Anda di halaman 1dari 26

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Disampaikan Oleh:
Dr. ROYADI, SH.MM

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH
TAHUN 2019
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Dr. ROYADI, SH., MM
Lahir di Jakarta, 25 Mei 1962. Pendidikan Dasar di SDN Gempol Pagi 1 Jakarta,
SMPN 79 Jakarta, SMA YMIK Jakarta, Catar AKABRI Magelang Jawa Tengah,
Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Jakarta, Urban and Regional
Management di University of New South Wales (UNSW) Sydney Australia
Pascasarjana S2 Magister Manajemen Sumberdaya Manusia di IPWI Jakarta, dan
Doctor (S3) di Institut Pertanian Bogor Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Tahun 2006. Kantor Ditjen Bina Bangda, Kemendagri Jln. TMP No.20 Kalibata
Jakarta Selatan. Tlp. 08179955533.
PendidikkaAdumla Tahun 1988, Pimpinan III Tahun 2005, Pimpinan Tingkat II Tahun 2014. TOT Widyaiswara
Tahun 2010, TOT Jabatan Fungsional Pengawas Urusan Pemerintahan Tahun 2013, Training Of Pioneers Fasilitasi
Gerakan Good Governance, Perencanaan Pembangunan Nasional di LPEM-UI Tahun 1994, Methodology for
Participatory Assesment Participatory Hygens and Sanitation Transpormation, Public Policy Planning and evaluation.
Mengikuti Orasi Ilmiah Guru Besar IPB dan delegasi Indonesia dalam Asia Water Forum 2018 di Kantor Pusat ADB,
Manila, Oktober 2018.
Pernah menjadi pengajar di Universitas Nasional Jakarta, Program Pascasarjana Institut Pemerintahan Dalam
Negeri (IPDN), dan narasumber penyusun Dokumen Rencana dan Pengintegrasian SPM, NSPK dalam Perencanaan dan
Penganggaran, di LPEM-UGM, Diklat, Regional DIY, Semarang, Rokan Hilir, Bukit Tinggi, DKI dan Papua serta K/L Ditjen
OTDA, Ditjen PMD, Ditjen ADWIL, Ditjen KEUDA, serta Kementerian Sosial, Kehutanan, PU, Pemberdayaan Perempuan,
Perindustrian dan BPK-RI, Pejabat Pemeriksa Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD), BAPPEDA, SKPD/Perangkat
Daerah, Keuangan, DPRD dan Sekwan Provinsi/kabupaten/Kota, menulis Buku Rahasia Cerdas dan Mahir 1001 Tanya
Jawab Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Rencana Pembangunan Daerah dan modul-modul untuk
pelatihan.
Pengalaman Kepala Seksi Kelembagaan Perencanaan Kabupaten/Kota, Kepala Seksi Pengelolaan Dampak dan
Bencana Alam, Kepala Seksi Penetaan Wilayah Penggembangan Khusus, Direktorat Fasilitas Penataan Ruang
dan Lingkungan Hidup, Kasubdit Perencanaan Pembangunan Wilayah IV Sulawesi dan Gorontalo, Kasubdit
Perencanaan dan Evaluasi Wilayah Papua, Maluku dan Nusa Tenggara, Ditjen Bina Bangda, Kepala Bagian
Perundang-Undangan Ditjen Bina Keuangan Daerah, dan Kasubdit Kehutanan Direktorat Sinkronisasi Urusan
Pemerintahan Daerah I Ditjen Bina Bangda, Kementerian Dalam Negeri.
2
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Undang-Undang Dasar 1945


Alinea ke-4 sebagai Wadah Kelembagaan

“Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu pemerintah negara


Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia…”

3
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai
satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional.
Sistem RPJPN RPJMN RKP
Perencanaan
Pembangunan
RENSTRA RENJA
Nasional
K/L K/L

Sistem
Perencanaan RPJPD RPJMD RKPD
Pembangunan Prov. Prov. Prov.
Daerah (Provinsi)
RTRW RENSTRA RENJA
SKPD-Prov. SKPD-Prov.

