Anda di halaman 1dari 35

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH [B.1.1.1.89.3]


LIMBAH CAIR

Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan


pengurangan (minimization), segregasi (segregation), Pengolahan,
pemanfaatan dan pembuangan limbah
MINIMISASI LIMBAH

Kegiatan minimisasi limbah membutuhkan :


Perencanaan yang baik dan rinci
Penyelesaian masalah secara kreatif inovatif
Perubahan sikap
Investasi peralatan

Keuntungan program minimisasi limbah :


Penyusutan batas atau volume limbah yang dikeluarkan berarti
pengurangan biaya pengelolaan dan penaatan
Peningkatan perolehan produksi
Penyusutan atau penghapusan pembebasan limbah
SEGREGASI LIMBAH

Bertujuan untuk mencapai kondisi pengolahan optimal, menghemat


pamakaian bahan kimia, menghindari reaksi-reaksi kimia yang
membahayakan, mempermudah proses daur ulang limbah, segregasi
limbah ini hasrus dilakukan analisa untuk mengetahui penggunaan bahan
kimia untuk proses penetralan air limbah sehingga bahan kimia yang
digunakan dapat optimal.
PENGOLAHAN LIMBAH

Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem pengelolaan


limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi proses produksi dan
pengurangan serta pemanfaatan limbah. Pengolahan limbah dimaksudkan
untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga
aman untuk dibuang ke lingkungan yaitu suatu proses untuk mengolah air
dari hasil proses operasi suatu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) agar
dapat dibuang ke badan air sesuai dengan bakumutu yang telah ditentukan
dengan menggunakan (IPAL) instalasi pengolah air limbah.
PEMANFAATAN LIMBAH

Pemanfaatan air limbah ini ditujukan pada bahan atau air yang telah
digunakan dalam proses untuk digunakan kembali dalam proses yang
sama atau proses lainnya
KLASIFIKASI LIMBAH

Limbah yang berasal dari bahan baku yang tidak mengalami perubahan
komposisi baik secara fisika, kimia dan biologi, mekanisme transformasi yang
terjadi hanya bersifat fisika semata seperti pemotongan, penggergajian, limbah
kategori ini sangat cocok untuk dimanfaatkan kembali sebagai bahan baku.
Limbah yang terbentuk akibat hasil samping dari proses kimia, fisika atau biologi
atau karena kesalahan atau ketidak optimuman proses yang digunakan limbah
yang dihasilkan mempunyai sifat yang berbeda dari baku yang semula limbah
dapat menjadi bahan baku bagi industri lain atau sama sekali tidak dapat
dimanfaatkan usaha modifikasi proses akan mengurangi terbentuknya limbah jenis
ini.
Limbah yang terbentuk akibat penggunaan bahan baku skunder, misalnya pelarut
atau pelumas bahan baku sekunder ini tidak ikut dalam reaksi proses pembentukan
produk
Limbah yang berasal dari hasil samping proses pengolahan limbah. Akan
dihasilkan produk samping yang harus ditangani lebih lanjut, baik berupa partikulat,
gas, lumpur bahkan limbah cair
Limbah yang berasal dari bahan samping pemasaran atau pengemasan suatu
produk.
AIR LIMBAH

Blowdown cooling tower

Air buangan boiler

Reject dari demineralisasi

Air dari limbah domestik

Limbah dari bahan bakar dan minyak pelumas


PENGENDALIAN PENCEMARAN

Konsep penyusutan limbah dapat dicapai dengan :

Pengurangan volume
Upaya pengurangan volume dicapai dengan cara :
Pemisahan jenis imbah cair
Kekekalan air
Pengubahan penyelenggara proses produksi
Penghapusan pembebasan limbah secara curah atau tidak sinambung atau tiba-
tiba

Penyusutan konsentrasi
Perubahan proses
Perubahan peralatan
Pemilihan limbah cair
Penyamaan aliran limbah
Penimbangan aliran limbah
Perolehan produk samping
Pemantauan aliran limbah
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

tahap-tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai berikut :

