Anda di halaman 1dari 30

Analisis Akrilamida dan Glisidamida dalam Dried

Blood Spots Pelajar dengan Kromatografi Cair


Kinerja Ultra Tinggi Tandem Spektrometri Massa

Pembimbing:
Prof. Dr. Yahdiana Harahap, M.S., Apt.
dr. Sunarsih

Wiwin Widayanti
1506727816

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Latar Belakang
Dicirikan dengan Menginvasi
pertumbuhan sel-sel dan
Kanker yang abnormal menyebar
melebihi batas ke organ
biasanya lainnya

18,1 juta kasus baru kanker di dunia


pada tahun 2018

Menyebabkan 9,6 juta kematian pada


tahun 2018

Prevalensi kanker di Indonesia pada tahun 2013 yaitu


1,4 per 100 penduduk

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


30-50% dari kematian akibat kanker
dapat dicegah dengan mengubah
atau menghindari faktor risiko utama

Menghindari rokok

Mengonsumsi makanan sehat

Menghindari radiasi dan karsinogen

Berolahraga secara teratur

Menjaga berat badan

Mengatasi faktor risiko terkait infeksi

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Akrilamida

Ditemukan dalam makanan dengan kandungan karbohidrat


tinggi yang dimasak pada suhu di atas 120°C

Terbentuk melalui degradasi termal asparagin dengan


adanya gula pereduksi dalam reaksi Maillard

Sudah pasti bersifat genotoksik dan karsinogenik pada


hewan

Diklasifikasikan oleh IARC ke dalam grup 2A

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Biotransformasi Akrilamida

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Keunggulan
DBS: Mudah dilakukan

Tidak invasif

Analit menjadi lebih stabil

Penyimpanan dan distribusi mudah

Volume sampel yang dibutuhkan


sedikit
Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019
Tujuan Penelitian

Melakukan analisis akrilamida dan


glisidamida serta propanamida
sebagai baku dalam secara simultan
dalam DBS pelajar

Melakukan penilaian terhadap


paparan akrilamida pada pelajar yang
terjadi akibat mengonsumsi makanan
yang mengandung akrilamida

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Metodologi Penelitian

Analisis Akrilamida dan Glisidamida dalam Dried Blood


Spots Pelajar dengan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi
Tandem Spektrometri Massa

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Alat :
Seperangkat alat kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem
spektrometri massa (Waters Xevo TQD Triple Quadrupole) :
- Quartenary Solvent Manager (Acquity UPLC H-Class)
- Sample Manager (Acquity UPLC)
- Nitrogen generator compressor (PEAK Scientific)
- Kolom Acquity UPLC BEH C18 (2,1 × 100 mm) 1,7 μm (Waters)
- Mass analyzer berupa triple quadrupole (Xevo TQD)
- Sumber ionisasi (ZsprayTM)

Perangkat lunak pengolah data dan komputer, microtube 1,5 mL,


vial autosampler, timbangan analitik, evaporator, lemari pendingin
4°C, alat sentrifugasi, vortex, mikropipet Eppendorf, blue tip, yellow
tip, white tip, dan alat-alat gelas

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Bahan Uji
• Sampel DBS yang diperoleh • Kriteria eksklusi:
dari 30 pelajar 1. Seorang perokok aktif atau
• Kriteria inklusi: pasif
1. Pelajar yang berusia 7-18 2. Tidak atau sedikit
tahun mengonsumsi makanan yang
2. Bukan seorang perokok aktif mengandung akrilamida
dan pasif
3. Banyak mengonsumsi
makanan yang mengandung
akrilamida, seperti keripik
kentang, kentang goreng,
pop corn, sereal, biskuit, kopi
instan

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Kontrol Negatif
• Sampel DBS yang diperoleh • Kriteria eksklusi:
dari 30 orang subjek sehat 1. Seorang perokok aktif atau
• Kriteria inklusi: pasif
1. Pelajar yang berusia 7-18 2. Mengonsumsi makanan
tahun yang mengandung
2. Bukan seorang perokok akrilamida selama 48 jam
aktif dan pasif sebelum penelitian dan
3. Bersedia tidak selama periode
mengonsumsi makanan pengambilan sampel
yang mengandung darah
akrilamida selama 48 jam
sebelum penelitian dan
selama periode
pengambilan sampel
darah
Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019
Bahan Kimia Bahan Pengambilan Sampel
• Akrilamida • Kertas DBS
• Glisidamida • Alcohol swab
• Propanamida • Lanset
• Asam formiat
• Asetonitril
• Metanol
• Aqua bidestilata
• Darah

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Akrilamida Glisidamida
Rumus Molekul : C3H5NO Rumus Molekul : C3H5NO2
Berat Molekul : 71,08 g/mol Berat Molekul : 87,078 g/mol
Kelarutan : larut dalam 215,5 g/100 Kelarutan : Sedikit larut dalam
mL air; 15,5 g/100 mL metanol; 66,2 metanol, sedikit larut dalam etil
g/100 mL etanol asetat