Sistem
Perencanaan RPJPD RPJMD
RKPD K/K
Pembangunan K/K K/K
Daerah –
(Kabupaten/Kota) RTRW RENSTRA RENJA
SKPD-K/K SKPD-K/K
4
URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN YANG DISELENGGARAKAN DAERAH

Wajib Pelayanan Wajib Non Pelayanan


Pilihan
Dasar Dasar

6 URUSAN:
18 URUSAN 8 URUSAN:
• pendidikan

hanya diotonomikan ke Provinsi

Pasal 14 UU 23/2014 & Pasal 22


(kecuali Tahura & Panas Bumi
• kesehatan • Tenaga Kerja • kelautan dan
• PPPA

dlm wilyah Kab/Kota)


• pekerjaan umum perikanan
dan penataan ruang • Pangan • pariwisata

PP 18/2016
• perumahan rakyat • Pertanahan • pertanian
dan kawasan • LH
permukiman • kehutanan;
• Administrasi kependudukan • energi dan
• ketenteraman, dan pencatatan sipil
ketertiban umum, sumber daya
dan pelindungan • PMD mineral;
Masyarakat • PPKB • perdagangan;
• sosial. • Perhubungan; • perindustrian; dan
• Komunikasi & Informatika • transmigrasi.
• KUKM
• Penanaman modal Fungsi Penunjang Urusan
• Kepemudaan dan olah raga Pasal 216
• Statistik •Perencanaan
• Persandian •Keuangan
• Kebudayaan; •Kepegawaian serta Diklat
• Perpustakaan; •Litbang
•Fungsi Lain
• Kearsipan.
*Pasal 12 ayat (1), ayat (2), & ayat (3) UU No 23 /2014
NO JENIS SPM

1 Kesehatan

2 Sosial

3 Lingkungan Hidup
NO JENIS SPM
4 Pemerintahan Dalam Negeri
1 Pendidikan
5 Perumahan Rakyat
2 Kesehatan
6 Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan 3 Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang
7 Keluarga Berencana Dan Keluarga Sejahtera
4 Perumahan Rakyat dan Kawasan
8 Pendidikan Dasar
Permukiman
9 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
5 Ketenteraman, Ketertiban Umum,
10 Ketenagakerjaa dan Pelindungan Masyarakat
11 Komunikasi dan Informasi 6 Sosial
12 Ketahanan Pangan
13 Kesenian URUSAN PEMERINTAHAN
14 Perhubungan WAJIB YANG BERKAITAN
DENGAN PELAYANAN DASAR
15 Penanaman Modal
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Pasal 1
Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai jenis dan
mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan
Wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

Pasal 1
• Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai SPM diatur dengan PP.

Pasal 298
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan
Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan
dengan SPM.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
PP NO. 2 TAHUN 2018

 Amanat Pasal 18 UU 23/2014 bahwa Penyelenggara Pemerintahan Daerah


memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar.
 Pasal 298 Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan
Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan SPM

Standar Pelayanan Minimal memuat JENIS, MUTU, dan


MATERI
PENERIMA Pelayanan Dasar.
MUATAN
SPM Setiap Jenis Pelayanan Dasar memiliki Mutu Pelayanan Dasar.
8
SPM PERLU DIINTEGRASIKAN KEDALAM DOKUMEN
PERENCANAAN DAERAH

 RPJMD
 RENSTRA
 RKPD
 RENJA
 APBD

PROSES
PROSES SPM PROSES PERENCANAAN
PENGANGGARAN

Jenis, Mutu & Penerima Pelayanan Dasar


Integrasi ke dalam
1. Identifikasi penerima; Integrasi ke dalam dokumen anggaran
2. Identifikasi ketersediaan barang/jasa dokumen Perencanaan
kebutuhan dasar;
(Program Pemenuhan
3. Identifikasi pemenuhan kebutuhan dasar
(Program Pemenuhan SPM)
yang menjadi tanggung jawab pemerintah SPM)
daerah;
4. Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan
Dasar.
Diatur PP/Permen
Materi Yang Diatur Dalam PP 2/2018 SPM Diatur Permen Perencanaan Penganggaran
SPM ditetapkan dan diterapkan berdasarkan prinsip
kesesuaian kewenangan, ketersediaan, keterjangkauan,
kesinambungan, keterukuran, dan ketepatan sasaran.
PP NO. 2 / 2018 SPM
Pasal 2 , 3 dan Pasal 4

Materi muatan SPM:


Jenis Pelayanan Dasar;
Mutu Pelayanan Dasar;
Penerima Pelayanan
Dasar.

