Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH KERAJAAN DEMAK

Kerajaan Demak mulanya merupakan sebuah


kadipaten yang berada di bawah kekuasaan dari
Kerajaan majapahit. Ketika Kerajaan Majapahit
runtuh, Demak lalu mulai memisahkan diri dari
Ibu Kota di Bintoro. Kerajaan Demak merupakan
kerajaan islam pertama yang ada di Pulau Jawa.
Kerajaan Demak pertama kali didirikan oleh
Raden Patah. Kerajaan demak memiliki lokasi
yang sangat strategis karena terletak antara
pelabuhan bergota dari kerajaan Mataram
Kuno dan Jepara, kedua tempat inilah yang
telah membuat Demak menjadi kerajaan
dengan pengaruh sangat besar di Nusantara.

Raden Patah yang masih keturunan dari


Majapahit dengan seorang putri dari
Campa.
Daerah kekuasaan dari Kerajaan Demak
mencakup Banjar, Palembang dan Maluku
serta bagian utara pada pantai Pulau Jawa.
Raja-Raja Kerajaan Demak

 Raden Patah (1478 – 1518)

 Pati Unus (1518 – 1521)

 Trenggana (1521 – 1546)

 Sunan Prawoto (1546 – 1549)


Adapun sisa peradaban dari kerajaan Demak yang
berhubungan dengan Islam dan sampai saat ini
masih dapat kita lihat ialah Masjid Agung Demak.
Masjid tersebut merupakan lambang kebesaran
kerajaan Demak yang menjadi kerajaan Islam
Indonesia di masa lalu.
Selain memiliki banyak ukiran islam (kaligrafi), Masjid
Agung Demak juga memiliki keistimewan, yaitu salah
satu tiangnya terbuat dari sisa sisa kayu bekas
pembangunan masjid yang disatukan.

Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga adalah


yang mempelopori dasar-dasar perayaan Sekaten yang
ada dimasa Kerajaan Demak. Perayaan tersebut
diadakan oleh Sunan Kalijaga dalam untuk menarik
minat masyarakat agar tertarik untuk memeluk Islam.
Kejayaan Kerajaan Demak
Demak mengalami masa kejayaan pada pemerintahan
Sultan Trenggono (1521-1526), yakni raja ketiga
setelah Pati Unus. Sultan Trenggono merupakan
anak dari Raden Patah yang tidak lain adik Pati
Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak
menguasai Sunda Kelapa dari Pajajaran serta
menghalau para tentara Portugis yang mendarat
disana (1527), Tuban (1527), Surabaya dan Pasuruan
(1527), Madiun (1529), Malang (1945), dan dan
Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur
pulau Jawa (1527, 1546). Kemudian pada tahun 1546
Sultan Trenggono meninggal dalam sebuah
pertempuran menaklukkan Pasuruan
Runtuhnya Kerajaan Demak
Wafatnya Sultan Trenggono menimbulkan konflik
perebutan kekuasaan antar saudara. Pengganti
Sultan Trenggono, Pangeran Sido Lapen yang
merupakan saudara Sultan Trenggono dibunuh oleh
Pangeran Prawoto yang tidak lain adalah anak dari
Sultan Trenggono. Kemudian anak dari Pangeran Sido
Lapen, Arya Penangsang membunuh Pangeran Prawoto
dan mengambil alih kekuasaan. Tidak hanya berhenti
disitu, Arya Panangsang akhirnya dibunuh oleh anak
angkat Joko Tingkir, yaitu Sutawijaya. Pada
akhirnya, tahun 1568 M tahta Kerajaan Demak jatuh
ditangan Joko Tingkir. Kemudian ibukota Demak
dipindah ke Pajang.
Peninggalan Kerajaan Demak
1. Masjid Agung Demak
2. Makam Sunan Kalijaga
3. Pintu Bledeg dibuat oleh Ki Ageng Selo
4. Bedug dan kentongan karya Wali Songo
5. Soko Tatal dan Soko Guru (tiang Masjid Agung Demak)
6. Piring Campa dari Putri Campa ( Ibu Raden Patah)
Kesimpulan
Kerajaan ini hanya berumur pendek. Namun, para
rajanya merupakan pahlawan-pahlawan mujahid
terbaik. Raja pertama mereka adalah Raden
Fatah, yang berhasil menjadikan negerinya
sebagai sebuah negara independen pada masanya.
Setelah itu anaknya, Patih Yunus (Adipati Unus)
berkuasa. Dia berhasil mengadakan perluasan
wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan
Majapahit yang beragama Hindhu, yang pada saat
itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama
dengan orang-orang Portugis.
Setelah wafatnya Patih Yunus pada tahun 938
H/1531 M, memerintahlah raja paling terkenal
dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono (Sultan
Trenggana). Dia adalah seorang mujahid besar
yang di antara hasil usahanya yang terkenal
adalah masuknya Islam ke daerah Jawa Barat.
Dia wafat pada tahun 953 H/1546M.
Kebudayaan yang berkembang di kerajaan
Demak bercorak Islam. Hal tersebut tampak
dari peninggalan-peninggalan sejarahnya berupa
masjid, makam, batu nisan, kitab suci Al-Quran,
kaligrafi dan karya sastra. Sampai sekarang pun
Demak di kenal sebagai pusat pendidikan agama
Islam.

Anda mungkin juga menyukai