Baku dalam : Propanamida


Rumus Molekul : C3H7NO
Berat Molekul : 73,095 g/mol
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,
mudah larut dalam alkohol

Sumber : National Center for Biotechnology Information, 2005; National Toxicology Program, 2004

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


ALUR KERJA

Pembuatan Larutan

Uji Kesesuaian Sistem

Preparasi Sampel Akrilamida dan


Glisidamida dalam DBS

Validasi Parsial Metode Bioanalisis

Pengambilan dan Preparasi Sampel DBS


Anak Sekolah dan Subjek Kontrol Negatif

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Pembuatan Larutan Induk

Akrilamida 10 mg Glisidamida 10 mg Propanamida 10 mg

Ad aqua Ad aqua Ad aqua


bidestilata bidestilata bidestilata

10 ml 10 ml 10 ml

1000 ppm 1000 ppm 1000 ppm

Larutan Stok Standar Larutan Stok Baku Dalam

Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan larutan dengan


konsentrasi tertentu

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Pembuatan Fase Gerak
Larutan Fase Gerak A Larutan Fase Gerak B
(metanol 5% dalam asam (asetontitril 100%)
formiat 0,1% v/v)
Metanol 5% Asetonitril 100%

Ad Asam
formiat 0,1%

100 ml

Larutan fase gerak akhir diperoleh dengan mencampurkan larutan


fase gerak A dan B (98:2 v/v) ke dalam botol fase gerak,
homogenkan dan hilangkan gelembung udara (degasser)

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Pembuatan Larutan Standar Kurva Kalibrasi

Larutan induk Larutan induk


akrilamida 1000 ppm glisidamida 1000 ppm

Ad asetonitril Ad asetonitril

Larutan standar Larutan standar


akrilamida 10 ppm glisidamida 10 ppm
Ad darah Ad darah

Rentang KK : 10-5000 Rentang KK : 15-5000


ng/mL ng/mL
Kurva kalibrasi dibuat dengan rentang tersebut di atas dengan minimal
6 titik konsentrasi, zero sample dan blank sample

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Pembuatan Larutan Sampel Kualitas Kontrol
QCH = 75% × ULOQ
= 75% × 5000 ng/mL = 3750 ng/mL
QCM = 40% × rentang kalibrasi
Rentang KK
= 40% × 5000 ng/mL = 2000 ng/mL
akrilamida 10-5000
ng/mL QCL = 3 × LLOQ
= 3 × 10 ng/mL = 30 ng/mL

QCH = 75% × ULOQ


= 75% × 5000 ng/mL = 3750 ng/mL
Rentang KK glisidamida 15- QCM = 40% × rentang kalibrasi
5000 ng/mL = 40% × 5000 ng/mL = 2000 ng/mL
QCL = 3 × LLOQ
= 3 × 15 ng/ml = 45 ng/ml

Larutan induk untuk sampel kualitas kontrol akrilamida dan glisidamida


disiapkan terpisah dari larutan induk untuk kurva kalibrasi

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Kondisi Analisis
• Kondisi sistem kromatografi:
 Fase gerak: campuran larutan A dan B (98:2 v/v)
Larutan fase gerak A: metanol 5% dalam asam formiat
0,1% v/v
Larutan fase gerak B: asetonitril 100%
 Tipe elusi: gradien
 Laju alir: 0,1 mL/menit
 Suhu kolom: 30°C
 Volume injeksi: 10 µL

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Kondisi Analisis
 Profil elusi fase gerak:

Menit ke- Fase Gerak A (%) Fase Gerak B (%)

0,00 30 70
1,00 70 30
3,00 98 2
6,00 98 2
9,00 70 30

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Kondisi Analisis
• Kondisi sistem spektrometri massa:
 Sumber electrospray ionization: mode ESI positif (+)
 Deteksi sampel: mode multiple reaction monitoring (MRM)
 Waktu tinggal (dwell time) 200 ms per saluran MRM
 Suhu gas: 300°C
 Laju gas: 10L/menit
 Tekanan nebulizer gas: 20 psi
 Transisi MRM: m/z 71,9  55,0 untuk akrilamida dan m/z 87,9 
44,2 untuk glisidamida
 Energi tumbukan: 2V (akrilamida) dan 5V (glisidamida)

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Uji Kesesuaian Sistem
Larutan campuran akrilamida, glisidamida dan propanamida dengan
konsentrasi 10 ppm disuntikkan sebanyak 10 µL ke dalam alat
KCKUT-SMSM dengan kondisi optimum yang telah diperoleh

• Dilihat KV dari luas puncak dan waktu retensi yang dihasilkan


dari analit dan baku dalam
• Uji kesesuaian sistem dilakukan dengan enam kali pengulangan
dengan syarat KV tidak melebihi 6%
• Uji kesesuaian sistem dilakukan setiap kali sebelum
melakukan analisis setiap hari dengan tujuan untuk melihat
kondisi analisis yang akan digunakan apakah sudah memenuhi
persyaratan sehingga siap digunakan untuk proses validasi

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Preparasi Sampel Akrilamida dan
Glisidamida dalam DBS
Larutan induk akrilamida (1000 ppm) dan
glisidamida (1000 ppm) masing-masing sebanyak 1
µL dipipet dan dimasukkan ke dalam sample cup

Darah utuh sebanyak 1999 µL ditambahkan ke


dalam sample cup sehingga diperoleh campuran
sampel dengan konsentrasi masing-masing 500
ng/mL

Ekstraksi

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Metode Ekstraksi
Bagian supernatan diambil
Darah yang mengandung
sebanyak 100 µL lalu
akrilamida dan glisidamida Vorteks 3 menit, sonikasi
ditambahkan pelarut
ditotolkan pada kertas DBS selama 5 menit pada suhu
pengekstraksi, yaitu
(volume penotolan 25 µL; 25°C
asetonitril-etil asetat (1:2)
waktu pengeringan 2 jam)
sebanyak 300 µL

Kertas dipotong, dipreparasi Sonikasi 5 menit, sentrifugasi Sentrifugasi pada 12000 rpm
dengan dimasukkan ke dalam pada 16.060g selama 10 selama 5 menit pada suhu
microtube menit 25°C

Ditambahkan larutan baku Fase organik didekantasi dan Sampel yang diresuspensi
dalam propanamida (1 Vorteks 1 menit dipindahkan ke tube yang sebanyak 10 µL disuntikkan
µg/mL) sebanyak 20 µL lain ke dalam KCKUT-SM/SM

Tambahkan aqua bidestilata-


Ditambahkan 200 µL Uapkan pada suhu 40°C
Vorteks 20 detik metanol-asetonitril (60:32:8
metanol dengan aliran udara
v/v/v) sebanyak 200 µL

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Validasi Parsial Metode Bioanalisis

Minimal 6 titik konsentrasi +


1 blanko + 1 zero Syarat : %diff ≤ 15% pada
Kurva Kalibrasi  (5-5000 ng/mL untuk  semua konsentrasi, kecuali
akrilamida dan 10-5000 %diff LLOQ ≤ 20%
ng/mL untuk glisidamida)
Membuat 5 replika pada
Akurasi dan Syarat : %diff & %KV LLOQ ≤
konsentrasi LLOQ, QCL, QCM,
Presisi Intra   20% dan %diff & %KV lain ≤
QCH secara intra hari
Hari 15%
(within-run)

Sampel dipreparasi pada kertas DBS dan larutan hasil preparasi sebanyak 10
µL disuntikkan ke dalam KCKUT-SM/SM sesuai dengan kondisi analisis hasil
optimasi

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Pengambilan Sampel DBS Pelajar
dan Subjek Kontrol Negatif
Sampel darah subjek
diambil sebanyak ±300
µL dengan teknik finger
prick menggunakan
lanset steril

Darah dikumpulkan
pada microtube dan
ditotolkan pada kertas
DBS Perkin Elmer 226
sebanyak ±25 µL

Biarkan hingga kering


selama 2 jam pada
suhu ruang

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Preparasi dan Penetapan Kadar Sampel DBS
Kertas dipotong, dipreparasi Vorteks 3 menit, sonikasi Sentrifugasi pada 12000 rpm
dengan dimasukkan ke dalam selama 5 menit pada suhu selama 5 menit pada suhu
microtube 25°C 25°C

Bagian supernatan diambil


sebanyak 100 µL lalu
Ditambahkan larutan baku Fase organik didekantasi dan
ditambahkan pelarut
dalam propanamida (1 dipindahkan ke tube yang
pengekstraksi, yaitu
µg/mL) sebanyak 20 µL lain
asetonitril-etil asetat (1:2)
sebanyak 300 µL

Sonikasi 5 menit, sentrifugasi


Uapkan pada suhu 40°C
Vorteks 20 detik pada 16.060g selama 10
dengan aliran udara
menit

Tambahkan aqua bidestilata- Sampel yang diresuspensi


Ditambahkan 200 µL
Vorteks 1 menit metanol-asetonitril (60:32:8 sebanyak 10 µL disuntikkan
metanol
v/v/v) sebanyak 200 µL ke dalam KCKUT-SM/SM

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Rencana Penelitian

Analisis Akrilamida dan Glisidamida dalam Dried Blood


Spots Pelajar dengan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi
Tandem Spektrometri Massa

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Jadwal Penelitian

Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019


Praseminar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia 2019

Anda mungkin juga menyukai