Urusan Pemerintahan Wajib berkaitan Pelayanan Dasar:


a. Pendidikan;
b. Kesehatan;
c. Pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. Ketenteraman, ketertiban umum, dan
pelindungan masyarakat; dan
f. Sosial.
10
LAMPIRAN UU No.23 TAHUN 2014
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN
UMUM SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT
NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KABUPATEN/KOTA
1 2 3 4 5

1 Ketenteraman a. Standardisasi tenaga a. Penanganan gangguan a. Penanganan gangguan


dan satuan polisi pamong ketenteraman dan ketenteraman dan
Ketertiban praja. ketertiban umum lintas ketertiban umum dalam 1
Umum b. Penyelenggaraan Daerah kab/kota dalam (satu) Daerah kab/kota.
pendidikan dan 1 (satu) Daerah prov. b. Penegakan Perda
pelatihan, dan b. Penegakan Perda Kab/Kota dan peraturan
pengangkatan penyidik Prov.dan per-gub. bupati/walikota.
pegawai negeri sipil c. Pembinaan PPNS c. Pembinaan PPNS
penegakan Perda. provinsi. kab/kota.
2 Bencana Penanggulangan bencana Penanggulangan Penanggulangan bencana
nasional. bencana provinsi. kabupaten/kota

3 Kebakaran a. Standardisasi sarana Penyelenggaraan pemetaan a. Pencegahan,pengendalian


dan prasarana rawan kebakaran. pemadaman,penyelamatan
pemadam kebakaran. dan penanganan bahan
b. Standardisasi berbahaya dan beracun
kompetensi dan kebakaran dalam Daerah
sertifikasi tenaga kab/kota.
pemadamkebakaran. b. Inspeksi peralatan proteksi
c. Penyelenggaraan kebakaran.
system informasi c. Investigasi kejadian
kebakaran kebakaran.
d. Pemberdayaan
masyarakat dalam
pencegahan kebakaran. 11
PERMENDAGRI NO. 114 TAHUN 218 TTG STANDAR TEKNIS PELAYANAN
DASAR PADA
SPM SUB URUSAN KEBAKARAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
(Pasal 2, Pasal 3)

Jenis Pelayanan Dasar Sub Urusan Kebakaran Daerah Kab/Kota


Pelayanan Penyelamatan Dan Evakuasi Korban Kebakaran

Pelayanan penyelamatan dan evakuasi korban kebakaran memuat:


a. Layanan respon cepat (Response Time) penanggulangan kejadian
kebakaran;
b. Layanan pelaksanaan pemadaman dan pengendalian kebakaran;
c. Layanan pelaksanaan penyelamatan dan evakuasi;
d. Layanan pemberdayaan masyarakat/relawan kebakaran; dan
• Sosialisasi masyarakat tanggap kebakaran;
• Pelatihan/simulasi dan penyuluhan masyarakat relawan kebakaran;
• Pembentukan Sistem Ketahanan Kebakaran Lingkungan (SKKL)
e. Layanan pendataan, inspeksi dan investigasi pasca kebakaran.

12
PERMENDAGRI NO. 101 TAHUN 2018 TTG
STANDAR TEKNIS PELAYANAN DASAR PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL SUB-URUSAN
BENCANA DAERAH KABUPATEN/KOTA
I. Pelayanan Informasi Rawan Bencana
II. Pelayanan dan Pencegahan dan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana
A. Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)
1. Penyediaan tenaga ahli yang kompeten dalam penyusunan dokumen RPB
2. Diskusi publik terhadap dokumen RPB yang sudah disusun untuk disempurnakan dan ditetapkan menjadi dokumen
yang sah/legal
B. Pembuatan Rencana Kontinjensi (Renkon)
1. Penyediaan tenaga ahli yang kompeten dalam penyusunan dokumen Rencana Kontinjensi (Renkon)
2. Diskusi publik terhadap dokumen Rencana Kontinjensi yang sudah disusun untuk disempurnakan dan ditetapkan
menjadi dokumen yang sah/legal
C. Pelatihan pencegahan dan mitigasi
1. Pelatihan penanggulangan bencana bagi aparatur
2. Pelatihan penanggulangan bencana bagi Warga Negara
D. Gladi kesiapsiagaan terhadap bencana
1. Simulasi dalam ruang (table top exercise)
2. Gladi lapang
E. Pengendalian operasi dan penyediaan sarana prasarana kesiapsiagaan terhadap bencana
1. Koordinasi teknis pemantapan kesiapsiagaan terhadap bencana
2. Penyediaan sarana prasana operasional dan kesiapsiagaan bencana
3. Penyediaan layanan pesan singkat secara broadcast
4. Penyediaan obat-obatan dan vaksin
5. Tatalaksana/ pengobatan dan vaksinasi
6. Penyediaan peralatan kesehatan
7. Penyediaaan peralatan laboratorium
8. Penyediaan layanan biosekuriti
9. Penyediaan sarana prasarana berupa alat komunikasi dan sistem peringatan dini kebencanaan berbasis masyarakat
F. Penyediaan peralatan perlindungan dan kesiapsiagaan terhadap bencana
1. Penyediaan peralatan penyelamatan diri
III. Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi Korban Bencana
13
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR TEKNIS
PELAYANAN DASAR PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL SUB-URUSAN BENCANA DAERAH KABUPATEN/KOTA

