Anda di halaman 1dari 23

KMB I

“TUBERKULOSIS PARU”
Dosen pengampu: Johan Berwulo, S.Kep,Ns,M.Kep

Disusun oleh: Kelompok 3


AKULINCE TEBAI NIM:P07120718003
DEBORA SIKOWAY NIM: P07120718014
ELLEN WAKUM NIM: P07120718018
JENI FONATABA NIM: P07120718029
JESSICA WANTAH NIM: P07120718030
NURSILA HUSEN NIM: P07120718041
PASCALINA WENEHENUBUN NIM: P07120718044
SAJIDA NASRUN NIM: P07120718055
YESEKIEL POKNIANGGE NIM: P07120718063

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
KABUPATEN MIMIKA
T.A 2019/2020
PENGERTIAN
Tuberkulosis adalah penyakit lnfeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Terutama
menyerang paru – paru sebagai tempat infeksi primer.
Selain itu juga Tuberculosis dapat juga menyerang kulit,
Kelenjar Limfe, Tulang dan selaput Otak.Tuberkulosis
juga dapat menular melalui Droplet Infeksi yang
terinhalasi oleh orang yang sehat. (Pusat informasi
penyakit infeksi,2007).
ANATOMI
Paru-paru merupakan alat tubuh yang sebagian besar
terdiri dari gelembung-gelembung Alveoli. Gelembung-
gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel, pada lapisan inilah terjadi pertukaran udara,
O2 masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari
tubuh.
Paru-paru dibagi menjadi 2 yaitu :
Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus ( velan paru ).
Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus.
FISIOLOGI
Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi
(pernafasan) di dalam tubuh terdapat tiga tahapan :
ETIOLOGI
Kuman Mycobacterium berbentuk batang, mempunyai
sifat khusus yaitu Tahan terhadap asam pada
pewarnaan (Basil Tahan Asam). Kuman ini cepat mati
dengan sinar matahari langsung tetapi dapat bertahan
hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh, kuman Mycobacterium
Tuberkulosis ini dapat Dormant selama beberapa Bulan
atau Tahun. Kuman ini disebarkan dari penderita TB
BTA Positif melalui droplet kepada orang yang berada
disekitarnya, terutama yang kontak erat.
PATOFISIOLOGI
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting
saluran pernapasan. Basil Mycobacterium tersebut
masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas
(Droplet Infection). Sampai ke alveoli ,maka terjadilah
infeksi primer (Ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar
getah bening setempat dan terbentuklah primer
kompleks (Ranke).
Lanjutan…

Dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami


penyembuhan. Tuberkulosis Paru Primer, peradangan
terjadi sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik
terhadap Basil Mycobacterium. Tuberculosis post
primer (Reinfection) adalah peradangan jaringan paru
oleh karena terjadi pengeluaran ulang di dalam tubuh
terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.
TANDA & GEJALA
• Demam
• Batuk atau batuk darah (hemoptisis)
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Malaise
KOMPLIKASI
Apabila penyakit tuberculosis tidak ditangani
dengan pengobatan yang benar maka akan
menimbulkan suatu komplikasi. Komplikasi
dapat di bagi atas 2 yaitu:
1. Komplikasi dini : efusi pleura, pleuritis,
laringitis, poncet’s arthropathy, menjalar
ke organ – organ usus
Lanjutan..

2. Komplikasi lanjut: Pneumotorak (adanya udara


pada rongga pleura),penyebaran infeksi ke organ
lain, bronketasis,fibrosis, himoptitis berat,
Insufisiensi Kardio Pulmoner (cardio Pulmonary
Insufficiency)
PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan Pemberian Obat Anti Tuberkulosis antara lain:
● Mengobati Pasien
● Mencegah Kematian atau Komplikasi lanjut akibat
penyakitnya
● Mencegah munculnya resistensi obat
● Mencegah kekambuhan
● Mencegah lingkungan dari penularan
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan
melalui wawancara pengumpulan riwayat
kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan
laboratorium, dan diagnostic, serta Review catatan
sebelumnya. (Doenges, 2000)
Menurut Doenges dkk (2001) bahwa pengkajian
keperawatan yang dilakukan pada klien dengan
gangguan tuberculosis paru antara lain sebagai berikut :
Data dasar pengkajian klien. Data tergantung pada
derajat yang terkena.
a. Aktifitas dan Istirahat
b. Integritas ego
c. Makanan/cairan
d. Nyeri/kenyamanan
e. Pernapasan
f. Keamanan
g. Interaksi sosial
h. Pemeriksaan diagnostik
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan


yang jelas, singkat yang pasti tentang masalah
penderitaan serta penyebabnya yang dapat
dipecahkan atau diubah menjadi tindakan
keperawatan (Nursalam, 2001).
Diagnosa yang muncul (Maryline, E Doengoes. 2001)
adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan sekret pululen pada jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
penurunan permukaan efektif paru
3. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan
jaringan paru.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan nafsu makan menurun/malaise
INTERVENSI DAN RASIONAL

Intervensi dalam proses keperawatan dimulai


setelah data yang terkumpul sudah dianalisis dan
masalah-masalah atau diagnosa keputusan telah
ditentukan (Nursalam, 2001).
Fokus Intervensi
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan penumpukan sekret purulen pada jalan
nafas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan tidak terjadi gangguan pada
bersihan jalan nafas dengan kriteria hasil :
Tidak terjadi bunyi ronchi basah
Pasien mampu mengeluarkan sekret dengan cara
batuk efektif
Intensitas batuk berkurang atau batuk tidak ada
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
penurunan permukaan efektif paru.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam diharapkan kondisi pasien mampu
menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi
secara adekuat dengan kriteria hasil :
RR : 22-26 x/ menit, tidak terjadi sianosis
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
kerusakan jaringan paru.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi maupun
adanya tanda-tanda infeksi, dengan kriteria hasil :
Tanda-tanda vital stabil
Hasil foto ronden menunjukkan tidak ada
perluasan daerah yang terinfeksi.
Hasil laboratorium darah normal
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan nafsu makan menurun/ malaise.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
x 24 jam diharapkan kondisi pasien mampu
menunjukkan adanya meningkatkan nutrisi dengan
kriteria hasil :
Peningkatan berat badan
Hasil pemeriksaan laboratorium normal
Bebas tanda nutrisi
IMPLEMENTASI

Implementasi adalah langkah ke empat dalam


tahap proses keperawatan (tindakan keperawatan)
yang direncanakan dalam rencana tindakan
keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus
mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-
bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik
komunikasi, kemampuan dalam prosedur
tindakan pemahaman tentang hak- hak dari
pasien, serta dalam memahami tingkat
pengembangan klien (Hidayat, 2007).
EVALUASI

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk


melengkapi proses Keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil di capai. Dengan
mengukur perkembangan klien dalam mencapai
suatu tujuan, maka Perawat bisa menentukan
efektifitas tindakan keperawatan. Evaluasi
merupakan bagian integral pada setiap tahap
proses keperawatan.
Sekian & Terimakasih
Mari kita wujudkan TOSS TB
( Temukan TB Obati Sampai Sembuh)

Anda mungkin juga menyukai