Anda di halaman 1dari 18

ASKEP PADA AGREGAT DALAM KOMUNITAS POPULASI RENTAN

(PENYAKIT MENTAL, KECACATAN, DAN POPULASI TERLANTAR)

LOGO

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Populasi Rentan
Populasi rentan atau populasi beresiko
adalah kondisi yang mempengaruhi kondi
si seseorang atau populasi untuk menjadi
sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Biren
baum dalam Stanhope & Lancaster, 2004)
. Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang No.39 Ta
hun 1999 yang menyatakan bahwa setiap
orang yang termasuk kelompok masyarak
at yang rentan berhak memperoleh perla
kuan dan perlindungan lebih berkenaan d
engan kekhususannya. Dalam Penjelasan
pasal tersebut disebutkan bahwa yang di
maksud dengan kelompok masyarakat ya
ng rentan, antara lain, adalah orang lanjut
usia, anakanak, fakir miskin, wanita hamil
dan penyandang cacat.
Populasi Rentan Penyakit Mental

Di berbagai pelosok Indonesia masih dite


mui cara penanganan yang tidak tepat ba
gi para penderita gangguan kesehatan m
ental. Penderita dianggap sebagai makhlu
k aneh yang dapat mengancam keselama
tan seseorang untuk itu penderita layak d
iasingkan oleh masyarakat

Untuk itu pemberian informasi, mengedu


kasi masyarakat sangatlah penting terkait
kesehatan mental agar stigma yang ada
di masyarakat dapat dihilangkan dan pen
derita mendapatkan penanganan yang te
pat.
Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondi
si dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di
dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk
mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk beker
ja secara produktif dan menghasilkan, serta berper
an serta di komunitasnya.
Seseorang yang “sehat jiwa atau mental”
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Merasa senang terhadap dirinya


serta
a. Mampu menghadapi situasi
b. Mampu mengatasi kekecewaan dalam
hidup
c. Puas dengan kehidupannya sehari-hari
d. Mempunyai harga diri yang wajar
e. Menilai dirinya secara realistis, tidak be
rlebihan dan tidak pula merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan
orang lain serta
a. Mampu mencintai orang lain
b. Mempunyai hubungan pribadi
yang tetap
c. Dapat menghargai pendapat
orang lain yang berbeda
d. Merasa bagian dari suatu
kelompok
e. Tidak "mengakali" orang lain
dan juga tidak membiarkan orang lain
"mengakali" dirinya
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup
serta
a. Menetapkan tujuan hidup
yang realistis
b. Mampu mengambil keputusan
c. Mampu menerima
Tanggung jawab
d. Mampu merancang masa
depan
e. Dapat menerima ide dan
pengalaman baru
Populasi Rentan Kecacatan

Menurut Undang-undang No.4 tahun 199


7 yang dimaksud dengan penyandang ca
cat adalah setiap orang yang mempunyai
kelainan fisik dan atau mental, yang
dapat mengganggu atau merupakan rinta
ngan dan hambatan baginya

Dari sisi pengelompokkannya, maka peny


andang cacat dapat dikelompokkan menj
adi 3 (tiga) hal : (a) Penyandang cacat fisi
k; (b) Penyandang cacat mental; (c) Penya
ndang cacat fisik dan mental.
Penyandang cacat juga mempunyai hak dan kewaji
ban yang sama dalam segala aspek kehidupan dan
penghidupan, diantaranya adalah berhak memperol
eh pekerjaan sesuai dengan jenis dan derajat kecac
atan yang ada pada mereka. Perhatian masyarakat
akan keterbatasan yang dimiliki Penyandang cacat
masih sangat kurang, bahkan seringkali diabaikan d
an dianggap sebagai beban. Tidak jarang ketersedi
aan lapangan pekerjaan yang layak sesuai dengan k
emampuan yang mereka miliki menjadi masalah ter
sendiri yang perlu mendapat perhatian.
Pasal 14 UU No.4 tahun 1997 jo Pasal 28
- Pasal 31 PP No.43 tahun 1998 tentang "
Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial P
enyandang Cacat" mewajibkan bahwa seti
ap pengusaha yang memiliki jumlah kary
awan 100 orang atau lebih pada perusah
aannya wajib mempekerjakan minimal sat
u orang penyandang cacat untuk memen
uhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pe
kerjaan, atau kurang dari 100 orang jika p
erusahaan tersebut menggunakan teknol
ogi tinggi.
Rendahnya implementasi disebabkan anta
ra lain ketidaktahuan, enggan melaksana
kan, tidak ada pengawasan baik dari pem
erintah maupun masyarakat, serta tidak a
da penegakan hukum. Dengan demikian
penyandang cacat perlu memahami hak-
haknya bukan berarti diistimewakan, teta
pi juga jangan dimarginalkan.
Populasi Terlantar

Anak terlantar identik dengan kemiskinan


sehingga bertambahnya populasi mereka
dapat menjadi indikator bertambahnya ke
luarga miskin. Kemiskinan memunculkan
gelandangan dan pengemis (gepeng), me
reka menjadikan tempat apapun sebagai
arena hidup termasuk pasar, kolong jemb
atan, trotoar ataupun ruang terbuka yang
ada.
Penanganan anak, seperti anak terlantar
sering dimanfaatkan oleh orang-orang
yang tidak bertanggungjawab. Sementara
anak jalanan berhak untuk hidup, tumbuh
, berkembang dan berpartisipasi secara
wajar, sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindung
an dari kekerasan dan diskriminasi.
Peran Perawat Komunitas

Perawat kesehatan komunitas bisa bekerja


sama dengan komunitas dan populasi
untuk mengurangi risiko angka kesakitan
serta meningkatkan, mempertahankan dan
memperbaiki kembali kesehatan.

Perawat kesehatan komunitas melakukan


advokasi pada tingkat system untuk meng
ubah kesehatan serta harus mengaplikasik
an konsep pengorganisasian dan pengem
bangan komunitas, koordinasi perawatan,
pendidikan kesehatan, kesehatan lingkung
an dan ilmu kesehatan masyarakat.
Perawat kesehatan komunitas bekerja sa
ma dengan populasi dan berbagai kelom
pok meliputi:
· Anggota dari tim kesehatan masyarakat
seperti epidemiologi, pekerja social, nutris
ionis dan pendidik kesehatan.
· Organisasi kesehatan pemerintah.
· Penyedia layanan kesehatan.
· Organisasi dan koalisi masyarakat.
· Unit pelayanan komunitas seperti
sekolah, lembaga bantuan hokum dan
unit gawat darurat.
· Industry dan bisnis.
· Institusi penelitian dan pendidikan.
Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Proses kelompok (Group Proces)


Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit tertentu setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya dan jika masyarakat sadar bah
wa penanganan masalah yang bersifat individual tidak akan mampu
mencegah maka mereka telah melakukan pendekatan dengan
proses berkelompok.

Pendidikan kesehatan (Health Promotion).


Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar seseorang mampu:
- Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.
- Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya
dengan sumber daya yang ada pada mereka dan ditambah dengan
dukungan dari luar.
- Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna, untuk
meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan.

Kerjasama.
Kerjasama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan Askep K
omunitas, melalui upaya ini berbagai persoalan didalam lingkungan
masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih cepat.
Prinsip Keperawatan Komunitas
1. Kemanfaatan.
2. Otonomi.
Masyarakat diberikan kebebasan untuk
melakukan atau memilih alternative yang
terbaik yang disediakan.
3. Keadilan.
Tindakan yang dilakukan harus sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komu
nitas.
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

Anda mungkin juga menyukai