CARA
KOMPONEN KOMPONEN BIAYA PENANGGUNG
MENGHITUNG KET.
JAWAB

1 Pelatihan a. Penyediaan tempat a+b+c+d+((e+g)*f)+(( Badan Komponen


Penanggulangan b. Lengkap dgn meja dan kursi e+h)*i)+j Penanggulangan biaya dapat
Bencana Bagi Aparatur c. Peralatan pendukung (proyektor, Bencana Daerah Dilaksanak
layar, computer set) (BPBD) atau an Sesuai
d. Penyediaan sarpras pendukung Perangkat Daerah Kebutuhan
pelatihan pencegahan dan yang
mitigasi struktural menyelenggarakan
e. Penggandaan/materi/ sub-urusan bencana
ATK/dokumentasi
f. Akomodasi dan konsumsi
g. Jumlah peserta
h. Transport peserta
i. Honor narasumber
j. Laporan

2 Pelatihan a. Penyediaan tempat lengkap a+b+c+d+((e+g)*f)+ Badan Komponen


penanggulangan dengan meja dan kursi ((e+h)*i)+j Penanggulangan biaya
bencana bagi Warga b. Peralatan pendukung Bencana Daerah dapat
Negara (proyktor, layar, computer set) (BPBD) atau Dilaksana
c. Penyediaan sarpras Perangkat Daerah kanSesuai
pendukung pelatihan yang Kebutuhan
pencegahan dan mitigasi menyelenggarakan
struktural sub-urusan bencana
d. Penggandaan/materi/
ATK/dokumentasi
e. Akomodasi dan konsumsi
f. Jumlah peserta
g. Transport peserta
h. Honor narasumber
i. Laporan 14
PERMENDAGRI NO. 101 TAHUN 2018 TTG
STANDAR TEKNIS PELAYANAN DASAR PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL
SUB-URUSAN BENCANA DAERAH KABUPATEN/KOTA

Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan


terhadap Bencana
 Sasaran :
Terlatihnya aparatur yang menangani sub-urusan bencana dan Warga Negara yang
berada di kawasan rawan bencana
 Pembilang :
Terlatihnya aparatur yang menangani sub-urusan bencana dan Warga
Negara yang berada di kawasan rawan bencana

 Penyebut :
Jumlah aparatur dan Warga Negara yang berada di kawasan rawan
bencana

 CARA MENGITUNG
 Rumus:

15
PENGINTEGRASIAN SPM DALAM DOKUMEN RENCANA DAN PENGANGGARAN
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 23/2014, Permendagri 86/2017, Permendagri 79/2007)

Diacu
RPJPD RPJPN
20 tahun 20 tahun
pedoman pedoman
pedoman pedoman pedoman
RPJMD RPJMN
Renstra 5 tahun Renstra
5 tahun
PD dijabarkan
dijabarkan K/L
5 tahun pedoman 1 tahun 1 tahun pedoman
Diserasikan dg 5 tahun
Musrenbang
Renja Renja
PD diacu RKPD RKP
diacu K/L
1 tahun 1 tahun 1 tahun