Proses penanganan primer, yaitu memisahkan air buangan dari bahan-bahan


padatan yang mengendap dan mengapung (penghilangan padatan tersuspensi)

Proses penanganan sekunder yaitu proses dekomposisi bahan-bahan padatan


secara biologis (degradasi oleh mikroba untuk menghilangkan senyawa terlarut)

Proses penanganan tersier yaitu menghilangkan komponen-komponen fosfor dan


padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau. Untuk itu bisa menggunakan
beberapa metode bergantung pada komponen yang ingin dihilangkan (pemisahan
bahan terendapkan)
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Pengendapan yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida


untuk mengendapkan fosfor

Adsorbsi yaitu menghilangkan bahan-bahan organik terlarut, berwarna dan


bau

Elektrodialisis yaitu menurunkan konsentrasi garam-garam terlarut dalam


menggunakan tenaga listrik

Osmosis yaitu mengurangi kandungan garam-garam organik maupun


mineral dari air

Klorinasi yaitu menghilangkan organisme penyebab penyakit


OPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
PROSES FISIKA

Peralatan Bar screen untuk menyaring padatan air limbah sebelum masuk
IPAL secara manual
PROSES KIMIA

Tujuan pengolahan secara kimia yaitu :

Menetralisasi efluen
Miningkatkan kerja separasi solid dan penghilangan bahan-bahan
organik
Memflokulasi zat-zat anorganik terlarut
Menghilangkan konsentrasi sisa lemak dan minyak
Meningkatkan kinerja proses flokulasi dan filtrasi
Mengoksidasi zat-zat pewarnaan atau bahan beracun yang tidak dapat
mengurai.
PROSES KIMIA

Bangunan clarifier untuk proses pengendapan secara fisik dan kimia


dengan penambahan koagulan AL2(SO4)3 , PAC, kapur dll
PROSES BIOLOGI

Melibatkan transformasi kimiawi yang ditimbulkan akibat tindakan oranisme


hidup yaitu bakteri, jamur, avertebrata dan tanaman air.
KETENTUAN TEKNIS

Kewajiban bagi semua pembangkit listrik yaitu :

mengidentifikasi sumber-sumber air limbah, termasuk memberi kode


nama dan kuantitasnya
menentukan koordinat sumber air limbah, titik penaatan, dan titik
pembuangan air limbah
melakukan pendokumentasian saluran air limbah
melakukan pengolahan air limbah sehingga mutu air limbah yang
dibuang tidak melampaui baku mutu air limbah yang diatur dalam
Peraturan yaitu dengan WWTP/ IPAL
KETENTUAN TEKNIS

menggunakan sistem saluran air limbah kedap air sehingga tidak terjadi
perembesan air limbah ke lingkungan
memisahkan saluran pembuangan air limbah dengan saluran limpasan
air hujan
memasang alat ukur debit atau laju alir air limbah dan melakukan
pencatatan debit harian air limbah
melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya
tidak melakukan pengenceran air limbah, termasuk mencampurkan
buangan bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan air limbah;
melakukan kalibrasi atau uji fungsi (function check) alat ukur air limbah;
membuat log book system atau electronic enterprise system pengelolaan
air limbah;
KETENTUAN TEKNIS

menyusun dan menetapkan prosedur penanganan kondisi tidak normal


dan keadaan darurat
memeriksa kadar parameter baku mutu air limbah sebagaimana
tercantum dalam lampiran Peraturan secara berkala paling sedikit 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) bulan dan setiap 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan
dilakukan di laboratorium yang terakreditasi;
memeriksa kadar parameter baku mutu air limbah khusus untuk PLTD di
laboratorium yang terakreditasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam)
bulan
melakukan pemantauan debit air limbah harian dari air limbah proses
utama dan air bahang
menghitung beban pencemaran air limbah dengan mengalikan debit air
limbah dengan konsentrasi parameter baku mutu air limbah
KETENTUAN TEKNIS

menyampaikan laporan mengenai pencatatan produksi bulanan


senyatanya, hasil analisa laboratorium, kadar parameter, debit air limbah
harian, dan beban pencemaran air limbah, 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan
dan hasil analisa laboratorium sebagaimana dimaksud dalam huruf n, 1
(satu) kali dalam 6 (enam) bulan kepada bupati/walikota dengan tembusan
kepada gubernur, Menteri, dan instansi teknis;

memberitahukan terjadinya kejadian tidak normal dan keadaan darurat


dalam jangka waktu 1 x 24 jam kepada bupati/walikota dengan tembusan
kepada gubernur, Menteri dan instansi teknis; dan

melaporkan upaya penanggulangan kejadian tidak normal dan keadaan


darurat paling lama 7 x 24 jam kepada bupati/walikota dengan tembusan
kepada gubernur, Menteri dan instansi teknis.
PENAATAN IZIN

Untuk pembuangan limbah cair ke badan air harus memiliki Izin


Pembuangan Limbah Cair (IPLC) yang dikeluarkan oleh instansi yang
terkait.
TITIK PEMBUANGAN

Titik pembuangan air limbah harus memperoleh izin dari instansi Badan
Lingkungan Hidup Daerah sesuai dengan Kota/ Kabupaten tempat
pembangkit tersebut berada. Izin tersebut berlaku selama 5 tahun dan
diketahui titik-titik pantau pembuangan air limbah.
CARA PEMBUANGAN

Terus menerus atau intermitent (air limbah dalam operasi pembangkit ada
yang dihasilkan setiap hari, ada juga yang tidak kontinyu, sehingga harus
diketahui karakteristik buangan air limbah tersebut)
Volume atau debit air limbah (harus dilakukan pencatatan dengan flowmeter
untuk debit harian air limbah yang keluar ke lingkungan untuk mengetahui
beban pencemaran air limbah)
Pemasangan alat ukur debit
KEGIATAN SWAPANTAU

Yaitu kewajiban untuk melakukan pemantauan setiap bulan atau sesuai yang
dipersyaratkan di izin dianalisa oleh laboratorium eksternal atau laboratorium yang
direkomendasikan oleh Gubernur.
PEMANTAUAN KUALITAS AIR

.
LOKASI PEMANTAUAN

Lokasi pemantauan untuk analisa air limbah ditentukan oleh ijin pembuangan
limbah cair yang dikeluarkan oleh instansi yang terkait yang disebut sebagai titik
pemantauan air limbah.
.
METODE PENGAMBILAN SAMPEL

Metode sampling yang disesuaikan dengan standart nasional indonesia


SNI 06-6989.57 : 2008 (Air Permukaan)
SNI 06-6989.58 : 2008 (Air Tanah)
SNI 06-6989.59 : 2008 (Air Limbah)

Beberapa tipe pengambilan sampel :


Pengambilan sampel sesaat (grab sampling), metode grab sampling
dilakukan jika terdapat bak ekualisasi dan/ atau kualitas limbah steady ((tidak
fluktuasi)
Pengambilan sampel gabungan waktu (composite time sampling)
Pengambilan sampel gabungan tempat (composite place sampling)
Pengambilan sampling terpadu (integrated sampling)
.
FREKUENSI PEMANTAUAN

.
PERALATAN PENGAMBILAN SAMPEL
PERALATAN UKUR DI LAPANGAN
PENANGANAN SAMPEL AIR LIMBAH

Pengawetan sampel : dilakukan dengan pendinginan, pengaturan pH dan


penambahan bahan kimia untuk mengikat parameter yang akan diukur.

Pengamanan sampel :
Pelabelan (harus kedap air)
Informasi dalam label (lokasi, waktu, petugas pengambil dan lainnya)
wadah sapel disegel oleh petugas yang berwenang jika sampling bertujuan
untuk pembuktian kasus.
Pengemasan sampel tidak boleh bocor

Transportasi sampel : menggunakan box pendingin, tidak boleh memakai es


kering (CO2 padat)

Penyimpanan sampel dan kadaluarsa sampel : biasanya dengan pendinginan,


kadaluarsa sampel bergantung pada parameter yang ingin diukur.

.
PENANGANAN SAMPEL AIR LIMBAH

Anda mungkin juga menyukai