Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

GASTRITIS
Wawan Hediyanto, M.Kep
GASTRITIS

• Peradangan mukosa dan sub mukosa lambung karena


rusaknya barier proteksi mukosa lambung sehingga
asam lambung dan pepsin merusak dinding mukosa
lambung.
• Proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif
mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Hirlan dalam Suyono, 2006).
• Peradangan mukosa menimbulkan edema dan lebih
lanjut perdarahan lambung.
E T I O LO G I

1. Makanan : Makan tidak teratur atau terlambat makan,


makanan terlalu pedas dan asam
2. Infeksi : makanan terkontaminasi atau infeksi
Helicobacter pylori.
3. Stress tinggi
4. Obat-obatan: NSAIDs, Steroid
5. Terapi radiasi, refluk empedu, zat -zat korosif (cuka,
lada)
6. Konsumsi alkohol dan cafein
7. Autoimun
KL ASIFIKASI

1. Gastritis Akut.
Iritasi mukosa lambung diakibatkan karena diet yang tidak teratur.
Peradangan menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung
akibat terpapar pada zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot
lambung. biasanya bersifat jinak dan sembuh sempurna (Suratum,
2010). Terdiri dari:
 Gastritis erosif: kerusakan / erosi mukosa lambung.
 Gastritis hemoragik: adanya perdarahan lambung. Terjadi karena
minum alkohol atau obat lain (aspirin atau NSAID)
2. Gastritis Kronik.
 Tipe A: yang merupakan gastritis autoimun. Menyerang fundus
 Tipe B : infeksi helicobacter pylory dan terjadi inflamasi difusi pada
lapisan mukosa sampai muskularis. Menyerang antrum dan pilorik.
PAT O F I S I O L O G I

• Dinding lambung mengandung sel yang menghasilkan


asam dan enzim untuk mencerna makanan serta mukus
yang melindungi dari asam lambung.
• Ketika dinding lambung terinfeksi atau radang maka
produksi asam, enzim dan mukus menurun dan mukosa
mudah teriritasi.
• 0bat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya
dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif).
Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi
lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila
mukosa lambung rusak maka terjadi difusi HCl ke
mukosa dan HCl akan merusak mukosa.
PAT O F I S I O L O G I

• Asam lambung tinggi terjadi pada orang aktivitas padat,


stress tinggi yang berimbas pada produksi asam lambung
berlebih.
• Faktor lain yaitu infeksi kuman (e-colli, salmonella atau virus),
pengaruh obat-obatan, konsumsi alkohol berlebih (Purnomo,
2009).
• Infeksi helicobacter pylory maka sel parietal menseekresi
asam lambung meningkat dan mengiritasi mukosa lambung.
• Faktor intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung
akan menurun atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12)
tidak dapat diserap diusus halus. Keadaan ini menimbulkan
anemia.
T A N D A D A N G E J A L A

A. Gastritis Akut
• Nyeri epigastrik
• Mulas
• Rasa tidak nyaman pada perut
• Mual, muntah, kembung
• Sering platus
• Cepat kenyang, dan rasa penuh di dalam perut,
• Rasa panas seperti terbakar dan sering sendawa
( Puspadewi, 2012)
• Disertai diare jika akibat kontaminasi makanan.
T A N D A D A N G E J A L A

A. Gastritis Kronik
• Gastritis sel plasma
• Nyeri yang menetap pada daerah epigastrium
• Mual sampai muntah
• Dyspepsia
• Anorreksia
• Berat badan menurun
• Keluhan yang berhubungan dengan anemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah : Hb menurun, leukosit meningkat.


2. Feses : Adanya darah di feses, diare.
3. Biopsi : Adanya bakteri H. pylori
4. Rontgen (zat kontras): adanya ulkus atau
erosi dinding lambung.
5. Endoskopi saluran cerna bagian atas
PENANGANAN

• Pemberian obat :
• Antibiotik: Amoxicillin.
• Proton pump inhibitors : Omeprazole. Mengurangi asam
lambung
• H2 antagonists: Ranitidine. Mengurangi asam lambung
• Sucralfate (Carafate): menutup luka lambung
• Antacids :menetralkan asam lambung
• Diet lambung.
• Cegah zat iritan seperti merokok, kafein, alkohol.
• Makan teratur.
D I E T L A M B U N G

1. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.


2. Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk
menerimanya.
3. Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan
secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya tahan terima
perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan
minum susu terlalu banyak
8. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung
P E N C E G A H A N

1. Makan secara teratur.


2. Makan dengan tenang jangan terburu-buru. Kunyah makanan hingga hancur
3. Makan secukupnya,
4. Pilihlah makanan yang lunak atau lembek
5. Sebaiknya hindari makanan yang digoreng
6. Jangan makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin Pilih makanan yang
hangat (sesuai temperatur tubuh).
7. Hindari makan an yang pedas atau asam, jangan menggunakan bumbu yang
merangsang misalnya cabe, merica dan cuka.
8. Jangan minum minuman beralkohol atau minuman keras, kopi atau teh kental.
9. Hindari rokok
10. Hindari makanan yang berlemak tinggi (coklat, keju dan lain-lain).
11. Kelola stres psikologi sebaik mungkin
KO M P L I K A S I

1. Ulkus Peptikum
2. Perdarahan
3. Perforasi.
4. Ulkus, perforasi ,anemia akibat
gangguan absorbsi Vit B- 12
5. Hematemesisi dan melena
FOKUS PENGKAJIAN

• Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah


kanan bawah.
• Riwayat penyakit saat ini : perjalan penyakitnya,
awal dari gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul
dirasakan secara mendadak atau bertahap, faktor
pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
• Riwayat penyakit dahulu : penyakit yang
berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat
dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
• Pemeriksaan fisik: nyeri epigastric, anemia, Nyeri
tekan abdomen, Distensi abdomen, pucat, gelisah.
D I A G N O S A K E P E R AWATA N

1. Nyeri b/d mukosa lambung teriritasi.


2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d masukan nutrien
yang tidak adekuat.
3. Risiko kekurangan volume cairan b/d masukan cairan
tidak adekuat dan kehilangan cairan berlebihan
karena muntah.
4. Ansietas b/d penyakitnya.
N Y E R I B / D M U K O S A L A M B U N G T E R I R I TA S I

1. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10).


R/ Nyeri tidak selalu ada, tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri
pasien sebelumnya.
2. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau yang menurunkan nyeri.
R/ Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
3. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi.
R/ Makanan mempunyai efek penetralisis asam, juga menghancurkan kandungan
gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.
4. Identifikasi dan batasi makanan yang dapat menimbulkan iritasi lambung.
R/ Makanan tersebut dapat meningkatkan iritasi lambung sehingga nyeri meningkat.
5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi, mis: analgesik dan antasida.
R/ Analgesik dapat menghilangkan nyeri dan antasida dapat menurunkan keasaman
gaster dengan absorpsi atau netralisis zat kimia.
N U T R I S I K U R A N G D A R I K E B U T U H A N B / D M A S U K A N N U T R I E N YA N G T I D A K A D E K U AT

1. Catat adanya mual dan muntah


2. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna dan yang
disukai.
3. Beri makan porsi sedikit tapi sering: 4 – 6 kali sehari.
4. Hindari makanan yang berbau atau bumbu yang merangsang
5. Beri makan dalam suasana lingkungan tenang dan nyaman.
6. Timbang berat badan secara berkala
7. Jika pasien mual dan muntah, kolaborasi pemberian obat :
antasida, antiemetic.
8. Jika mual berikan makanan ½ - 1 jam setelah pemberian obat
antiemetic.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai