Anda di halaman 1dari 12

Paradigma Pengembangan IPT

EKS
K e l o m p o k 4 :
Gieva Magfirah 1814201310008
Sufi Inayati 1814201310018
IPTEKS

• IPTEKS adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni.


• Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi, dan diinte
rpretasi, menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ula
ng secara ilmiah.
• Di dalam Al-Qur’an kata “ilmu” dalam berbagai bentuk terdapat 854 kali disebutkan (Qura
ish Shihab, 1996).
• ilmu pengetahuan atau Sains adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan
melalui proses pengkajian dan dapat dinalar atau dapat diterima oleh akal.
• Dalam pemikiran sekuler, sains mempunyai tiga karakteristik, yaitu obyektif, netral dan b
ebas nilai, sedangkan dalam pemikiran Islam, sain tidak boleh bebas nilai, baik nilai lokal
maupun nilai universal.
Adapun sumber ilmu pengetahuan dalam pemikiran Islam ada dua sumber ilmu, yaitu akal d
an wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan.
• Ilmu yang bersumber dari wahyu Allah bersifat abadi (perennial knowledge) dan tingkat k
ebenaran mutlak (absolute)
• Ilmu yang bersumber dari akal pikiran manusia bersifat perolehan (acquired knowledge),
tingkat kebenaran nisbi (relative), oleh karenanya tidak ada istilah final dalam suatu prod
uk ilmu pengetahuan, sehingga setiap saat selalu terbuka kesempatan untuk melakukan k
ajian ulang atau perbaikan kembali.
Penghargaan Islam terhad
ap Ilmu Pengetahuan

Dapat dilihat dari berbagai aspek:


1. Turunnya wahyu pertama ( Al-Alaq : 1-5), ayat yang dimulai dengan perintah untuk memba
ca, ini mencerminkan betapa pentingnya aktivitas membaca bagi kehidupan manusia
2. Banyaknya ayat Al-qur’an yang memerintahkan manusia untuk menggunakan akal, pikiran
dan pemahaman (Al-Baqarah 2 : 44, Yaa siin 36 : 68, Al-An’aam 6 : 50). Ini menandakan bah
wa manusia yang tidak memfungsikan kemampuan terbesar pada dirinya itu adalah manus
ia yang tidak berharga.
3. Allah memandang rendah orang-orang yang tidak mau menggunakan potensi akalnya sehi
ngga mereka disederajatkan dengan binatang, bahkan lebih rendah dari itu (al-A’raf 7 : 179
)
4. Allah memandang lebih tinggi derajat orang yang berilmu dibandingkan orang-orang yang
bodoh (Az-Zumar 39 : 9)
• Allah berfirman dalam kitabnya Q.S Ar Ra’du: 2 memilih kata ”sakhkhara” yang berarti ”m
enundukkan” atau ”merendahkan”, hal tersebut menunjukkan bahwa alam dengan segala
manfaat yang dapat diperoleh darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang p
osisinya berada di bawah manusia.
• ‫ِذ هُّللا‬
‫َّلا ََعَ َلاف ي َّلا‬ ‫ر ٍ ََ َلام ِف ْيَ ِلا‬
َّ ََ ‫غ ِِ َاَا‬ ‫ىَِ َ َّْا ََّ هلا‬
‫م ا َُه ََْ َف َلا‬ ‫َّ َلاَ ِِ ْف ََ ْ لا‬
َ ‫لا ىَّ َلام‬ َ ‫ِلا َف َّر‬ َ َ‫ل َف ََمَ ْلا َلا‬
َّ َْ َّ ‫ج ٌّ هلا‬ ‫َّ ُّلاس ٌّ َرََل ِف ْر َلا‬
َ ًَّ ‫د ى‬ ‫ََذ هف ِرل ٍَ هلا‬
‫ج َف ْلاس‬ ‫ل ِِا َآذ ٌّه ِ ل‬
‫لعَ هلا‬ ‫غ َ همَّّ َل َلا‬
‫َر َْ هم ِرل َلاف ااَ ِّ ِلا‬
‫هََهه ِم هلا‬.
Artinya: Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kem
udian Dia bersemayam di atas ‘Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masin
g beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaska
n tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu
• ‫ل ٍْاََّ ََلا‬ ‫ي َْ هماه َّْ ََ َم َلاَ ََ ٍَآ هِ َلا‬
‫غ اه ََْ َّف َلا‬ ‫لا ِلا‬ َّ َّْ ‫ل ىَّ َلام َْ هماه‬
َّ ‫ل َع َلاَ ِِارَ ِل‬
‫َّلا هَ ِ للاس َ هماهَ ْمقَ َف َلاَ ِف ْمرَ ْلا َلاَ ِ لفرَ ْ لا‬ ‫ر اهَ ْمَّ َلا‬
‫ل ْه َّلاَ ِ للاس ف يِ َلا‬ ‫ل ْع َلا‬
ِ ٌّ‫ا‬
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di d
aratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka d
engan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
• Allah menciptakan manusia memiliki potensi akal dan pikiran sebagai bekal untuk hidup d
i dunia. Melalui akal dan pikiran tersebut, manusia dapat memahami dan menyelidiki ele
men-elemen yang terdapat di alam serta memanfaatkannya untuk kesejahteraan mereka.
Akal dan pikiran tersebut merupakan kelebihan dan keistimewaan yang diberikan oleh All
ah kepada manusia sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Isra 70.
• Dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memanfaatkan alam yan
g ”ditundukkan” oleh Allah untuk manusia, manusia hendaknya memahami konsep dan tu
gasnya sebagai khalifah di Bumi. Manusia jangan sampai “ditundukkan” oleh alam melalui
nilai-nilai materialistik dan keserakahan karena sesungguhnya hal tersebut melanggar kod
rat manusia yang diberikan oleh Allah. Untuk itu, Tuhan menganugerahkan kepada manu
sia potensi-potensi (fithrah) yang dapat dikembangkan melalui proses pendidikan.
Potensi Manusia dalam P
erkembangan IPTEK

