Anda di halaman 1dari 41

Efek Samping

Psikotropika dan
Penatalaksanaan

Dr.dr. Amel Yanis SpKJ (K)


2018
EFEK SAMPING PSIKOTROPIKA
• WEIGHT GAIN
• HYPERPROLACTINAEMIA
• SEDATION
• EXTRAPYRAMIDAL SIDE EFFECTS (EPSE)
• HYPERLIPIDAEMIA
• POSTURAL HYPOTENSION
• OTHER CARDIOVASCULAR SIDE EFFECTS
• HYPERGLYCAEMIA
• NEUROLEPTIC MALIGNANT SYNDROME
Extrapyramidal Side Effects
Neurologik
• Akut
– Acute Extrapyramidal Syndrome
– Akathisia
– Distonia akut
– Parkinsonism
– Sindrom Neuroleptik Maligna
• Kronik
– Tardive diskinesia
3
• EPSE akut termasuk :
-. acute dystonia,
-. akathisia
-. parkinsonism,
• EPSE kronik :
-. tardive dyskinesia
Distonia akut
• Kontraksi otot involunter sehingga
mengakibatkan postur atau gerakan yang
abnormal. Khususnya melibatkan otot kepala
dan leher.
• Sering terjadi pada dewasa muda dan bisa
muncul tidak lama setelah terpapar obat.
• Akut dan menyakitkan dan membutuhkan
penanganan segera (suntikan obat
anticholinergics).
Gambaran klinik
• Gejala bisa muncul segera, atau dalam
beberapa jam atau hari, setelah mulai
pengobatan atau peningkatan dosis obat
antipsychotic.
• Gejala khususnya meliputi otot kepala dan
leher. Meliputi otot laryngeal dan pharyngeal
dan bisa menyebabkan masalah serius, seperti
respiratory distress, asphyxia, dysphagia and
choking.
Gambaran klinik
• Lidah atau tenggorokan yang tegang dapat
menunjukkan bentuk AD yang moderat.
Terkadang hanya tangan atau beberapa jari
saja yang terkena.
• Seringkali AD memburuk ketika satu atau lebih
kelompok otot diaktifkan, seperti saat berjalan
Prevalensi
• AD ditemukan hingga 10% pada mereka yang
menerima antipsikotik konvensional.
• Sering ditemukan pada pemakaian antipsikotik
high-potency konvensional (e.g. haloperidol)
dan kurang pada low-potency konvensional
(e.g. chlorpromazine)
• Ditemukan terutama pada pasien muda.
Patofisiologi
• Antipsikotik berikatan dengan reseptor D2,
memblokade reseptor ini di caudatus,
putamen dan globus pallidus, hal ini yang
terutama menyebabkan dystonia akut.
Terapi
• AD biasanya muncul tiba-tiba dan
memerlukan perawatan segera, terutama
ketika spasme otot laring menginduksi
terjadinya stridor.
• Injeksi IM anticholinergic (e.g. 1-2 mg
benztropine) biasanya efektif dalam 20 menit.

Terapi
• Kadang-kadang diperlukan injeksi ulangan,
diberikan dengan interval 30 menit.
• Injeksi IV anticholinergic diperlukan pada
kasus dalam AD yang sangat berbahaya
seperti stridor.
Parkinsonism
• Ditandai oleh tremor (paling jelas waktu
istirahat), rigiditas, bradikinesia.
• Gejala umumnya muncul dalam beberapa hari
setelah terpapar obat, bisa juga muncul
perlahan selama beberapa minggu.

Gambaran klinik
• Gambaran inti parkinsonisme yang diinduksi
obat adalah bradikinesia, kekakuan dan
tremor dengan onset bertahap selama
beberapa hari atau biasanya beberapa
minggu.
Simptom parkinsonism
Prevalensi
• Prevalensi parkinsonisme pada pengobatan
dengan antipsikotik konvensional dapat
mencapai 75%.
• Pengobatan dengan antipsikotik atipikal,
prevalensi umumnya kurang dari 20%.
Patofisiologi
• Parkinsonisme terjadi akibat keseimbangan
relatif dari pengaruh dopamin dan asetilkolin
pada ganglia basal.
Patofisiologi
• Parkinsonisme disebabkan antipsikotik,
transmisi dopaminergik terhambat oleh efek
antagonis antipsikotik pada reseptor dopamin
pasca-sinaps.
Treatment
• Parkinsonisme yang diinduksi obat diatasi
dengan beralih ke obat yang minimal efek
parkinsonisme (antipsikoti atipikal).
• Jika mengganti antipsikotik tidak mengatasi
parkinsonismenya maka digunakan obat
antikolinergik seperti benztropin, tetapi mesti
hati-hati karena juga bisa memerikan efek
samping.
Akathisia
• Merasa gelisah, dorongan untuk terus
bergerak.
• Terlihat pasien mengulang gerakan tanpa
tujuan.
• Akathisia akut sering dikaitkan dengan
iritabilitas, agitasi dan kekerasan.
• Biasanya terlihat dalam beberapa hari setelah
pemberian antipsikotik atau sewaktu dosis
ditingkatkan.
• Kondisi ini sering menjadi kronis, jika tidak
diobati dapat memburuk dan menetap.
• Akathisia bisa terjadi akut, kronis dan tardif.
Gambaran klinis
• Gejala akathisia terdiri dari gejala subjective
and objective.
• Gejala subyektif termasuk merasa gelisah,
dorongan untuk terus bergerak, tidak nyaman,
cemas, dysphoria, kegelisahan dan ketakutan.
• Pasien dengan akathisia biasanya secara fisik
tidak dapat mempertahankan postur tetap
ketika duduk atau berdiri tetapi mungkin
dapat berbaring dan tidur.
• Gejala obyektif biasanya melibatkan tungkai
bawah dan kaki.
• Pasien terlihat mengulangi gerakan tanpa
tujuan, seperti menggoyang-goyangkan kaki,
mondar-mandir, menyilangkan kaki.
• Tremor kasar dan sentakan mioklonik juga
terlihat.
• Akathisia yang disebabkan oleh antipsikotik
konvensional potensi tinggi seperti
haloperidol, memprovokasi perilaku bunuh
diri, pembunuhan, dan perilaku kekerasan.

