Lembaga Lembaga Sosial
Lembaga Lembaga Sosial
Tujuan utama:
agar kebutuhan hidup manusia dapat
terpenuhi secara memadai
untuk mengatur agar kehidupan sosial
warga masyarakat bisa berjalan dengan
tertib dan lancar sesuai dengan norma-
norma sosial
Fungsi Lembaga Sosial
memberikan pedoman tingkah laku dan bersikap bagi
anggota masyarakat dalam usahanya untuk memenuhi
segala kebutuhan hidupnya
untuk menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman
perpecahan. Tanpa lembaga sosial masyarakat dapat
mengalami perpecahan karena adanya ketidak
seimbangan antara sumber pemenuhan kebutuhan
hidup dengan jumlah manusia. Jumlah manusia semakin
bertambah banyak, sementara sumber pemenuhan
kebutuhan hidup relatif tidak bertambah
memberikan pegangan dalam mengadakan sistem
pengendalian sosial. Sanksi-sanksi atas pelanggaran
norma-norma sosial merupakan sarana agar anggota
masyarakat tetap mematuhi norma-norma sosial
Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial
Menurut Gillin and Gillin:
1. suatu lembaga sosial adalah organisasi pola-pola
pemikirab dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui
aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya
2. Memiliki suatu tingkat kekekalan tertentu
3. Mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang digunakan
untuk mencapai tujuan, seperti bangunan, mesin, dan
sebagainya
5. Mempunyai lambang-lambang. Contoh: lambang-
lambang pada angkatan laut. Angkatan darat, angkatan
udara
6. Mempunyai tradisi tertulis dan tidak tertulis
Proses Institutionalized
Perspektif Fungsinalisme Struktural:
menyakini institusi sosial terbentuk secara
evolusi (evaluative) dan linear
Proses terbentuknya institusi sosial
mengikuti garis evolusi usage (cara),
folkways (kebiasaan), mores (tata
kelakuan), custom (adat istiadat).
Proses Institutionalized
Usage menunjuk pada suatu bentuk perbuatan dalam
hubungan antar indvidu
Pelanggaran terhadap usage tidak mengakibatkan
sanksi yang berat
Usage cikal bakal terbentuknya institusi sosial masih
dalam tahap trial and error (coba mencoba)
Perbuatan yang mendatangkan keuntungan (secara
sosial, ekonomi dan politis) akan ditiru orang lain dan
diulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan (folkway)
Mc Iver dan Page menyatakan kebiasaan merupakan
perikelakuan yang diakui dan diterima masyarakat.
Proses Institutionalized
Jika kebiasaan tidak hanya dianggap sebagai cara
berprilaku maka disebut tata kelakuan (mores).
Mores mengatur perbuatan anggota-anggota
masyarakat agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Karakteristik tata kelakuan (a), memberikan batas-batas
kelakuan individu; (b), mengidentifikasi individu dengan
kelompoknya; (c), menjaga solidaritas antara anggota-
anggota masyarakat.
Tata kelakuan yang memiliki kekuatan mengikat dan
integrasi sosial serta sanksi yang keras bagi yang
melanggar menjadi custom (adat istiadat). Contoh
custom, adat melarang perceraian, tujuh bulanan, dan
seterusnya.
Proses Institutionalized
Perspektif Struktural Konflik:
Perubahan radikal pada mode of
production mengubah skala besar institusi
sosial
Proses Institutionalized
Thomas Kuhn membuat formula “normal”, “anomalies”,
“krisis” dan “revolusi”. Institusi sosial pada waktu tertentu
mendominasi, individu, kelompok, masyarakat, sebuah
kondisi disebut normal.
Namun individu tidak dapat mengelakkan pertentangan
dengan penyimpangan terjadi (anomalies) karena
institusi sosial tidak mempunyai kemampuan memadai
menjelaskan persoalan yang timbul.
Selama penyimpangan memuncak, suatu krisis timbul
dan institusi sosial mulai disangsikan.
ila krisis serius, suatu revolusi terjadi dan institusi sosial
yang baru muncul menyelesaikan persoalan yang baru.
Institusi lama menurun pengaruhnya, digantikan yang
baru.
Tipe-tipe Lembaga Sosial
Gillin and Gillin:
Perkembangannya: Crescive institutions dan
enacted institutions
Crescive institutions: lembaga-lembaga yang
secara tak sengaja tumbuh dari adat istiadat
masyarakat. Contoh: hak milik, perkawinan, dan
sebagainya
Enacted institutions: lembaga yang secara
sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan
tertentu
Contoh: lembaga pendidikan, lembaga ekonomi,
lembaga politik, dan sebagainya
Tipe-tipe Lembaga Sosial
Nilai yang diterima masyarakat: basic
institutions dan subsidiary institutions
Basic institutions: lembaga sosial yang
sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam
masyarakat. Contoh: sekolah, agama,
keluarga, negara
Subsidiary institutions: lembaga sosial
yang dianggap kurang penting. Contoh:
kegiatan rekreasi
Tipe-tipe Lembaga Sosial
Penerimaan masyarakat: approved atau
sanctioned-institutions dan unsanctioned
institutions
Sanctioned-institutions: lembaga-lembaga
yang diterima masyarakat, seperti
sekolah, perusahaan dagang, dan
sebagainya
Unsanctioned-institutions: lembaga yang
ditolak masyarakat seperti pencurian,
penjahat, perampok, korupsi, dll
Tipe-tipe Lembaga Sosial