KUA PPAS
Perencanaan

NOTA KESEPAKATAN
SPM
PIMPINAN DPRD DGN KDH Penganggaran

RKA-SKPD PEDOMAN
PENYUSUNAN
RKA-SKPD KUA = Kebijakan umum anggaran
PPAS = Prioritas pagu anggaran sementara
DPA-SKPD TAPD TAPD = Tim anggaran pemda
RKA-SKPD = Rencana kerja dan anggaran
satuan kerja perangkat daerah
RAPERDA
Perda APBD APBD 1 tahun
Program prioritas dalam Renstra sesuai TUPOKSI, untuk diterjemahkan ke dalam kegiatan.
Data Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Unit Kerja
Indikator Capaian SKPD
Kondisi Kinerja
Indikato Kinerja Program pada Penanggu
Program dan pada akhir
Tujuan Sasaran r Kode (outcome) dan Tahun Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 ngjawab Lokasi
Kegiatan periode
Sasaran Kegiatan Awal
Renstra
(output) Perencan
aan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)

Program
Tujuan 1 Sasaran 1 Ketentraman dan
Ketertiban Umum
Program 24
Tujuan 1 Sasaran 1 70% 500 85% 5 M 90% 6M 92% 7M 95% 2M 100
Bencana M
Pelayanan
Pencegahan
danKesiapsiag
aan Terhadap
Bencana
Pelatihan % jumlah
pencegahan aparatur dan ?
dan mitigasi . WN yg ikut ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
pelatihan

1) Pelatihan
penanggul
angan
bencana
bagi
Aparatur
Tempat meja
dan kursi
(proyektor,
computer set)
Sarpras
pendukung
Penggandaan/
materi/ATK/dok
umentasi
Akomodasi dan
konsumsi
Transport
Honor NS
Laporan
2) Pelatihan
Warga
KETERKAITAN PROGRAM PRIORITAS DENGAN PROGRAM SKPD
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan Indikator Kondisi Kinerja
Kode pada Awal Penangg
dan Program Kinerja Program Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 pada akhir
RPJMD ung
Prioritas (outcome) periode RPJMD
(Tahun 0) Jawab
Pembangunan target Rp target Rp Target Rp target Rp target Rp target Rp
1 Urusan Wajib
1 01
Program
Ketentraman
1 01 01
dan Ketertiban
Umum

Program
1 01 01 80% 4M 85% 5,5M 90% 6M 92% 7M 95% 2M 100 24,5M
Bencana

Kebakaran

1 01 02 Program.........

Analisis /
Evaluasi

RPJMD RKPD

“RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD”


(Pasal 263 ayat (4) UU 23/2014)
RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana Pemerintah tahunan daerah.
RKPD merupakan penjabaran RPJMD; dan
Memuat rancangan kerangka ekonomi daerah; program prioritas Pemerintah daerah, RKP dan program strategis nasional yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat; dan rencana kerja, pendanaan dan prakiraan maju.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENERAPAN SPM DALAM PENGELOLAAN


KEUANGAN DAERAH
SPM

RKA
RKPD KUA/PPAS SKPD/PPKD
RAPBD

PROGRAM
DAN ASB
KEGIATAN PERDA APBD

PENJABARAN
SASARAN TARGET APBD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Laporan Penerapan SPM


Pasal 17 sd 18 PP No.2 / 2018

1. Laporan SPM termasuk dalam materi laporan penyelenggaraan Pemda.


2. Materi muatan laporan penerapan SPM sekurangkurangnya:
a. Hasil penerapan SPM;
b. Kendala penerapan SPM; dan
c. Ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM.
3. Selain muatan laporan penerapan SPM prov dalam laporan penyelenggaraan
Pemda harus mencantumkan rekapitulasi penerapan SPM Daerah kab/kota.
4. Hasil pelaporan untuk perumusan kebijakan nasional, pemberian insentif atau
disinsentif sesuai per-uu, dilaksanakan dengan memperhatikan kemampuan
keuangan negara.
5. Hasil pelaporan oleh Pemda untuk:
a. Penilaian kinerja PD;
b. Pengembangan kapasitas Daerah dalam peningkatan pelaksanaan
Pemenuhan Pelayanan Dasar; dan
c. Penyempurnaan kebijakan penerapan SPM dalam perencanaan dan
penganggaran pembangunan Daerah.
20
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