Ada beberapa pendapat mengenai potensi


yang dimiliki manusia

Menurut Jalaluddin, ada tiga potensi yang dimiliki oleh manusia:


1. Potensi ruh: untuk bertauhid, yang merupakan kecenderungan untuk mengabdikan
diri kepada Sang Pencipta
2. Potensi jasmani (fisik): mencakup konstitusi biokimia yang secara materi teramu da
lam tubuh.
3. Potensi rohaniah: berupa konstitusi non-materi yang terintegrasi dalam jiwa, terma
suk ke dalam naluri penginderaan, intuisi, bakat, kepribadian, intelek, perasaan, ak
al, dan unsur jiwa yang lainnya.
Potensi Manusia dalam P
erkembangan IPTEK

Imam Gazali menyatakan manusia memiliki empat kekuatan (potensi):


1. Qalb: suatu unsur yang halus, berasal dari alam ketuhanan, berfungsi untuk merasa, meng
etahui, mengenal, diberi beban, disiksa, dicaci, dan sebagainya yang pada hakikatnya tidak
bisa diketahui.
2. Ruh: sesuatu yang halus yang berfungsi untuk mengetahui tentang sesuatu dan merasa, ru
h juga memiliki kekuatan yang pada hakikatnya tidak bisa diketahui.
3. Nafs: yaitu kekutan yang menghimpun sifat-sifat tercela pada manusia.
4. Aql: yaitu pengetahuan tentang hakikat segala keadaan, maka akal ibarat sifat-sifat ilmu ya
ng tempatnya di hati.
Potensi Manusia dalam P
erkembangan IPTEK

Menurut Jalaluddin dan Usman Said, secara garis besar manusia memiliki empat potensi dasar:
1. Hidayah al-ghariziyyah (naluri): kecenderungan manusia untuk memenuhi kebutuhan biolo
gisnya, seperti, makan, minum, seks, dan lain-lain, dalam hal ini antara manusia dengan bin
atang sama
2. Hidayah al-hisiyyah (inderawi): kesempurnaan manusia sebagai makhluk Allah SWT (ahsan
at-taqwim)
3. Hidayah al-aqliyyah: manusia merupakan makhluk yang dapat dididik dan mendidik (anima
l educandum)
4. Hidayah diniyyah: manusia merupakan makhluk yang mempunyai potensi dasar untuk beri
man dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Rambu-rambu dalam Pen
gembangan IPTEK

 Pengembangan IPTEK harus berujung pada bertambahnya keyakinan akan keberadaan Alla
h SWT., keesaan dan kekuasaan-Nya yang akan meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT. Ji
ka penggunaan hasil iptek akan melalaikan seseorang dari dzikir dan tafakkur, serta mengan
tarkan pada rusaknya nilai-nilai kemanusiaan, maka bukan hasil teknologinya yang ditolak,
melainkan manusianya yang harus diperingatkan dan diarahkan dalam menggunakan tekno
logi.
 Iptek dan segala hasilnya dapat diterima oleh masyarakat Islam manakala bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Iptek yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibad
ah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkunganny
a bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupan manusia.
THANK YO
U

Anda mungkin juga menyukai