti
diare, campak, TBC, batuk, pilek
– Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor
2. Penggolongan Kasus Gizi Buruk
a. Marasmus :
Anak sangat kurus, Wajah seperti orangtua, Cengeng dan rewel
Rambut tipis, jarang, kusam, Kulit keriput
Tulang iga tampak jelas, Pantat kendur dan keriput, Perut cekung
b. Kwashiorkor
Wajah bulat dan sembab, Cengeng dan rewel, Apatis
Rambut tipis, warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit
Kedua punggung kaki bengkak, Bercak merah kehitaman di tungkai atau
di pantat
c. Marasmik-Kwashiorkor
Gabungan tanda-tanda marasmus dan kwashiorkor : sangat kurus,
rambut jagung dan mudah rontok, perut buncit, punggung kaki bengkak,
cengeng.
3. Pengaruh Kasus Balita Gizi Buruk :
– Menyebabkan kematian bila tidak segera
ditanggulangi oleh tanaga kesehatan
– Kecerdasan anak akan berkurang
– Berat dan tinggi badan pada umur dewasa lebih
rendah dari anak normal
– Sering sakit infeksi kronis, seperti: batuk, pilek,
diare , TBC, dll
4. Penelusuran Kasus Balita Gizi Buruk
– Bila ditemukan balita yang dicurigai gizi buruk dari
masyarakat, segera lakukan :
– Penimbangan berat badan secara teratur
– Pengukuran panjang /tinggi badan dan/atau
pemeriksaan tanda khusus
– Pembandingan hasil pengukuran dengan buku
rujukan penilaian status gizi menurut BB/TB
– Bila kategori BB/TB sangat kurus dan/atau lebih
dari satu tanda klinis, maka balita disebut gizi
buruk.
5. Perawatan Kasus Balita Gizi Buruk
– Kasus balita gizi buruk dirawat sesuai prosedur
tetap yang berlaku di puskesmas, kemudian
dilakukan rujukan segera ke pusat pelayanan
gizi/Rumah Sakit terdekat.
• (dirangkum dari Brosur Pedoman Petugas, Direktorat Bina Gizi Masyarakat-
Puslitbang Gizi, Depkes, 2007)
Penanganan Anak Gizi Buruk
Rawat Jalan
Makanan untuk Pemulihan Gizi
• Prinsip
– Makanan padat energi yang diperkaya vitamin dan mineral
– Diberikan kepada anak gizi buruk selama masa pemulihan
– Dapat berupa : F100, makanan therapeutic/ gizi siap saji
dan makanan lokal
– Bahan dasar utama formula F100 & makanan gizi siap saji :
minyak, susu, tepung, gula, kacang-kacangan dan sumber
hewani
– Makanan lokal dengan kalori 200 kkal/kg BB per hari,
diperoleh dari lemak 30-60% dari total energi, protein 4-6
g/kg BB per hari
– Apabila akan menggunakan makanan lokal tidak dilakukan
secara tunggal tetapi harus dikombinasikan dengan
makanan formula
• Jumlah dan Frekuensi
1. Anak gizi buruk dengan tanda klinis diberikan
secara bertahap :
• Fase Rehabilitasi Awal = 150 kkal /kg BB per hari,
diberikan 5-7 kali pemberian / hari. Diberikan selama
satu minggu dalam bentuk makanan cair (F100)
• Fase Rehabilitasi Lanjutan = 200-220 kkal/kg BB per
hari, diberikan 5-7 kali/hari (F100)
2. Anak gizi buruk tanpa tanda klinis langsung
diberi fase rehabilitasi lanjutan 200-220 kkal /kg
BB per hari, yg diberikan 5-7 kali/ hari

– Rehabilitasi lanjutan diberikan selama 5 minggu secara


bertahap dengan mengurangi frekuensi makanan cair
dan menambah frekuensi makanan padat
• Bila berat badan anak < 7kg, diberikan makanan bayi
(lumat)
• Bila berat badan anak > 7kg, diberikan makanan
anak (lunak)

• Bagi anak yang status gizinya pulih (≥ -2 SD) maka


berangsur menuju ke makanan anak sehat sesuai
dengan anjuran makan menurut kelompok umur
Penanganan Anak Gizi Buruk
Rawat Inap
Tatalaksana Anak Gizi Buruk
a. Pelayanan Medis, keperawatan dan konseling gizi
sesuai dengan penyakit penyerta/penyulit
b. Pemberian formula sesuai dengan fase :
– Fase Stabilisasi
• Diberikan makanan formula 75 (F-75) dengan asupan gizi 80-100
kkal/kg BB/hari dan protein 1-1,5 g /kgBB/hari
• ASI tetap diberikan pada anak yang masih mendapat ASI

– Fase Transisi
• Pemberian makanan F-100 dengan asupan gizi 100-150
kkal/kgBB/hari dan protein 2-3 g/kgBB/hari
• Fase Rehabilitasi
– Pemberian makanan F-100 dengan penambahan makanan
bayi ( BB <7kg ) dan makanan anak ( BB> 7kg)
– Asupan gizi 150-220 Kkal/kgBB/hari dan protein 4-6
g/kgBB/hari

• Fase Tindak Lanjut (dilakukan di rumah)


– Anak tetap dikontrol melalui kegiatan Posyandu atau
kunjungan ke Puskesmas.
– Kontrol pada bulan I satu kali/minggu, bulan II satu kali/2
minggu, selanjutnya sebulan sekali sampai dengan bulan ke-6
c. Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan
d. Rujukan Kasus
e. Pencatatan dan Pelaporan
f. Pendidikan Kesehatan dan Gizi bagi Keluarga
Anak Gizi Buruk
g. Pembiayaan
• Kriteria Sembuh :
– Bila BB/TB > -2 SD dan tidak ada gejala klinis dan
memenuhi kriteria pulang, yaitu:
• Edema sudah berkurang atau hilang, anak sadar dan
aktif
• BB/TB > -3 SD
• Komplikasi sudah teratasi
• Ibu telah mendapat konseling gizi
• Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu selama 2
minggu berturut-turut
• Selera makan sudah baik
KEP
Etiologi
• Primer
– Banyak ditemukan didaerah minus: banjir, kemarau
panjang, gagal panen karena hama
– Umumnya karena: miskin, ketidak tahuan, sanitasi
lingkungan buruk, harga pangan meningkat
• Sekunder
– Penyakit metabolik
– Kelainan kongenital
– Infeksi kronis
– Luka bakar
Klasifikasi KEP
BB/U % BB/TB %
RINGAN 71-80 71-80
SEDANG 61-70 61-70
BERAT <60 <60

Terhadap baku median WHO-NCHS


Klinik
BB % OEDEMA + OEDEMA -
60-80 Kwashiorkor KEP ringan-sedang
<60 Marasmic kwashiorkor Marasmus

WELCOME TRUST WORKING PARTY


Penyakit pada KEP
• Marasmus
– Pertumbuhan berkurang atau berhenti
– Anak rewel dan cengeng
– Bangun pada waktu malam
– Konstipasi atau diare
– Jaringan lemak bawah kulit hilang
– Turgor jelek
– Wajah seperti orang tua
– Tulang pipi dan dagu menonjol
– Sianosis
– Perut buncit dengan gambaran usus yang jelas
– Apatis
– Sangat kurus, tampak tulang terbungkus kulit
• Kwarshiorkor
– Pertumbuhan dan perkembangan terganggu
– Apatis
– Oedema
– Perubahan rambut, rambut tipis, kemerahan seperti rambut
jagung, mudah dicabut dan rontok
– Kulit kering, bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah
terkelupas (crazy pavement dermatosis)
– Wajah sembab dan membulat
– Mata sayu
– Otot mengecil (hipotrofi)
– Pembesaran hati
– Anemia
– Kadar albumin serum rendah
– Perlemakan hati
– Hampir semua organ mengalami perubahan (autopsi)
– Sering disertai penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia
Marasmus Kwashiorkor

Anak < 1 th Anak 1-3 th

Rewel/cengeng  apatis Rewel/cengeng  apatis,letargi

Terapi gagal: BB , jar subkutis , Terapi gagal: BB dan jar subkutis 


kurus kering oedema

Wajah spt org tua: fontanel cekung,vena Wajah spt bulan: muka edeme ; pipi
jelas ; tulang pipi.dagu menonjol ; mata bengkak, mengkilat
besar,cekung
Perut : buncit, turgor jelek ; gambaran Perut: buncit, ascites ; turgor sulit
usus nyata

Ekstremitas/jari2 : atrofi,hipotoni ; dingin, Rambut pirang, kusam, dan kering


sianosis

Metabolisme rendah: suhu subnormal ; kulit: kering, bersisik ; garis kulit dalam
nadi lambat dan lebar (crazy pavement dermatosis)

Anorexia, diare
Penyakit pada MEP lainya
• Obesitas
• Inborn error in metabolism, tidak adanya atau
berkungnya aktifitas katalik suatu enzim
• Degenerasi ahepatolentikular (penyakit
wilson), merupakan penyakit yang diturunkan,
progresif dan fatal tapi jarang terdapat
• Fenilketonuria, defediensi mental dan kejang
epileptik
• Alkaptonuria
• Dependensi vitamin B6
• Maple syrup urine disease
Terapi KEP
• Ringan
– Nasihat dan penyuluhan
– ASI ekslusif teruskan sampai 2 tahun
– Pamantauan kenaikan berat badan
• Berat
– Cukup cairan, mineral dan vitamin
– Mudah dicerna dan diserap
– Bertahap
– Obati penyakit penyerta
– Pemantauan dan penyuluhan
10 langkah utama terapi KEP berat
1. Atasi/ cegah hipoglikemi
2. Atasi/ cegah hipotermi
3. Atasi dehidrasi dengan resomal
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Obati/ cegah infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Koreksi defisiensi nutrien mikro
8. Fasilitas tumbuh kejar
9. Lakukan stimulasi sensorik
10. Siapkan dan rencanakan tindak lanjut setelah
sembuh

Anda mungkin juga menyukai