Pasal 19 dan Pasal 20

1. Binwas penerapan SPM prov secara umum oleh Mendagri


2. Secara teknis oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan sesuai jenis SPM.
3. Gub melaksanakan binwas penerapan SPM oleh OPD prov.
4. Gub sebagai wakil Pemerintah binwas penerapan SPM kab/kota
secara umum dan teknis.
5. Bupati/walikota binwas penerapan SPM oleh OPD kab/kota.
6. Binwas sesuai per-uu yang mengatur mengenai binwas
penyelenggaraan Pemda.
7. Kepala Daerah dan/atau wakil yang tidak melaksanakan dijatuhi
sanksi administratif.
8. Sanksi administratif diatur Permen yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dalam negeri.
21
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 21 s/d 26

a. Pemda Prov Daerah Khusus Ibukota Jakarta melaksanakan penerapan


seluruh jenis SPM sebagaimana PP ini.
b. Pada saat PP ini mulai berlaku 1 Januari 2019, semua pengaturan mengenai
SPM yang diatur dalam peraturan per-uu selain peraturan peruu bidang
Pemda, pelaksanaannya didasarkan pada PP ini.
c. Semua per-uu yang mengatur SPM wajib menyesuaikan PP ini da, PP No.65
Tahun 2005 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
d. Peraturan pelaksanaan PP paling lama 1 Januari 2019, dan sudah:
a. Permensos N0.9 Tahun 2018;

?
b. Permenkes No.4 Tahun 2019;
c. Permendagri No.101 Tahun 2018;
Bagaimana mengintegrasikan SPM ke dalam RKPD Tahun 2019, sementara
RKPD Tahun 2019 disusun dan ditetapkan pada tahun 2018 ?
Bagaimana penyusunan RPJMD hasil PEMILKADA Tahun 2018 dapat
mengintegrasikan SPM ?
22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PENUTUP
1. Keberhasilan Pencapaian SPM sangat dipengaruhi
Bagiamana Penjabarannya dalam dokumen Rencana Pemb.
Daerah, mulai RPJMD, Renstra PD, RKPD, dan Renja PD;
2. Perlu Komitmen dari setiap Pihak untuk memastikan apa
yang telah direncanakan dapat dianggarkan dalam APBD
setiap tahunnya;

3. Setiap OPD terkait bertanggungjawab dlm pencapaian


target SPM yg dituangkan dalam dokumen Renstra dan
Renja PD masing-masing sebagai penjabaran dari RPJMD
dan RKPD.
23
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Terima Kasih
1. Pelayanan Informasi
Rawan Bencana
a. Pengertian
Pelayanan informasi rawan bencana adalah pelayanan informasi tentang bagian wilayah kabupaten/kota
rawan bencana, kepada Warga Negara yang berada di kawasan rawan bencana dan yang berpotensi
terpapar bencana. Cakupan kawasan rawan bencana adalah wilayah kabupaten/kota. Pelayanan
informasi rawan bencana dibagi per jenis ancaman bencana antara lain sebagai berikut: Gempa bumi,
Tsunami, Banjir, Tanah Longsor, Letusan Gunung Api, Gelombang Laut Ekstrim, Angin Topan (termasuk
Siklon Tropis/Puting Beliung), Kekeringan, Kebakaran Hutan dan Lahan, dan Epidemi/Wabah
Penyakit/Zoonosis Prioritas diantaranya: rabies, anthrax, leptospirosis, brucellosis dan avian influenza (flu
burung).
b. Dasar Pemikiran
Informasi rawan bencana sangat penting diberikan kepada Warga Negara agar diketahui ancaman bencana
dapat terjadi dan dapat membahayakan keselamatan manusia pada suatu wilayah dan waktu tertentu.

25
Kegiatan: Pelayanan Informasi Rawan Bencana

SASARAN/
SUB KEGIATAN INDIKATOR KINERJA CARA MENGHITUNG KETERANGAN

A. Penyusunan Sasaran: Rumus: Merupakan tahapan


Kajian Risiko penerapan SPM berupa
Tersedianya data/informasi X = Kemajuan pekerjaan
Bencana (KRB) pengumpulan data,
tentang jenis dan risiko dokumen yang disusun
perhitungan pemenuhan
bencana dalam bentuk Y = Jumlah satu dokumen KRB
kebutuhan dasar dan
dokumen yang sah/legal lengkap dan sudah
penyusunan rencana untuk
disahkan
menunjang pemenuhan
Indikator Kinerja:
Indikator: pelayanan dasar.
X x Bagi daerah yang telah
Persentase (%) 100% Y
penyelesaian dokumen menetapkan dokumen KRB,
sampai dengan dinyatakan maka kegiatannya dapat
sah/legal berupa pemutakhiran
dokumen KRB.

Target: 100% (seratus persen)


paling lama satu tahun

26

Anda mungkin juga menyukai