Anda di halaman 1dari 20

TEORI STRUKTUR MODAL

KELOMPOK 1
(3 Accounting 3)

DEVILIA PUSPITASARI DIZA FAHLEVI


1 4 1710631030065
1710631030058

DIAN DIANA FAHMI ALI FAJAR AULIA


2 1710631030059 5 1710631030073

FEMMY SALSABILAH
DINAR MEGA SILVIA SEPTIANI
3 1710631030061 6 1710631030075
Pengertian Struktur Modal
Struktur Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam
pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang
dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001).
Berikut ini pengertian struktur modal menurut para ahli:
 Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996) mengatakan bahwa struktur
modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang saham.
 Menurut Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000), capital structure is the
combination of debt and equity used to finance a firm’s projects. The capital
structure of a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new
equity.
 Menurut Keown et.al (2000), struktur modal adalah paduan atau kombinasi sumber
dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
 Menurut Farah Margaretha (2004), struktur modal menggambarkan pembiayaan
permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri.
Struktur Modal Sasaran
Struktur modal sasaran adalah kombinasi antara utang saham preferen, dan
saham ekuitas yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal.
Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan
pengembalian. Risiko yang lebih tinggi cenderung akan menurunkan harga saham,
tetapi ekspektasi tingkat pengembalian yang lebih tinggi akan menaikkannya. Karena
itu, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko
dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.
Empat faktor utama yang memengaruhi keputusan struktur modal adalah :
 Risiko bisnis,
 Posisi perpajakan,
 Fleksibilitas keuangan,
 Konservatisme atau keagresifan manajemen.
Resiko Bisnis dan Keuangan
Risiko Bisnis adalah tingkat risiko yang inferen di dalam operasi
perusahaan jika perusahaan tidak mempergunakan utang. Perusahaan akan memiliki
risiko bisnis yang kecil jika permintaan akan produk yang dihasilkannya stabil, jika
harga-harga input dan produknya tetap relatif konstan, jika perusahaan dapat
menyesuaikan harga-harganya dengan bebas jika terjadi peningkatan biaya, dan
jika sebagian besar biayanya adalah biaya variabel sehingga akan turun jika
penjualan menurun. Hal-hal yang lain diangap sama, semakin rendah risiko bisnis
sebuah perusahaan, maka semakin tinggi rasio utang optimalnya.
Risiko bisnis tergantung pada sejumlah faktor, yaitu :
1. Variabilitas permintaan,
2. Variabilitas harga jual,
3. Variabilitas biaya input,
4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahan-perubahan pada
biaya input,
5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu yang tepat
dan efektif dalam hal biaya, eksposur risiko asing,
6. Komposisi biaya tetap: leverage operasi (leverage operasi adalah tingkat sampai
sejauh mana biaya-biaya tetap digunakan di dalam operasi sebuah perusahaan
Teori-Teori Struktur Modal
1. TEORI PENDEKATAN TRADISIONAL
Pendekatan Tradisional berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal.
Artinya Struktur Modal mempunyai pengaruh terhadap Nilai Perusahaan, dimana
Struktur Modal dapat berubah-ubah agar bisa diperoleh nilai perusahaan yang
optimal.

2. TEORI PENDEKATAN MODIGLIANI DAN MILLER


Dalam teori ini berpendapat bahwa Struktur Modal tidak mempengaruhi Perusahaan.
Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai Perusahaan dengan
hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, Kenaikan
tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak.
 Teori MM tanpa pajak
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller
(teori MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak
mempengaruhi nilai perusahaan.

LANJUTAN
MM mengajukan beberapa asumsi untuk membangun teori mereka
(Brigham dan Houston, 2001, p.31) yaitu:
 Tidak terdapat agency cost.
 Tidak ada pajak.
 Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan
perusahaan
 Investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai
prospek perusahaan di masa depan
 Tidak ada biaya kebangkrutan
 Earning Before Interest and Taxes (EBIT) tidak dipengaruhi oleh
penggunaan dari hutang.
 Para investor adalah price-takers.
 Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual pada harga pasar
(market value).
Lanjutan…

Nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan sama dengan nilai perusahaan yang tidak menggunakan
hutang sebagai berikut ini.
VL = VU
dimana :
VL = Nilai untuk perusahaan yang menggunakan hutang (value for leveraged companies)
VU = Nilai untuk perusahaan yang tidak menggunakan hutang (100%saham, atau value for
unlevered companies
Dengan kata lain, dalam kondisi tanpa pajak, Modigliani dan Miller berpendapat bahwa struktur modal
tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Tingkat keuntungan dan risiko usaha (keputusan investasi) yang
akan mempengaruhi nilai perusahaan (bukannya keputusan pendanaan).
Proposisi 2 mengatakan bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk perusahaan yang menggunakan
hutang, naik proporsional terhadap peningkatan rasio hutang dengan saham.