Prevalensi
• Umumnya, akathisia jarang terjadi pada
pemakaian antipsikotik atipikal dibandingkan
tipikal.
• Sangat jarang terjadi pada pemakaian
clozapine dan quetiapine.

Prevalensi
• Pemakaian antipsikotik tipikal angka
prevalensi 68%, pada antipsikotik atypicals
prevalence 11-15%.
Patofisiologi
• Terkait dengan antagonis dopamin D2 sentral.
Treatment
• Menurunkan dosis antipsikotik atau
menggantinya.
• Jika tidak membaik digunakan propranolol,
efektif memperbaiki gejala obyektif dan
subyektif akathisia, respons terjadi pada hari-
hari pertama pengobatan.
• Bisa juga dengan obat anticholinergic (efektif
jika akathisia bersamaan dengan
parkinsonism) & benzodiazepines seperti
lorazepam dan clonazepam.
Tardive dyskinesia
• Tardive Diskinesia adalah sindrom neurologis
kompleks yang terdiri dari gerakan
hiperkinetik yang involunter terutama
choreoathetoid juga dystonic.
• Gerakan involunter pada lidah dan rahang.
• Pada pemakaian lama antipsychotics.
• Irreversible.
Gambaran klinik
• TD umumnya ditandai dengan gerakan
mengecapkan bibir dan mengunyah, sering
dengan tonjolan lidah episodik atau
mendorong lidah ke dalam pipi atau bibir
bagian dalam, meringis dan gerakan otot
wajah lainnya.
• Gerakan abnormal lainnya termasuk gerakan-
gerakan choreiform pada tangan.
• Pada TD yang berat, dapat muncul masalah
dengan berbicara dan makan serta kesulitan
bernafas dan menelan.
Gambaran klinik TD
Prevalensi
• Penggunaan antipsychotics tipikal jangka lama
kira-kira 20% ditemukan TD.
Patofisiologi
• Blokade jangka panjang dopamine pada
striatum oleh antipsychotic memicu
hipersensitif reseptor dopamine, yang memicu
hilangnya control volunteer dari berbagai
aspek motor movement.
Patofisiologi
• Menurunnya fungsi Gammaaminobutyric acid
(GABA) di striatum diinduksi oleh
hipersensitifitas dopamine pada neuron
inhibitory dopaminergic.
• TD muncul oleh karena over-stimulation
reseptor encephalin atau meningkatnya
aktivitas free radicals.
Treatment
• Mengganti jenis antipsychotic dengan
clozapine, juga quetiapine, olanzapine,
risperidone and aripiprazole.
Sindrom Neuroleptik Maligna

• Adalah suatu komplikasi yg membahayakan


dari terapi antipsikotik, dapat terjadi kapan
saja selama perjalanan terapi.
Gejalanya adalah:
Ggn gerakan (tremor, rigiditas muskular,
distonia, akinesia,mutisme,agitasi)
Perubahan tingkat kesadaran
Ggn otonom (demam tinggi, berkeringat
banyak, inkontinensia, tekanan darah dan
denyut jantung meningkat)
Penatalaksanaan

Stop antipsikotik
Terapi medis suportif
Medikasi Dantrolene (Dantrium)
Bromocriptine (Parlodel)
Rujuk ke RS terdekat
• Penatalaksanaan

Stop antipsikotik
Terapi medis suportif
Medikasi Dantrolene (Dantrium)
Bromocriptine (Parlodel)
Rujuk ke RS terdekat
Terapi SNM
Intervention Dosing

Amantadine 200-400 mg/d PO, in divided dose

Bromocriptine 2.5 mg bid/tid, PO

Levodopa 50-100 mg IV, continous infusion

Electro Convulsive Therapy

Dantrolene 1 mg/kg per day IV for 8 days, continue


PO for 7 days

Benzodiazepines 1-2 mg IM as test dose, if effective


switch PO. Consider use if underlying
disorder has catatonic symptom

Supportive measures IV hydration, cooling blanket, ice packs,


ice water enema, O2, Antipyretics
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai