Anda di halaman 1dari 34

HALUSINASI

SYARIFAH
AMARATUS
INTAN
 Halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal
(pikiran) dan rangsangan eksternal
(dunia luar), Pambayung (2015)

 Halusinasi adalah persepsi atau


tanggapan dari pancaindera tanpa
adanya rangsangan (stimulus)
eksternal (Stuart & Laraia, 2001)
ETIOLOGI

Faktor Predisposisi
a. Faktor genetis.
b. Faktor neurobiologis

Faktor Presipitasi
a. Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerima
dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
b. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu.
c. Lingkungan
d. Sikap/perilaku
RENTANG RESPON HALUSINASI

Respon individu yang karena suatu hal mengalami kelainan


persensif yaitu salah mempersepsikan stimulus yang
diterimanya. Klien mengalami jika interpresentasi yang
dilakukan terhadap stimulus panca indera tidak sesuai
stimulus yang diterimanya,
RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF

 Pikiran logis  Kadang-kadang  Waham


 Persepsi akurat proses pikir  Halusinasi
 Emosi konsisten terganggu (distorsi  Sulit berespons
dengan pikiran  Perilaku disorganisasi
pengalaman  Ilusi  Isolasi sosial
 Perilaku sesuai  Menarik diri
 Hubungan sosial  Reaksi emosi >/<
harmonis  Perilaku tidak biasa
a) Halusinasi pendengaran (auditorik) 70 %
b) Halusinasi penglihatan (visual) 20 %
c) Halusinasi penghidu (olfactory)
d) Halusinasi peraba (tactile)
e) Halusinasi pengecap (gustatory)
f) Halusinasi cenesthetik
g) Halusinasi kinesthetic
TANDA DAN GEJALA
Jenis Karakteriostik tanda dan gejala
halusinasi
Pendengaran Mendengar suara-suara / kebisingan, paling sering suara kata yang jelas, berbicara
dengan klien bahkan sampai percakapan lengkap antara dua orang yang mengalami
halusinasi. Pikiran yang terdengar jelas dimana klien mendengar perkataan bahwa pasien
disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.

Stimulus penglihatan dalam kilatan cahaya, gambar giometris, gambar karton dan atau
panorama yang luas dan komplek. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang menyenangkan
Penglihatan /sesuatu yang menakutkan seperti monster.

Membau bau-bau seperti bau darah, urine, fases umumnya baubau yang tidak
menyenangkan. Halusinasi penciuman biasanya sering akibat stroke, tumor, kejang /
dernentia.

Penciuman Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine, fases.

Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas rasa tersetrum listrik
Pengecapan yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.

Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah divera (arteri), pencernaan makanan.
Perabaan
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
Fase halusinasi Karakteristik Perilaku pasien
1 2 3
Fase 1 : Klien mengalami keadaan emosi Menyeringai atau tertawa yang tidak sesuai,
Comforting- seperti ansietas, kesepian, rasa menggerakkan bibir tanpa menimbulkan suara,
ansietas tingkat bersalah, dan takut serta pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang
sedang, secara mencoba untuk berfokus pada lambat, diam dan dipenuhi oleh sesuatu yang
umum, halusinasi penenangan pikiran untuk mengasyikkan.
bersifat mengurangi ansietas. Individu
menyenangkan mengetahui bahwa pikiran dan
pengalaman sensori yang
dialaminya tersebut dapat
dikendalikan jika ansietasnya bias
diatasi

(Non psikotik)
Fase II: Pengalaman sensori bersifat Peningkatan sistem syaraf otonom yang
Condemning- menjijikkan dan menakutkan, menunjukkan ansietas, seperti peningkatan nadi,
ansietas tingkat klien mulai lepas kendali dan pernafasan, dan tekanan darah; penyempitan
berat, secara mungkin mencoba untuk kemampuan konsentrasi, dipenuhi dengan
umum, halusinasi menjauhkan dirinya dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan
menjadi sumber yang dipersepsikan. Klien membedakan antara halusinasi dengan realita.
menjijikkan mungkin merasa malu karena
pengalaman sensorinya dan
menarik diri dari orang lain.
Fase III: Controlling- Klien berhenti menghentikan Cenderung mengikuti
ansietas tingkat berat, perlawanan terhadap halusinasi dan petunjuk yang diberikan
pengalaman sensori menyerah pada halusinasi tersebut. halusinasinya daripada
menjadi berkuasa Isi halusinasi menjadi menarik, menolaknya, kesukaran
dapat berupa permohonan. Klien berhubungan dengan orang
mungkin mengalarni kesepian jika lain, rentang perhatian hanya
pengalaman sensori tersebut beberapa detik atau menit,
berakhir. (Psikotik) adanya tanda-tanda fisik
ansietas berat : berkeringat,
tremor, tidak mampu
mengikuti petunjuk.
Fase IV: Conquering Pengalaman sensori menjadi Perilaku menyerang-teror
mengancam dan menakutkan jika seperti panik, berpotensi kuat
Panik, umumnya
klien tidak mengikuti perintah. melakukan bunuh diri atau
halusinasi menjadi lebih
Halusinasi bisa berlangsung dalam membunuh orang lain,
rumit, melebur dalam
beberapa jam atau hari jika tidak Aktivitas fisik yang
halusinasinya
ada intervensi terapeutik. merefleksikan isi halusinasi
seperti amuk, agitasi,
(Psikotik Berat)
menarik diri, atau katatonia,
tidak mampu berespon
terhadap perintah yang
PENATALAKSANAAN
 Menghardik halusinasi
Halusinasi berasal dari stimulus internal. Untuk mengatasinya, klien
harus berusaha melawan halusinasi yang dialaminya secara internal juga.
Klien dilatih untuk mengatakan, ”tidak mau dengar…, tidak mau lihat”

 Menggunakan obat.
Salah satu penyebab munculnya halusinasi adalah akibat
ketidakseimbangan neurotransmiter di syaraf (dopamin, serotonin).
Untuk itu, klien perlu diberi penjelasan bagaimana kerja obat dapat
mengatasi halusinasi, serta bagairnana mengkonsumsi obat secara tepat
sehingga tujuan pengobatan tercapai secara optimal.

 Berinteraksi dengan orang lain.


Klien dianjurkan meningkatkan keterampilan hubungan sosialnya.

 Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian.


KASUS FIKTIF

Ny. S dibawa keluarga pada tanggal 10 Oktober 2016 ke RSJ


karena pasien sering teriak-teriak dan kluyuran. Pasien sering
marah-marah sambil memukul tembok dan orang yang
disekitarnya. Semenjak Ny.S anaknya meninggal pasien sering
mendengar suara atau bisikan yang menyuruh pasien untuk
sholat Pasien juga mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang
mengalami sakit seperti klien. setiap harinya Ny.S sebagai Ibu
rumah tangga yang hanya mengasuh kedua anaknya.
Ruang Rawat : 11 (Larasati)
Tanggal Dirawat : 10 Oktober 2016
No RM : 064406
IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny S
Umur : 43 th
Alamat : Ponorogo
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tgl Pengkajian : 10 Oktober 2016
Dx Medis : Depresi berat dengan
gangguan psikotik
ALASAN MASUK DAN
FAKTOR PRESIPITASI

Keluarga pasien mengatakan satu minggu sebelum


masuk rumah RSJ pasien merasa mendengar suara
atau bisikan yang menyuruh pasien untuk selalu sholat.
Serimg melamun dan berbicara sendiri. Pasien sering
keleyuran dan berteriak-teriak saat mendengar bisikan.
Pasien marah-marah sambil memukul tembok dan
orang yang disekitarnya.
FAKTOR PREDISPOSISI

Pasien mengatakan semenjak anaknya meninggal


pasien sering mendengar suara atau bisikan yang
menyuruh pasien untuk sholat. Pasien baru
pertama kali dirawat di RSJ. sebelum dirawat di RSJ
pasien hanya mendapatkan obat dari dokter
terdekat. Pasien juga mengatakan bahwa keluarga
tidak ada yang mengalami sakit seperti klien.
KONSEP DIRI
Citra Diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian
tubuhnya. Saat ditanya bagian tubuh yang paling
disukai adalah tangannya
Identitas Diri
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama,
alamat, hobi). Pasien mengatakan setiap harinya
sebagai Ibu rumah tangga yang hanya mengasuh
kedua anaknya. Pasien suka dengan statusnya
sebagai seorang wanita
Peran Diri
Sebelum sakit dirumah pasien mempuyai tanggung
jawab sebagai Ibu rumah tangga. Pasien dapat
melakukan pekerjaannya sendiri, tapi setelah
dirawat di RSJ pasien tidak melakukan aktivitas
seperti dirumah
Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan
berkumpul dengan keluarga seperti dulu. Pasien
juga mengatakan ingin segera sembuh dan tidak
ingin lagi nmendengar suatu suara atau bisikan-
bisikan
Harga Diri
Pasien mengatakan merasa percaya diri
dengan dirinya. Pasien juga mengatakan dia
mampumengasuh anaknya dengan baik. Dan
mampu melakukan pekerjaan rumah tangga
dengan baik. Pasien mengatakan tidak ada
gangguan dengan harga dirinya.
HUBUNGAN
SOSIAL
Orang yang berarti
Pasien mengatakan sebelum anaknya meninggal yaitu orang
terdekatnya adalah kedua dua anaknya karena sering bertemu
dirumah, namun setelah anak yang pertama meninggal pasien hanya
dekat dengan anaknya yang ke 2.

Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat


Sebelum dirawat di RSJ sering bergaul dengan ibu-ibu sekitar
rumahnya, namun setelah dirwat di RSJ pasien tidak mau bergaul
dengan pasien lainnya karena alasannya malu dengan kondisinya,
pasien tampak sering menyendiri, kontak mata pasien kurang saat
berinteraksi dan pasien sering melamun.

Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain


Pasien mengatakan merasa kehilangan anak pertama yang
menjadikan tidak mau bergaul dengan orang lain.
Pasien mengatakan sebelum sakit rajin sholat 5 waktu dan sering
mengikuti pengajian di kampungnya, setelah dirawat di RSJ pasien
tetap rajin sholat 5 waktu.

SPIRITUAL
STATUS
MENTAL
1. Penampilan
Penampilan dalam cara berpakaian rapi dan sesuai, postur tubuh
sedang, rambut ikal agak panjang, ekspresi wajah kadang serius saat
bercerita, cara berjalan baik, pasien saat duduk bersama teman-
temanya terkadang hanya melamun.
2. Pembicaraan
Pasien dalam berbicara intonasinya kurang jelas dan pelan, dalam
pembicaraan sesuai atau nyambung dengan pertanyaan, pasien
terkadang terdiam ditengah pembicaraan seperti mendengar sesuatu.
3. Aktivitas motorik
Pasien tampak mau melakukan aktivitas sehari-hari di RSJ secara
mandiri, saat berinteraksi tampak pasien mengerak-gerakkan
tanganya, tangannya tampk seperti mengepal.
Masalah Keperawatan : Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan masih mendengar suara suara bisikan yang menggangunya,
pasien mengatakan terkadang merasa sedih dengan keaadanyan sekarang, yang
tidak bisa berkumpul dengan keluarga seperti dahulu.
5. Afek
Saat di wawancari kadang pasien menunjukan ekspresi mendengar sesuatu, respon
emosional pasien sudah stabil, pasien tenang saat diakukan interaksi.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan sesuai/ baik,
kontak mata dengan pasien perawat sedikit kurang, pasien cenderung menatap
kedepan padahal perawat ada di sampingnya, pembicaraan pasien keheranan saat
ditanyai, kadang pasien terdiam sebentar seperti mendengar sesuatu.
7. Persepsi
Pasien mengatakan sering mendengar bisikan suara saat ingin tidur dan sholat, isi
suara tersebut yaitu menyuruh klien untuk sholat, suara tersebut kadang muncul
kadang tidak, suara itu muncul lamanya biasa 5 detik, respon pasien untuk
mengontrol halusinasinya tersebut hanya dengan cara berkeluyuran dan bicara
sendiri.
8. Proses pikir
Pasien mengatakan tidak ada yang mengendalikan pikiranya. Pasien tidak
mampunyai pikiran yang aneh-aneh kalaupun sering mendengar suara atau bisikan
palsu.
9. Memori
Untuk Memori segera menjawab dengan baik tidak ada gangguan
ingatan dalam jangka panjang dan pendek untuk saat ini.
Jangka panjang : Pasien mengatakan lahir tahun 1980
Jangka pendek : Pasien mengatakan yang membawa
kerumah sakit adalah suaminya
Jangka saat ini : Pasien masih ingat tadi pagi makan dengan
nasi dan sayur
10. Konsentrasi dan berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung secara
sederhana misalnya berhitung dari 1 sampai 10.
11. Daya tilik diri
Pasien mengatakan menyadari bahwa dirinya sakit dan dibawa ke
RSJ pasien mengatakan pasien sudah sembuh dan segera ingin
pulang.
KEBUTUHAN
PERSIAPAN PULANG
Makan
Makanan disiapkan oleh perawat dirumah sakit pasien mau makan 3x sehari 1 porsi
habis, pasien dapat makan sendiri.

BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali kalau dirumah, selama dirumah sakit pasien BAB 1kali sehari
dan dapat dilakukan ditoilet dan BAK 4-5 x/hari dan dapat dilakukan sendiri di toilet.

Mandi
Pasien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dapat melakukan sendiri dikmar
mandi memakai sabun tetapi tidak handukan , gosok gigi 1kali sehari dapat dilakukan
sendiri dikamar mandi.

Berpakaian/berhias
Pasien mampu menggunakan baju sendiri, ganti pakaian 1 kali dalam 2 atau 3 hari
sekali.
Istirahat Tidur
Pasien mengatakan tidur sekitar jam 21.00 wib & kadang-kadang
terbangun ditengah malam, serta gelisah karena sering mendengar
suara bisikan.
Penggunaan obat
Pasien minum obat yang diberikan oleh perawat dan dimonitor oleh
perawat , pasien selalu meminum obatnya sampai habis, pasien
mengatakan mendapatkan obat sejumlah 2

Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan ingin segera pulang, pasien mengatakan jika
nanti sudah pulang pasien akan ingin minum obat yag akan diberikan
oleh rumah sakit, pasien engatakan bila sudah keluar dari rumah sakit
pasien tidak mau dibawa ke RSJ.
Aktifitas dalam rumah
Pasien mengatakan di rumah melakukan pekerjaan rumah.
Aktifitas di luar Rumah
Pasien mengatakan tidak suka kegiatan diluar rumah.
Mekanisme Koping
Mekanisme koping saat ini pasien yaitu maladaptif, pasien
menghindar dari orang lain.

Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah berhubungan dengan lingkungan, pasien tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain

Kurang pengetahuan tentang


Pasein mengatakan ada maslah dengan lingkungan, pasien tidak
suka berbicara dengan orang lain dan lebih suka di rumah.

Aspek Medik
Diagnosa Medik : Depresi berat dengan gangguan psikotik

Terapi Medik : Risperidone 2 x 2 mg


Merlopam 2 x 2 mg
ANALISA DATA
NO DATA FOKUS MASALAH
1. DS:
Pasien mengatakan sering mendengar bisikan suara saat ingin tidur dan sholat, isi Gangguan
suara tersebut yaitu menyuruh untuk sholat, suara tersebut kadang muncul kadang persepsi
tidak, suara itu muncul lamanya biasa 5 detik sensori:
DO: halusinasi
Klien saat interaksi kadang ketawa sendiri dan sering mondar-mandir, kadang pendengaran
bicara sendiri.
2. DS:
Pasien mengatakan tidak suka bergaul, di rumah pasien sering melamun, Isolasi sosial :
berdiam diri dan tidak mau bergaul dengan orang lain. menarik diri
DO:
Kontak mata kurang saat diajak berinteraksi

3. DS:
Pasien mengatakan kadang saat mendengar bisikan “cepat sholat” rasanya ingin Resiko mencederai
marah dan saat tidak terkontrol langsung memukul tembok diri, orang lain, dan
DO: lingkungan sekitar
Klien tampak gelisah, tangan klien kadang tampak mengepal dan ingin memukul
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Gangguan persepsi sensori : halusinasi


 Isolasi social : menarik diri

 Resiko menyiderai diri orang lain dan


lingkungan
Dx Perencanaan
No
Tgl Keperaw Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx
atan
Ganggua TUM: Klien Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya dengan
n sensori dapat klien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :
persepsi: mengontrol tanda – tanda a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
halusinasi percaya kepada
halusinas maupun non verbal
yang perawat :
i dialaminya 1. Ekspresi wajah b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan
(lihat/de Tuk 1 : bersahabat. tujuan perawat berkenalan
ngar/pen 2. Menunjukkan c. Tanyakan nama lengkap dan nama
ghidu/ra Klien dapat rasa senang. panggilan yang disukai klien
ba/kecap membina 3. Ada kontak mata. d. Buat kontrak yang jelas
) hubungan 4. Mau berjabat e. Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji
saling tangan.
setiap kali interaksi
percaya 5. Mau
menyebutkan f. Tunjukan sikap empati dan menerima apa
nama. adanya
6. Mau menjawab g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
salam. kebutuhan dasar klien
7. Mau duduk h. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
berdampingan
dihadapi klien
dengan perawat.
8. Bersedia i. Dengarkan dengan penuh perhatian
mengungkapkan ekspresi perasaan klien
masalah yang
dihadapi.
TUK 2 : Setelah 1x interaksi 1. Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
Klien klien menyebutkan : 2. Observasi tingkah laku klien terkait dengan
dapat 1. Isi halusinasinya (* dengar /lihat /penghidu /raba
mengen 2. Waktu /kecap), jika menemukan klien yang sedang
3. Frekunsi
al halusinasi:
4. Situasi dan
halusin kondisi yang 3. Tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (
asinya menimbulkan halusinasi dengar/ lihat/ penghidu /raba/ kecap
halusinasi )Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang
dialaminya
4. Katakan bahwa perawat percaya klien mengalami
hal tersebut, namun perawat sendiri tidak
mengalaminya ( dengan nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi)
5. Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal
yang sama.
6. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
7. Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya pengalaman halusinasi, diskusikan
dengan klien : Isi, waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi ( pagi, siang, sore, malam atau sering
dan kadang – kadang )
Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
2. Setelah 1x 2.4Diskusikan dengan klien apa
interaksi yang dirasakan jika terjadi
klien halusinasi dan beri kesempatan
menyataka untuk mengungkapkan
n perasaannya.
perasaan 1. Diskusikan dengan klien apa
dan yang dilakukan untuk
responnya mengatasi perasaan tersebut.
saat 2. Diskusikan tentang dampak
mengalam yang akan dialaminya bila klien
i menikmati halusinasinya.
halusinasi
:
 Marah
 Takut
 Sedih
 Senang
 Cemas
TUK 3 : 1. Setelah 1x interaksi klien 3.1. Identifikasi bersama klien cara atau
Klien dapat menyebutkan tindakan yang tindakan yang dilakukan jika terjadi
mengontrol biasanya dilakukan untuk halusinasi (tidur, marah, menyibukan
halusinasin mengendalikan halusinasinya diri dll)
ya 2. Setelah 1x interaksi klien 3.2. Diskusikan cara yang digunakan
menyebutkan cara baru klien,
mengontrol halusinasi  Jika cara yang digunakan adaptif beri
pujian.
1. Setelah 1x interaksi klien dapat  Jika cara yang digunakan maladaptif
memilih dan memperagakan cara diskusikan kerugian cara tersebut
mengatasi halusinasi 3.3. Diskusikan cara baru untuk
(dengar/lihat/penghidu/raba/keca memutus/ mengontrol timbulnya
p) halusinasi :
a. Katakan pada diri sendiri bahwa ini
1. Setelah 1x interaksi klien tidak nyata ( “saya tidak mau dengar/
melaksanakan cara yang telah lihat/ penghidu/ raba /kecap pada
dipilih untuk mengendalikan
saat halusinasi terjadi)
halusinasinya
2. Setelah 1x pertemuan klien b. Menemui orang lain
mengikuti terapi aktivitas (perawat/teman/anggota keluarga)
kelompok untuk menceritakan tentang
halusinasinya.
c. Membuat dan melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari yang telah di
susun.
d. Meminta keluarga/teman/ perawat
menyapa jika sedang berhalusinasi.
Bantu klien memilih cara yang sudah
dianjurkan dan latih untuk mencobanya.
Beri kesempatan untuk melakukan cara
TUK 4 : 1. Setelah 1x 4. Buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan
Klien pertemuan ( waktu, tempat dan topik )
dapat keluarga, 5. Diskusikan dengan keluarga ( pada saat
dukungan keluarga pertemuan keluarga/ kunjungan rumah)
dari menyatakan a. Pengertian halusinasi
keluarga setuju untuk b. Tanda dan gejala halusinasi
dalam mengikuti c. Proses terjadinya halusinasi
mengontr pertemuan
d. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga
ol dengan
halusinasi perawat untuk memutus halusinasi
nya 2. Setelah 1x e. Obat- obatan halusinasi
interaksi f. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi
keluarga di rumah ( beri kegiatan, jangan biarkan sendiri,
menyebutka makan bersama, bepergian bersama, memantau
n pengertian, obat – obatan dan cara pemberiannya untuk
tanda dan
mengatasi halusinasi )
gejala,
proses g. Beri informasi waktu kontrol ke rumah sakit dan
terjadinya bagaimana cara mencari bantuan jika halusinasi
halusinasi tidak tidak dapat diatasi di rumah
dan
tindakan
untuk
mengendali
kan
halusinasi
TUK 5 : 2. Setelah 1x 5. Diskusikan dengan
Klien dapat interaksi klien klien tentang
memanfaatkan menyebutkan; manfaat dan
obat dengan 1. Manfaat minum kerugian tidak
baik obat minum obat, nama ,
2. Kerugian tidak warna, dosis, cara ,
minum obat efek terapi dan efek
3. Nama,warna,dosis, samping penggunan
efek terapi dan obat
efek samping obat
2. Setelah 1x
interaksi klien 2. Pantau klien
mendemontra saat penggunaan
sikan obat
penggunaan 3. Beri pujian jika
obat dgn klien
benar menggunakan
3. Setelah 1x obat dengan
interaksi klien benar
menyebutkan 4. Diskusikan
akibat akibat berhenti
berhenti minum obat
minum obat tanpa konsultasi
tanpa dengan dokter
konsultasi 5. Anjurkan klien
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny S

Umur : 43 th
Hari / tanggal Implementasi Evaluasi
Senin Data : S:
10/10/2016 DS : Pasien mengatakan sering
(SP I) mendengar bisikan suara saat ingin
Pasien mengatakan mendengar suara atau bisikan yang
tidur dan sholat, isi suara tersebut isinya pasien disuruh untuk sholat. Pasien mendengar suara
yaitu menyuruh untuk sholat, suara tersebut saat ingin sholat dan tidur, suara tersebut bisa
tersebut kadang muncul kadang
tidak, suara itu muncul lamanya
muncul sehari bisa 3 x dan lamanya -/+ 5 detik. Respon
biasa 5 detik. pasien untuk mengontrol halusinasinya dengan berkluyuran
DO : Klien saat interaksi kadang dan berbicara sendiri.
ketawa sendiri dan sering mondar-
mandir, kadang bicara sendiri.
Pasien mengatakan mau diajarkan mengontrol
Tx : halusinasinya dengan cara menghardik, dan prasaan pasien
1. Membina hubungan saling setelah di ajarkan sedikit lebih nyaman
percaya
2. Membantu klien untuk dalam O:
mengenal halusinasinya ( isi,
pasien tampak tenang, kontak mata sedikit menurun, bicara
situasi, frekuensi, durasi, dan
respon) kurang jelas, pasien mau di ajak komunikasi, pasien tampak
3. Membantu klien untuk mempraktikan cara mengontrol halusinasinya secara
mengontrol halusinasinya
mandiri dengan baik
dengan cara pertama yaitu
menghardik. A:
RTL: Mengajarkan pasien untuk Halusinasi dengar
menghardik suara palsu.
Membuat kontrak waktu untuk P:
pertemuan SP II
Mengahardik setiap mendengar suara palsu.

Anda mungkin juga menyukai