ks = ko + B / S (ko – kb) ……… (2)


dimana:
ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham
ko = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham perusahaan tanpa hutang
Teori MM Dengan Pajak

Pada tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori MM tahun


1958.Asumsi yang diubah adalah adanya pajak terhadap penghasilan
perusahaan. Dengan adanya pajak ini, MM menyimpulkan bahwa penggunaan
hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang
adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak
Bagan Pendekatan Roti menurut MM (dengan Pajak)

Bagan 5.

Dibayarkan ke Pemerintah
Terlihat bahwa roti tersebut dibagi ke dalam tiga bagian: saham, hutang, dan
pajak. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran
kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga
bisa dipakai sebagai pengurang pajak.
Teori MM tersebut sangat kontroversial. Implikasi teori tersebut adalah
perusahaan sebaiknya menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Dalam
praktiknya, tidak ada perusahaan yang mempunyai hutang sebesar itu, karena
semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga
kemungkinan kebangkrutannya.
Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis dan kemudian MM memasukkan
faktor pajak ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang
berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat
pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang pajak.
3. Teori Trade-Off dalam Struktur Modal

Menurut trade-off teory yang diungkapkan oleh Myers (2001), “Perusahaan akan berhutang
sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan
hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial distress)” (p.81). Biaya kesulitan
keuangan (Financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization,
dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu
perusahaan.

Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam kerangka trade-
off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal.
Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan berusaha mengurangi
pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan
mengurangi pajak. Dalam kenyataannya jarang manajer keuangan yang berpikir demikian
3. TEORI PECKING ORDER

Teori Pecking Order menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat


keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.
Secara spesifik, perusahaan mempunyai urutan-urutan prefensi dalam penggunaan dana.
Skenario urutan dalam Teori Pecking Order adalah sebagai berikut
 Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba
(keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
 Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan
investasi.
 Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan
kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang
diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi
pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain.
 Jika padangan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkansurat berharga yang
paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian
dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali
saham sebagai pilihan terakhir.
5. Teori Asimetri Informasi dan Signaling

Teori ini mengatakan bahwa dalam pihak pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu
mempunyai informasi yang lebih dari pihak lainnya.
Teori ini terdiri dari Teori :
•Myers dan Majluf
Menurut Teori ini ada asimetri informasi antara manager dengan pihak luar. Manager
mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibandingan pihak
luar.
•Signaling
Mengembangkan model dimana struktur modal (penggunaan hutang) merupakan signal yang
disampaikan oleh manager ke pasar. Jika manager mempunyai keyakinan bahwa prospek
perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin
megkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manager bisa menggunakan hutang lebih
banyak sebagai signal yang lebih credible. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang
bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa
mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan
mempunyai prospek yang baik.
6. Teori Keagenan (Agency Approach)

Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik


antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang saham
dengan manager adalah konsep free-cash flow. Ada kecenderungan
manager ingin menahan sumber daya sehingga mempunyai control atas
sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk
mengurangi konflik leagenan free cash flow. Jika perusahaan
menggunakan hutang, maka manager akan dipaksa untuk mengeluarkan
kas dari perusahaan untuk membayar bunga.
Faktor yang Diperhatikan dalam
Penentuan Struktur Modal

o Tingkat penjualan. Perusahaan dengan tingkat penjualan relatif stabil memiliki aliran
kas relatif stabil pula dapat menggunakan hutang lebih banyak.
o Struktur asset. Perusahaan dengan tangible asset lebih banyak dapat memakai hutang
lebih besar karena aset dapat dipakai sebagai kolateral.
o Tingkat pertumbuhan perusahaan. Semakin cepat bertumbuh semakin besar
kebutuhan dana untuk ekspansi.
o Profitabilitas. Perusahaan dengan tingkat pengembalian tinggi atas investasi dapat
menggunakan hutang lebih sedikit.
o Pajak. Semakin tinggi tarif pajak maka makin besar manfaat penggunaan hutang.
o Pengendalian. Penggunaan ekuitas mungkin lebih disukai karena memungkinkan ikut
dalam
o Management control
o .Kondisi internal perusahaan dan ekonomi makro.
That’s all. Thank you!

Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai