Pemicu 2 Etika: Selly Herlia 405150149
Pemicu 2 Etika: Selly Herlia 405150149
Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran & hukum kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2007.
Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran: pengantar bagi mahasiswa
kedokteran dan hukum. Jakarta; 2005.
IMPLIED CONSENT
• Diberikan secara tersirat, tanpa pernyataan tegas
→ dari sikap, tindakan, tingkah laku (gerakan)
pasien
• Tindakan dokter → tindakan yang biasa dilakukan
/ sudah diketahui umum (misal : menggulung
lengan baju dan mengulurkan lengan saat akan
dilakukan pengambilan darah atau penyuntikan;
jahit)
• Paling banyak dilakukan dalam praktik sehari-
hari, meskipun tidak memiliki bukti
Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran & hukum kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2007.
Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran: pengantar bagi mahasiswa
kedokteran dan hukum. Jakarta; 2005.
IMPLIED CONSENT
• Bentuk lain → dalam keadaan gawat darurat
(emergency) → dapat melakukan tindakan
medis segera yang terbaik menurut dokter
(presumed consent)
– Dokter harus melakukan tindakan segera,
sedangkan pasien tidak dapat memberi
persetujuan dan keluarga tidak di tempat
– Bila pasien dalam keadaan sadar → diangggap
menyetujui tindakan yang akan dilakukan dokter
Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran & hukum kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2007.
Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran: pengantar bagi mahasiswa
kedokteran dan hukum. Jakarta; 2005.
EXPRESSED CONSENT
• Dinyatakan secara lisan / tulisan
– Bila tindakan yang akan dilakukan invasif / berisiko
pengaruhi kesehatan pasien secara bermakna →
tertulis
• Pasien disampaikan terlebih dahulu tindakan
yang akan dilakukan supaya tidak salah paham
• Misalnya :
– RT, pemeriksaan dalam vagina, mencabut kuku, dll.
yang melebihi prosedur pemeriksaan dan tindakan
umum → lisan
– Pembedahan, prosedur pemeriksaan dan pengobatan
invasif → tertulis
Hanafiah MJ, Amir A. Etika kedokteran & hukum kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC; 2007.
Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Bioetik dan hukum kedokteran: pengantar bagi mahasiswa
kedokteran dan hukum. Jakarta; 2005.
TUJUAN INFORMED CONSENT
• Memberi perlindungan kepada pasien
terhadap tindakan dokter yang sebetulnya
tidak diperlukan dan secara medis tidak ada
dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasien
• Memberi perlindungan hukum kepada dokter
terhadap suatu kegagalan dan bersifat negatif,
karena prosedur medik modern bukan tanpa
risiko
INDIKASI INFORMED CONSENT
• Tindakan dokter yang invasif maupun
noninvasif
• Informasi pasien harus dibuka kepada kolega
dokter, pemberi kerja, atau perusahaan
asuransi
• Pemeriksaan skrining
• Pasien dilibatkan dalam proses pendidikan
• Pasien dilibatkan dalam sebuah penelitian
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran
KKI Tahun 2006.
INDIKASI PERSETUJUAN TERTULIS
Bila :
• Tindakan terapeutik bersifat kompleks /
menyangkut risiko / efek samping bermakna
• Tindakan tersebut bukan dalam rangka terapi
• Tindakan tersebut memiliki dampak yang
bermakna bagi kedudukan kepegawaian /
kehidupan pribadi dan sosial pasien
• Tindakan yang dilakukan adalah bagian dari
suatu penelitian
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran
KKI Tahun 2006.
DASAR HUKUM INFORMED CONSENT
• UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran pasal 45
• UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
pasal 56 (perlindungan pasien)
• Permenkes No. 290/MenKes/Per/III/2008
• Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI
Tahun 2006
ISI INFORMED CONSENT
• Minimal mencakup : (pasal 7 ayat 3)
– Diagnosis dan tata cara tindakan kedokteran
– Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan
– Alternatif tindakan lain dan risikonya
– Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
– Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
– Perkiraan pembiayaan